Pagi ini pagi yang cerah. Mira sudah berada di guild sejak tadi. Sekarang ia sedang membersihkan gelas. Terlihat wajah gadis ini bahagia. Entah apa yang membuat gadis ini sangat bahagia. Tiba – tiba datanglah Laxus , pemuda berambut pirang jabrik ini menghampiri Mira. "Mira aku pesan segelas teh!" pinta pemuda tersebut. Dengan segera Mira mengantarkan pesanannya. Mereka mulai berbincang tentang masa lalunya. Saat mereka hanya seorang anak kecil polos sekarang telah berubah menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab. Siapa saja pasti iri melihat dua sahabat ini. Mungkin ada kisah lain yang telah menunggu mereka.
Disclaimer : Always Hiro Mashima
Story : Arn
William?
"Hahaha... aku jadi teringat saat kau nyaris menangis waktu aku meniggalkanmu di taman bunga itu sendirian. Kau terus memanggil namaku. Coba saja kuberi tahu yang lain kejadian itu mereka pasti tertawa mengetahui Mira yang dulu sangat penakut. Hahaha..." cerita Laxus itu sungguh sudah lama. Mira mengingat saat – saat itu sangat malu.
"Laxus!" kata Mira. Pipi Mira sudah memerah karena ditertawakan Laxus. Cukup lama mereka berbincang. Laxus orang pendiam tapi tidak di depan Mira. Entah kenapa Laxus bisa tertawa puas saat melihat Mira malu karnanya. Sejak Daimatou Enbou selesai mereka makin dekat. Mira dan Laxus sering datang ke guild pagi- pagi sambil menikmati suasana tenang di guild Fairy Tail.
Tidak terasa sudah mulai siang dan guild sudah mulai di penuhi oleh mage – mage. Mira dan Laxus memutuskan mengakhiri perbincangan mereka. Kini Mira sedang pergi ke belakang guild. Di sana tidak terlalu banyak orang yang berlalu lalang.
"Uwahhhh" suara tangisan terdengar. Dari suara tersebut sepertinya suara tangisan batita. Mira mendengar suara tersebut langsung mencari asal tangisan tersebut. Suara tangisan itu makin keras di balik tumpukan kardus di sana. Mira akhirnya menemukan sebuah box kecil yang berisi seorang bayi berambut pirang. Kira – kira usianya dua atau tiga tahun.
"Shhhh tenang – tenang jangan menangis lagi adik kecil" kata Mira sambil menggendong bayi itu. Bayi ini mulai tenang dan mulai tidur didekapan Mira. Mira melihat sebuah memo di dalam box tersebut. Ia mulai membaca tulisan yang tertera di memo itu.
Siapa saja yang menemukan bayi ini tolong rawat dia.
Nama bayi laki-laki ini William , usianya baru 2 tahun.
Jadi, siapa saja tolong rawat dia.
Itulah isi dari surat itu. Entah siapa yang tega membuang bayi laki – laki imut ini. Entah apa yang membuat Mira ingin merawat bayi laki – laki ini.
"Jadi, namamu William. Mulai saat ini aku akan merawatmu William." Kata Mira lembut kepada bayi manis yang tertidur dalam dekapannya. Mira mulai berjalan ke sebuah apartemen. Ia berniat mengontrak satu kamar apartemen yang nyaman buat William. Tidak mungkin dia membawa William ke Fairy hills.
Keesokan harinya...
Laxus heran biasanya Mira selalu ada tiap kali ia pergi ke guild di pagi hari. Cuma Mira yang biasa sedang membersihkan gelas dan menyambut kedatangannya. 'Di mana kau berada Mira?' batin Laxus. Sekarang yang dia ingat adalah taman bunga di mana mereka biasa bermain sewaktu kecil. Laxus bergegas pergi ke taman itu.
'Taman ini sama sekali tidak berubah' pikir Laxus. Laxus mulai mencari keberadaan Mira. Kemungkinan Mira berada di sini. Namun Laxus tidak menemukannya. Ia sudah meneliti setiap sudut taman tersebut. Karena sudah cukup siang ia mencari Mira di taman yang luas itu. Laxus pun kembali ke guild dengan harapan Mira berada di sana.
Sesampai di guild ia tetap tidak menemukan Mira. Ia pun mulai menanyakan Mira berada di mana."Lisana kau tahu di mana keberadaan Mira ?" tanya Laxus pada Lisana. "Ada apa? kenapa kau menanyakan keberadaan Mira-nee?" kata Lisana. "Lisana jangan menjawab pertanyaan dengan pertanyaan!" kata laxus sambil mencubit pipi Lisana. "Auwww, lepaskan?! Aku juga tidak tahu di mana Mira-nee berada. Sejak tadi malam ia tidak pulang ke Fairy Hills! Auww, lepaskan!?" Laxus pun melepaskan cubitannya. Pipi Lisana merah karena cubitannya. Sambil memegangi pipinya Lisana berkata "Cukup mengherankan juga? Mira-nee kan biasanya pulang jika sudah malam. Dia juga tidak bilang kalau dia tidak pulang." Kalimat Lisana membuat Laxus mulai cemas.
Hari sudah mulai sore. Guild Fairy Tail sudah mulai sepi. Laxus pun memutuskan untuk pulang. Seperjalanan pulang jalan juga mulai sepi karena sudah mulai malam. Laxus masih memikirkan Mira. 'Kenapa Mira bisa enyah begitu saja? Apa ia marah padaku karena aku menertawakannya kemarin?' pikir Laxus. Kalau boleh jujur Laxus punya perasaan lain untuk Mira. Lebih dari seorang sahabat/teman/rekan.
Brukkk
Tiba – tiba ada yang menabrak kaki Laxus. Yang menabrak langsung jatuh di depan Laxus. Kira – kira yang menabrak Laxus berusia 2 atau 3 tahun. "Hei, kau tidak apa – apa ? di mana ibumu?" tanya Laxus sambil membantu bayi laki – laki ini. Bayi laki – laki ini sepertinya habis menangis. "Tadi aku cama ka-chan tapi aku telsesat. Hikss aku tidak tahu di mana ka-chan belada hikss" jawab bayi kecil ini. Laxus cukup kagum anak seusia ini bisa bicara cukup lancar walau pun masih cadel. Laxus pun menggendong bayi kecil dengan iris biru ini.
"Ayo kita cari ka-chanmu sama – sama. Namamu siapa ? namaku Laxus" kata Laxus lembut kepada bayi imut ini. "William namaku William" kata William. "Baiklah ayo Kita cari sama – sama Ka-chanmu" ajak Laxus. William pun mengangguk.
"WILLIAM!" sebuah teriakan terdengar. Laxus menoleh terlihat seorang gadis berlari menghampirinya. "William, akhirnya ka-chan menemukanmu." Kata gadis itu sambil mengambil William dari gendongan Laxus. "Ka-chan... aku takut tadi ka- chan." "Lain kali jangan berkeliaran lagi ya!" kata Gadis itu lagi. "Tadi paman ini membantu William menemukan Ka-chan." Kalimat William membuat gadis itu bertatapan dengan pria yang membantu William. Betapa kagetnya Laxus mengetahui siapa ibu dari William.
"Mira/Laxus" ucap mereka bersamaan.
"Mira siapa William ini?" tanya Laxus sambil berbisik. Ia takut membuat William sedih. Tiba – tiba Mira menarik Laxus. Mira membawa Laxus ke sebuah apartemen. Sesampai di kamar Mira langsung menidurkan William ke kasur karena dari tadi dia sudah tidur.
"Hei, Mira kau belum menjawab pertanyaanku" kata Laxus. "Baiklah aku akan menceritakan semuanya." Mira pun menceritakan semua kejadian di mana dia menemukan William.
Laxus lega ternyata William bukan anak biologis Mira. Tapi dia juga sedih karena William di buang oleh orang yang tidak bertanggung jawab. "Mira seharusnya kau memberitahuku agar aku bisa membantumu. Aku ini juga sahabatmu." Ucap Laxus. "Baiklah, besok kita bawa William ke Guild. Dan Sepertinya sudah malam sebaiknya kau menginap di sini" kata Mira
"iya sebaiknya aku menginap saja." "apa kau lapar Laxus tadi aku belum makan aku hanya memberi makan William. Jadi maukah kamu makan bersamaku?" tanya Mira. "Baiklah" jawab Laxus.
Apartemen Mira cukup luas menurut Laxus. Apartemen ini lengkap dengan dapur, kamar mandi, dan teras yang cukup luas. Laxus dan Mira makan sambil berbincang seperti biasa. Kadang topiknya membuat Laxus tertawa. Ya, tentu saja tidak keras karena William sedang tertidur. Setelah selesai makan Mira mulai menyiapkan alas tidur buat Laxus. Mira sedikit takut kalau Laxus nanti bisa kena flu bila tidur di lantai. Dan dia menawarkan untuk tidur satu kasur dengannya dan William. Laxus tidak menolak akhirnya dia tidur satu kasur dengan Mira dan William. Posisi mereka William di tengah di kanan Mira dan di kiri Laxus. Pasti siapa saja yang melihat akan mengira mereka satu keluarga. Sebenarnya tidak, Laxus hanya menginap dan Mira ibu buat William mulai sekarang. Mira memeluk William dengan lembut. Terlihat dari wajahnya dia sudah tertidur. Wajah Mira saat tidur sudah lama tidak di lihat Laxus. Wajah Mira yang lembut dan tenang. Perlahan – lahan Laxus pun tertidur.
TBC
Akhirnya Arn kembali yayyyy #siapajugayangngarepin
Sekarng Arn sedang membuat fic MiraXus. Arn sangat suka pasangan ini. Entah karena apa tapi ini sudah sejak lama Arn pikirkan.
Akhir kata "Selamat Lebaran" Bagi yang merayakannya ^^
