semua karakter dalam cerita ini adalah milik mangaka

tercinta kita, Masashi Kishimoto.

merapikan lengan kemeja putih panjangnya, Gaara, lelaki tampan berambut merah , tersenyum melihat wajah polos putra pertamanya yang tidur di dalam box bayi. Gaara mendekati tempat tidur khus putranya, membelai sayang helaian merah muda bayi mungil yang terlelap di sana. Dengan hati-hati Gaara mengangkat tubuh mungil berisi bayi itu dalam gendongannya, memindahkan bayi tampan itu ke atas tempat tidur king sizenya dengan Sakura.

Sakura terpaku di depan pintu kamar yang terbuka menatap lembut sosok lelaki berambut merah yang duduk di atas tempat tidur seraya membelai rambut merah muda bayi mungil yang tidur di sana, "Gaara-kun," Panggil Sakura pelan. Takut putranya bangun.

Gaara menolehkan saat mendengar suara merdu wanitanya dari arah pintu dimana ada Sakura yang berdiri disana. "Hm." gumam Gaara lalu kembali menatap putra kecilnya yang tertidur.

Wanita berambut merah muda itu mendekati tempat tidur dimana lelaki tampan berambut merah duduk seraya mengelus bayi mungil berambut merah muda.

Sakura merangkul mesra bahu suaminya lalu mencium pipinya. Tanpa menoleh menatap Sakura yang merangkul bahunya, Gaara tersenyum. Pria tampan berambut merah itu tetap pada kegiatannya, membelai helaian merah muda putra kecilnya.

"Sampai kapan kau akan terus memandang putraku, hm?" Tanya Sakura menggoda. Jemari lentiknya menyisir rambut basah Gaara.

"Dia juga putraku, kau masih ingat saat kita membuatnya? Aku jadi merindukan saat-saat seperti itu." Gaara balik menggoda Sakura. Membuat pipi putih wanita itu bersemu merah.

Wajah Sakura memerah mendengar kata-kata itu meluncur dari bibir tipis Gaara, membuang muka malu dia menuntun suaminya untuk berdiri. Kakinya berjinjit saat akan memasang dasi merah bergaris hitam Gaara. Selesai memakaikan dasi Gaara, dia mengkecup bibir tipis Gaara singkat. "Kau bilang ada mitting jam sembilan pagi, ini sudah jam delapan anata. Lihat, kau masih sangat kacau."

Gaara tersenyum tipis, lelaki tampan berambut merah itu mengalungkan kedua tangan kekarnya di pinggul Sakura lalu mengangkat tubuh mungil istrinya ke atas tempat tidur.

"Kyahhh~.."

terkekeh pelan Gaara menyentil jidat lebar wanita merah muda yang kini lebih tinggi darinya, "Kapan kau akan tumbuh tinggi hm? Kau sangat pendek."

Sakura mencibir, "kenapa kau mau dengan wanita pendek in~"

"kurus, jangan lupa tambahkan itu." potong Gaara cepat lalu tersenyum mengejek.

Sakura bersidekap dada lalu menatap suami merahnya yang dia akui tampan dengan tatapan kesal, dengan sengaja Sakura memonyongkan bibirnya. "kenapa kau melamar wanita pendek dan kurus ini hm?"

tersenyum tipis Gaara menurunkan Sakura dari tempat tidur, memeluk wanitanya sayang lalu menyandarkan kepala di bahu Sakura yang sedang cemberut, "karena aku mencintai wanita pendek dan kurus ini. Hh.. selera ku memang payah ya." bisiknya.

Dengan tidak rela Gaara melepas Sakura dari pelukannya, "Hh sudah diam," kesal Sakura." Dia menjauh dari Gaara yang menatapnya tak rela, "ini sudah siang. Tidak peduli kau bosnya kau harus berangkat pagi dan tepat waktu, jangan membuat orang menunggu ok." omel Sakura seraya mengambilkan jass Gaara dari lemari.

"Ini jasnya, hati-hati."

Gaara mengernyit tidak suka, "kau tidak mau mengantarku sampai depan pintu?"

"hn, tidak." jawab Sakura acuh seraya berjalan kekamar mandi, menyiapkan air hangat untuk putranya yang sebentar lagi mungkin bangun.

"Kecupan bibir?"

"Tadi sudah anata." jawab Sakura acuh dari dalam kamar mandi.

"Sakura.." panggil Gaara.

Keluar dari kamar mandi Sakura mendekati Gaara yang belum mamakai jasnya, "biar ku pakaikan." Lalu merapikan jas hitam Gaara yang sedikit berantakan, "nanti, jangan pulang terlalu malam."

"Hn, aku janji. Jadi, apa aku bisa mendapatkan kecupan selamat pagi ku?"

Sakura memutar mata malas, "Tidak."

"Kenapa begitu?" Gaara menarik pinggang Sakura saat wanita itu akan pergi menjauh darinya. "Kau marah?" Sakura diam tidak mengacuhkan Gaara, "Itu hanya gurauan Saku, aku hanya bercanda." Jelas Gaara.

Sakura terkekeh sebelum Gaara menyambar bibirnya. Gaara mencium Sakura Dengan penuh nafsu, melumat, dan menghisap bibir merah Sakura. "aghh.. Anathh.. Sudah." erang Sakura seraya mendorong dada bidang Gaara yang menggesek dada penuhnya.

"Aku tidak mau kekantor," Gaara merajuk lalu memeluk tubuh Sakura membawa tubuh wanita itu jatuh ketempat tidur bersamanya.

"Umm.. Gaarah~, kemejanmu nanti kusut." omel Sakura dalam dekapan hangat tubuh Gaara.

"Hn, aku tidak peduli." jawab Gaara acuh dengan nada mengejek. "Aww! Hei.. Hei, hei, hei! Apa yang kau lakukan Sakit tahu!" racau Gaara saat Sakura mencubik pinggang dan menarik hidungnya.

"Ini pantas untuk pria pemalas sepertimu.." Sakura tidak memperdulikan protes Gaara,dia semakin jadi mencubit pinggang Gaara tak kenal ampun.

"Apa salah aku libur satu ha_AWW! Saku sakit." rintih Gaara.

Gaara Menangkap kedua tangan kecil Sakura dengan satu tangan. Dia menatap mata emarld cantik Sakura lalu tersenyum, "dengar, aku hanya ingin menghabiskan Satu hari dengan istri, " tangannya yang bebas mencubit hidung mancung Sakura, "dan anakku, apa aku salah?"

Sakura selalu suka dengan tatapan mata Gaara, cubitan kecil lelaki itu di hidungnya dan senyuman setipis kertas lelaki itu yang selalu bisa menghipnotis dirinya.

Gaara mengecup bibir Sakura di depannya, menjilat, menghisap lalu menggigit bibir mungil itu meminta izin pada sang pemilik untuk lidahnya yang tak sabar ingin menjilat, menghisap rongga mulut manisnya.

Melepaskan tangan Sakura, kedua tangan Gaara berpindah perlahan pada baju piyama yang Sakura pakai. melepas satu persatu kancing pijama itu, kedua tangannya masuk membelai buah dada berisi Sakura yang besar dan padat lalu meremasnya lembut.

"umhh.. Gaarahh.." lenguh Sakura.

Gaara tersenyum senang di dalam mulut Sakura, "Papapapa..." keningnya mengernyit mendengar suara kecil nan nyaring di atas kepalanya, Gaara mendongak. Dia mendapati seorang bayi laki-laki berambut merah muda yang merangkak di atas kepalanya dengan senyuman yang khas.

Melepaskan ciumannya dengan Gaara , Sakura kembali memasang kancing pijamanya yang sempat di lepas Gaara lalu bangun dari tidurnya. mengangkat tubuh mungil putra pertamanya dengan Gaara, membawa tubuh kecil bayi itu dalam gendongannya.

Tangan kecil Haru menggapai-gapai wajah Sakura, bayi kecil berumur delapan bulan itu tertawa senang lalu menarik baju pijama ibunya, "Ibu tau, ibu tau.. " gumam Sakura seolah mengerti keinginan putra kecilnya. Dia membuka tiga kancing atas pijamanya lalu mengangkat bra hitam berendanya kebawah payudara besarnya yang berisi kemudian mengarah mulut kecil Haru pada puting kecil kecoklatannya.

"Aku juga mau Anata.." rengek Gaara.