DRACO's NEW LIFE

Rating: T

CHAPTER ONE: Goodbye Quidditch, Let's Study Hard

DISCLAIMER: I don't own Harry Potter. J K Rowling does.

AN:
This fanfic is dedicated to all DraMione fans.
This is my first fanfic so please forgive me for all mistakes.
Enjoy ya!!!

-----------

Sedikit lagi..

Golden Snitch itu pasti bisa kutangkap..

Aaarghhhh..

Sial...

Aku kalah lagi...

Kenapa?? Kenapa sulit sekali mengalahkannya?

Setelah "Perang" selesai, sepertinya si Scar-Head itu semakin jago saja.

Ini adalah kekalahan Draco yang kesekian kalinya..

Harry Potter berhasil menyalip Draco Malfoy dan merebut Golden Snitch..

Sudahlah.. cukup sudah..

Aku tak mau bermain Quidditch lagi seumur hidupku..

----------

Draco membanting Nimbus 2001nya..

"Ada apa, Draco? Sudahlah jangan begitu, aku juga kesal.. tapi lain kali kita pasti bisa mengalahkan Gryffindor sialan itu", Crabbe memungut Nimbus 2001 itu dan memberikannya lagi kepada Draco.

"Tidak ada lain kali, Crabbe", Draco menerimanya dengan malas-malasan.

"Apa maksudmu?"

"Aku akan mundur dari tim Quidditch. Aku sudah lelah terus menerus dipecundangi si Potter itu. Ini, ambil saja Nimbus 2001ku, kalau kau mau.. Kalau tidak, kau buang juga tidak apa-apa.."

"Hah?? Kau tidak bercanda?? Sapu ini harganya mahal tahu?? Apa nanti ibumu tidak marah?"

"Ibuku tidak akan marah.. Lagipula kita kan sudah kelas tujuh, aku ingin lebih serius belajar.."

Draco meningglakan Crabbe dengan segera. Crabbe terdiam sambil memeluk Nimbus 2001 Draco.

-
Di Kelas Ramuan

Seperti biasa, Ramuan adalah salah satu pelajaran favoritku. Dan akulah salah satu yang terpandai di Hogwarts.. Yah, harus kuakui si Mudblood Granger itu juga jago.. Itulah sebabnya, aku harus belajar lebih keras supaya aku bisa mengalahkannya..

Tugas Esai tentang Bezoar telah dibagikan.. Professor Slughorn, yang kita telah tahu siapa sebenarnya murid yang "ahli" ramuan, memberikan pujian atas esai buatanku.. Dia memenuhi janjinya dengan memberikan Buku "Ramuan Ramuan Jitu Edisi Terbaru" kepada dua orang murid yang memperoleh nilai terbaik.. Yah, Sudah kuduga, Aku dan Granger..

Tapi aku tetap senang karena buku itu sangat bermanfaat. Buku itu menjelaskan berbagai ramuan legendaris sampai yang baru ditemukan, termasuk Ramuan yang ditemukan oleh Severus Snape.

Severus...

Dia telah mewariskan semua bukunya kepada Draco. Warisan yang menurut Draco jauh lebih berharga daripada harta melimpah yang diwariskan oleh ayahnya, Lucius, yang beberapa waktu yang lalu mati dibunuh oleh salah seorang Death Eater.

Untuk beberapa saat Draco larut dalam lamunannya.
Merenungkan bahwa sebenarnya dia lebih kehilangan Severus daripada ayahnya sendiri.. Meskipun agak keras dalam mendidik, Severus sangat menyayangi dia dan ibunya.. Sedangkan Lucius, huh, dia hanya menganggap Darco dan ibunya alat untuk mencapai kejayaannya sendiri. Dan tidak bisa dipungkiri bahwa Draco lebih suka tinggal di Hogwarts daripada di Malfoy Manor. Bersama teman-teman Slytherinnya dan Severus tentunya..

Lamunan Draco pudar saat Profesor Slughorn berkata,

"Baiklah, Mr. Malfoy, Ms. Granger, aku harap kalian dapat menggunakan buku ini dengan baik. Pertahankan nilai kalian yang sangat memuaskan itu. Dan untuk yang lainnya, bersemangatlah dan teruslah berusaha untuk meraih yang terbaik, ya.."

"Hari ini aku tidak akan meninggalkan tugas karena aku yakin kalian sudah cukup lelah memenuhi tugas dari guru-guru yang lain. Namun, aku berharap kalian tetap menyempatkan diri untuk mempelajari bab yang selanjutnya. Dan tentu saja sekali lagi aku berharap supaya kalian menggunakan waktu kalian dengan sebaik-baiknya demi masa depan kalian sendiri. Baiklah, silakan tinggalkan ruangan ini."

---------------

Dengan penuh semangat, Hermione melompat dari kursinya dan menghampiri dua sahabatnya, Harry dan Ron, meninggalkan kelas Ramuan bersama-sama.

"Mione, bagaimana sih kau melakukannya?", tanya Ron.

"Apa?", jawab Hermione salah tingkah.

"Itu. Kau selalu memperoleh nilai tertinggi dalam pelajaran ramuan. Maksudku, tentu ada cara atau semacam teknik belajar yang efektif untuk menjadi sepintar kau kan?"

"Kau ingin kuajari, maksudmu?"

"Yeah, apa lagi? Kau tidak akan menyuruhku belajar bersama Malfoy sambil memohon-mohon kepadanya kan?"

"Oh, Ron. Tentu saja tidak. Aku sih mau saja mengajarkanmu, tapi.."

Hermione terdiam sesaat.

"Tapi kau harus berjanji bahwa kau akan serius dan benar-benar fokus selama belajar.."

"Yeah, aku akan berusaha. Aku tidak ingin Mum dan Dad kecewa. Mereka mengharapkan banyak dariku. Apalagi setelah Fred dan George kabur dari sekolah", jawab Ron tegas.

"Baguslah. Ehm.. Kau juga ingin belajar, Harry?"

Pertanyaan Hermione membangunkan Harry dari lamunannya.

"Hah? Er.. Yeah, aku ikut kalian..", jawab Harry cepat.

Trio emas Gryffindor itu pun larut dalam percakapan mereka sambil menuju perpustakaan. Hari yang melelahkan-dipenuhi oleh belajar, belajar, dan belajar-sepertinya masih belum berakhir.

---------------

Perpustakan.. Yeah, tempat yang sangat tepat untuk belajar, pikir Draco Malfoy.

Dia berniat untuk membaca buku "Ramuan Ramuan Jitu Edisi Terbaru"nya tanpa diganggu oleh Crabbe, Goyle, atau siapapun.

Dengan serius ia membaca bab pertama. Kemudian ia juga menulis beberapa bagian penting di perkamennya sendiri. Draco sering melakukannya. Mungkin inilah yang membuatnya mendapat nilai memuaskan di pelajaran Ramuan. Setelah menulis, ia melanjutkan membaca bukunya lagi. Namun, ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Sebuah suara yang sepertinya sangat familiar.

Itu pasti suara Mud.. eh.. Granger, pikirnya.

Benar saja. Itu Hermione Granger bersama kedua teman sialannya. Huh, dari sekian banyak tempat di perpustakaan, kenapa mereka duduk disana?

Dari kursinya Draco bisa melihat jelas wajahnya.. Wajah yang akan selalu ceria ketika tiba di perpustakaan. Wajah yang sangat identik dengan tumpukan buku. Wajah yang.. Er.. Cantik.. Yeah, jelas dia jauh lebih cantik dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Tapi bisa tidak sih dia tidak pergi bersama Potty dan Weasel itu??

Aargh.. Sudahlah.. Belajar, Draco.. Belajar.. Draco mengingatkan dirinya sendiri.. Akhirnya dengan penuh perjuangan, Draco tetap fokus membaca buku tanpa menghiraukan kehadiran Hermione, Harry, dan Ron.

---------------

AN:
Please Review!!! I really need your comments.
I will be ready for the following chapters...