His Feelings
Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi
.
.
.
.
.
Ketika kedua manik Nijimura menangkap sosok Miyaji, dia tidak merasakan perasaan hangat atau apapun.
Saat mereka berdua mengobrol bersama di tempat Nijimura―ditemani dua cangkir teh dan suara tetesan air hujan yang mengetuk jendela ruangan, menambah suasana romantis seperti di novel-novel milik adik perempuanya―ia tidak merasakan kupu-kupu yang berterbangan di perutnya.
Waktu gadis yang tinggal di seberang kamar apartemennya itu mengirimkan undangan pernikahan padanya, ia juga tidak merasakan perasaan kesal yang membuncah di dada atau yang lainnya.
"Hei,"
"Apa?"
"Sebenarnya hubungan kita itu apa? Sebagai tetangga satu apartemen, kita memang dekat. Tapi bagi lo sendiri.. kita itu apa?"
"Lo maunya apa?"
"Gue serius, bibir monyong."
"Teman. Kita cuman teman, Miyaji."
Pukul sepuluh, waktu diadakannya pernikahan gadis berambut pirang gelap itu dengan pemuda bernama Moriyama Yoshitaka. Waktu diucapkan janji sakral yang akan mengikat hubungan keduanya.
Tapi Nijimura hanya terduduk di sisi kasurnya, menatap kosong undangan berwarna emas itu.
Tok. Tok.
Ah, mungkin itu Mayuzumi yang selama ini menghiburnya mati-matian setiap hari.
Dengan malas, ia bangkit dan melangkah ke pintu. Memutar kenop, dan menarik pintu.
"Hei,"
Bukan pemuda berambut abu-abu yang ia lihat, tapi seorang gadis dengan gaun putih ala pengantin, wajah memerah, dan nafas tersegal-segal.
"Lo―"
"Gue suka sama lo, Shuuzo. Benar saja, kalau selama ini gue nunggu sampai elo yang ngomong duluan, gue keburu nikah."
Gadis itu berhenti, mengatur nafasnya yang tidak teratur.
"Jadi―"
"Iya, iya, bawel. Gue suka sama lo, puas?"
"Enggak lah! Gue belum puas, mau marahin lo dulu, mau nampar lo, mau―"
Ucapan gadis itu terpotong karena Nijimura yang langsung mengecup bibirnya.
.
.
.
Setidaknya kisah gue enggak ngenes dan maso. ―Nijimura Shuuzo.
.
.
.
End,
A/N: Repost .. lagi.
Oke, berkenan mereview?
.
.
alscare
