Psychopath

Title : Psychopath

Cast : Jongin, Sehun, Chanyeol

Suport Cast : Kris, Baekhyun, Kyungsoo, Jongdae, Yixing, Luhan, Joonmyun dan ETC

Suport Cast : Exo AND ETC

Pairing : HunKai

Rated : T

Genre : Mistery, Hurt/Comfort, Angst, School Life

-Psychopath-

Seorang namja tampan dengan kulit putih pucat dan juga wajah yang dingin sedang berjalan di koridor sekolah yang sepi. Seluruh siswa sekolah sedang melakukan kegiatan belajar mengajar di ruangan mereka masing – masing, hanya namja tampan itu saja lah yang masih di luar kelas.

Namja tampan itu berjalan menyusuri tangga menuju kelantai dua. Sebenarnya dia adalah siswa baru di sekolah itu, dan sekarang dia sedang menuju ke tempat di mana ruangan kepala sekolah berada. Bersyukurlah dia yang sudah di beritau orang tuanya dimana ruangan kepala sekolah sehingga di tidak perlu tersesat di sekolah barunya itu.

Knock...Knock...Knock...

Namja tampan itu mengetuk pintu jati yang bercat warna coklat di hadapannya. Suara jawaban dari dalam membuat namja tampan itu membuka pintu itu secara perlahan. "Permisi" ujar namja tampan itu dan di sambut dengan senyuman hangat dari sang kepala sekolah.

"Silahkan duduk" ujar kepala sekolah mempersilahkan sang namja tampan duduk di kursi yang sudah di siapkan. "selamat datang di sekolah ini, Oh Sehun-ssi" ujar kepala sekolah tersebut kepada namja tampan yang bernama Oh Sehun itu.

"sebentar lagi akan ada seorang guru yang akan mengajakmu ke kelas, jadi tunggulah disini sebentar lagi" Ujar kepala Sekolah. Sehun sang namja tampan yang berwajah dingin itu hanya menganggukkan kepalanya sekilas.

5 menit menunggu di ruangan kepala sekolah dengan bosan, akhirnya suara ketukkan pintu terdengar. Seorang guru wanita yang di kenal dengan nama Choi Sooyoung pun masuk kedalam ruangan kepala sekolah tersebut.

Sooyoung membungkukkan badannya hormat kepada sang kepala sekolah. Sang kepala sekolah yang memiliki nama Park Jungsoo pun tersenyum melihat Sooyoung. "Sooyoung saem, tolong antarkan Sehun-ssi kekelas yang sudah saya katakan sebelumnya" ujar Jungsoo.

"Baiklah, Sajangnim. Mari Sehun-ssi, saya akan mengantar anda kekelas anda" ujar Sooyoung dengan lembut kepada Sehun.

Sehun berdiri dari duduknya dan membungkuk perlahan kearah Jungsoo sebelum akhirnya berjalan ke arah Sooyoung dan keluar dari ruangan sang kepala sekolah.

-Psychopath-

Salah satu kelas yang berada di lantai 3, terdengar sangat ribut karena guru yang akan mengajar belum datang.

Seorang namja dengan kulit tan sedang menatap kearah langit yang sedang cerah. Kebetulan namja itu duduk di sudut kelas yang dekat dengan jendela.

Helaan nafas lelah sangat terdengar dari namja itu. namja itu tidak terlalu peduli dengan keadaan sekitarnya. Sampai akhirnya terdengar suara dari salah satu teman kelasnya yang menjaga pintu kelas.

"Sooyoung saem datang, Sooyoung saem datang" teriaknya yang membuat seluruh murid yang tadinya bermain segera berlari menuju kekursi mereka masing – masing.

Sooyoung Saem akhirnya masuk kedalam kelas dengan seorang namja yang bernama Sehun yang sebelumnya dia temui di ruangan kepala sekolah.

"Selamat pagi anak – anak" sapa Sooyoung kepada seluruh muridnya.

"Pagi"

"hari ini, kalian kedatangan teman baru yang bernama Oh Sehun. Sehun-ssi, tolong perkenalkan dirimu"

Sehun pun menganggukkan kepalanya sebelum menyapa teman – teman barunya. Dapat di dengar oleh Sehun bisik – bisik dari teman sekelasnya tentang dirinya, tapi dia tidak terlalu memperdulikan hal itu.

"Annyeonghaseyo, Jeonun Oh Sehun imnida, bangapsupnida" ujar Sehun dengan singkat.

"oke Sehun-ssi, kau dapat duduk di bangku yang ada di sebelah Kim Jongin. Kim Jongin tolong angkat tanganmu"

Namja yang bernama Kim Jongin yang sedari tadi tidak terlalu memperhatikan kedepan pun mengangkat tangannya. Sehun yang melihat itu segera berjalan menuju bangku Jongin.

Kembali terdengar bisikkan – bisikkan dari teman sekelasnya, tapi kali ini bukan tentang Sehun, tapi tentang seseorang yang bernama Kim Jongin. Sehun yang memang termasuk orang yang cuek pun tidak terlalu memperdulikan bisikkan – bisikkan itu.

Sehun mendudukkan tubuhnya di kursi miliknya dan mulai mengeluarkan buku – buku pelajaran miliknya.

"oke kita akan mulai..." perkataan Sooyoung pun berhenti karena seorang murid mengangkat tangannya. "Ya, Kristal-ssi, ada apa?" tanya Sooyoung kepada murid perempuan yang bernama Krystal itu.

"apa tidak apa – apa Sehun-ssi duduk disitu. Saem taukan bagaimana rumor yang selama ini beredar tentang... Jongin-ssi" ujar Kristal dengan suara yang pelan di akhirannya.

Semua murid menganggukkan kepala mereka setuju dengan perkataan Kristal. Jongin yang mengerti hal itu hanya diam dan menunggu tindakkan selanjutnya dari sang guru.

Sooyoung bukannya tidak tau dengan rumor yang beredar di kelasnya ini, hanya saja dia mencoba untuk menyakinkan kalau rumor itu sebenarnya salah.

"sudah tidak ada bangku kosong lagi untuk Sehun-ssi di kelas ini kecuali disitu" jawab Sooyoung.

"tapi, saem kan bisa mengusulkan penambahan meja baru di kelas ini kepada kepala sekolah"

"benar Saem, kami tidak mau kejadian – kejadian sebelumnya terjadi pada Sehun-ssi"

Sehun yang tidak mengerti dengan perkataan para teman sekelasnya ini hanya diam saja. Sesekali dia akan menatap kearah Jongin yang terlihat cuek, padahal yang mereka bicarakan itu tentang dirinya.

"kalau kalian tidak mau hal itu terjadi dengan Sehun-ssi, apa kalian mau menggantikan kursi kalian dengannya? Baekhyun-ssi kau meu menggantikkan kursimu?" tanya Sooyoung kepada siswanya yang ada di kursi bagian depan.

"tidak saem" jawab Baekhyun dengan cepat

"Kristal-ssi?"

Kristal pun menggelengkan kepalanya tanda menolak perkataan Sooyoung Saem.

"kalau kalian tidak mau hal itu terjadi dengan Sehun-ssi, kenapa kalian tidak mau menukarkan kursi kalian dengannya?" tanya Sooyoung dengan keras.

"tapi Saem, setidaknya jika Saem bisa membicarakan hal ini dengan kepala sekolah, pasti kepala sekolah akan memberikan kita kursi tambahan"

"betul kata Baekhyun, saem, dan kita juga tidak mau sekolah ini masuk kedalam koran, hanya karena ada siswa yang kembali mati dengan tragisnya"

Sehun mengernyitkan kepalanya bingung dengan pembicaraan teman – teman sekelasnya.

Pembunuhan tragis? Apa maksudnya? – batin Sehun.

Sehun melihat kearah Jongin yang terlihat sama sekali tidak terganggu dengan perkataan teman – teman sekelasnya.

"baiklah – baiklah, nanti akan saya bicarakan hal ini kepada kepala sekolah. sekarang, kita mulai pelajaran terlebih dahulu"

Semua murid mengangukkan kepalan patuh dan mulai mengeluarkan buku pelajaran mereka masing – masing.

-Psychopath-

Jam pelajaran sudah selesai dan saatnya waktu istirahat.

Sehun memasukkan buku – bukunya kedalam tas sebelum akhirnya dia merasa ada seseorang yang menarik tangannya. Sehun yang di tarik pun hanya menatap heran kepada temannya itu. ada 4 orang yang menarik Sehun.

"maaf Sehun-ssi, kami sudah lancang denganmu" ujar salah satu orang yang menarik Sehun tadi. "tapi ini semua kami lakukan demi keselamatanmu" ujarnya lagi.

"gwenchanayo, aku ngerti kenapa kalian melakukan ini" ujar Sehun dengan senyuman tipis di bibirnya.

"oh ya, perkenalkan, aku Byun Baekhyun, ini Kim Jongdae, ini Do Kyungsoo dan yang terakhir Zhang Yixing" ujar namja yang bernama Baekhyun itu sambil menunjuk ketiga temannya.

"annyeong, senang berkenalan dengan kalian"

Namja yang bernama Kim Jongdae merangkul pundak Sehun. "kajja, sebaiknya kita ke kanti untuk mengisi perut kita" ujar Jongdae kepada Sehun.

"kajja"

Dan mereka pun pergi ke kantin bersama.

-Psychopath-

Saat ini mereka sedang berada di kantin di meja yang paling pojok dekat dinding. Makanan yang mereka pesan juga sudah datang.

Sehun meletakkan buble tea yang baru saja diminumnya, lalu menatap teman – temannya satu persatu.

"apa aku boleh bertanya sesuatu?" tanya Sehun yang membuat teman – teman barunya yang tadi memakan pesanannya berhenti sejenak.

"sebenarnya, apa maksud perkataan kalian tadi pagi saat di kelas? Aku tidak mengerti maksud dari perkataan kalian. Dan ada apa sebenarnya dengan namja yang yang bernama Jongin itu?"

Baekhyun dan yang lain saling bertatapan satu sama yang lain. Mereka enggan untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, tapi bagaimana pun Sehun harus mengetahuinya.

"sebenarnya..." Baekhyun menggantung perkataannya, dan menarik nafasnya dalam – dalam. Sehun menunggu sampai Baekhyun melanjutkan ceritanya lagi.

"namja yang bernama Kim Jongin itu adalah namja yang membawa kutukkan di sekolah ini"

Sehun menggerutkan keningnya.

"kutukkan?"

Kyungsoo menganggukkan kepalanya.

"ya, kami menyebutnya sebagai kutukkan, karena setiap siswa ataupun siswi yang dekat dengan Jongin akan berakhir dengan kematian"

Sehun sedikit terkejut dengan perkataan Kyungsoo.

"rata – rata siswa dan siswi yang kena kutukkan dari Jongin adalah siswa dan siswi yang mencoba untuk mendekati Jongin"

"mereka yang mendekati itulah yang terkena kutukkan tersebut. kutukkan itu akan terjadi sekita 1 minggu setelah mendekati Jongin"

"kutukkan itu sangat mengerikan, karena mereka yang terkena kutukkan mati dengan tragisnya, bahkan kematian siswa yang paling tragis karena kutukkan itu adalah seluruh oragan dalam tubuh siswa tersebut keluar dari tubuhnya"

Sehun menelan ludahnya dengan susah saat mendengarin penjelasan Jongdae.

"apa kutukkan itu, tidak seperti pembunuhan?" – Sehun.

"kau benar Sehun-ah, memang terlihat seperti pembunuhan, tapi sayang, jika itu memang pembunuhan maka, pelakunya pasti sudah meninggalkan jejak tangannya di tubuh para korbannya, tapi ini tidak ada jejak tangannya sama sekali" – Kyungsoo.

Sehun terdiam sesaat memikirkan perkataan Kyungsoo. Sampai akhirnya Sehun kembali bersuara "apa tidak ada korban dari kutukkan itu yang selamat?"

"ada, dan hanya dia yang selamat dari kutukkan itu?" – Baekhyun.

"siapa siswa itu?" – Sehun.

"Chanyeol namanya. Hanya dialah siswa yang selamat dari kutukkan Jongin dan sekarang, Chanyeol sudah pindah dari sekolah ini, karena orang tuanya tidak menginginkan kalau anaknya terkena kutukkan itu lagi" – Yixing.

Sehun mengangukkan kepalanya.

"apa kutukkan itu masih terjadi sampai sekarang?"

"sejak kutukkan yang terjadi kepada Chanyeol, kutukkan itu sudah tidak terjadi lagi, karena para siswa dan siswi disini sudah tidak ada yang berani untuk mendekat kepada Jongin lagi, dan itu juga termaksu kami yang manjauhinya"

Sehun menganggukkan kepalanya.

"maka dari itu, kami harap kau jangan mendekat dengan Jongin atau kau akan terkena kutukkan itu, dan kau harus tau, kedua orang tua Jongin juga sudah meninggal karena kutukkan itu. hanya tinggal hyung nya saja yang masih hidup, tapi hyungnya tidak mau tinggal serumah dengannya lagi"

"kami harap kau mau mendengarkan kami Sehun-ah"

Sehun diam sesaat, sebenarnya dia ingin percaya dan juga mendengar perkataan teman – temannya hanya saja hati kecilnya mengatakan kalau semua perkataan teman – temannya ini hanya semua omongan belaka saja. Dia harus mendengarnya langsung dari Jongin, maka dia akan percaya.

Setelah lama terdiam, akhirnya Sehun berujar "aku, akan mencoba untuk tidak mendekatinya"

Sehun berbohong. Tentu saja, dia mengikuti perkataan hati kecilnya. Mungkin saat teman – temannya ada di dekatnya dia akan menjauhi Jongin, tapi saat teman – temannya tidak ada maka dia akan mendekati Jongin, untuk menanyakan kebenaran dari semua ini.

"bagus. Sebaiknya kita lanjutkan acara makan kita, sebentar lagi bel masuk berbunyi"

Dan mereka pun melanjutkan makan mereka yang sempat tertunda tadi.

-Psychopath-

Jongin saat ini sedang berada di atap sekolahnya. Memandangi awan yang bergerak dengan pelan, adalah hobi Jongin saat berada di sekolah.

Tidak mungkin dia pergi kekantin, karena sudah di pastikan para siswa maupun siswi akan menatapnya dengan pandangan takut atau pun benci. Jongin tidak mau itu terjadi. Sudah cukup dia tersiksa karena rumor itu.

"sedang apa kau disini?"

Jongin menghela nafasnya berat. Kenapa namja ini selalu datang di saat Jongin sedang sendiri.

"tidak ada, aku hanya sedang ingin menyendiri" ujar Jongin dengan nada yang datar.

Dia terlalu malas untuk menghadapi namja ini.

"aku tau, kalau di kelasmu sedang ada siswa baru dan dia juga duduk sebangku denganmu" namja itu berujar dengan dinginnya kepada Jongin

"lalu kau mau apa dengan siswa baru itu?" tanya Jongin membalas perkataan namja itu dengan nada yang dingin juga.

Dia menatap namja itu dengan nyalang.

"aku akan membunuhnya nanti" senyuman setan pun terlihat sangat jelas di wajah namja itu.

Cukup, Jongin sudah muak sekarang dengan kelakuan namja ini.

Sudah banyak siswa di sekolahnya yang di bunuh olehnya. Karena dialah, Jongin di bilang siswa yang membawa kutukkan, karena setiap siswa yang mendekat pada Jongin maka akan mati hanya karena di bunuh namja ini.

Ya, rumor yang beredar tentang Jongin selama ini salah, karena itu bukanlah sebuah kutukkan melainkan pembunuhan.

"berhenti melakukan itu, apa kau belum puas melihatku menderita di sekolah ini? hanya gara – gara kau, semua siswa di sekolah ini, menganggap aku adalah anak pembawa Kutukkan"

Namja itu berjalan mendekati Jongin.

"santia Jongin-ah, santai. Untuk saat ini aku tidak akan membunuh namja itu. Aku belum mendapat persetujuan dari 'dia' untuk membunuh namja itu"

"Berengsek. Siapa yang sebenarnya menyuruhmu? Kenapa kau mau saja menuruti perkataan 'dia'"

"tentu saja aku harus menuruti perkataannya, kalau tidak, aku yang akan di bunuh olehnya" ujar namja itu dengan wajah sok polosnya yang membuat Jongin muak.

"KAU GILA... KAU BENAR – BENAR GILA"

Ketawa nista langsung terdengar dari mulut namja itu.

"oh, Jongin, kau sungguh baik karena memujiku seperti itu. hahahahaha"

Jongin rasanya ingin memukulkan genggamannya ke wajah namja ini.

"tapi tenang saja Jongin-ah, untuk saat ini namja itu aku berikan waktu untuk menikmati hidupnya, sebelum akhirnya nanti aku memberitau kejadian ini kepada 'dia' dan namja itu pun sudah tidak bisa menikmati hidupnya"

"berhenti untuk membunuh orang yang dekat dengan ku. Ku mohon"

Kembali ketawa nista terdengar dari namja itu.

"sayangnya, aku tidak bisa mengabulkan permintaanmu itu Jongin-ah. Membunuh orang itu sungguh menyenangkan Jongin-ah. Dan rasanya aku sudah tidak sabar untuk membunuh namja itu, karena aku sudah lama tidak membunuh orang yang dekat denganmu"

Namja itu mulai pergi meninggalkan Jongin sendirian di atap sekolah itu.

"ARRRGGGHHHHH~~~"

-Psychopath-

Hari sudah mulai sore, dan itu tandanya waktu untuk pulang sekolah, tidak terkecuali dengan Sehun.

Baru saja guru mereka keluar dari kelas dan sudah banyak siswa mau pun siswi teman sekolahnya yang sudah beranjak untuk pulang ke rumah mereka masing – masing, termasuk juga ke 4 teman baru Sehun.

Sehun masih memasukkan alat – alat sekolahnya kedalam tasnya. Tapi, sesekali pandangan matanya kearah bangku sebelahnya yang kosong.

Ya, sejak bel selesai istirhat tadi, Jongin tidak terlihat sama sekali. Sepertinya Jongin membolos itulah pikiran Sehun.

"yo~, Sehun-ah, kajja kita pulang bersama" ujar Baekhyun sambil merangkul bahu Sehun.

"tapi... bagaimana dengan tas Jongin, apa tidak sebaiknya kita bawakan kepada dia?" tanya Sehun kepada ketiga temannya itu.

"tidak usah, lagian sebentar lag..."

Perkataan Yixing berhenti, karena orang yang sedang mereka bicarakan sedang berjalan kearah mereka.

Dengan wajah datarnya, Jongin berjalan kearah bangkunya dan mengambil tasnya.

Semua mata menatap gerakkan Jongin, sampai akhirnya Jongin menghilang di balik pintu kelas mereka.

"sudah aku bilangkan, tidak usah. Untung saja tadi aku belum melanjutkan perkataanku" ujar Yixing.

"sudahlah, kajja kita pulang. Ngapain juga ngurusi anak itu. kajja"

Dan mereka pun segera beranjak dari kelas mereka.

...

"Pai pai Sehun-ah, kami duluan ya" Jongdae melambaikan tangannya kearah Sehun

Baekhyun, Jongdae dan Kyungsoo berjalan berlawanan arah dengan Sehun, sementara Yixing di jemput oleh supir pribadinya, karena jarak rumah Yixing lah yang paling jauh di antara yang lain.

Sehun berjalan dengan santai menuju ketempat pemberhetian bus.

Sekitar 8 menit untuk sampai di pemberhentian bus, sampai akhirnya matanya melihat sosok Jongin yang sedang duduk sendirian di halte bus yang sedang di tujunya.

Dapat di lihat Sehun bahwa pandangan mata Jongin kosong. Entah apa yang di pikirkan Jongin, Sehun tidak tau.

Sehun mendudukkan dirinya di sebelah Jongin, walaupun ada jarak sekitar 1 meter.

Sehun menatap Jongin dengan intens. Dia merasa iba kepada Jongin setelah mendengar perkataan dari Baekhyun dan yang lainnya saat berada di kantin.

Sehun yakin kalau itu bukanlah kutukkan, tapi sebuah pembunuhan. Pembunuhan yang di lakukan seorang Psikopat.

"aku harap, kau berhenti menatapku dengan pandangan seperti itu"

Lamunan Sehun menghilang saat mendengar perkataan Jongin.

"aku tau, kau sudah mendengar gosip tentang diriku. Jika kau memang masih sayang dengan nyawamu dan ingin hidupmu panjang, sebaiknya jauhi aku" ujar Jongin tanpa memandang kearah Sehun sama sekali.

Sehun diam, tidak tau harus berkata apa – apa.

Jongin akhirnya berdiri dari duduknya dan mulai berjalan menjauh dari halte tersebut. sebelum Jongin melangkah jauh darinya, Sehun sudah menarik tangan Jongin terlebih dahulu.

"kau tau, aku tidak percaya dengan semua berita tentang dirimu, Kim Jongin"

Jongin tertawa kecil mendengar perkataan Sehun tadi. Dia membalikkan badannya dan menatap kearah Sehun dan melepaskan tangannya dari tangan Sehun.

"bagaimana kau bisa tidak percaya dengan semua berita itu? sudah banyak yang menjadi korbannya"

Sehun diam kembali. Benar kata Jongin, bagaimana dia tidak percaya dengan berita itu?

"kau tau, mungkin saja kutukkan itu sebentar lagi akan kena pada dirimu Sehun-ssi"

"tidak, itu tidak akan terjadi. Kau harus tau sesuatu tentang ku Jongin-ah, bahwa aku tidak percaya dengan kutukkan itu, karena aku yakin kalau itu bukanlah kutukkan melainkan sebuah pembunuhan. Pembunuhan yang di lakukan oleh seorang psikopat"

Jongin mendengus setelah mendengar perkataan Sehun tadi.

"terserah dengan apa yang kau bilang Sehun-ssi, tapi yang jelas aku sudah memperingatimu tentang kutukkan itu, jika terjadi sesuatu denganmu, jangan salahkan aku, Sehun-ssi"

Jongin kembali membalikkan badannya lalu berjalan meninggalkan Sehun.

"kau harus tau Jongin-ah, bahwa aku akan membuktikan kalau rumor itu semua omongan kosong, dan aku akan membuktikan kalau itu adalah sebuah pembunuhan"

"terserah padamu, Sehun-ssi"

Sehun menatap Jongin yang semakin menjauh dari dirinya.

Tanpa mereka sadari, dari jarak yang cukup jauh dari mereka, ada seseorang namja yang melihat interaksi antara Jongin dan Sehun tadi.

"sepertinya namja itu sudah tidak sayang dengan nyawanya? Tapi tenang saja, untuk saat ini aku masih akan menutupi semua ini karena aku masih mengasih waktu untukmu menikmati hidup ini sebelum akhirnya kau mati di tanganku."

Senyuman iblis terlihat sangat menyeramkan di wajah namja tersebut.

-Psychopath-

TBC

a/n : Annyeonghaseyo...

hai para readers...

saya datang dengan membawa lagi nih...

sebenarnya nih ff sama dengan ff Kutukkan, hanya saja saya membuat beberapa perubahan dalam cerita ini...

semua cast dan pairingnya tetap...

hanya saja ada beberapa pemain tambahan supaya kelancaran cerita ini...