PROLOGUE
Onaji Mirai
Angin berhembus kencang melintasi cakrawala.
Menembus dedaunan melalui celah dahan yang menutupi dahan tempat ia berpijak, dengan senyum
Kecil tersemat ia menatap langit.
Angin yang tadi begitu sejuk berderik semakin dingin, pertanda kedatangan seseorang yang ia tunggu sejak lama.
Segera ia menegakkan tubuhnya, tanpa ragu melangkah menghampiri seseorang di depan sana. Menerima uluran tangan kegelapan yang telah ia setujui.
"Apapun untukmu, Okaa-sama" bisiknya.
Matanya terpejam, menikmati rasa sakit yang perlahan menghujam jantungya. Merenggut kesadarannya secara berkala. Bahkan teriakan –teriakan putus asa di belakang sana hanya ia anggap ilusi akibat sakit yang ia rasakan.
'Aku pernah menginginkan keadilan atas hidupku, aku pernah mencari jawaban
Atas segala pertanyaanku, tapi kau bilang aku tak berhak. Jadi, apa salah yang kuperbuat jika aku mencari jawabanku sendiri? Meski dengan menjual kehidupanku pada Kegelapan'
