Disclaimer : Vocaloid jelas bukan punya saya.
Warning: (mungkin) typo di mana-mana, alurnya cepet kayak kilat, dll.
Mentari baru saja menampakkan sinarnya. Udara pagi berhembus dengan sejuk. Jalanan masih sangat sepi. Hanya seorang gadis bersurai honeyblonde yang tengah berjalan sendirian menuju Vocaloid High School.
Gadis yang bernama Kagami Rin itu dengan tenang melewati toko-toko yang baru saja di buka. Sambil berjalan, ia menyanyikan lagu buatannya, Regret Message.
Ia mengamati jalanan di sekitar nya. Kini, beberapa orang mulai berlalu-lalang, sehingga ia menghentikan nyanyiannya agar tidak terdengar oleh orang-orang. Tiba-tiba, matanya melihat pemuda bersurai sama dengannya yang sedang berlari-lari. Rin mengenal pemuda itu karena mereka teman sekelas.
Pemuda itu terkenal dengan muka shota dan sifatnya yang agak lemah. Bertolak belakang dengan Rin, si gadis yang ditakuti satu sekolah.
Kalau boleh jujur, Rin memang tertarik pada pemuda shota itu. Ia merasa bahwa Kagamine Len ─nama pemuda itu─ adalah pemuda yang sangat baik, walaupun terkadang Len suka menjahili perempuan, tetapi Len tidak pernah menjahili Rin.
Apa karena Len takut pada Rin?
Mustahil Len tidak pernah menjahili Rin karena ia takut. Len sangat perhatian pada Rin. Segala sesuatu tentang Rin selalu saja ia perhatikan. Ia tidak pernah membuat Rin marah sekali pun. Dan hal itu membuat Rin tertarik kepadanya.
Kembali kepada Rin. Rin mencoba mengikuti Len dari belakang. Tapi karena Len berlari sangat cepat, perlahan sosoknya menghilang dari keramaian. Dengan cepat, Rin yang kecewa karena tidak dapat mengikuti Len memutuskan untuk berlari tanpa menyusul Len.
.
.
.
.
Akhirnya, Rin telah sampai disekolahnya. Beberapa orang menatapnya dengan tatapan aneh dan saling berbisik-bisik.
"Hei, lihat! Si gadis yang ditakuti satu sekolah sudah datang!" bisik salah seorang yang terdengar oleh Rin. Sementara itu, Rin tidak peduli. Sudah terbiasa baginya untuk mendengarkan bisikan-bisikan itu.
Rin lalu masuk ke dalam kelas nya dengan sambutan hangat dari teman-temannya. Begitu berbeda dengan orang-orang yang berada di luar kelas nya yang menyambutnya dengan dingin.
"Ohayou,Rin-chan!" ucap Miku, salah satu teman dekat Rin.
"Ohayou mou," jawab Rin sambil tersenyum tipis. Diam-diam ia melirik Len yang berjalan ke luar kelas. Kemudian, Rin lalu berjalan menuju bangkunya.
Setelah sampai di depan bangkunya, ia meletakkan tasnya. Gumi ─teman sebangkunya─ hari ini tidak masuk sekolah karena ia akan pergi ke luar kota, jadi Rin duduk sendirian untuk semetara. Tanpa sengaja, Rin melihat sebuah surat yang diletakkan di laci miliknya.
"Eh?" gumam Rin bingung. Dengan cepat, diraihnya surat itu.
To : Kagami Rin.
Tertulis namanya di bagian depan surat itu. Ia lalu membalikkan surat itu untuk membuka segel surat.
From: Kagamine Len.
Tertulis nama Len di belakang surat itu. Pipi Rin memanas, untuk pertama kalinya ia dikirimi surat oleh orang yang ia sukai.
Karena ia tidak ingin teman-temannya tau bahwa ia sedang dikirimi surat oleh Len, Rin buru-buru memasukkan surat itu ke dalam saku kemejanya dan berjalan ke luar kelas menuju kamar ganti wanita. Ia melihat Len sedang berlari mengejar Kaito, sahabat terbaik Len. Rin pun tersenyum tipis melihatnya.
Baka yaro.. Kenapa kau tidak capek? Padahal kau sudah berlari sangat kencang di jalanan.. batin Rin.
Setibanya di kamar ganti, Rin lalu memasuki salah satu ruangan. Ia mengunci pintu ruangan itu dan merogoh saku kemejanya untuk mengambil surat dari Len.
Perlahan-lahan, ia membuka segel surat itu. Ia mengeluarkan isinya dan sebuah kertas pun telah berada di genggamannya. Rin lalu membuka kertas itu dan mulai membacanya.
Untuk Rin.
Hai, Rin. Maafkan aku sebelumnya karena telah mengirimimu sebuah surat. Jika kamu tidak mau membacanya, lebih baik kamu buang saja surat ini.
Sebenarnya aku mengirimimu sebuah surat dengan beberapa alasan. Haruskah aku memberitahumu? Jangan, nanti kamu tahu sendiri.
Rin pun mulai kesal membacanya, Apa mau mu sebenarnya?! batin Rin. Rin lalu melanjutkan membaca surat itu.
Hehe, maaf maaf. Aku memang tidak terbiasa menulis surat untuk lawan jenis.
Jadi begini. Menurutku, kamu itu memang gadis paling ganas yang pernah aku lihat. Dan juga paling ditakuti di sekolah ini. Aku pun juga takut kepadamu.
Kamu itu orangnya kasar dan agak blak-blakan. Bisa dibilang kamu itu tomboy, yah walaupun ada pita putih dan jepit rambut yang menghiasi rambutmu.
Rin menggeram kesal membacanya. Tetapi ia mencoba untuk bersabar dan kembali membaca.
Eh, jangan marah dulu! Aku menulis surat ini bukan untuk menyebutkan sifat burukmu! Di balik semua itu, pasti ada sifat baikmu yang jarang kau tunjukkan! Dan aku pun merasakan kebaikanmu itu.
Kau pasti tahu, aku sering di bully gadis-gadis di sekolah kan? Hanya kau satu-satunya gadis yang tidak pernah membullyku. Sebaliknya, kau justru melindungiku! Dan aku berterima kasih padamu..
Dimataku, kau adalah gadis yang kuat, baik, pintar, dan.. ehem.. imut! Kau bagaikan pahlawan bagiku. Sekali lagi, terima kasih sudah melindungiku. Kau terlalu baik bagiku.
Kau tahu? Sebenarnya sudah sejak lama aku menyimpan sesuatu untukmu. Bahkan sebelum kita kenal, aku sering memperhatikanmu dari kejauhan. Aku selalu bertanya di dalam hati siapa dirimu. Yang aku tahu kamu itu gadis yang selalu mendapat rangking 1 di sekolah. Tapi sekarang aku tahu jawaban untuk pertanyaanku yang dulu itu.
Kau adalah… Malaikat pelindungku..
Rin… sebenarnya aku… sudah lama menyukaimu….
Ah, bukan. Aku mencintaimu, bukan menyukaimu..
Maafkan aku…
Dan kau tahu? Aku sangat bersyukur kita telah berada di dalam kelas yang sama…
Salam sayang untukmu,
Kagamine Len.
"…" Rin terdiam. Ia tidak menyangka bahwa Len juga memiliki rasa yang sama kepadanya. Selama rasa suka ─ah, bukan tapi rasa cintanya─ selalu bertepuk sebelah tangan. Dan ini adalah pertama kalinya rasa cinta nya terbalaskan. Perlahan, semburat merah pun muncul di wajah nya.
"Baka.. aku juga mencintaimu, kok!" gumamnya pelan.
TBC
Fiuuhh, akhirnya selesai juga… Gimana? Jelek ya T.T . Akari mau update kilat kalo ada yang nge-review :3 #maksalu . Okeh, ekeu (?) tutup yahh.. Cup cup bubay (?) ..
