Disclaimer © Tsugumi Ohba &Takeshi Obata
Pair : LxLight
Warning : OC, AU, typo, AR, dll.
Please Enjoy
_Xxx_
Chapter : 1: New Case
.
.
.
Sesosok pria berkulit putih pucat, T-shirt lengan panjang, berambut hitam acak-acakan, mempunyai kantung mata hitam dibawah matanya yang semakin hari semakin menebal. Ia duduk dengan gaya khasnya diatas kursi putar favoritnya. Pria itu sedang asyik mengaduk kopinya. Aroma kopi yang sedari tadi sudah merayap ke udara hilang di telan penciuman manusia.
Dimasukkannya gula-gula kubus banyak-banyak, ia pun mengaduknya perlahan nyaris tanpa suara. Selanjutnya ia jejali cairan hitam pekat itu ke mulutnya. Seketika rasa manis mengoar di dalam mulut. Mengalir lembut melewati kerongkongannya yang sedari tadi terasa kering, hanya seteguk.
Di pandanginya liquid hitam pekat yang berada di dalam cangkir porselen 'pahit' pikirnya. Di tambahkannya lagi gula-gula kubus banyak-banyak, lalu meminumnya 'masih terasa' pikirnya lagi. Untuk yang kesekian kalinya ditambahkannya lagi glukosa-glukosa kubus itu, namun kegiatannya terhenti oleh sebuah pertanyaan sederhana namun menyindir.
"Ryuzaki, tak ada kegiatan lain , eh ?". Ejek seseorang.
Seorang pemuda, berambut cokelat almond, di imbangi dengan warna mata senada. Berwajah rupawan, anak dari kepala kepolisian pusat, Soichiro Yagami. Yang secara langsung ikut terlibat dalam kasus Kira.
"Saya sedang frustasi, Light-kun". Jawab pria berkulit pucat, datar.
Pernyataan pria di sebelahnya sukses membuat sang mahasiswa yang diketahui bernama Light Yagami itu menatap terkejut tetapi ditutupinya dengan ekspresi muka yang datar. Sedetik kemudian ia memasang kembali topeng dinginnya.
"Frustasi, huh ?". Ejeknya lagi, sakartis.
"Benar". Sahut pria putih pucat itu, dingin.
Light mengumpat pelan, merutuki pria nyentrik di sebelahnya ini.
"Kau frustasi karena kasus ini kan, Ryuzaki ?"
"Kenapa kau ingin tahu, Light-kun ?" Bukannya menjawab, alih-alih pria pucat itu malah balik bertanya.
'Tidak. Aku hanya... penasaran. Tumben sekali kau seperti ini. Ini pasti ini kasus tersulit sepanjang karir mu kan ?". Tanya Light lagi.
Ryuzaki menggiti kukuya, berpikir.
"Tidak juga Light-kun. Saya sudah pernah menangani kasus serupa. Dan pada akhirnya berhasil menankap si pelaku …" Pria pucat itu mengambil pudding cokelat dihadapannya, sambil mengamati pemuda berambut coklat itu melalui sudut matanya.
"Saya hanya perlu merefresh otak saya Light-kun". Lanjutnya sembari melahap pudding cokelatya.
"Merefresh ?". Ulang Light sembari memiringkan kepalanya, bingung.
"Harus ku katakan berapa kali, Ryuzaki ?" Sambung Light yang menyadari sindiran pria pucat itu.
"Tidak perlu berkilah Light-kun", mulai mengambil donat.
"Susahnya meyakinkan orang yang keras kepala". Ejek Light dingin.
"Susahnya meyakinkan orang yang 'lebih' keras kepala, atas 'tindakannya'" Balas Ryuzaki tak kalah dingin.
"Aku tak pernah melakukan 'apapun yang kau tuduhkan' padaku Ryuzaki !" Bentak Light yang tak bisa lagi membendung amarahnya, yang sedari tadi mencuat naik.
"Kenapa kau jadi seperti ini, Ryuzaki?" Tambah Light sakartis.
Di tengah atmosfer yang dingin itu, tiba-tiba layar monitor utama menampilkan huruf 'W' dalam font Old English.
"L". Suara seseorang seberang monitor
"Ya, Watari". Sahut baritone Ryuzaki.
"Ada permintaan dari Kepolisian Inggris…."
Ryuzaki meminum kopinya yang sudah dingin. "Berikan saya laporannya"
"Kasus penculikan. Korban bernama Alice Standford, usia 13 tahun. Foto korban akan segera saya kirim…"
Terdengar bunyi 'ping' lalu layar berganti foto seorang gadis, berambut pirang lurus panjang. Mengenakan pakaian Gothic Lolita. Wajahnya mungil namun ekspresinya datar, sangat kontras dengan mata blue sapphirenya. Rambutnya dihiasi bando renda bertali, yang dikaitkan di bawah dagunya, sekilas seperti putri separuh iblis. Anggun dan menakutkan.
Ryuzaki menatap foto gadis itu, intens. Kemudian Watari melanjutkan "Saat kejadiaan, korban sedang berada di dalam kamarnya. Jendela serta pintu tekunci dari dalam. Ayah korban adalah seorang Duta Besar Jerman untuk Inggris. Di TKP tidak di temukannya pengrusakkan dari dalam maupun luar, semua bersih dari sidik jari"
Ryuzaki menggigiti kukunya lagi, berpikir. Sedetik kemudian berucap "Kasus ini saya terima". Ryuzaki pun mengulum senyum. Senyum adrenalin.
Light seketika itu juga bangkit berdiri. Ia menatap tak percaya kepada detektif nyentrik di sebelahnya itu. Air mukanya tegang menyiratkan keheranaan dan ketidapercayaan. 'Apa yang kau lakukan, Ryuzaki' Tanya Light bertelepati melalui mata coklat madunya.
"Saya perlu merefresh otak saya, Light-kun"
-To Be Continue-
Bagaimana ? jelekkah ?
Maafkan saia bila kurang bagus T^T
Maklumi saia … karena saia author baru.
Review ?
