*BRAKK*
Tubuh Toshiro menghantam lemari pakaian dengan kerasnya. Ia mengerang tertahan sambil memegang pipi pucatnya yang dipukul Ichigo.
"Itu hukumanmu! Jangan sekali lagi kau pergi tanpa izin dariku!" Kata Ichigo sambil menarik rahang Toshiro dengan tangannya yang kasar. "Kau mengerti?!" Lanjutnya.
Toshiro tidak menjawab. Ia hanya diam. Matanya memandang kearah lain dengan kosong. Respon Toshiro tersebut memancing kemarahan Ichigo.
*PLAKKK*
Dengan sekuat tenaga Ichigo menampar Toshiro lagi hingga Toshiro limbung dan membentur lantai.
"Kau Dengar Aku Tidak?!" Suara Ichigo bergetar karena amarah yang memuncak.
Hanya terdengar desah nafas Toshiro yang terengah dalam ruangan itu. Hidung Toshiro mengeluarkan darah segar karena kerasnya tamparan Ichigo. Sehingga ia harus bernafas melalui mulutnya. Ichigo dapat melihat jemari Toshiro yang gemetar. Ia juga tahu alasannya. Yaitu, Karena Toshiro ketakutan padanya. Terlebih saat ini, setelah tindakan kejam yang ia lakukan pada Toshiro. Baginya segala hal yang Toshiro lakukan adalah kesalahan. Meskipun sudah lebih dari 1 tahun mereka menjalin hubungan special. Ichigo tak jarang menghukum Toshiro dengan cara yang salah. Entah sejak kapan hubungan mereka menjadi 'Abusive Relationship'. Sampai sekarang Toshiro selalu dan selalu menjadi korban.
Seberkas cahaya menyilaukan pandangan Toshiro. Ia merasa akrab dengan suasana tempat ini. Selama ia terlelap, ia tak henti-henti berharap untuk pergi dari sini. Pergi dari Ichigo. Bisa saja ke surga? Atau tempat lainnya? Asalkan ia tidak melihat Ichigo lagi. Tapi sepertinya tidak untuk saat ini. Karena ia baru sadar jika tempatnya berada saat ini adalah Kamar Mandi di apartemen Ichigo. Mereka hidup di apartemen yang sama sebagai Sahabat? Bukan..bukan hanya Sahabat, tapi lebih dari itu.
Toshiro dengan susah payah merangkak mendekati wastafel. Tangannya meraih pinggiran keramik wastafel hingga ia berdiri, lalu menatap cerminan wajahnya di kaca dan mendapati wajah pucatnya dipenuhi memar dan luka baru. Menggantikan bekas luka sebelumnya yang juga ia dapatkan dari Ichigo. Selain itu, Hidungya berdarah. Dengan sedikit kesulitan ia memutar keran wastafel lalu membasuh seluruh wajahnya sambil sedikit meringis kesakitan.
Setelah itu ia berjalan dengan agak pincang Menuju pintu. Tentu saja kakinya yang pincang itu disebabkan oleh Ichigo. Beberapa waktu yang lalu Ichigo sempat mendorongnya dari atas tangga karena alasan tidak sengaja. Bagi Toshiro semua itu sudah jelas adalah sebuah kebohongan besar. Ia sengaja melakukan itu pada Toshiro karena mereka bertengkar hebat sebelumnya. Dan Ichigo masih dendam akan hal itu.
Ketika Toshiro memutar gagang pintu. Pintu itu tidak terbuka sama sekali. Ia pun mulai menarik dan mendorong pintu itu meskipun tidak bergerak. Ichigo pasti mengunci pintunya. Ichigo mengurungnya di kamar mandi.
"Tidak.." Gumam Toshiro. Ia terduduk lemas di depan pintu. Tak henti memandang gagang pintu itu. 'Hingga ia menyadari 1 hal!'
'Kamar mandi di apartemen ini memiliki jendela!'
Dengan cepat ia memanjat Batthub yang ada lalu membuka kunci jendela dan….Terbuka! Namun, ia butuh sesuatu untuk bisa keluar karena ia tak cukup tinggi untuk memanjat temboknya. Ekor matanya melihat tempat sampah disamping Wastafel. Dan ia tahu apa yang harus ia lakukan.
Toshiro benar-benar bebas sekarang! Ia berhasil keluar dari Apartemen mengerikan Ichigo! Toshiro berjalan dengan sedikit cepat, entah mengapa ia ingin segera pergi dari lingkungan sekitar sini. Seandainya saja Kakinya tidak sakit, pasti saat ini ia sudah berlari. Di Kota Karakura saat ini turun salju. Toshiro paling menykai musim yang satu ini. 'Musim Dingin' di akhir tahun. Ia dapat merasakan udara dingin menyentuh setiap jengkal kulitnya dengan lembut. Udara lembab bercampur air dan dedaunan adalah bau khas akhir tahun.
Tak butuh waktu lama Toshiro sampai di tengah kota. Ia melihat-lihat sejenak pemandangan yang akhir-akhir ini jarang ia lihat. Banyak sekali orang berlalu-lalang yang sibuk dengan urusannya masing-masing. Lagipula sebentar lagi natal tiba. Tampak dari hiasan-hiasan berwarna merah dan hijau di sekitar kota. Di Toko-toko, Jalanan, Traffic Light dan hapir semua tempat berdekorasi khas Natal. Dan Kebahagiaan amatlah terasa di antara orang-orang yang Toshiro lihat.
"Ibu! Orang itu rambutnya Putih!" Tiba-tiba Toshiro disadarkan oleh seorang bocah kecil yang mengarahkan telunjuknya padanya.
"Jangan begitu! Dasar nakal!" Kata Ibunya "Tolong maafkan anakku.." Ekspresi Ibu itu berubah menjadi lunak ketika menatap Toshiro.
"Y..ya Tidak apa-apa.." Toshiro merasa agak asing setelah sekian lama tidak berbicara dengan orang lain. Ia hampir lupa seperti apa suaranya. Tapi ia senang. Karena dengan itu ia merasa telah diterima sebagai bagian dari kota yang hangat itu juga.
Pemikiran itu pun membuatnya sedikit tersenyum.
Dari sana ia mencium bau Roti yang sedang dipanggang. Bau Roti itu mengingatkannya jika ia sangat lapar. Matanya mendapati sebuah Toko Roti yang dari luar tampak hangat sekali. Cahaya lampunya yang berwarna Oranye lah yang membuat tempat itu hangat.
*Kruuk*
Benar.. saja, Perut Toshiro akhirnya merespon apa yang saat ini ia rasakan.
Toshiro meraba bagian dalam kantungnya, dan ia dapat merasakan beberapa uang logam yang dingin di ujung jarinya. Ia pun memutuskan untuk membeli sepotong roti. Setidaknya akan cukup mengganjal perutnya yang kelaparan.
Bunyi lonceng terdengar ketika Toshiro masuk kedalam. Toko itu sepi sekali. Toshiro membunyikan lonceng di meja yang memang dimaksudkan untuk memanggil penjaga toko.
"Tunggu Sebentar!" Suara seorang laki-laki muda terdengar dari dalam dapur.
Tak lama kemudian seorang Pemuda berambut hitam panjang keluar dari dalam dapur yang berasap. Ia terbatuk-batuk karena asap itu. Dan Toshiro hanya bingung dengan apa yang terjadi.
"Ng..Kau tidak apa-apa?"
"Uh, ya tentu saja! Uhuk..Uhuk!" Kata-kata pemuda itu terpotong "Kau mau beli sesuatu?" Sejenak pemda itu memperhatikan Toshiro. " Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya, apa kau baru disini?" Lanjutnya.
"Y..yah bisa dibilang begitu.. A-aku ingin beli 2 potong roti"
"Oh, Baiklah.." Pemuda itu mengambil 2 potong roti dari dalam lemari lalu memasukkannya ke dalam sebuah kantong berwarna cokelat yang kemudian ia gulung. "Ini…" Ia menyerahkan bungkusan itu pada Toshiro.
"Terimakasih, ini uangnya" Toshiro meletakkan uang logam di meja kasir.
Tepat ketika Toshiro hendak pergi, pemuda itu memanggilnya dan bertanya "Siapa namamu?"
"Toshiro Hitsugaya," Kata Toshiro gugup
"Nama yang bagus..namaku Kusaka Sojiro, kau bisa panggil aku Kusaka" Ia tersenyum " Senang mengenalmu Toshiro" Kata Kusaka lagi.
"Ng, yah…kuharap juga begitu.. Sampai jumpa lagi" Toshiro membuka pintu dan melangkah ke luar. Kembali menemani angin dingin yang berhembus cukup kencang menjelang malam ini. Ia ragu, apakah ia bisa berteman dengan Pemuda ramah di toko roti itu. Kusaka cukup baik dan hangat padanya. Tapi, setelah keluar dari toko itu ia tak bisa berhenti memikirkannya.
"Cukup sudah! Aku akan pergi dari sini!"
Toshiro berjalan cepat menuju kamarnya untuk mengemas barang-barangnya. Sebuah memar tampak di pipi kiri Toshiro. Sementara Ichigo mengikutinya dari belakang.
"Toshiro! Tunggu dulu! Aku..aku minta maaf telah menyakitimu!" Ichigo segera menarik pergelangan tangan Toshiro.
"Kau hanya perlu membiarkan aku pergi, jika tidak kau akan memukulku lagi..!"
"Tidak! Kumohon maafkan aku Toshiro,.." Ichigo memeluk Toshiro dengan lembut dari belakang.
"Emosiku sedang meluap tadi, Maafkan aku telah memukulmu…Sungguh maaf Toshiro, aku tak akan mengulanginya lagi…"
Dan untuk sekian kalinya, Toshiro memaafkan Ichigo…
Ia tidak tahu yang selanjutnya pun akan sama..
Toshiro terbangun karena mimpi buruk. Ia tertidur di depan sebuah toko yang sedang tutup. Toshiro dapat merasakan badannya yang menggigil kedinginan. Memang, ia tak punya tempat untuk tinggal saat ini. Lagipula badannya terlalu lemah untuk berjalan jauh. Uang di kantongnya kini sudah habis. Ia sungguh tak punya tempat untuk pulang.
Toshiro hanya bisa terbaring di sana. Sendirian dalam gelap dan dinginnya malam. Berharap pagi cepat datang. Jari dan daun telinganya mulai mati rasa. Nafasnya berubah menjadi uap ketika ia hembuskan, menggambarkan jika suhu sudah sangat rendah.
Dari kejauhan seseorang berjalan mendekati Toshiro. Terlalu berkabut hingga Toshiro tidak dapat melihatnya. Semakin lama orang itu semakin tampak. Ia menggunakan baju tebal, berambut hitam, berperawakan tinggi…. Orang itu adalah Kusaka yang sedang membawa kantung belanja.
Kusaka menyadari keberadaan Toshiro. Dengan cepat ia menghampiri Toshiro yang hampir membeku dan memeriksa keadaannya.
"Toshiro! Kau… kenapa tidur disini?! Apa kau pingsan?! Kau tidak apa-apa kan?" Kepanikan melanda Kusaka.
Toshiro tidak merespon dengan baik, ia kehilangan kesadarannya lagi. Kusaka semakin panik dan memutuskan untuk membawa Toshiro ke toko sekaligus rumahnya. Setidaknya Toshiro bisa menghangatkan diri malam ini.
Ichigo membanting segala barang yang ada di dekatnya. Ia kesal karena Toshiro lari darinya lagi. Ia khawatir Toshiro akan bilang pada orang lain tentang apa yang telah ia lakukan pada Toshiro. Itu berbahaya, Ichigo tidak bisa membiarkannya. Beruntung, ia telah menghubungkan lokasi keberadaan ponsel Toshiro dengan ponselnya. Jadi mudah saja untuk mengetahui keberadaan Toshiro selama ia memegang ponsel itu.
Ichigo menyeringai ketika menatap ponsel di tangannya. Ia tahu keberadaan Toshiro sekarang. Ia akan menjemput Toshiro besok pagi. Ia harap Toshiro senang dengan kedatangannya.
Matahari bersinar pagi itu. Meski langit masih berawan, namun cahaya matahari tetap menyinari kota karakura. Es di pohon dan loteng mencair karenanya. Suhu udara menaik berubah menjadi lebih hangat lagi. Kicauan burung samar-samar terdengar dari dahan pohon.
Kusaka sudah menyiapkan sup untuk dirinya dan teman barunya, yaitu Toshiro di meja makan kecil. Ia tampak sibuk menata piring dan perkakas makan di meja itu. Sementara Toshiro masih terbaring di tempat tidur miliknya dengan aman dan nyaman. Semalam Toshiro demam tinggi hingga Kusaka harus terjaga untuk membalik kompres di dahi Toshiro.
Kusaka tidak tahu, mengapa ia begitu perduli pada Toshiro. Ia hanyalah orang asing yang baru memasuki kehidupannya akhir-akhir ini. Tapi, dengan kejadian ini ia merasa semakin ingin melindungi Toshiro, menjaganya, mengenalnya,..
"Uhuk-uhuk!" Toshiro sudah bangun dari tidurnya.
"Toshiro!" Kusaka muncul dari pintu lalu menghampiri Toshiro. Wajahnya tampak senang mendapati Toshiro yang semakin membaik saja.
"…Kusaka? Ini dimana?"
"Di kamarku. Kau beristirahatlah dulu sampai merasa lebih baik"
"Tapi..,"
"Tadi aku memasak sup, kurasa kau akan suka.." Kusaka memotong perkataan Toshiro. Ia menunjukkan mangkuk berisi sup yang ia pegang. "Aku akan menyuapimu" Ia menyodorkan sesendok sup. Tanpa berfikir lagi Toshiro memakannya. Lagipula ia juga amat lapar.
"Te..terimakasih banyak,..Aku telah merepotkanmu" Toshiro menatap ke tempat lain karena malu.
"Sama-sama, kau sama sekali tidak merepotkan aku Toshiro" Kusaka Tersenyum pada Toshiro. Dan itu membuat wajah Toshiro semakin memerah.
Setelah beberapa kali Kusaka menyuapi Toshiro, terdengar ketukan di pintu. Kusaka tahu itu bukan pelanggan karena ia belum membuka Toko sepagi itu. Dan Kusaka segera pergi membuka pintu.
"Maaf, apa aku bisa bertemu Toshiro Hitsugaya? Ia berambut putih, berbadan sedikit kecil dan warna matanya hijau. Menurut orang-orang sekitar sini anak yang berperawakan serupa datang ke toko ini." Kata Tamu di hadapan Kusaka yang tak lain adalah Ichigo.
"Hah? Memangnya anda siapa Toshiro?" Kata Kusaka curiga dengan gerak-gerik Ichigo.
"Aku teman serumahnya, Ichigo Kurosaki"
"Serumah?"
"Yah,.. Kami tinggal di apartemen yang sama"
"O…oh begitu, baiklah silahkan masuk"
Kusaka mengantarkan Ichigo ke kamarnya. Dan alangkah terkejutnya Toshiro mendapati Ichigo dihadapannya sekarang.
"I..Ichi..go?" Tenggorokan Toshiro tercekat mengucapkan itu
"Toshiro, Kau dari mana saja?!" Kata Ichigo berpura-pura baik.
"Aku…"
"Baguslah, ternyata kalian saling mengenal.." Kusaka menengahi mereka. Sejujurnya Kusaka cemburu.
"Ya, Kami memang bersahabat" Ichigo menatap tepat mata Toshiro "Benar kan Toshiro?"
Toshiro terdiam. Wajahnya semakin pucat saja seperti melihat setan. Tapi ia tak bisa mengelak karena ia takut Ichigo semakin menyakitinya. Jadi ia menganggukan kepalanya untuk menyetujui kata-kata Ichigo.
"Jadi, ayo kita pulang" Kata Ichigo sambil tersenyum.
*BRAKKK!*
Ichigo mendorong Toshiro tepat setelah pintu apartemen terkunci.
"Berapa kali aku bilang jika kau, hanya boleh pergi atas izinku?!" Ichigo meninggikan suaranya. Membuat Toshiro merasa terpojok dan ketakutan.
Toshiro hanya diam. Ia selalu diam ketika amarah Ichigo memuncak padanya, Ia tidak mau memperparah suasana hati Ichigo.
Melihat keterdiaman Toshiro, Ichigo bertindak lebih jauh lagi. Ia menjambak rambut Toshiro hingga Toshiro mengerang kesakitan. Tangannya mencoba melepaskan tangan Ichigo di rambutnya, namun tidak cukup kuat karena tenaganya kalah dari Ichigo.
"..Kau selalu diam di saat begini.. KAU ITU BISU ATAU APA?! KAU MENDENGARKAN AKU TIDAK ?!" Ichigo semakin menarik rambut Toshiro.
"I..Ichi..go.. Hen..ti..kan.."
"AKU TAKKAN MENGHENTIKANNYA SAMPAI KAU MINTA MAAF!" Teriak Ichigo
"Maaf…Kan…a-aku!"
"MAAF APA?!" Ichigo memperkuat jambakannya
"I-Ichi..Go! Kau menyakitiku! Hentikan!" Air mata menggenang di mata Toshiro.
Hingga Ichigo melihat sepercik darah mengalir di tangannya. Ia pun melepaskan Toshiro dan menjatuhkannya ke lantai.
"Aku belum selesai denganmu!" Katanya lalu pergi keluar dari rumah. Tak lupa Ichigo mengunci pintunya agar Toshiro tidak bisa berhubungan dengan dunia luar. Air mata Toshiro menetes dengan derasnya. Toshiro sudah cukup menerima kekejaman dari Ichigo. Ia tidak bisa menahan rasa sakit yang ada. Di ruangan itu hanya terdengar suara Tangisan Toshiro yang sesenggukan. Tidak ada yang bisa menolongnya sekarang. Ia sendirian menghadapi kekejaman Ichigo.
Satu hal yang ia rasakan. Ia Benci Ichigo lebih dari siapapun di dunia ini. Ichigo sudah membuat hidupnya menderita. Ini sudah berulang kali terjadi meskipun Ichigo berjanji tak akan mengulanginya lagi. Toshiro memang mencintai Ichigo, Tapi, ia mencintai Kebaikan Ichigo bukan Kekejamannya. Ia takut jika suatu saat Ichigo akan lebih melukainya lagi. Ia tidak bisa membiarkan ini terus terjadi. Toshiro tidak mau merasa ketakutan lagi.
Angin berhembus dingin malam itu. Ichigo berjalan-jalan di kota. Ia berusaha menjernihkan pikirannya yang kacau karena Toshiro. Ia tak habis pikir Toshiro masih saja membangkang. Meskipun ia sudah mengancamnya, Toshiro selalu dan selalu saja berani melakukan itu.
Tapi,..
Jauh di dalam lubuk hati Ichigo, ia sedikit iba setelah melakukan hal kejam pada Toshiro, Kekasihnya sendiri. Ia bahkan sulit membedakan antara Cinta dan Pelampiasan pada Toshiro.
"Astaga…! Apa yang telah kulakukan?!" Teriak Ichigo sambil mengacak-acak rambutnya sendiri.
Masih terngiang jelas di telinga Ichigo ketika Toshiro mengerang kesakitan tadi. Padahal ia tak bermaksud menyakiti Toshiro lagi, dan emosinya langsung meledak begitu Toshiro tidak mau berbicara atau bahkan tidak mau melihatnya lagi. Ichigo menduga-duga. 'Kira-kira apa yang dipikirkan Toshiro? Apa ia Benci Ichigo?'. Ia tahu jawabannya adalah 'YA'. Sejenak ia merenung, mengingat-ingat kapan terakhir kali Toshiro Tersenyum karenanya. Dan… itu sudah sangat lama sekali sampai-sampai Ichigo sendiri hampir lupa.
"Aku harus menyelesaikan masalah ini.." Gumamnya.
Dengan Cepat Ichigo berlari ke apartemennya. Ia menyesali segala hal yang telah ia lakukan pada Toshiro. Meskipun itu sangat terlambat. Mungkin Toshiro tak akan memaafkanya lagi. Tidak lagi…
Pintu apartemen Ichigo terbuka, dan Ichigo sendirilah yang mundul dari balik sana. Ia berjalan perlahan sedikit mengendap ke dalam rumah.
"Toshiro.." Ichigo menengok ke segala arah.
Ia menuju dapur, berniat membawakan sesuatu Toshiro. Ia agak ragu jika hanya menemui Toshiro dengan tangan kosong. 'Pasti Toshiro lapar' pikirnya. Kebetulan di lemari es masih ada Semangka.
Sesampainya, Ichigo terkejut. Dapurnya yang amat sangat tak layak karena sangat kotor dan berantakan sekali kini berubah 180⁰. Cucian piring yang tadinya menumpuk sekarang sudah kosong. Meja dapur yang dipenuhi kerak dan lumut kini telah bersih. Semua peralatan dapur pun berada di tempat yang semestinya.
'Toshiro pasti merapihkannya!' Pikir Ichigo.
Entah dari mana, ia mencium bau makanan. Matanya dengan reflex menatap ke arah meja dapur yang ditutupi penutup makanan. Ichigo membukanya dan tersedia sepiring nasi goreng, telur mata sapi dan segelas susu.
Ichigo benar-benar tak menyangka. Toshiro masih memberi perhatian padanya setelah kekejian yang ia lakukan. Toshiro adalah satu-satunya orang yang tahan menghadapi Kekeraskepalaan Ichigo. Baru kali ini Ichigo menemukan seseorang yang sangat sabar terhadapnya. Ichigo salut.
Tanpa berlama-lama lagi, Ichigo segera menghampiri lemari es, mengambil semangka lalu memotongnya, kemudian menaruhnya di piring. Setelah itu dengan cepat ia menaiki tangga menuju kamar Toshiro.
Ichigo mengetuk kamar Toshiro 3 kali dan menunggu jawaban dari dalam. Dan beberapa menit kemudian, tidak ada jawaban. Ichigo memutuskan untuk tetap masuk ke kamar Toshiro. Ia harus minta maaf.
Ia mengendap-endap mendekati tempat tidur Toshiro. Disana Toshiro sedang berbaring. Dengkuran halus terdengar ketika Ichigo tepat disamping tempat tidur. Rupanya Toshiro sudah tertidur dengan nyenyak. Meskipun dalam gelap, Ichigo tetap dapat melihat wajah Toshiro. Ia tampak manis sekali ketika tertidur. Karena wajahnya saat itu sangatlah polos tak berdosa. Matanya agak sembab karena habis menangis. Terdapat bekas-memar di bagian pipi Toshiro yang masih sedikit terlihat. Ichigo menghembuskan nafas panjang. Tangannya membelai kepala Toshiro dengan lembut. Ia merasa bersalah telah menyengsarakan Toshiro. Ia lah yang harus bertanggung jawab atas bekas luka memar di pipi Toshiro. Kulit Toshiro yang mulus dan pucat seolah terusak oleh hadirnya memar itu. Sungguh tidak cocok. Selain itu, ia juga harus segera minta maaf karena telah Melukai seseorang yang paling ia sayangi dan cintai.
'Toshiro Hitsugaya'
Heyaaa! Akhirnya aku membuat cerita baru juga... hehee :D
Kuharap pembaca Yadong Menyukainya hahaa..
Oh Ya! Cerita kali ini memang agak keras, Ichigo lebih jahat dari 'Crawling' disini, Ichigo benar-benar sudah seperti Psycho
Tapi, Kebanyakan pembaca sama sepertiku, Yaitu sama2 suka melihat Toshiro Menderita HAHAHAHA *Evil Face*
Kemungkinan cerita ini masih berlanjut,
Dan Crawling masih kupikirkan cerita selanjutnya (Calon2 Author Hiatus T^T) Tapi aku pasti selalu menepati janjiku! WASURENAIDE!
Oke! Nantika saja Pembaca yang Baik ^-^
Antano Kageiyo :D
