Disclaimer: Kuroshitsuji emang punya Toboso Yana. Kata siapa punya gue?

Warning: Dua yang pasti: Ini adalah fic lebay dan DON'T LIKE? DON'T READ, THANKIES!

Title: Aku, Dia, dan Waktu

Pair: Sebastian x Ciel. BUKAN FEM!CIEL, INGAT!

Genre: Family/Hurt/Comfort. Atau mungkin malah: Family/Angst? Entahlah.

Rate: T, dong.

Summary: Kau tahu? Keberadaan bangsawan yang hilang bisa saja ditemukan di manapun, seperti apa yang terjadi pada Tuan Muda.

PoV: Sebastian Michaelis.

Note: Kalau ada yang nggak terima Ciel jadi gelandangan alias masuk kasta paria, mohon keluar dari page ini. Makasih.

*u*

Aku, Dia, dan Waktu.

Dublin Train Station, Dublin, Ireland.

Aku dan ketiga—bukan, keempat—pelayan mansion Phantomhive sudah tiga tahun berputar-putar ke kota-kota besar yang sering kudatangi bersama Tuan Muda. Ia hilang tanpa jejak dari tiga tahun lalu dan sejak itu kami berpencar ke sana-sini mencarinya. Seringkali kami bertemu kembali di Paris atau London dengan tangan hampa.

Dan sekarang aku ada di Dublin. Tepatnya di stasiun kereta yang menghubungkan Irlandia Utara dan Irlandia itu sendiri.

Mataku terpaku pada satu siluet remaja berambut kelabu yang sedang mengetuk-ngetuk lantai putih stasiun dengan nada kesepian. Aku mendekatkan diriku padanya. Dan …

Ya, dia adalah Ciel Phantomhive, majikanku. Kini dia sudah 16 tahun. Dan kini ia bukan lagi dalam kasta ksatria. Tepatnya, kasta paria*). Maafkan aku, Tuan Muda ….

Ia mengadahkan wajahnya dan menatapku. "Sebastian … kenapa kau … datang … terlambat …?"

"Maafkan saya, Tuan Muda. Saya begitu bodoh tidak menyadari keberadaan Anda …," jawabku seraya merentangkan tanganku. Tangannya meraih tanganku dan langsung menerjangku. Melingkarkan tangannya ke leherku dan menangis sepuas-puasnya di bahuku.

"Maafkan saya, Tuan Muda. Sekali lagi, maafkan saya …." Aku berbisik sambil mengelus rambutnya. Tampangnya tetap imut seperti tiga tahun lalu … tidak. Ia tidak. Rambutnya panjang acak-acakan, bajunya sobek di beberapa bagian, dan … kulitnya kini tidak sebersih sebelumnya.

"Kenapa … kenapa … kau … terlambat … kenapa?" tanyanya disela-sela isak tangisnya. Aku terdiam. Ini bukan kesalahannya. Ini bukan kesalahan Mei Rin, bukan kesalahan Finnian, bukan kesalahan Bardroy, bukan kesalahan Mr. Tanaka, ini adalah kesalahanku semata. Ini adalah kesalahanku, kebodohanku, dan ketololanku untuk tidak menyadari keberadaan Tuan Mudaku sendiri.

"Ini sepenuhnya kesalahan saya, Tuan Muda. Ini sepenuhnya kesalahan saya," jawabku tegas. Aku menariknya dari pelukanku dan mengangkat dagunya. Mengangkat telunjukku dan mengusap air matanya.

"Kita sebaiknya pulang, Tuan Muda," kataku sambil menggendongnya.

Kau tahu? Keberadaan bangsawan yang hilang bisa saja ditemukan di manapun, seperti apa yang terjadi pada Tuan Muda.

The End.

*u*

*) Kasta Ksatria = Kasta untuk para bangsawan, prajurit, dan raja. Kasta Paria = Kasta untuk para gelandangan dan pengemis. Semua kasta ini berada dalam hukum agama Hindu.

*u*

Kok sedikit? Pasti pada mikir gitu, kan? Tapi kebetulan saya emang pingin buat fic yang pendek-pendek dulu. Saya lagi nggak mood untuk buat fic panjang. Karena otak saya mentok lagi.

Jadi ini adalah persembahan saya. Apa aja diterima, dari review sampe fla—fave. :)

PS: kelanjutan fic Tiga Kata Saja dan Loving Each Other diberhentikan dulu, ya. Saya suka kesetop sana-sini.