Kamichama Karin © Koge Donbo

Warns:

AU!

OOc, typo, gaje (kayak muka saya)

Pairs: MichiHime (yang sangat jarang, ayo kita lestarikan! #ditimpuk sapu)

Slight KazuKarin

Lari…

Mereka terus berlari, berkejar-kejaran menyusuri indahnya pantai. Tidak mempedulikan sengatan matahari yang membakar kulit atau panasnya pasir putih yang menyentuh telapak kaki. Hanya tawa dan indahnya kebersamaan.

"Jangan lari Himeka!" seru pria berambut pirang yang sepertinya kelelahan mengejar sang kekasih.

"Kejar aku dulu kalau bisa," sahut gadis itu –Kujyou Himeka.

"Awas ya kalau kena!"

'GREP!'

"Kena kau!"

"Hahaha…." Tawa sang gadis. Himeka merasa geli ketika kekasihnya –Michiru Nishikiori–memeluknya dari belakang. Ombak pun menyaksikan kebahagiaan mereka berdua.

"Duduklah!" pinta Michiru. Himeka hanya mengangguk.

"Eh?" Himeka kaget ketika Michiru menggenggam tangan kanannya. Seketika wajah cantiknya memerah. Michiru meletakkan tangan kekasihnya di dadanya yang bidang.

'Berdegup,' pikir Himeka.

"You were always there," seru Michiru.

Hening sesaat.

"Sudah jam 9," ujar Himeka lembut –seperti biasa—membuyarkan lamunan sang kekasih.

"Eh, apa? Oh iya, sudah jam 4, 30 menit lagi kita harus pergi les!" tutur Michiru . "Apa kau membawa baju ganti Hime? Bajumu basah?"

"Tidak, tidak apa-apa Michi, lagipula aku—"

"Pakai jaketku ini supaya kau tidak masuk angin, ayo kita berangkat ke les," Michiru mengenakkan jaket hitamnya di bahu Himeka, membuat pipi putih Himeka memerah sejenak.

"Arigatou," kata Himeka.

On the way…

"Michi, kau tahu kan anikiku, Kazune tidak menyetujui hubungan kita. A—apa yang akan kamu—?"

Michiru yang duduk di sebelahnya hanya menghela nafas ketika Himeka bertanya seperti itu. "—Apa yang kau pikirkan Hime? Sekeras-kerasnya Kazune menentang hubungan kita, aku akan tetap memperjuangkannya. Karena apa? Karena aku terlalu mencintaimu, Hime," tutur michiru dengan wajah yang memerah, begitupun dengan Himeka.

"Arigatou Michi. A—aishiteru," ujar Himeka dengan wajah yang memerah. Michiru hanya mengangguk.

(^_^)

'BLUG!'

Lelaki berambut pirang itu menutup pintu dengan kerasnya ketika sang adik pulang, ia mengetahui kalau sang adik—Himeka—baru saja berkencan dengan Michiru.

"Aku 'kan sudah bilang padamu berkali-kali, jauhi Michiru. Aku melakukan ini karena aku adalah kakakmu dan Michiru adalah sahabatku," bentak aniki Himeka—Kazune Kujyou.

"Sudahlah Kazune, lagipula kan mereka—"

"—Kamu diam saja Karin, ini urusanku dengan adikku! Himeka, kau tahu 'kan kalau aku menyayangimu? Semenjak kedua orang tua kita meninggal, aku diberi amanat untuk mengurusmu, tapi mengapa kau malah membantahku?"

Hening sejenak.

"Jawab aku Himeka!" seru Kazune dengan keras, sementara Himeka tetap menangis tersedu.

Tanpa Karin dan Kazune sadari, Himeka pingsan dengan hidungnya yang berdarah.

"Shit!" umpat Kazune. "Karin, cepat panggil ambulans!" perintah Kazune.

"Ha—haik!"

'Himeka, aku hanya tidak mau menyakiti Michiru yang notabene adalah sahabatku dan kau yang notabene adalah adikku. Bagaimanapun juga, aku tidak mau ada orang yang bersedih atas kepergianmu nanti kecuali aku,' batin Kazune.

(TBC)

Keep or delete?

Answer in review