"Tunggu dulu, Nona Vespucci!" kata Suarez, awak kapal kepercayaan Vespucci, tersengal-sengal. "Anda yakin atas hal ini?" tanyanya penuh pertimbangan. Vespucci, yang semakin dekat dengan batu yang sangat besar di belantara hutan Amazon itu pun berbalik.
"Tentu saja aku yakin! Kalau kita berhasil mendapatkan semua harta yang ada disini, kita akan menjadi kaya, dan tidak perlu lagi menjadi penjelajah dan hidup susah seperti sekarang!" kata Vespucci bersemangat. Awak kapal lain pun bersorak sorai membesarkan hati tuannya.
"Tapi, Nona, bagaimana kalau kita salah? Bagaimana kalau memang kota itu tidak pernah ada?" tanya awak kapal lainnya.
"Kupertaruhkan nama leluhurku, itu tidak akan terjadi." kata Vespucci penuh keyakinan.
"Kalau begitu, tunggu apa lagi? Ayo kita dorong batu itu!" teriak seorang awak, menyulut semangat seluruh anggota penjelajahan. Bersama-sama, Vespucci dan anak buahnya mendorong batu itu sekuat tenaga.
BRAAK! Batu itu lalu terjungkal. Tersibaklah sebuah dunia dibalik batu itu.
"Hadirin sekalian, Saya, Aurelia Vespucci mempersembahkan kepada anda, ..."
"... Kota Eldorado!"
Semua awak kapal bersorak senang, mereka berpelukan dan bersalaman satu sama lain.
Seorang lelaki muda sedang bersembunyi dibalik semak-semak. Melihat Vespucci dan awak-awaknya, ia lalu tersenyum licik.
"Kau memang brilian, Vespucci..."
"Tuan Sherlock Holmes?" tanya seseorang dari luar. "Masuk." jawab Holmes. Orang itu lalu masuk. Seorang pria yang kurus kering dan berkulit sawo matang dengan rambut hitam.
"Perkenalkan, nama saya Lionel Vespucci, siapa di antara anda yang bernama Sherlock Holmes?" tanya pria yang bernama Vespucci itu. "Dengan saya sendiri." jawab Holmes.
Pria itu tiba-tiba tersungkur di atas karpet kulit beruang. Aku dan Holmes hanya bisa menatap selama beberapa detik. Aku lalu mengambil brendi dan meminumkannya kepada pria itu. Pria itu mulai membuka matanya perlahan.
"Maaf sudah merepotkan, tapi, apa yang saya alami begitu unik, sehingga saya tidak melihat ada celah anda akan melewatkan kasus ini." kata Vespucci kemudian.
"Aku adalah kakak dari Aurelia Vespucci." kata Vespucci.
"Vespucci? Oh baiklah, V. V... V..." gumam Holmes sambil membolak-balik buku indeksnya.
"Ah! Vespucci, Aurelia. Lahir di Spanyol, 31 Agustus 1981. Penjelajah wanita pertama yang berhasil menjejakkan kakinya di hutan Amazon. Keturunan langsung dari Amerigo Vespucci. Hm! Siapa dia? Coba kita lihat..."
"Tidak perlu, Mr. Holmes," potong Vespucci tidak sabar, "Saya akan menjelaskan tentang Amerigo Vespucci."
"Vespucci, Amerigo. Kapten perjalanan pencarian Dunia Baru, salah satu dari orang-orang Eropa yang pertama kali mengemukakan adanya Benua Amerika. Meninggal dalam perjalanan pencarian Dunia Baru. Saat Dunia Baru ditemukan oleh Christopher Columbus, yang menggantikan Vespucci, pada tahun 1492, Columbus menamakan benua tersebut Benua Amerika untuk menghormati Amerigo Vespucci."
"Lalu, apa hubungannya penemuan Benua Amerika dengan penyebab anda kemari?" tanya Holmes sambil memain-mainkan pipa cerutunya.
Vespucci lalu mengangkat alisnya. "Tadi 'kan Anda yang minta dijelaskan. Baiklah, saya akan masuk ke penjelasan sebenarnya."
"Seperti yang ada di buku indeks Anda, adik saya adalah penjelajah. Adik saya adalah sahabat dekat Ratu Spanyol, jadi dia tidak ada masalah dengan biaya. Ia pun melakukan ekspedisi pencarian Kota Eldorado! Eldorado, Tuan-tuan!"
"Maaf," kata Holmes sambil tersenyum, "Tapi apa itu Kota Eldorado?"
"Eldorado adalah sebuah kota, yang mana dijuluki 'Kota Emas'. Tidak ada yang pernah menemukan Kota Eldorado dan kembali dalam keadaan hidup-hidup. Eldorado terletak di dalam Hutan Amazon." jelas Vespucci.
Holmes lalu mengangguk. "Silakan lanjutkan."
"Orangtuaku melarangnya, tapi semakin dilarang ia akan semakin bersemangat. Akhirnya ia berangkat 3 tahun yang lalu. Beberapa bulan sebelum ini, ia mengirimiku e-mail. Ini, saya sudah cetak e-mailnya." Vespucci menyerahkan secarik kertas kepada Holmes. Holmes lalu membacakannya.
Dari: Aurelia Vespucci
Subyek: Eldorado
Hai. Bagaimana hidupmu di Spanyol?
Aku akan pulang beberapa bulan lagi. Aku menemukan Kota Eldorado! Aku akan membawa sebagian kekayaannya ke Inggris. Tunggu aku disana.
"Pagi ini kapalnya tiba di pelabuhan. Aku sudah berniat untuk mengunjungi kakakku, dan melihat emas yang ia dapatkan dari Eldorado. Aku sudah masuk kapalnya, Bottega. Awak-awaknya sudah mengenalku, jadi aku bisa langsung memasuki dek."
"Aku sangat terkejut melihat mayat adikku sudah tergeletak di dek. Ia menggenggam peta yang sudah robek. Sepertinya itu adalah peta menuju Eldorado." jelas Vespucci.
"Apa kau membawa petanya?" tanya Holmes. "Tentu, aku membawanya." kata Vespucci sambil memberikan secarik kertas pada kami.
Kertas itu biasa saja, hanya seperti peta pada umumnya. Tapi itu memang peta menuju Eldorado, hanya saja hilang di beberapa bagian.
Holmes lalu membalik kertas itu. "Kau tahu arti tulisan ini?" kata Holmes sambil menunjuk sebuah tulisan di balik peta.
Vespucci mengamati tulisan itu. "Tidak, aku malah baru tahu kalau ada tulisan disitu." kata Vespucci.
Holmes lalu menyalin tulisan itu ke buku catatannya.
1412 akan menghancurkan dunia
"Apakah ini tulisan adikmu?" tanya Holmes. "Ya. Tapi aku tidak mengerti apa maksudnya." kata Vespucci.
"Shinichiiii!" teriak Ran jengkel. Shinichi sedang asyik membaca majalah The Strand, dimana cerita-cerita Sherlock Holmes dimuat. Mereka sedang duduk-duduk di sebuah kafe di London. Mereka memang sedang jalan-jalan di London karena ibu Shinichi, Yukiko, tampil di teater. Ran lalu merebut paksa majalah itu. "Hah! Rasain!" ejek Ran. Shinichi cuma balas tersenyum dan mengambil sesuatu dari tasnya. "Ya ampun! The Strand lagi?" tanya Ran jengkel. Shinichi lalu menunjukkan ranselnya. Setengah isi tasnya itu majalah The Strand! "Astaga... Pantas saja kamu tidak punya pacar!" kata Ran sambil geleng-geleng.
"Biarin, aku kan punya ka..." kata-kata Shinichi terhenti. Wajah Shinichi memerah. "Ka...?" tanya Ran. "Ka... Ka... Kakak sepupu!" kata Shinichi sambil marah-marah. "Kok marah-marah gitu sih?" tanya Ran mengejek sambil tertawa kecil. Shinichi masih menggerutu.
"Shinishi... Kudo? Shinishi Kudo?" kata seorang tukang pos kebingungan. Merasa terpanggil, Shinichi mendekati sumber suara. "Dengan saya sendiri." kata Shinichi. "Ada surat untukmu. Maaf, aku tidak terlalu fasih mengucapkan nama dalam bahasa Jepang." kata tukang pos sambil memberikan sebuah amplop. "Oh, baiklah, tidak apa-apa." kata Shinichi sambil tersenyum. Ia lalu kembali ke kamar hotelnya.
Aneh, pikirnya. Jaman sekarang 'kan sudah ada telepon, SMS, e-mail, kenapa harus pakai surat?
Shinichi lalu melihat nama dan alamat pengirim surat itu.
Sherlock Holmes
221B Baker Street
Westminster, London,
Inggris
