Saya hanya meminjam karakter milik Kòhei Horikoshi-sama. Dan fanfic ini murni milik saya dan pemikiran saya sendiri.
Warning! EYD berantakan, alur kecepetan, fem!Izuku,dsb..
Kalau begitu selamat dinikmati~
My life
Disepasang kelopaknya yang menyembunyikan diri dari ramainya dunia luar, tergenang air bening yang mengalir melewati pipi. Nafasnya yang tak teratur menandakan sang pemilik tengah bermimpi buruk. Selang waktu yang cukup lama, akhirnya sang manik menampakan indahnya manik sehijau daun dipagi hari kepada dunia.
Tangan diangkat lalu ditempelkan dikepala. Sedikit pusing. "Lagi?" Gumamnya "minggu ini sudah yang keberapa kali?" Tanyanya kepada dirinya sendiri.
Matanya melirik kearah jam weker yang belum membunyikan alarmnya. 'Masih jam 4 huh?' Ia beranjak dari kasurnya menuju beranda kamarnya menatap langit yang sedikit gelap dengan bintang bintang yang masih setia menampakan dirinya dengan sang luna.
Angin sepoi malam memainkan rambut panjang sepinggang berwarna hijau tuanya hingga membuat rambutnya lebih berantakan dari biasanya.
Pikirannya menerawang jauh kedalam ingatan masa lalunya, mengabaikan ribuan permata indah yang menggantung dilangit. Ingatan akan masa lalunya yang pahit. Walau sedikit samar, ingatan tentang kematian ayah tersayangnya, kakak angkatnya, ibunya yang menangis, kekuatannya, hingga penyebab penyakit yang dideritanya sejak kecil.
"Ini demi kamu izu.." bohong
"Izukuu.. hiks dia- ayahmu sudah tiada! hiks.." tidak, jangan katakan itu!
"Selamat! Anak anda memiliki quirk yang sangat langka dan hebat! Pasti dia akan menjadi hero yang sangat hebat nantinya" hebat? Apa yang bisa kulakukan dengan tubuh lemah ini?
"Maaf, kami tidak tahu tentang penyakit yang diderita anak anda.. Kemungkinan ini adalah ulah seseorang yang membuat tubuhnya melemah" ugh...
"Haaahh.." helaan nafas keluar dari mulut gadis itu. Semakin ia memikirkan masa lalunya, ia semakin pusing.
Matanya kembali menatap jam yang menunjukan jam 5 pagi. Matanya melonjak kaget, selama itukah ia berada di beranda kamarnya? Ia langsung mengambil handuk dan menuju kekamar mandi. Bersiap untuk masuk ujian praktek ke sekolah yuuei.
Sesudah mandi, ia memakai seragam sekolah smpnya. Ia juga sedikit berdandan agar wajahnya tidak terlihat pucat. Selesai bersiap, ia langsung pergi ke luar kamar menuju dapur tak lupa juga mengambil catatan hero dan tasnya.
Menyiapkan bahan lalu mulai memasak untuknya dan ibunya. Setiap hari, ia memang ditugaskan untuk memasak karena ibunya akan berangkat kerja pagi pagi. Ia merasa khawatir dengan ibunya yang selalu pulang larut malam karena bekerja untuk keperluan hidup mereka berdua.
Maka dari itu, ia berjanji akan menjadi hero, menghasilkan uang agar ibunya tidak bekerja terlalu keras setiap hari. Lagi pula ia sudah lama ingin menjadi seorang hero karena mengagumi hero hero yang berjuang demi masyarakat apalagi hero no.1 kesukaannya yaitu All Might.
Selesai memasak, ia memindahkan masakannya kemeja makan. Tidak lupa juga menaruh sepiring makanan untuk ayahnya. Ia melihat ibunya- yang sudah berpakaian rapi- keluar dari kamar dan menuju ke meja makan.
Mereka memulai acara makan dengan doa dan sedikit perbincangan yang diiringi sedikit gelak tawa. Beginilah mereka. Walau memiliki masa lalu yang suram, mereka tidak mengeluh dan tetap tersenyum. Selesai sarapan, gadis itu langsung pergi ke luar rumah diantarkan ibunya sampai pintu.
Baru saja ia membuka sedikit pintu rumahnya, sebuah suara memanggil namanya
"izuku!"
Ya, nama gadis itu adalah Izuku. Midoriya Izuku.
Ia menengok kearah ibunya, kepalanya yang sedikit di miringkan mengisyaratkan 'apa?' kepada ibunya."apa tidak ada yang ketinggalan? Kau sudah minum obat? Kau tidak apa apa? Wajahmu sedikit pucat.. tidak membawa air? Lalu.. etto.. etto.. um-" Ia menghela nafas dan memotong perkataan ibunya" aku baik baik saja ibu.. sudah minum kok dan tidak ada yang ketinggalan karena ini cuma ujian praktek." Ia tersenyum sekilas "aku berangkat!" Pamitnya kepada ibunya lalu membuka pintu lebar lebar dan berlari dengan semangat.
Melihatnya, Inko-ibu izuku- mau tak mau mengulas senyum kecil melihat tingkah anaknya "hati hati dijalan! Jangan sampai memaksakan diri!" Ucapnya sedikit berteriak karena jarak anaknya sudah sedikit jauh dari rumah.
Sesampainya ditempat ujian, Izuku yang ceroboh tidak sengaja tersandung batu yang ada di depannya.
Bersiap akan merasakan sakitnya, Izuku memejamkan matanya.'eh- tidak sakit?' Sedikit kebingungan dengan tubuhnya yang sedikit melayang namun kembali seperti semula. "Gawat juga ya kalau sampai terjatuh!" sebuah suara masuk ke pendengarannya. Sedikit membalikan badan dan menatap pelaku yang membuatnya gagal jatuh.
Pipi tembam, kepala sedikit bulat, rambut coklat sepundak yang mengembang di bagian bawahnya, iris berwarna kecoklatan, tinggi yang sama dengannya, dan memakai baju sekolah smp. 'Waah.. orang baik! Dia juga peserta ya?'
"A-ano te-terima kasih! Berkatmu aku tidak terjatuh" ucap Izuku sambil sedikit membungkukan tubuhnya dan mengulas senyum manis diwajahnya. Sang penyelamat sedikit terperangah dan memberikan senyum lebar sebagai jawabannya. " kau juga peserta?" Izuku mengangguk
" wah! Benarkah? Syukurlah~ kau tahu? Aku gugup sekali sampai ingin muntah rasanya ugh-" ucap sang penyelamat sambil menutup mulutnya dengan tangan kanannya di bagian akhir kalimat. " ah!" Seakan baru ingat akan sesuatu, ia mengatupkan tangannya menjadi satu" namaku Uraraka Ochako salam kenal ya!"ucap Ochako sambil mengulurkan tangan kanan nya kearah Izuku yang tentu saja langsung dijabat oleh Izuku" namaku Midoriya Izuku salam kenal juga Uraraka san!" balas Izuku sedikit bersemangat.
Ochako hanya terkekeh melihat tingkah Izuku yang menggemaskan ini. "Panggil saja Ochako Izuku chan!" Izuku mengangguk bersemangat mendengar ucapan Ochako yang menyuruhnya untuk memanggilnya dengan nama depannya apalagi ochako memanggil nama depannya juga. "Haik! Ochako chan" jawab Izuku sambil tersenyum.
"Kau mau ketempat ujian kan? Kalau begitu sama sama aja" Izuku kembali mengangguk dan menggandeng tangan Ochako lalu melanjutkan perjalanannya dengan sedikit antusias. Ochako hanya tersenyum pasrah sambil menggeleng gelengkan kepalanya karena digeret oleh Izuku.
Sejak sampai di ruangan yang di persilahkan oleh para guru, hanya Izuku yang terlihat gelisah dan tidak terlalu mendengar penjelasan dari hero Present Mic.
Mengapa Izuku gelisah? Tentu saja karena ia terpisah dari ochako, satu satunya teman sepertujuannya. Apalagi disampingnya terdapat seseorang yang ia takuti sekaligus ia kagumi sejak kecil. Seseorang yang sifatnya terlalu keras dan pemarah, siapa lagi kalau bukan Kacchan-panggilan Izuku kepada Bakugou Katsuki.
Sejak kecil, Izuku selalu saja mengikuti katsuki kemanapun katsuki pergi. Walau sering dijahili dan dibully, Izuku tetap mengikutinya hanya karena rasa kagumnya kepada Katsuki. Namun, entah apa alasannya, katsuki mulai berhenti membully Izuku sejak kelas 2 smp.
"Kenapa kau disini?"suara rendah menginterupsi pendengarannya. Izuku menoleh kesamping tepat kearah katsuki.
"Ka-karena aku mau menjadi hero" jujur saja Izuku tidak tau harus menjawab apa pertanyaan tiba tiba dari Katsuki karena ini pembicaraan pertama mereka setelah keheningan tadi. Katsuki melirik tajam kearah Izuku " ini bukan tempat bermain untuk orang sepertimu. Sebaiknya sadarilah kondisimu sebelum kau menyesalinya" perkataan dari Katsuki menyulut emosinya namun ia mencoba memendamnya karena ia tahu dengan siapa ia berbicara dan dimana ia berada saat ini.
Izuku hanya diam tanpa membalas perkataan Katsuki yang menyakitkan. Dan mereka hanya diam sambil menyimak kembali penjelasan dari Present Mic.
Selesai penjelasan dari Present Mic, semua peserta pergi menuju tempat praktek.
Izuku mengingat ingat penjelasan tentang praktek ini 'untuk lulus praktek ini harus mengalahkan robot sebanyak mungkin. Apa aku bisa ya? Dengan quirk ku yang sekarang aku hanya bisa mengeluarkannya sebanyak lima kali.. walaupun aku bersyukur karena tidak perlu kekuatan fisik untuk lulus ujian ini aku tetap tidak boleh santai dulu' Gumam Izuku tanpa sadar.
"memangnya apa quirkmu?" Sedikit tersentak, Izuku langsung membalikan badan dan menatap kaget orang yang bertanya padanya "e-eh bu-bukan sesuatu yang hebat k-kok " jawab Izuku terbata bata.
Izuku menatap orang yang tiba tiba bertanya padanya 'ah dia berkacamata! Rambutnya juga tersisir rapi dan dia tinggi. Ugh kelihatannya dia akan memarahiku.. dan tunggu- apa aku tadi keceplosan lagi!? Lalu ia mendengar perkataanku? Oh god semoga dia lupa akan perkataanku tadi'. Menyadari tatapan Izuku, pria berkacamata itu berdehem" kau tahu gumamanmu itu mengganggu orang lain. Sebaiknya kau hati hati dengan tingkahmu dan fokuslah ke ujian" ucapnya sambil lalu.
Izuku menghela nafas panjang lalu pergi keruang ganti untuk mengganti pakaiannya dengan seragam olahraga yang telah ia bawa sebelum memulai ujian.
Selesai berganti, ia langsung pergi menuju gerbang tempat ujian dilakukan.
Dalam perjalanan ia merasa risih karena diperhatikan orang orang terutama laki laki dan hampir saja ia diajak kenalan dengan orang asing tetapi ia menolak dengan alasan mencari temannya dan sedang terburu buru. Memang bukan kebohongan, tetapi ia sungguh tak ingin menjadi pusat perhatian apalagi dengan pakaian ini.
Ya, pakaian yang digunakan Izuku memang membuatnya sedikit mencolok. Bagaimana tidak? Pakaian yang digunakannya terlalu memperlihatkan lekuk tubuhnya yang mendekati ideal apa lagi ditambah wajah manisnya yang bikin diabetes itu. Izuku ingin mengutuk anugrah tuhan kepada tubuhnya ini. Pura pura tidak peduli, ia melanjutkan pencariannya mencari teman pertamanya sejak sampai disini.
Tetapi.. tetap saja tidak ketemu! Izuku hanya bisa pasrah dan mempersiapkan diri sebelum ujian karena ujian akan dimulai dalam satu menit lagi.
'Fokus..'
Terdengar hitungan mundur yang menambah tegang suasana para peserta '3..2.. 1! Ujian dimulai!' Teriak Present Mic bersamaan dengan dibukanya gerbang besar itu. Izuku langsung berlari mendahului para peserta lainnya walaupun beberapa sudah memulai pertarungannya.
Izuku tetap menenangkan dirinya dan mencari tempat sepi yang terdapat banyak robot dan.. Ada! Ia langsung memposisikan tangannya menyatu di depan dada- seperti orang berdoa dan mengucapkan deretan kalimat yang pada kalimat terakhir munculah hujan serta petir besar diatas para robot itu.
Sepuluh robot berhasil dikalahkan dalam sekali serang. Izuku tersenyum senang karena telah berhasil mengalahkan robot robot itu dengan cepat. Izuku kembali mencari robot untuk dikalahkan dan ketika dirasa sudah cukup, ia pergi melanjutkan pencarian yang sempat tertunda tadi.
Lagi pula ia sudah mencapai batasnya dan jika ia menggunakan quirknya lagi maka ia akan pingsan karena kehabisan tenaga.
Dalam pencarian, Izuku mendengar teriakan orang orang di dekat tempat ia berada. Mencoba mencari tahu penyebab teriakan para peserta tersebut, Izuku pergi kearah belakang gedung rusak yang tepat berada di sampingnya.
Izuku melebarkan matanya melihat satu robot yang sangat besar. Ia ingat akan penjelasan dari present mic kalau disana ada robot besar tetapi tidak memiliki poin jadi ketika melihat robot tersebut, maka lebih baik kita melarikan diri saja dari pada buang buang tenaga.
Izuku sudah memposisikan dirinya untuk lari sebelum ia melihat ada seseorang yang terjatuh dan tertimpa puing puing robot yang hancur dan dibelakangnya terdapat satu robot besar yang menuju kearahnya.
Merasa kenal dengan orang itu, Izuku mendekatkan dirinya dan terkejut karena orang itu ada orang yang sedari tadi dicarinya.
"Ochako-chan!"
TBC
Bagaimana?
Maaf jika ada kesalahan kata, dan ketidak jelasan kalimat dalam cerita ini. Karena saya baru pertama kalinya membuat cerita dan yup! Ini adalah cerita pertama saya yang saya buat hanya sekedar untuk memenuhi asupan saya yang kekurangan gizi di fandom Boku no hero academia.. Dan untuk kelanjutan dari fanfic ini, saya tidak tahu pasti akan lanjut atau tidak..
