RIVAL

Disclaimer!

Kuroko no Basuke by Fujimaki Tadatoshi

Story by Green7

Warning: Shounen Ai, Typo(s) Fault story, ooc, Au

Rate T

DLDR, NO Flame!

….

[Vanilla Milkshake]

"Sei-kun, mana vanilla milkshake-ku?"

Pura-pura tuli, seijurou terlihat sibuk dengan laptopnya.

"Sei-kun!"

"Hmm" jemari panjang masih asyik berkutat dengan tombol keyboard, meski ia mendengar nada rajukan yang mulai terdengar bersamaan dengan penyebutan namanya, Seijurou bahkan tak menengok ke arah wajah sang kekasih yang sudah mulai menunjukkan warna merah samar akibat menahan rasa kesal.

"Sei-kun! Katakan dimana vanilla milkshake-ku yang kutaruh semalam di dalam kulkas?"

Tetsuya merasa jika Seijurou lah tersangka yang punya peluang paling besar dibalik lenyapnya minuman kesukaannya itu. Memang dia masih mengira-ngira saja karena memang belum dapat buktinya.

"…." Lagi-lagi tak mendapat respon.

"Sei-kun, jawab aku!" bibir manyun tatapan menyelidik, Tetsuya sudah dalam mode serius, siap tempur demi mengusut tuntas kasus hilangnya vanilla milkshake berharga yang rela ia tak langsung kibas habis semalam demi menyediakan asupan manis disaat pagi, padahal pagi tadi setelah bangun ia langsung meluncur ke dapur hanya untuk sekedar menyapa liquid putih manis itu.

"Kalau Sei-kun tetap mengacuhkanku, aku akan mogok bicara padamu, huh" mulai mengancam, Tetsuya membalikka tubuhnya hingga memunggungi sang kekasih, menujukkan bahwa ia tak main-main dengan ancamannya, kedua tangan terlipat di atas dada sementara itu mimik wajah dengan bibir yang masih mengerucut belum juga balik pada posisi semula.

Seijurou menutup laptopnya, meletakkan benda bergambar apel tergigit itu di atas meja, lalu menarik lengan sang kekasih hingga jatuh terduduk di atas sopa lebar dimana ia duduk tadi dengan posisi tetsuya di depannya, seperti memangku tapi pantat Tetsuya tak di atas paha seijurou melainkan di atas sofa empuk berwarna merah maroon.

Dagu di tumpukkan pada bahu kanan Tetsuya, Seijurou melirik wajah kekasihnya yang masih dalam mode mengambeknya, tak sadar sama sekali jika mimik seperti itu berpotensi besar membuat dirinya digotong paksa ke kamar dan berakhir dengan bergulat nikmat dua atau tiga ronde sebagai olahraga pagi yang akan membuat Seijurou jelas kegirangan.

"Siapa yang mangacuhkan siapa" gemas, pipi yang sedikit menggembung digigit pelan, lalu disusul dengan jilatan sensual pada area yang sama, membuat Tesuya sampai bergidik saat merasakan sapuan basah dari benda lunak itu.

Kuncian dua lengan semakin kuat melingkar pada pinggang saat tetsuya berusaha melepaskan dirinya. Tubuhnya kian ditarik sampai menempel sempurna pada dada bidang kekasih merahnya.

"Aku serius sei-kun, kau tahu kan aku sengaja menyisakan satu untuk di minum pagi ini"

"Siapa yang main-main, aku juga serius" kali hidung mancung itu menelusup ke area leher, menyesap bau manis yang sama dengan liquid putih yang tengah diributkan kekasihnya.

"Sei-kun tidak nyambung huh, benar-benar menyebalkan" panjangnya bibir mungil itu sedikit bertambah membuat seijurou terkikik geli melihat tingkah manis kekasihnya.

Dibaliknya tubuh itu hingga posisi keduanya kini berhadapan, pantat tetsuya tak lagi menyentuh busa sofa karena Seijurou telah mendudukkannya tepat di atas pahanya, sedangkan kaki yang tadinya menjuntai menyentuh karpet beludru pelapis sopa ikut pindah posisi, berada sejajar dengan pantatnya, bertumpu pada sisi kanan dan kiri tubuh seijurou.

Masih merajuk tatapannya lurus pada manik hetero sang kekasih, mencoba mencari satu saja hal mencurigan yang dapat membuktikan kecurigaannya, Tetsuya benar-benar tak main-main sekarang, meski apa yang ditampilkan secara visual pada wajah itu lebih berkesan imut daripada orang yang sebentar lagi pada titik mengamuk.

"Jangan bilang jika sei-kun yang menyembunyikan vanilla milkshake-ku?"

Seijurou hanya tersenyum misterius, membuat Tetsuya sedikit curiga meski ia tidak tahu apa arti dari senyuman licik dibalik wajah tampan itu.

"Seiii-kuun!" tangan refleks mengarah ke perut kotak-kotak yang terbentuk akibat olahraga rutin, berniat menjumput sedikit otot padat itu namun sayang pergerakannya terlalu lambat hingga pergelanagan tangan kecil berhasil dengan mudah ditangkap oleh seijurou.

"Daripada Tetsuya mencubitku, kenapa tak bermain-main dengan adik kecilku saja" jelaslah kini senyum misterius itu menunjukkan kemesuman sang kekaksih, tak salah jika Tetsuya sempat curiga,

Panic, Pemilik wajah harem uke itu tak bisa menyembunyikan raut wajah terkejutnya saat ini, dan semakin bertambahlah kegugupannya begitu tangan kecilnya di arahkan pada tempat dimana 'adik kecil' yang dimaksud oleh Seijurou.

Dengan cepat Tetsuya menarik tangannya sebelum menyentuh benda di balik celana kekasihnya dapat ia rasakan bagaimana benda itu sudah menunjukkan perubahannya, selanjutnya tubuh kecil Tetsuya mencoba bangkit sebagai bentuk proteksi diri lanjutan agar tak terjebak makin jauh dalam perangkap licik kekasihnya.

"Mau kemana hm" pinggang ramping ditahan dengan kuat sampai membuat tubuh kecil itu sulit bergerak.

"Sei-kun lepaskan" Tetsuya meronta meski masih dalam pangkuan seijurou.

"Sei-kun… uh" terlihat jelas bagaimana ia begitu sulit melepaskan diri, wajahnya semakin merah membuat seijurou kian dibakar api gairah untuk segera mencicipi tubuh kekasihnya.

"Sei-kun…" masih memberontak, Tetsuya terus meminta untuk dilepaskan.

"Sei, hmmmpttttttt" mulutnya lebih dulu tersumpal, dibungkam dengan bibir panas sang kekasih yang melahap tanpa henti, mengigit benda kenyal peach itu hingga Tetsuya akhirnya membuka mulutnya.

"Hmmmpttttttt" gua hangat identik vanilla itu di jelajahi, menjamah setiap sudut tanpa membiarkan sediktpun ada yang terlewat. Membelit lidah Tetsuya, mengajak ikut berdansa dalam alunan melodi desahan yang kian membuat hawa tubuh memanas.

Saliva mengalir dari sudut bibir tetsuya, mengalir turun hingga ke leher jenjang putih, membasahinya pelan, menimbulkan efek garis mengkilat yang terus turun ke bawah.

"Hmmpppttttttt ah ughhh ahnn" tak kuasa, bahu seijurou di dorong pelan sebagai tanda jika Tetsuya menyerah, ia sudah tak sanggup lagi melanjutkan pertarungan lidah.

"uhhh ahhhh hoshhhhh" deru nafasnya berat, terlihat begitu lelah seakan habis melakukan olahraga. Punggung tangan mengusap sisa saliva yang masih mengalir dari susut bibir, wajah cantik berbungkus kulit putih lembut sudah kehilangan warna aslinya, berganti dengan warna merah terang, kedua bola mata yang tadinya menatap dengan tajam kini melemah, begitu sayu dan berat, terpapar nafsu yang bangkit akibat serangan mendadak ciuman panas barusan.

"hoshh hoshhh" nafas tetsuya masih tak beraturan. Digelengkannya kepalanya dengan keras kekiri dan kanan secara bergantian, mencoba menarik kembali kewarasannya ke permukaan.

"Sei-kun jangan main-main, aku benar-benar sedang serius sekarang" ucapnya susah payah, jarak wajah dengan sang kekasih kian di perlebar meski posisi duduknya hampir tak ada gerakan akibat masih tertahan tangan Seijurou.

"Aku tidak main-main sayang" senyum meneybalkan itu kembali ditunjukkan pada Tetsuya. Seijurou memperkecil jarak dengan semakin mencondongkan wajahnya pada Tetsuya. Ingin melahap kembali benda kenyal yang membuatnya candu itu.

Sedtik sebelum bibirnya meraup bibir ranum Tetsuya, jari telunjuk jenjang tiba-tiba menginterupsi, membuat jarak antara bibirnya dengan bibir Tetsuya.

"Aku serius tentang vanilla milkshakeku, aku benar-benar menginkannya saat ini sei-kun" Tetsuya rupanya masih tak menyerah soal minuman kesukaannya meski dirinya saat ini tengah dalam kondisi terancam, ah si biru muda tak lagi memikirkan dirinya yang sebentar lagi dibanting ke sofa empuk itu, di paksa membuka lebar kedua kakinya dan yang pasti tak akan dibiarkan berhenti mengeluarkan suara indah nan erotis ditengah rasa nikmat yang kini berada dalam bayangan kekasih merahnya.

"Aku akan memberikannya padamu sekarang juga, bahkan dalam versi ukuran yang lebih besar dan banyak dari sebelumnya" ucap Seijurou seduktif sambil menjilat bibir bawahnya.

"Benarkah!" akal tetsuya rupanya 95% telah buta, iming-iming vanilla milkshake yang lebih banyak membuat dirinya mengendorkan pertahanan yang susah payah ia bangun dari tadi, hingga dalam kondisi tak siap itu kekasihnya langsung menyerang, membanting dalam sekejap, menindih tanpa ada ruang gerak sedikit pun, dan sebelum protes dilayangkan bibirnya sudah dibungkam dengan ciuman nikmat yang membuat melayang, tangan menggerayangi aktif menjamah titik-titik sensistif yang kian membuat akal sehat terkikis hingga tak bersisa.

Sungguh kasian Tetsuya, berniat mencari minuman psebagai teman sarapan paginya malah berakhir sebagai santapan pagi sang kekasih, yah meski ia pada akhirnya menikmati juga.

Ingatkan Tetsuya untuk mengurangi kadar cinta dan posesifnya pada liquid putih itu agar tak berpotensi membuat kekasihnya cemburu buta. Jangan salahkan Akashi yang cemburu pada segelas minuman cepat saja yang malam tadi sudah ia buang di tempat sampah depan rumah. Ingat! Dia selalu benar bukan!

….

Fin

….

Stay on this fic, masih ada drabble lanjutan dengan sub judul yang berbeda. Oke ;)