Disclaimer: Milik Diri sendiri, orang tua dan Tuhan yang menciptakan meraka. Dan jelas-jelas mereka bukan milik saya #sign

.

By Jung Yeong Jeong or Dongdonghae

.

Rated: M

.

Genre: Romance. Drama.

.

Pairing: Jung Yunho – Kim Jaejoong

-YUNJAE-

.

Warning: YAOI, banyak typo /harap di maklumi/ hahaa #plak, OOC, AU, MESUM, NC, FULL LEMON, RAPE. Jika memang tidak suka, silahkan meninggalkan fic ini, sebelum ada niat memberikan flame. Kalau ada yang nge-flame, berarti flamer itu nggak bisa baca, karena ada peringatan sebelumnya. DON'T LIKE DON'T READ!

.

SELAMAT MEMBACA

(~˘.˘)_,/҉ #LUMOS

.


ALL JAEJOONG POV


.

Aku terbangun dari tidurku setelah kelelahan sebelumnya, dengan ceria tentunya. Aku Kim Jaejoong telah menjadi kekasih seseorang. Tepatnya menjadi Namjacingu dari seseorang. Kenapa Namjacingu? Ya. Kalian benar, kekasihku seorang namja pula, sama sepertiku. Tapi aku tak peduli, yang aku tau cinta tak mengenal gender dan sebagainya, karena cinta berasal dari hati. Dan itu yang kurasakan terhadap dirinya. Aku sangat mencintai Namjacinguku, JUNG YUNHO. Begitu pula sebaliknya.

'Eugghh...' Erangku tertahan. Aku merasakan sedikit rasa sakit di bagian bawah tubuhku. Kalian tau kenapa? Ya. Aku telah melakukan hal yang salah sebenarnya. Mengingat kalau kami hanya sepasang kekasih, bukan sepasang suami-istri(?). Setalah aku resmi menjadi kekasihnya beberapa hari yang lalu, akhirnya Yunho melakukan 'itu' dan meng-klaim diriku sebagai miliknya yang utuh. Tapi mau apa lagi ketika dia memintanya dengan begitu manis, aku tak bisa berbuat apa-apa, dan aku sangat bahagia saat 'Making Love' dengan orang yang kucintai. Tak ada rasa penyesalan sedikitpun didalam hatiku. Karena KIM JAEJOONG adalah milik JUNG YUNHO.

Aku tersenyum bahagia saat melihat Yunho masih tertidur pulas. Begitu tampan, damai dan enak untuk dipandang(?). Pipiku merona merah saat menyadari junior Yunho masih terbenam didalam tubuhku. Sedikit terasa penuh memang tapi biarlah, aku tak ingin melewatkan momen ini. Biarlah kami begini untuk saat ini.

.

*FLASBACK*

.

"Boo..." panggil Yunho sedikit manja kepadaku saat kami berdiri sambil berpelukan di balkon kamar Yunho. Kekasih baruku. Kekasih baru? Ya.. Kami baru resmi menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih beberapa hari yang lalu.

"Ne Yunnie..." jawabku tersenyum dengan sikap manjanya padaku ini. Entah kenapa aku merasa sangat senang mendengarnya memanggil nama kesayangan yang diberikan kepadaku. Kemudian Yunho mencium bibirku sekilas dan membuat wajahku seketika merah sempurna. "Saranghae..." bisiknya di telingaku setelah mencium ku sekilas.

Betapa bahagianya aku saat ini. mendengar 'mantra' yang paling ampuh dalam setiap hubungan yang dijalin oleh sepasang kekasih dari orang yang paling aku cintai. Saranghae. Ya, aku mencintaimu. Kalimat yang indah bukan?

"Aku tau Yunnie.. Nado Saranghae..." jawabku dengan perasaan yang amat bahagia. Tak lama kemudian aku menutup kedua bola mataku dan memberanikan diri untuk mencium bibirnya dengan penuh cinta. Cukup lama bibir kami hanya menempel satu sama lain. Mataku tak sengaja bertemu dengan matanya saat aku membuka kedua mataku. Aku seperti terhipnotis dengan ketajaman matanya saat melihatku disana. Sungguh begitu indah.

Kurasakan ia mulai melumat bibir ku secara lembut. Menyalurkan rasa sayang yang ada di antara kami. Tangannya mulai menekan tengkukku dengan lembut dan hati-hati, seolah tak ingin perbuatannya ini menyakitiku. Meminta untuk lebih memperdalam ciuman penuh cinta kami. Ciuman penuh sayang tanpa nafsu sedikitpun yang mengganggu. Ciuman yang ingin menunjukkan bahwa ia akan selalu melindungiku. Memberiku sebuah tempat sandaran untuk berbagi. Memberinya segenap kekuatan yang ia punya untuk membantuku berdiri. Memberinya segala ketulusan cinta dan kebahagiaan yang aku butuhkan dan seberapa besar dia sangat mencintai-ku. Itu hanya gambaran yang aku liat dari sorot matanya saat ia memperdalam ciuman diantara kami.

Setelah berlangsung beberapa menit lamanya. Dengan terpaksa aku memintanya menghentikan pautan antara kedua bibir ranum kami. Kebutuhan udara yang menipislah yang membuatku melakukan itu, sebenarnya aku sama sekali tak ingin menghentikan 'tranfer' energi di antara kami ini. Namun mau bagai mana lagi, kami tak ingin ingin kehabisan udara karena keegoisanku yang satu ini.

"Boo... Apa kau benar – benar mencintaiku?" Tanya Yunho saat aku mengatur nafasku yang sedikit tersengal – sengal akibat ciuman yang cukup lama beberapa saat lalu.

Aku tersenyum simpul mendengar pertanyaan yang menurutku ia pun tahu pasti apa jawabannya walaupun aku tak menjawabnya. "Bagaimana Boo?" tanyanya lagi. Aku menghela nafas. "Tentu saja Yun, mana mungkin aku tak mencintaimu. Aku sangat mencintaimu. Kau tau sendiri pastinya" jawabku mantap.

"Dan apakah kau yakin dengan rasa cinta yang aku rasakan kepadamu saat ini?" tanyanya dengan nada serius, membuatku sedikit bingung sebenarnya. "Tentu saja. Aku percaya padamu... Aku bisa melihatnya di matamu—" jawab ku pasti tanpa keraguan sedikitpun yang terdengar. Dan memang itu yang kulihat dari pancaran matanya.

"—Aku juga sangat mencintaimu Boo..." ucapnya kemudian ia mulai mencium bibirku lagi dengan sedikit ganas kali ini.

WARNING LEMON !

Entah sejak kapan kami sudah berada di tempat tidur di dalam kamar Yunho. Ia terus melumat bibir ranum ku dengan penuh nafsu. Sesekali ia melepaskan lumatannya untuk mengambil pasokan udara yang menipis di paru – paru kami, namun tak berlangsung lama. Setelah dikiranya cukup ia mulai melumat bibirku lebih ganas, bahkan lebih dari sebelum – sebelumnya. Tak mau tinggal diam, akhirnya, putuskan mengalungkan kedua tanganku di antara lehernya. Memintanya lebih dan lebih. Memintanya memanjakanku lebih dari ini.

Ku buka sedikit bibirku. Niatnya agar aku dapat mengambil sedikit pasokan udara yang semakin menipis diparu – paruku. Namun, belum sempat aku menghela nafas, aku merasakan sesuatu memasuki mulut ku dengan ganas. Ternyata itu lidah. Lidah Yunho.

Lidahnya mulai menyelusuri setiap inci bagian dalam mulutku, membuatku merasakan sensasi yang berbeda dari ciuman yang tadi. "Ahhh. Yuun.. Ahhh" aku mendesah di sela ciuman ganas kami. Aku semakin merasakan kenikmatan yang tiada tara saat kami beradu lidah di dalam mulut ku... Tak selang beberapa lama, Yunho mulai menghisap – hisap lidahku dengan nafsu. Aku pun tak mau kalah, walau ini baru pertama untuk–ku tapi aku membalas dengan instingku, menghisap lidah Yunho secara bergantian..

Lebih dari 10 menit kami sibuk dengan kenikmatan yang di berikan oleh bibir dan lidah Yunho. Kemudian ia melepaskan ciuman kami akibat pasokan udara yang meninpis, kulihat Yunho mulai beralih pada leherku yang putih bersih. Dikecupnya, dijilati-nya kemudian digigitnya dengan lembut. "Ahhh... Ahhh..." erangku saat Yunho beralih kesisi lain diantara leherku. "Ternyata disini titik Sensitive mu Boo..." Ucap Yunho sambil menyeringai senang.

Tangannya–pun tak tinggal diam saja. Ia mulai membuka kaus yang kukenakan dan mulai menciumi titik tersensitive yang baru saja ditemukannya di leherku, lalu digigitnya kecil – kecil. Memberikan Kiss-Mark disetiap sudut leherku yang tereksplos setiap ia berpindah tempat.

Setelah aku tak lagi memakai kaus yang ku kenakan baru saja, karena telah dilucutinya dan dibuangnya kesembarang arah begitu saja, kemudian ia beralih ke dua tonjolan kecil yang berwana sedikit kecoklatan dan tegak diantara dadaku. Nipple.

Mulutnya mulai menghisap dan meng–gigit kecil salah satu nipple dengan sedikit kasar. Namun malah memberikan rangsangan yang begitu besar, yang aku rasakan pada tubuhku. "Arrhhh..." aku mengerang nikmat saat salah satu tangannya memaikan nipple yang sejak tadi tegang dan menganggur. Dipilannya dan sedikit diberi remasan – remasan kecil.

"Anggg..." aku mendesah tertahan. "Jangan kau tahan suaramu yang indah Boo... Keluarkan semua, biarkan aku mendengar desahan indah yang keluar langsung dari mulut mu" perintah Yunho padaku saat ia menghentikan kegiatan di Nippleku. "Ne.. Yunn ahhhhh..." ucapanku tergantikan suara erangan, karena baru saja merasakan sensasi yang begitu asing namun nikmat saat ini. Ternyata tangan Yunho mulai meremas kejantananku yang masih terbalut celana jens biru yang aku kenakan.

"Hembb. Ternyata kau sudah tegak Boo..." ucapnya sambil terus meremas kejantananku secara lembut. "Jangan meng.. Ahh.. goda...kuhhh.. Yun.. Ahhh..." ucapku terbata – bata karena merasakan kenikmatan yang diberikan oleh tangannya pada kejantananku.

"Sudah tak sabar rupanya. Nikmati dan sebut namaku Boo.."

Yunho mulai beralih keselangkanganku. Di kecupnya kejantananku yang masih terbungkus celana dan mulai ingin merasakan bagaimana rasanya dimanjakan oleh Yunho. Kemudian ia mulai membuka resleting yang menempel pada celana lalu menurunkan celana panjang dan celana dalam yang melekat pada tubuh bagian bawahku, hingga tak ada satu pun benang yang menempel, memperlihatkan kaki mulus dan kejantanan ku yang sedari tadi sudah berdiri tegak karena rangsangan yang diberikan oleh kekasihku itu.

Di kecupnya sekilas kejantanan yang sudah megeluarkan percum keberingan lumayan banyak. Tangan Yunho mulai membelai lembut kejantananku dan terus menggenggamnya dengan kuat lalu menggerakkan tangannya naik dan turun dengan tempo yang awalnya perlahan, namun semakin lama gerakannya semakin cepat, menggetarkan tubuhku dengan sensasi nikmat yang belum pernah kurasakan sebelumnya. "Ahh.. Yun..aahh Fass.. terr,..ahhh".

"Yun... Akuhhhh.. Ah..." aku merasakan kejantananku sedikit berkedut. Menandakan ada sesuatu yang ingin keluar dari dalam tubuhku melalui lubang kecil yang terlihat sedikit terbuka. "Yunn... Ahhh.. Yunnn.." aku hampir keluar, hampai keluar.. sebentar lagi dan...

"Yun..." protesku kepada Yunho setelah ia tiba – tiba menghentikan kocokannya pada kejantananku yang kini sudah berwarna kemerahan. "Belum saatnya Changi..." ucap Yunho kemudian mengecup puncak kejantananku.

"Aku mohon Yun... Jangan goda aku.." rengekku pada Yunho agar melanjutkan perkerjaannya yang tertunda. Ia menyeringai senang saat mendengar rengekanku. Ia menjilati kejantananku penuh perasaan, lalu mulai memasukkannya ke dalam mulutnya.. Hangat, lembab dan basah. Kesan pertama saat merasakan kejantananku tenggelam di dalam mulutnya.

Ia mulai memaju mundurkan kepalanya. Memberikan sensasi luar biasa pada kejantananku. "Aaaaaahhh... hyuuungghh... fast..teerhh.. aaaahhhh...Lebihh.. dalam...ahhh". Semakin cepat. Yunho mulai mengoral kejaantananku dengan cepat dan bringal. Membuatku melayang merasakan kenikmatan yang diberikan oleh mulutnya.

"Aku... Ahhh.. Aku.. mau ke... luar... Ahh..."

CROOTT CROOTT CROOTT! Kejantananku akhirnya mengeluarkan sarinya. Cairan kental berwarna putih, yaitu sperma, sumber kenikmatan yang dari tadi aku tunggu keluarnya. Keluar di dalam mulut Yunho, ia sama sekali tak segan – segan menelan seluruh cairan cinta milikku yang bersarang di mulutnya tadi. "Rasamu sangat nikmat Boo.. Kau luar biasa.." ucapnya setelah ia berhasil menelan seluruh caritan putih kental itu. Dilanjutkannya dengan menjilati dan membersihkan cairan sisa yang masih menempel pada kejantananku itu. Wajahnya pun sedikit terkena cairan tersebut. Aku yang melihat wajahnya dan menjadi blushing karenanya. Yunho pun menghentikan kegiatannya sebentar dan menatap wajah ku lekat – lekat..

"Wa—wajahmu Yunn.."

Tak lama, ku beranikan meraih wajah Yunho dan menjilati wajahnya yang terkena cairan yang berwarna putih itu. Rasanya sedikit aneh, asin, gurih dan begitu memabukkan.

Aku sungguh mencintai pria yang ada di depanku ini. Kulihat ia menikmati perlakuan yang aku berikan keapadanya.. Tanganku tak sengaja menyenggol selangkangan Yunho karena mencoba membenahi posisiku. Ternyata milik Yunho telah mengeras dibalik celana yang masih setia menempel pada tubuhnya. Selesai aku menjilati wajah Yunho yang sekarang sedikit kemerahan dan basah karana slavina yang aku berikan, Yunho pun mencoba menanggalkan kaus putih yang dikenakannya, lalu membuangnya kesembarang arah. Tak lama kemudian tangan—nya beralih kecelananya dan menurunkannnya hingga tak melekat di tubuh atletis Yunho lagi.

Mataku membulat sempurna ketika melihat tubuh yunho yang tereksplos memperlihatkan otot – otot yang terbentuk sempurna, melekat pada tubuh kecoklatanya yang dimilikinya. Benda itu, aku meneguk ludah karena disuguhi pemandangan kejantanan yang lebih besar ukurannya dari pada milikku. Tegak dan berdiri sempurna. "Kenapa Boo? Suka dengan apa yang kau lihat.. eoh?" goda Yunho yang langsung membuatku mengalihkan tatapan dari tubuhnya yang terbilang sangat sempurna dan cocok untuk namja seperti kekasihku itu.

Ia mulai menuju kearahku. Mengecup sekilas bibirku yang sedikit terengah kemudian memposisikan kejantannnya tepat didepan mulutku. "Kau tau apa yang harus kau lakuan Boo.." ucapnya padaku.

Dengan sedikit tegang, ku majukan bibirku dan mengulum seluruh kejantannya Yunho yang sangat besar dan sudah mengeluarkan cairan putih bening itu. "Ngggg..." erangnya saat aku mulai memaju mundurkan kejantannya dalam mulutku. Semakin lama semakin cepat. Mengulum, menjilat, menghisap, semua kulakukan agar aku dapat merasakan seluruh kejantanan Yunho didalam mulutku.

"Ahh.. Lebihh cepat Boo.." pinta Yunho dengan desahan yang terdengar begitu menikmati dengan apa yang kulakukan padanya. Aku pun menuruti permintaannya itu. Dengan cepat aku memaju mundurkannya. "Sluppp.. Sluppp" bunyi yang terdengar saat ini.

Aku merasakan kejantananya sedikit berkedut dimulut ku. "Boo… a-akuhh… ha-hampir- AHHH!" cairan Yunho pun menyembur kedalam mulut mulutku, tanpa ragu aku pun menelan semuanya tanpa tersisa sedikit pun.

"Hah.. hah.. hah.." nafas Yunho sedikit tersengal sengal. Setekah ia berhasil mendapatkan kembali nafas normal–nya, ia tersenyum tulus kepadaku. "Aku mencintaimu Boo..." ucapnya kemudian mendekatkan bibirnya kebibir milikku. Kami kembali berciuman. Lidah kami beradu sengit. Erangan demi erangan aku keluarkan saat Yunho berhasil mendominasi ciuman kami. Tangan Yunho bergerak lagi kebawah. Menelusuri bagian paha dan selangkangan ku.

"Aahhh...geli Yunn..." aku mendesah pelan diantara ciuman kami ketika merasakan sesuatu yang asing menyentuh tubuh bagian bawahku. Kurasakan jemari Yunho mengelus rektum sempit milikku yang belum disentuh oleh siapapun itu.

"Aaarrgghhh!". Kurasakan perasaan aneh dan tak nyaman ketika ada sesuatu yang memasuki lubang rektumku. Secara refleks aku mengeratkan dinding rektumku, mencegah benda asing tadi yang mencoba masuk.

"Urgh.. Apah terasa sakit Boo?" Ucap Yunho dengan nada cemas saat mendengar teriakanku.

"A-ani.. ha-hanya saja.. rasanya aneh dan mengganjal.." sahutku sambil menggelengkan kepalaku. Aku tak ingin membuatnya cemas hanya gara – gara ini.

"Kalau begitu, bisakah kau rileks sedikit dan membiarkan jariku masuk? Agar kau tak terlalu merasakan sakit" pintanya. Aku menggangguk. Kemudian mencoba merilekskan lubang rektumku, membuat jari Yunho yang masih terbenam didalam tubuhku sedikit bebas. "Ummhh... aanghhh... ahhhh" aku sedikit mendesah merasakan sensasi aneh ketika jari yang berada di dalam tubuhku mulai bergerak masuk dan keluar secara cepat, menggesek dinding rektumku, mengirimkan getaran aneh, bercampur dengan perasaan tidak nyaman.

"A-khhhhhh!" Perih. Rasanya sangat perih ketika jari kedua Yunho yang mencoba memasuki rektumku yang masih merasakan sensasi aneh akibat getaran yang diberikan jari Yunho sebelumnya, aku mencoba merilekskan lagi, agar mengurangi rasa sakit yang ditimbulkan jari kedua Yunho.

"Aaahhh... Yun.. aaangghhh..." erang kesakitanku sedikit berkurang karena merasakan sensasi lain yang kurasakan. Aku mendesah keras ketika kurasakan ada sesuatu yang hangat dan basah menyambut kejantananku, membuatku melupakan rasa sakit yang ada dan fokus pada kenikmatan yang dirasakan oleh organ kenikmatanku.

"Aaahhh..Lebih dalamm... aaaahhhhh...Yahh... Terus .. seperti itu... aaaahhhh..."

Nikmat. Sangat Nikmat.

Sensasi itu yang kurasakan saat mulut Yunho bergerak naik turun dengan cepat, menikmati dan memamjakan kejantananku dengan penuh semangat(?), membuatku menggelinjang(?) keenakan, ditambah dengan sedikit gesekan kasar dan juga adanya pergerakan mulut yang basah yang meliuk di batang kejantananku. Membuatku serasa melayang dibuatnya.

"Akhhh..." aku sedikit mengerang kesakitan diantara kenikmatan saat kurasakan sesuatu yang mencoba menerobos lubang sempitku dibawah sana. Jari ketiga Yunho mencoba mencari celah diantara dua jari lainnya. "Ahhhh.." aku mengerang panjang saat jari itu berhasil menemukan sarangnya. Rektumku terasa sangat penuh sekarang.

Perlahan ketiga jari itu mencoba bergerak di lubang sempitku secara acak dan zig zag. Mencoba melebarkana jalan di lubang sempit yang berwarna merah muda itu. "Ahhhh... Yunnn.." Aku mengerang nikmat saat kurasakan ketiga jari itu menyentuh Sesuatu yang asing didalam sana. Membuaku merasakan kenikatan lebih dan lebih.

"A-Aahhhh... Yunn~! Aku.. Keluar... Ahhhhh" kembali kurasakan tubuhku memuntahkan lahar panasnya kedalam mulut Yunho untuk yang kedua kalinya. Dengan cepat ia menelan semua tanpa bersisa setetespun. Kemudian tersenyum kearahku.

"Kau sudah keluar lagi, Boo" Katanya. Kemudian melumat bibir ku dengan lembut. Aku dapat merasakan cairanku sendiri saat lidahnya mulai mengekspor bagian dalam mulutku.

"Hahh.. haah.. haahh.." Aku menstabilkan nafasku yang tak beraturan ketika kami melepaskan ciuman barusan.

"Kau siap Chagi..." katanya saat ia tak lagi memandangiku melainkan ketiga jarinya yang masih bergerak di dalam rectum sempit milikku.

Plupp! Bunyi ketiga jari itu saat keluar dari tempatnya semula. Tak lama kemudian Yunho memposisiskan kejantanannya tepat di depan pintu masuk dinding rectumku. "Aaaargggghhtttt!" erangKu dengan keras saat aku merasakan sesuatu yang besar memasuki tubuhku yang sempit itu. Walaupun tadi lubangku telah dipersiapakan namun tetap saja ini rasanya sakit rasanya. Mengingat ukuran kejantanan Yunho jauh lebih besar dari pada ketiga jari tadi. Air mata mulai mengalir karena merasakan kesakitan yang sangat.

"Bersabarlah Boo. Aku mencintaimu... Tahan sebentar nee.. Tinggal sedikit lagi semua akan masuk dan aku jamin kau akan merasakan kenikmatan yang lebih dari tadi" Suara indah Yunho mencoba menenangkanku dari rasa sakit ini.

"..Pe-pelan...Saja...Akhh... Enggg... Sa-sakit... Uhhhh..." lirihku ketika Yunho kembali berusaha memasuki tubuh bagian bawahku, yang membuatnya merasa rektumku bagai dibuka paksa dengan keras. Perasaan panas dan perih begitu menguasainya hingga lagi – lagi air mata menetes dari sudut mataku.

"Aaaarrggghhhtttt! Ap-appoo! Yun.. Aku..." kembali aku mengerang kesakitan ketika Yunho memasukkan sisa miliknya yang besar itu ke dalam tubuhku dengan sekali hentak. "Sshhh... Mianhae, Chagiya, Cobalah untuk rileks, agar rasa sakitmu sedikit berkurang, aku berjanji akan memberikan kenikmatan setelah ini, aku tak akan menyakiti mu lagi" gumam Yunho begitu lembut, membuatku sedikit tenang akan rasa sakit yang kurasakan. Aku mencoba menuruti sarannya. Menghela nafas panjang dan merilekskan lubangku yang begitu sakit rasanya.

Yunho mendiamkan kejantanannya di dalam rektumku. Berusaha memberi waktu agar aku bisa menyesuaikan diri dengan kejantanannya yang begitu sangat besar dan panjang.

"Yunn..." panggilku yang kini sudah bisa menahan rasa sakit yang tadi sempat membuatku menangis menahan kesakitan. "Apakah kau sudah siap? Bolehkah aku bergerak sekarang, Boo?" tanya Yunho padaku. Lalu jawab dengan anggukan tanda memberikan lampu hijau untuk melanjutkan kegiatannya yang tertunda.

Yunho dengan perlahan menggerakkan miliknya untuk keluar dari rektum ku yang masih sempit, dan ketika tinggal kepala kejantaannya saja yang berada di dalam rectumku, ia kembali memasukkan miliknya dengan hentakan yang cepat dan dalam. Awalnya terasa sangat sakit namun rasa sakit itu terganti dengan kenikmatan yang membuatkku merasa seperti melayang.

"Aaaaahhh!" Erangku penuh kenikmatan karena hentakan kuat dan dalam yang dilakukan oleh Yunho tepat menumbuk ke sesuatu didalam sana, memberikan perasaan nikmat yang lebih nyata dan membuatku mengerang lebih keras karena kenikmatan.

"So tight.. Boo.. Ohhh.. ahhh" guma Yunho yang merasakan kenikmatan dari lubang sempit milikku yang melingkupinya dengan panas dan ketat.

"A-aaahh! Di..sa..na! Fast..ahh! fasterhh... Aaaahhh! Yun.. Ahhh.. lebih cepat,,,," desahan demi desahan nikmat terus mengalir keluar dari bibir milikku karena Yunho sekarang menggenjot tubuhku dengan teratur, dan terus-menerus menyentuh sesuatu didalam sana yang aku ketahui bernama prostat, membuatku merasa ketagihan karena kenikmatan yang di suguhkannya. Hingga kini Yunho mempercepat tempo tusukannya yang terus saja memberikan rasa nikmat pada tubuhku.

"Aahhh... ooohh... Yunnn.. yesss...oohhh... YUnn.. Aahhh! Akuuhhh... aku mauhh... Aahhh! Keluarrhhh...Sebbenntaarrr... ahhhh lagi...ohhh" aku mendesah ketika merasa perutnya kembali menegang dan merasa kalau akan kembali menyemburkan cairan kenikmatan milikku untuk yang kesekian kali

"Nghh… Ahhh... I'M COMING YUN… AHHH~" cairanku menyembur sebagian pada perut Yunho dan sebagian pada parut ku sendiri.

"Boo.. Akuhhh... Ah...!" desah Yunho dengan keras ketika ia melakukan tusukan terakhirnya dengan keras dan kuat, serta menanamkan kejantanannya sangat dalam, untuk kemudian menyemburkan hasratnya kedalam tubuhku sehingga membuatnya sedikit penuh dengan cairan cinta milik Yunho.

"Kau sangat manis Boo.. Saranghae," ucap Yunho sambil membelai pipiku yang merona. Aku tersenyum tulus. "Nado Saranghae Yun..."

"Boo..,"

"Hmm…"

"Kita main ronde kedua ya?" Yunho membalik kan tubuh ku dengan cepat. Memasukan miliknya tanpa aba-aba. Erangan ku pun kembali memenuhi ruangan ini. Memainkan candu birahi untuk kedua kali. Mungkin...

.

*FLASBACK END*

.

.

BERSAMBUNG...

(~˘.˘)_,/҉ #NOX

Hahaha bagaimana? Apakah HOT? Atau malah tidak sama sekali?

Mohon rivewnya ya..