Bastard Lawyer
"Apa sarapanmu pagi ini?!" Sakura terhenyak dengan pertanyaan dari pengacara muda dengan dua garis keriput di wajahnya itu, "a-apa? Yang mulia!" / "Kau mengingat dengan begitu detail perkara enam bulan yang lalu, tapi sarapan pagimu hari ini saja kau ragu?"
Have you enjoyed || Itachi Uchiha x Sakura Haruno ||
"Tidak bersalah!"
Sakura merasakan jantungnya berdegub dua kali lebih cepat, dia bisa merasakan kakinya gemetar bukan main, emeraldnya menatap sosok lelaki blonde yang kini tengah duduk di kursi pesakitan; dia–Haruno Sakura–tahu dan menjadi saksi mata atas pembunuhan yang dilakukan oleh Yakushi Kabuto terhadap Menma Uzumaki yang merupakan kembaran dari Naruto Uzumaki yang kini statusnya sebagai terdakwa enam bulan yang lalu. Naruto jelaslah bukan pelakunya, memang, dia dengan Naruto tidak saling mengenal tapi kenyataan tetaplah kenyataan. Bukankah keadilan itu perlu ditegakkan? Oleh karena itu, di sinilah dia berada, di bangku paling depan pengunjung sidang pertama setelah enam bulan pewaris Namikaze & Uzumaki Corporation ini mendekam di dalam sel tahanan.
Emeraldnya memandang ke arah hakim yang menduduki kursi singgasananya dengan begitu gagah bak seorang raja. Lalu tanpa menunggu lama, beliau berkata dengan penuh wibawa, "Panggil juri."
Sementara orang-orang menunggu juri yang berjumlah dua belas orang itu, Sakura mengamati seisi ruangan sidang nomor satu di Pengadilan Pusat Tokyo. Ia melihat ke arah meja tempat pengacara dan penuntut. Seulas senyum membingkai bibirnya ketika dia–Sabaku Gaara–yang merupakan pengacara terdakwa menatapnya balik dengan sedikit senyuman tertarik dari bibirnya.
Sakura mengantupkan tangannya di depan dada, berdoa dalam hatinya semoga sepupunya itu bisa memenangkan sidang ini. Walaupun dia tahu bahwa saingannya adalah.. Uchiha Itachi, Sakura menghela napas berat.
Siapa yang tidak mengenal Uchiha Itachi? Pengacara nomor satu di Jepang! Dengan IQ 200 dan merupakan CEO dari perusahaan raksasa Uchiha Corporation yang bergerak dibidang Industri Pertambangan dengan cabang di manca negara.
Sidang dibuka dengan dimulainya pertanyaan-pertanyaan yang dipersilahkan oleh Hakim Tobirama Senju.
"Uchiha-san, silakan untuk menyampaikan dakwaan dari pihak Yakushi." Lelaki tampan tanpa cela, dengan stelan yang biasa saja dengan dipadukan jubah ala pengacara lengkap dengan segala tek tek bengeknya. Bisik-bisik mulai terdengar, terutama dari para juri perempuan yang mengatakan bahwa Uchiha-sama, sama sekali tidak kehilangan pesonanya walaupun dengan jubah biasa yang melekat ditubuhnya. Begitupun dengan bisik-bisik di belakang telinganya yang membuat kuping Sakura jengah bukan main. Netranya menangkap sosok gadis berambut indigo di ujung kursi pengunjung dekat dengan pintu sayap kanan, alis merah mudanya mengernyit, "bukankah itu gadis yang berteriak-teriak memanggil taksi saat itu?" Pikirnya,
"Baik, Yang Mulia," Itachi memulai penyampaian dakwaan dengan pelan dan tenang, Sakura menguap bosan.
"Pada kasus ini saya mewakili pihak penuntut, Yakushi-san, sedangkan rekan saya yang pintar ini, Sabaku Gaara-san mewakili pihak terdakwa. Perkara di persidangan ini adalah perkara pembunuhan. Perkara pembunuhan berdarah dingin dan terencana atas korban bernama Uzumaki Menma, saudara kembar dari Uzumaki Naruto anak pasangan Minato Namikaze dan Kushina Uzumaki." Di bangku pengunjung sidang, sosok perempuan lain yang tidak berhenti menitikan air matanya tidak lepas dari penglihatan gadis merah muda ini. Sakura tahu siapa wanita itu, dia adalah Kushina Uzumaki.
Tangannya mengepal, Kabuto, ini semua kesalahan pria jahanam itu! Sakura membatin, wajahnya merah padam–menahan amarahnya–saat tatapan wajahnya bersiborok dengan wajah si lelaki pembunuh. Kabuto menyeringai ke arahnya, seolah mengatakan bahwa dia tidak akan kalah. Sial, Sakura memalingkan wajahnya.
"Selama persidangan, Anda sekalian akan mengetahui bagaimana terdakwa, Naruto-san, membujuk kembarannya Menma-san untuk datang ke pub di Konoha pada Minggu malam, 28 Maret 2016, tempat di mana terdakwa melakukan pembunuhan keji dan terencana. Sebelum itu, terdakwa membawa pacarnya, Hyuga Hinata ke restoran Perancis,"–Itachi menatap berkas di tangannya sekilas, memastikan nama restoran tersebut tidak salah–"porte ouverte. Yang Mulia bisa mencermat bahwa terdakwa melamar wanita ini setelah sehari pemberitahuan bahwa Menma-san lah yang dijodohkan dengan pacarnya"–satu kesalahan, Gaara sibuk mencatat setiap kata yang dapat menjadikannya senjata–"
"Setelah persetujuan dari kekasihnya, terdakwa kemudian menghubungi kembarannya tersebut dan mengajak bertemu di Bars and Pubs Akebinomi, Chiyoda yang merupakan distrik dengan dengan jumlah penduduk paling sedikit di Tokyo"–Gaara kembali mencatat di kertasnya, telinganya tidak melewatkan satu patah katapun yang keluar dari mulut seniornya ini–"Hyuga-san telah membuat pernyataan tertulis bahwa dia belum pernah pergi ke tempat tersebut, sementara sudah jelas bahwa Uzumaki Naruto-san sudah mengenal tempat itu. Yang mana dapat diambil kesimpulan jika terdakwa memilih tempat tersebut dengan satu tujuan: pintu belakang pub tersebut mengarah ke tempat pembungan sampah yang sepi namun jalanan utama dapat dicapai dalam radius100 meter, merupakan lokasi ideal bagi orang yang memiliki niat membunuh; pembunuhan kemudian difitnahkan oleh terdakwa kepada seseorang yang tidak tahu apa-apa, yang kebetulan menjadi pengunjung Bars and Pubs tersebut." Sakura menatap tajam Uchiha Itachi, giginya bergelemetuk, apa-apaan pengacara 'yang katanya nomor satu di Jepang itu' dia hanya bicara sampah! Berorasi yang jelas-jelas dialah yang sok tahu! Jelas-jelas Sakura melihat kejadiannya dengan mata kepalanya sendiri! Bagaimana si senior sialannya yang baru dipindah-tugaskan ke rumah sakit yang sama dengannya dua minggu yang lalu itu adalah pelakunya! Hei kalian para penegak hukum, kenapa kalian begitu bodoh membiarkan pelaku kejahatan bekerja dengan leluasa sebagai dokter bedah?! Sakura memijat pelipisnya, menatap punggung tegap lelaki pirang yang kini terlihat begitu rapuh di depan sana, hatinya mencelos, betapa bobroknya hukum di negeri ini? Batinnya merana.
Pertanyaan-pertanyaan dimulai pada sosok yang kini duduk di mimbar sebagai saksi. Sakura mendesis di tempat, dia tahu siapa wanita jadi-jadian di depan itu. Dia Haku, laki-laki berparas cantik layaknya perempuan yang merupakan dokter spesialis Jantung junior, yang telah bekerja dan mengabdi di rumah sakit yang sama dengannya, adalah merupakan teman dekatnya si berengsek Yakushi! Dan dia ada di tempat kejadian, berdiri layaknya seorang mandor yang mengawasi anak buahnya membunuh dengan begitu keji dengan menggunakan pisau dapur pemotong daging. Sakura meringis saat memori otaknya kembali mengingat kenangan buruk yang memasuki indera penglihatannya. Cih!
"Kau ingin menanyai saksi kembali, Sabaku-san?" tanya hakim seolah berharap akan adanya perlawanan selanjutnya.
"Tidak, Yang Mulia, terima kasih." jawab Sabaku Gaara nyaris tidak beringsut di tempatnya.
Gaara tetap diam, dia teringat kata-kata ayahnya–yang merupakan mantan hakim agung Jepang–supaya jangan sekali-kali menanyai saksi yang disukai juri, apalag juri yang berharap setiap perkataan saksi dianggap
Usahakan supaya saksi secepatnya turun dari mimbar agar saat tiba giliran juri mempertimbangkan vonis, ingatan tentang pertunjukan para saksi–dan memang tadi itu merupakan pertunjukan–mungkin sudah pudar.
"Kau boleh meninggalkan mimbar saksi, Haku-san." kata Hakim Tobirama nampak tidak peduli, karena sedari tadi dia hanya bulak-balik menatap jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya. Mungkin perutnya sudah keroncongan, atau mungkin saja takut terlewatnya barang sedetikpun jam makan siangnya.
Sekali lagi, gadis ini menatap wanita yang ditaksir berusia memasuki kepala lima dengan surai merahnya tampak sendu menatap puteranya yang kini kedua lengannya diborgol kembali dan dibawa oleh dua petugas kepolisian. Sakura menghela napasnya berat, dia benar-benar tahu bahwa dunia ini begitu kejam. Sakura membenahi rok putih bahan selututnya, dan menyampirkan tas kecil di pundaknya.
Saat melewati pintu keluar, sekilas tatapan emeraldnya bersitegang dengan mata oniks yang menatapnya tajam. Sakura berdecih muak dan benci, dia memalingkan wajahnya terlihat sekali bagaimana enggannya wanita ini pada sosok lelaki yang kata orang 'pengacara nomor satu di Jepang'. Dia menghampiri sepupunya dan mengamit siku lengan kiri pemuda bersurai merah itu menuju parkiran mobil. "Aku membencinya!" sungut Sakura ketika mereka mulai meninggalkan pelartaran parkiran. Gaara tertawa pelan seraya mengacak rambut merah muda sepupu perempuannya, "apa dia sedari tadi mengganggumu? Si Yakushi itu?" Sakura mengerucutkan bibirnya sebal, "aku, demi Tuhan, aku tidak memperhatikan orang itu sama sekali! Aku memang membencinya–sangat, tapi bukan si ular itu yang kumaksud!" tanpa mengalihkan perhatiannya dari jalanan macet Tokyo yabg merupakan kota sibuk di depan, Gaara menyahut, "lalu?"
"Si nomor satu di Jepang! Sial, bahkan ruang sidangnya pun nomor satu. Ah, kenapa aku mendadak benci angka satu?" Sakura menjedugkan kepalanya ke dasboard, Gaara mendelik, "apa-apaan kau? Jangan merusak mobilku!".
====Next Persidangan Kedua====
