Apakah kalian punya impian? Tentu saja semua khalayak di muka bumi ini mempunyai impian mereka masing-masing. Tak terkecuali aku, aku juga mempunyai impianku sendiri. Dan impianku adalah menjadi seorang tuan putri.

And my story will begin….

Desclaimer : Masashi Kishimoto

Romantic Princess Sakura

Chapter 1

The Ordinary Girl who Want To be A Princess

Namaku Haruno Sakura. Seperti yang sudah kukatakan, aku ingin menjadi seorang tuan putri. Impian yang menakjubkan bukan? Yeah, aku tahu itu. Di era yang sekarang ini sudah jarang orang yang mempunyai impian sepertiku. Tentu saja, semua orang hidup berdasarkan realita dan bukan semacam fiksi!

Tidak semua orang beranggapan impianku adalah impian yang wajar. Sebagian orang bahkan ada yang menertawakan ataupun mengejek. But I don't care. This is my dream, and I will make my dream come true! Aku selalu berpegang teguh pada pendapatku itu.

Aku ingin menjadi seorang tuan putri yang seperti di dongeng. Tinggal di istana yang mewah dan besarnya tak terkira, dikelilingi pelayan yang akan melayanimu selama 24 jam full dan semua itu belum lengkap tanpa adanya seorang pangeran tampan yang akan menikahimu dan mencintaimu. Hah, sangat indah bukan?

Tapi terkadang juga aku langsung drop kalau berpikir apakah mimpiku akan terwujud. Bagaimana tidak! Aku hanyalah seorang anak yatim piatu. Mendiang ayah dan ibuku dulu hanya seorang petani. Dan saat mereka meninggal, mereka tidak meninggalkanku sepeserpun harta. Tragis! Jadi, justru karena impianku itulah aku harus bekerja keras mengumpulkan uang untuk membeli istanaku nanti. Dan disinilah aku sekarang, dalam perjalanan menuju tempat kerjaku.

Aku mengayuh sepeda tuaku menyusuri jalan yang setiap harinya kulewati untuk ke tempat kerja. Aku kerja di salah satu supermarket kecil di pinggiran kota. Supermarket itu adalah milik Ibiki-sama. Dia adalah atasanku. Ibiki-sama itu orangnya pelit. Pantas saja seumur hidup pun aku menabung, gajiku tidak akan cukup untuk membeli sebuah istana, bahkan rumah sekalipun.

Aku bekerja bersama sahabat sepejuanganku Ino Yamanaka. Dia juga gadis yatim piatu sama sepertiku, tapi bedanya nasibnya tidak setragis aku. Dia mempunyai rumah sederhana di samping apartemen kumuh yang kutinggali.

Ok, sudah cukup ceritanya! Aku melirik ke jam tangan tuaku, terlambat lima menit, Ibiki-sama pasti akan mengomeliku lagi! Dan kata-kataku benar-benar terbukti. Baru saja aku sampai, Ibiki-sama sudah menghalangi jalan masukku

" Haruno! Sudah kubilang berapa kali jangan terlambat!" Omelnya. Kurasakan beberapa air liurnya menciprati wajahku. Huh, menjijikkan!

" Maaf bos, tadi dosenku telat masuk. Jadi,,,," Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, Ibiki-sama sudah memotongnya

" Tidak ada alasan! Bulan depan gajimu akan kupotong!" Huh! Pemotongan gaji lagi!

" Cepat sana ganti bajumu dan awasi kasir! " Perintah Ibiki-sama

Aku segera melakukan perintah Ibiki-sama, kulangkahkan kakiku menuju ruang ganti. Tapi sebelum itu, Ino memnggilku,

" Hei jidat! Kenapa lagi, huh?" Tanya Ino dengan nada sedikit mengejek.

Aku memutar bola mataku bosan, " Nanti kuceritakan Ino-Pig." Setelah berkata seperti itu, aku langsung meninggalkannya.

Huh, hari ini akan sangat panjang, membosankan,dan tentu saja melelahkan….

Skip Time

Langit sudah berubah warnya, yang dari tadinya biru sekarang berubah menjadi jingga kemerahan. Sang raja dunia pun perlahan tenggelam dari balik ufuk barat. Dan saat ini yang paling aku nantikan. Waktunya pulang !

Kukepak barang-barangku dan bersiap segera pulang. Perasaanku seperti biasa, lelah. Rasanya ingin langsung pulang lalu mandi dan merebahkan diriku di sofa sambil makan cup ramen panas.

" Hei Ino, hari ini kau ambil shift malam ya?" Tanyaku pada Ino yang sedang asyik menghitung uang hari ini

" Ya, tapi besok giliranmu yang jaga malam disini, jidat." Katanya sambil tetap menghitung uang

" Ayolah Pig, berhenti memanggilku jidat. Kalau begitu aku duluan. Jaa Pig."

" Jaa…"

Aku mengayuh lagi sepedaku. Aku ingin cepat-cepat pulang untuk melakukan kegiatan yang sudah kurencanakan. Tapi, saat sudah setengah jalan, tiba-tiba Ckiiitt… ada mobil sedan hitam yang berhenti tepat di sampingku.

Dan saat itu juga turunlah penumpang mobil itu. Semuanya berjas hitam dan mengenakan kacamata yang senada dengan warna jasnya.

" Akhirnya kami menemukan anda, nona." Kata salah seorang yang posisinya paling depan. Oh Kami-sama, apalagi sekarang?

To Be Continued…

Apakah kalian punya impian? Tentu saja semua khalayak di muka bumi ini mempunyai impian mereka masing-masing. Tak terkecuali aku, aku juga mempunyai impianku sendiri. Dan impianku adalah menjadi seorang tuan putri.

And my story will begin….

Romantic Princess Sakura

Chapter 2

The Prince…

Sementara itu…

Normal Pov

Di saat yang sama di sebuah rumah mega nan mewah, empat pria tampan berjas putih sedang bersantai di bar yang terdapat di dalam rumah mewah itu sendiri

" Hei! Kudengar nona, akan dating malamini. Aku penasaran gimana sih wajahnya." Sahut seorang pria berambut pirang model durian.

Namikaze Naruto. Seorang pemuda yang merupakan putra dari pendiri Namikaze Coorporation. Perusahaan ketiga terbesar di seluruh dunia. Pemuda berambut pirang yang merupakan turunan dari ayahnya. Beriris mata Blue Ocean. Pemuda yang ceria, aktif, berisik , dan mengganggu. Merupakan playboy kelas kakap. Mempunyai posisi tuan muda kedua dalam keluarga ini.

" Pastilah wajah nona mirip dengan Hikari-sama." Jawab seorang pria yang sedang memegang pensil dan kanvas.

Ichikawa Sai. Cucu dari mantan perdana menteri Jepang yang sudah wafat, Ichikawa Danzo. Premuda yang memiliki gallery lukis terbesar di Jepang. Mempunyai hobi melukis. Pemuda yang tenang dengan ciri khas senyumnya ini mempunyai posisi sebagai tuan muda keempat dalam keluarga ini.

" Merepotkan, pasti Quee akan merayakan pesta besar-besaran di rumah ini. Huh menyebalkan!" Gerutu pria berambut nanas.

Nara Shikamaru. Anak dari klan Nara yang mempunyai usaha beternak rusa. Peternakan rusanya sekarang sudah menjadi peternakan terbesar se-Asia. Pemuda yang memiliki IQ tertinggi setelah tuan muda pertama. Mempunyai pacar bernama Temari yang merupakan pengacara kaluarga. Menjabat sebagai tuan muda ketiga.

" Hn' kita lihat saja nanti." Ucap seorang pria berambut emo chikenbutt.

Uchiha Sasuke. Putra bungsu dari klan Uchiha. Klan yang merupakan pendiri Uchiha Coorperation, Perusahaan terbesar kedua dunia. Pemuda yang tenang, dingin, dan tentu saja tampan. Beriris mata onyx tajam. Tatapannya mampu membuat orang merinding. Pemuda yang memiliki ribuan fansgirl . Mempunyai ciri khas dengan rambut yang bermodel langka. Pemuda yang menjabat sebagai tuan muda pertama ini akan dinikahkan dengan cucu dari Quee yang sekaligus pemilik dari rumah mewah ini.

" Hei Teme, sebaiknya kau nikmati saja masa lajangmu itu." Sahut sang pemuda Namikaze lagi.

" Diamlah Dobe, aku tidak ingin membicarakan soal itu." Jawab Sasuke ketus

Sai yang daritadi asyik menggoreskan pensil pada permukaan kanvas, akhirnya turut berbicara," Naruto memang benar, begitu nona sampai, kau pasti akan ditunangkan lalu dinikahkan dengan nona."

" I say shut up !" Geram Sasuke.

" Hn' baiklah." Jawab Sai singkat lalu kembali menorehkan garis pada kanvas.

Semua tuan muda harap ke ruangan Quee sekarang. Pengumuman bergema di seluruh ruangan. Tentu saja juga di bar tempat keempat tuan muda itu berkumpul.

" Kalian dengar tidak? Quee memanggil kita." Naruto lalu berdiri dari kursi, " Sebaiknya kita cepat, kalian sudah tahu Quee, kan?"

" Diamlah Dobe, kita semua juga tahu." Sembur Sasuke

Kira-kira apa yang akan di bicarakan Quee sekarang? Pikir Naruto, sepertinya akan menarik.

To Be Continued…

Apakah kalian punya impian? Tentu saja semua khalayak di muka bumi ini mempunyai impian mereka masing-masing. Tak terkecuali aku, aku juga mempunyai impianku sendiri. Dan impianku adalah menjadi seorang tuan putri.

And my story will begin….

Romantic Princess Sakura

Chapter 3

Who are they?

Back to Sakura…

Aku mengayuh lagi sepedaku. Aku ingin cepat-cepat pulang untuk melakukan kegiatan yang sudah kurencanakan. Tapi, saat sudah setengah jalan, tiba-tiba Ckiiitt… ada mobil sedan hitam yang berhenti tepat di sampingku.

Dan saat itu juga turunlah penumpang mobil itu. Semuanya berjas hitam dan mengenakan kacamata yang senada dengan warna jasnya.

" Akhirnya kami menemukan anda, nona." Kata salah seorang yang posisinya paling depan. Oh Kami-sama, apalagi sekarang?

Aku meneguk ludahku, " Kalian siapa?"

" Nanti saya akan jelaskan, nona. Sekarang lebih baik nona ikut dengan kami." Kata pria bermasker.

" Kalian pasti salah orang. Saya bukan npna kalian, dan saya mau pulang. Jaa..." Aku baru saja ingin mengayuh sepeda, tapi orang-orang ini malah menghalangi jalanku. Damn it! Orang-orang aneh ini memang meyebalkan!

" Kami tidak salah orang nona, nona adalah nona Ai. Orang yang sudah kami cari sejak lama. Dan Quee sudah menunggu nona di rumah."

Huh? Ai? Siapa lagi itu?

" Kalian memang salah orang. Saya bukan Ai. Nama saya Sakura. Sekarang minggir, saya mau pulang. Dan katakana lagi pada Quee-mu itu, saya bukan cucunya."

" Saya mohon nona, nona sebaiknya pulang dulu. Kalau memang nona bukan nona ai, saya akan mengantar nona pulang sekaligus saya akan member nona uang."

Uang? Hmmm boleh juga. Tidak ada salahnya aku ikut mereka. Toh aku juga bukan orang yang mereka cari

Seringai terbentuk di bibirku, " Baiklah. Tapi kalian tepati janji kalian."

" Baiklah nona, mari silahkan masuk." Si masker membuka pintu mobil dengan sopan.

" Tapi, bagaimana dengan sepedaku?" Arrghhh,,, kau memang bodoh Sakura, saat-saat seperti ini masih memikirkan sepedamu!

Si masker itu tersenyum , " Sepeda nona oarng-orang saya yang akan mengurusnya."

Normal Pov

Sakura memasuki mobil sedan hitam itu diikuti dengan pria bermasker itu. Tak laam, mobil itu melaju kencang membela jalanan kota Tokyo pada waktu petang

Selama perjalanan baik Sakura maupun pria bermasker itu tidak membuka topic pembicaraan satu sama lain. Si pria masker sibuk dengan tablet pc-nya sedangkan Sakura sedang asyik memandangi jalanan kala petang dari balik kaca sedan hitam bermerek Ford itu.

Keheningan barulah terpecah, karena Sakura mulai membuka pembicaraan saat sedan hitam itu baru saja melewati gerbang mega.

" Ummm, kapan kita akan sampai?" Tanya Sakura. Matanya masih tertuju pada jalanan yang kini berhiaskan pohon-pohon cemara di bagian tepinya.

Pria itu tertawa kecil, " Nona kita sudah sampai. Saat kita memasuki gerbang tadi, kita sudah mesuk di wilayah rumah anda, nona."

Sakura Pov

Apa? Kita sudah sampai katanya? Bagaimana kira-kira luas rumah si-Ai itu jika jalanannya saja sudah sejauh ini?

Oh Kami-sama, tidak bisa dibayangkan.

Tiba-tiba mobil berhenti. Kenapa lagi sekarang? Apa mobilnya mogok? Tapi tidak mungkin mobil sebagus ini mogok

" Kenapa? Mobilnya mogok, yah" Tanyaku ragu-ragu

" Hahaha, mobilnya tidak mogok nona. Tapi kita sudah sampai, nona." Si masker kemudian turun.

Pintu mobil di sebelahku terbuka, hah, ternyata si masker ini turun lebih dulu untu membukakanku pintu, " Silahkan turun, nona."

Baru saja aku turun dari mobil…

" Selamat datang di rumah, nona."

Oh Kami-sama, apa yang akan terjadi padaku?

To Be Continued…

"

Apakah kalian punya impian? Tentu saja semua khalayak di muka bumi ini mempunyai impian mereka masing-masing. Tak terkecuali aku, aku juga mempunyai impianku sendiri. Dan impianku adalah menjadi seorang tuan putri. Dan ternyata aku adalah seorang putri!

And my story as a princess will begin….

Romantic Princess Sakura

Chapter 2

The Princess…