Jakarta, Here We Come
Desclaimer: I do not own Katekyo Hitman Reborn
Chapter 1
"Pe-ngu-mu-man~ Pesawat ini akan mendarat di Bandara kurang lebih 5 menit lagi. Jakarta memiliki perbedaan waktu 6 jam lebih lambat. Lebih baik kalian mempersiapkan diri untuk turun dan rubahlah setelan jam kalian~". Lussuria mengumumkan kepada seluruh awak kapal dalam pesawat pribadi mereka layaknya seorang pramugari.
"Ushishishi.. Aku dapat melihat daratan yang indah dari sini. Apakah kau bisa melihatnya, Froggy?" Tanya Bel pada Fran.
"Ah.. Aku tidak dapat melihatnya, senpai. Topi kodok ini membuatku tidak bisa mendekat ke kaca jendela. Bolehkah aku melepasnya?" Fran menjawab dengan nada yang datar.
"Tidak. Kau baru boleh melepasnya setelah kita sampai pada apartemen baru kita." Bel menyeringai.
"Jadi, kita akan tinggal di apartemen? Aku berani bertaruh, tetangga-tetangga yang berada pada satu lantai dengan kita pasti akan pergi begitu kita datang." sahut Fran.
"VOII! Aku sudah tau hal itu akan terjadi! Aku sudah mengantisipasinya! Seluruh unit yang ada pada lantai itu telah kubeli dan telah disatukan! Itu akan menjadi tempat tinggal Varia selama kita di Jakarta!" Squalo menjelaskan dengan detail.
Tak lama kemudian pesawat mereka mendarat. Xanxus turun terlebih dahulu. Ia langsung menuju ke dalam gedung bandara tanpa memikirkan barang-barangnya.
"VOII! Bel! Fran! Pergilah dan panggil seseorang untuk membawa barang-barang kita dari tempat pengambilan barang ke mobil! Dan Lussuria! Hubungi supir baru kita dan tanyalah dimana ia sekarang!"
"Baiklah, kapten." jawab Bel Dan Fran serentak.
"Baiklah, squ-chan~" susul Lussuria.
Mereka pun sampai di apartemen. Tempat tinggal mereka berada di lantai 2. Disaat pertama kali mereka membuka pintu 'rumah' mereka, sudah terdapat sedikitnya 10 orang yang menyambut mereka.
Penyambut mereka pun menyanyikan lagu khasnya, "selamat datang Varia, selamat datang Varia, selamat datang kami ucapkan.."
Xanxus yang sedari tadi menyilangkan tangannya sambil mengejamkan matanya langsung masuk dan mencari kamarnya. Lima orang lainnya masuk ke dalam apartemen dan menikmati sajian yang telah disiapkan. Tetapi, Levi hanya mengambil sepiring makanan dan membawanya kepada Xanxus.
"Ah, aku lupa mengatakan sesuatu kepada kalian, Bel-chan, Fran~" kata Lussuria.
"Apa?" sahut Bel.
"Kalian besok akan melanjutkan sekolah di SMP-SMA Lusschool. Aku sengaja mencarikan kalian sekolah yang namanya mirip dengan namaku~"
"Baiklah, tapi aku tidak mau berangkat bersama Bel-senpai."
"Dan kenapakah itu, Froggy?" Bel menjawab sambil menyeringai.
"Karena orang-orang akan mengira kalau kau adalah kakakku atau semacamnya. Aku tidak mau hal itu terjadi."
"Kau tidak mau mempunyai kakak setampan diriku? Sayang sekali. Ushishishi.."
Fran menunjukkan wajah mual. "Kau tidak tampan, senpai. Kau mengerikan."
"Aku tampan!"
"Kenapa kau memaksaku? Tampan atau tidak itu kan relatif."
"Karena aku adalah seorang pangeran."
Fran memberi tampang kosong pada Bel. Bel membalasnya dengan wajah datar juga.
"Pagi semua~ Hari yang cerah, bukan~?" Sapa Lussuria pada Bel, Fran, dan Squalo. "Squ-chan, kau akan berperan sebagai Ayah sekarang, antarkan mereka berdua ke sekolah ya~"
Squalo pura-pura tidak dengar. Tapi pada akhirnya ia mengantarkan Bel dan Fran juga.
Sesampainya di Lusschool, mereka hanya duduk berdua saja karena belum mengenal siapa-siapa. Pemandangan pagi yang sudah mereka dapat adalah wajah-wajah perempuan yang bersembunyi di balik dinding. Suara pagi yang mereka dengar disana juga tidak begitu enak didengar, suara teriakan histeris para wanita.
Lonceng masuk sekolah sudah dibunyikan. Fran masuk ke kelas 9B, Dan Bel, atas segala kejeniusannya, ia dapat memasuki kelas akselerasi berkapasitas 10 orang yang kini sudah duduk di kelas 11, dengan alasan ingin cepat lulus.
Fran
"Aah.. Malas sekali rasanya. Kenapa harus ada perkenalan diri. Aku tau mereka menyuruhku memperkenalkan diri hanya agar jam belajar mereka berkurang." Kata Fran dengan nada yang sedikit pelan.
Bu Ani, wali kelasnya mempersilahkannya masuk ke kelas dan menyuruhnya memperkenalkan diri.
"Namaku Fran, ..." hening. "Boleh aku duduk sekarang, Bu?"
"T-tentu, silahkan." kata Bu Ani sambil memperlihatkan wajah yasudahlah.
Ia duduk disamping anak laki-laki yang bernama Anton. "Kenapa kau memakai celana? Kau perempuan kan?"
Fran tidak menjawab pertanyaan bodohnya itu.
Belphegor
Bel masuk ke kelas pribadi milik kelas akselerasi. Ia disambut dengan baik oleh kesepuluh murid aksel tersebut.
Ia tidak memperkenalkan diri, karena guru yang tiba-tiba masuk langsung mematahkan mood 10 orang dikelasnya.
"Pagi semua. Siapkan kertas selembar, hari ini kita ulangan. Dan Lily, kamu selama dua bulan kedepan harus mengerjakan tugas-tugas yang belum kau kerjakan karena pertukaran pelajar kemarin!"
"Tidaaak! Kami belum belajar!" teriak sepuluh murid tersebut.
Bel hanya terdiam, berusaha mencerna apa yang akan mereka lakukan.
Setelah istirahat, Lily mendekati Bel dan mukanya sedikit memerah.
"Belphegor, benar namamu Belphegor?"
"Ya."
"U-umm.. Aku ingin memberikanmu ini. Kau tau.. Aku tidak bisa menontonnya karena aku harus mengerjakan tugas." Ia melihat kebawah sambil memberikan Bel sebuah amplop.
Bel hanya melihat dan mengambil amplop itu, tidak berterima kasih seperti biasa.
Sore harinya
"Hei, Froggy, apa kau mau menemaniku menonton konser? Temanku memberikan dua tiket untukku karena ia dan temannya tidak bisa datang."
"Aku sedang sibuk mengerjakan PR, ajak Levi saja. Dia adalah pengangguran sejati."
"Tidak akan pernah."
"Lalu?"
"Akan kubantu kau mengerjakan PR, tapi sebagai gantinya, kau harus menemaniku menonton konser."
"Ngomong-ngomong, konser apa?"
"Lady Gaga."
"Siapa dia?"
"Tidak tau."
Fran memberikan selembar kertas soal matematika kepada Bel. Ia mengisyaratkan kepada Bel kalau ia harus membantunya mengerjakan soal-soal itu. Bel pun mengerjakannya dengan segala kemampuannya. Bagaimanapun ia adalah seorang jenius.
Ia menyelesaikannya dalam 10 menit. Tidak, kecuali 1 nomer yang tersisa.
"Aku tidak bisa memecahkan soal yang ini."
"Kalau begitu aku tidak mau menemanimu." Sahut fran dengan suara monoton.
Bel berpikir dua kali. Akhirnya ia pun mengerjakan lagi soal terakhir itu. Setelah 4 jam lamanya, soal itu baru terpecahkan.
"Ah. Terima kasih, Bel-senpai. Lalu, kapan konser itu diadakan?"
"Masih bulan depan. Tapi kupegang janjimu."
"Ya, ya, aku tau."
Sekitar jam 6 sore, mereka pun berkumpul di ruang tv sambil menonton berita.
"FQI melarang Lady Gaga untuk konser di Indonesia. Apa tanggapan Bapak?" Tanya sang pembawa berita.
"Yah, kalo menurut aye sih, kenapa FQI itu, yang dikate orang suci, orang bebas dosa, justru bisa ngelarang konsernya Lady Gaga ke Endonesia. Kok iye mereka bisa tau Lady Gaga ntuh begono. Berarti kan mereka ya pernah juga ngeliat Lady Gaga lagi nyanyi. Padahal logikanye ntuh mereka kan kagak bakal buka pideo yang kayak begono. Gak masuk akal lah menurut aye." Jawab seorang narasumber di tv sana.
"Lalu, apakah Anda akan tetap menonton konsernya jika konser ini tetap diadakan?" Tanya seorang pembawa berita lagi.
"Ya kagak. Aye mah kagak suka ame yang begituan. Aye sukanye sama Ayu Ting Ting lah, same-same pirang, tapi lokal. Kan ada slogannya ntuh, Cintai Produk Lokal. Nyahahah.." Seketika itu pula tayangan on air tersebut terputus selama beberapa menit.
"Bel-senpai, sepertinya konser Lady Ga-siapa, akan dibatalkan."
"Tidak usah dijelaskan, aku juga dari tadi melihatnya, Froggy." Bel merengut. Padahal ia sudah membantu Fran mengerjakan PRnya.
"Syukurlah kalau ternyata konser itu dibatalkan. Dengar-dengar konser itu akan membuat jalanan macet. Dan untungnya, kau sudah mengerjakan 10 soal tersulit PRku, Bel-senpai." Ia berusaha mengejek Bel dengan nada monoton.
"Belum tentu tidak jadi, Froggy. Mereka hanya memprediksikan kalau konser itu tidak jadi."
"Benarkah? Sial."
"Ushishishi.." Bel menyeringai sambil memikirkan sesuatu yang jahat. 'FQI, siap atau tidak, besok aku akan datang dan membuat kalian menyetujui diadakannya konser itu, ushishi..'
Fran hanya ketakutan melihat Bel tertawa sendiri. Ia diam-diam pergi dan menyelinap masuk ke dalam dapur. 'Apa yang akan senpai lakukan? Kuharap ia tidak berpikir yang macam-macam,' pikir Fran.
Bersambung..
Penasaran apa yang sebenarnya akan Bel lakukan?
Penasaran kenapa cerita ini begitu random dan ooc?
Saya juga penasaran.
Nantikan kelanjutannya di chapter 2 yang belum diketahui kapan akan di publish lagi.
Mind to review?
