"Loving someone is not easy, forgetting someone is very easy to do, if the shadow will disappear in a moment." –

This story is Original by


"Sungmin! Awas!"

Ckiitt…

Brakk..

Dukk.

"Oh tidak! Kyu!" Sungmin menghampiri seorang pria yang jatuh tergeletak di jalan,

"Ya Tuhan, kau berdarah, Kyu!" Sungmin panik, bingung harus bagaimana.

"Aku tidak apa-apa" Pria itu tersenyum cukup lama, Sungmin hanya memandang dalam manik matanya. Sampai akhirnya senyum pria itu memudar, begitu juga dengan tertutupnya mata yang dipandang Sungmin.

"….."

"Tidak"

"Kyu!"


Sungmin's POV

Di sekolah terdapat sebuah ruangan favoritku yaitu ruang seni. Setiap aku akan melukis, pasti akan terdengar alunan musik yang merdu. Yang aku tak pernah tahu asalnya darimana. Dengan alunan itu imajinasiku selalu muncul. Aku seperti tersihir dengan kemerduannya.

Kalau tentang diriku, aku bisa dibilang seorang anak yang mudah bergaul, setiap saat aku selalu dikelilingi teman-temanku. Sangat sulit rasanya untuk tenang, apalagi hobiku adalah melukis, dan aku sangatlah butuh ketenangan, karena itu setiap pulang sekolah, aku langsung kabur ke ruang seni di gedung lama.

Karena ruang seni di gedung lama yang selalu tak terpakai dan aku yakin, diruangan itu aku bisa melukis dengan tenang.


Di ruang seni

Aku terus berpikir, kira-kira apa yang aku lukis saat ini.

"Apa aku menggambar piano saja ya?" gumamku.

"Karena aku pikir alunan itu akan terdengar lagi" aku tersenyum karena teringat akan sesuatu dan teringat akan dia.

Saat aku akan mulai melukis, langsung terdengar suara dentingan tuts piano. Dan tiba-tiba ada suara yang memanggilku,

"Aku datang, Ming."

Aku mengenali suara itu, dengan senang hati, aku menengok ke belakang. Ku lihat sosok pria tampan, mengenakan tuxedo berjalan kea rah ku dengan senyum khasnya.

"Kyu! Akhirnya kau datang." Aku tersenyum, lalu dia berdiri disampingku.

"Kau akan melukis apa, sayang?"

"Sesuatu yang amat kau sukai. Coba kau tebak, Kyu."

Dia mengangkat sebelah alisnya, lalu bibirnya tertarik ke sebelah kanan, "Pianokah?"

Aku terkekeh, "Iya, tepat sekali."

"Kalau sudah selesai, taruh saja disitu, Ming!" Kyu menunjuk ke sebuah meja di dekat jendela.

"Baiklah. Lalu, sekarang kau ingin apa?" Tanya ku tanpa melihat ke arahnya, melainkan memandang kearah cat-cat air yang akan ku pakai. Sejujurnya aku ingin dia menjawab kalau dia ingin menungguku.

Lama, tak ada jawaban. "Kyu?"

"….."

Aku mengarahkan pandanganku ke samping. Tetapi, tidak ada siapapun. Aku menghembuskan nafasku kesal. Lagi-lagi seperti ini.

Akhirnya, aku memilih untuk melukis lagi dan terus mendengar alunan merdu yang mulai terdengar kembali.

Dengan konsentrasi dan ketenangan yang ku dapat, akhirnya ku selesaikan juga lukisan piano ini. Lalu, aku taruh diatas meja yang Kyuhyun perintahkan padaku tadi.

Sebelum pergi meninggalkan ruang seni, aku tersenyum kea rah meja tersebut. Lalu, pergi meninggalkan ruang seni.

Ku putuskan untuk langsung pulang ke apartemen.

Aku pulang ke apartemen dengan berjalan kaki.

Selama perjalan pulang, aku terus memikirkan Kyuhyun. Kalian pasti bingung, Siapa itu Kyuhyun? Baiklah, aku akan beritahu. Dia adalah pacarku. Kami berpacaran sejak aku kami kelas 1 SMP, sementara sekarang aku sudah kelas 3 SMA. Rencananya setelah lulus, aku akan bertunangan dengannya.

Aku tidak peduli dengan keluargaku yang menentang hubungan kami, apa peduli ku terhadap mereka? Yang penting aku punya cinta yang besar untuk Kyu, begitu juga sebaliknya.

Karena keluarga ku yang selalu menentang itulah, makanya aku kabur dan tinggal di apartemen Kyuhyun. Tidak tanggung-tanggung, aku tinggal disana dan juga pindah sekolah ke daerah sini. Aku tak peduli dibilang pembangkang, yang terpenting aku bisa terus bersamanya.

Tapi sayangnya….

Ah tidak, sudah lupakan lupakan! Aku mengacak rambutku dengan kesal…

"Sungmin!"

Aku mengedarkan pandanganku, merasa terpanggil. Sampai mataku tertuju pada seorang pria yang mengenakan kemeja putih dan celana pendek hitam.

"Hae? Kenapa?"

"Kebetulan bertemu, aku juga akan pulang. Bersama ya?" tawar Hae.

Aku hanya menganggukan kepalaku, lalu kami jalan bersama ke apartemen.

Omong-omong dia ini orang yang tinggal disebelah apartemenku. Yah orangnya lumayan baik, walau terkadang mengesalkan.

Kita berjalan dalam diam, tapi lama-lama aku bosan juga.

"Hae."

"Ya?"

"Kau habis darimana?" Tanyaku, walau sebenernya mungkin apa yang aku pikirkan tentang jawabannya pasti benar.

"Kerja part-time." Jawabnya.

Tepat sesuai dugaanku.

"Sungmin." Gantian dia yang memanggilku, aku menoleh ke arahnya, sambil bergumam, lalu kembali menatap ke depan.

"Tidak, tidak, aku hanya ingin bertanya padamu, Min."

"Tanyakan saja."

"Apa kau masih suka melihat pacarmu?"

Aku diam, berhenti berjalan. Tanpa menoleh kearahnya..

"Apa maksudmu, Hae?" tanyaku dengan nada dingin yang sepertinya dia juga merasakan hal itu.

"A-ah tidak. Maaf maafkan aku, Min. Sepertinya aku salah bicara."

Aku menarik nafasku dalam, lalu kembali berjalan. Dia juga melakukan hal yang sama.

Kami kembali dalam suasana diam. Dalam hati aku mengeluh, kenapa rasanya lama sekali sampai diapartemen ya?!

"Min."

Oh Tuhan, ada apa lagi sih?

"Ya? Kenapa, Hae?"

"Malam ini, kau berencana untuk melakukan apa?"

"Aku belum tau." apa-apaan si orang ini? Menanyakan hal yang belum akan aku lakukan.

"Bagaimana kalau nanti malam, kita membeli keperluan sehari-hari?" tawarnya. Aku meliriknya lalu kembali melirik ke arah lain.

"Nanti aku kirim e-mail kalau aku bisa."

"Baiklah."

"Hm, iya."

Akhirnya, setelah pembicaraan singkat itu selesai. Perjalanan ku dari sekolah sampai apartemen juga usai.

Sekarang aku sudah di depan pintu apartemenku, sebelum masuk aku melambai ke arah Donghae. Dan ku lihat dia tersenyum. Lalu, aku masuk ke dalam.

Entah kenapa, hari ini terasa biasa saja. Aku rindu, waktu-waktu yang menyenangkan.

Ku rebahkan diriku di sofa,


"when we begin to feel calm, a lot of things that would be unthinkable" –

Rasanya begitu tenang, bahkan kupikir aku akan tertidur. Tapi, aku salah. Terbersit satu wajah yang sangat aku kenal dalam benakku, wajah itu tersenyum bahagia dengan darah yang mengalir di pelipisnya, juga menunjukkan giginya yang patah, dan bibirnya yang bergerak mengucapkan sebuah kalimat yang aku sukai…

Deg.

"Hah hah hah.." aku terbangun dari tubuh yang sedang rebahan menganti posisi menjadi duduk.

"Apa yang barusan aku pikirkan sih?" aku menjitak kepalaku sendiri karena kesal. Bagian di dadaku terasa sakit, menyesakkan.

"Ming?"

Deg….suara itu.

Aku menoleh ke samping, ada orang tampan duduk disampingku ternyata, "Kyu?"

"Kau kenapa lagi, sayang?" tanya Kyu, aku lihat raut wajahnya tersirat rasa khawatir.

Aku tersenyum, "Tidak, aku hanya bermimpi buruk tadi."

Dia balas tersenyum lalu mengusap kepalaku, "Benarkah?"

"Iya, Kyu. Aku hanya bermimpi buruk. Aku juga tidak sadar kalau-kalau aku ketiduran."

"Baiklah, kalau begitu kau ke kamar saja, Ming." Dia melepaskan tangannya dari kepalaku, rasanya seperti ada yang hilang.

"Tapi, aku ingin disini dulu bersamamu, Kyu." Aku menatap manik matanya yang terlihat kosong itu,

"Aku bilang ke kamar, Ming!" dia mengalihkan wajahnya, aku kecewa. Lagi-lagi dia memerintahku.

"Baiklah." Aku berdiri dan berjalan ke arah kamarku. Ah maksudnya kamar aku dan Kyuhyun.

Aku menatap langit-langit kamarku dengan perasaan yang berkecamuk di hatiku,

Bosan, aku merasa bosan. Aku ingin keluar dari semua ini, tapi aku bingung. Aku harus keluar dari apa? Aku juga tidak mengerti dengan hidupku.

Tiba-tiba aku teringat sesuatu, ajakan Hae tadi siang. Langsung saja aku berjalan keluar tanpa mengirim e-mail ke Hae.

Sebelum keluar dari apartemen, aku melihat keadaan di sekitarku, diruang tamu, di dapur, di apartemen ini. Tak ada Kyuhyun.

Kemana lagi dia?

Sudahlah, lebih baik sekarang aku mengajak Hae untuk belanja. Mungkin bisa membuatku merasa lebih baik…

Saat aku menutup pintu, aku melihatnya. Tersenyum…menyeramkan. Aku berusaha tidak peduli, dan menutup pintu…


TBC


Hello, readers. Makasi banyak untuk readers yang dengan senang hati membaca cerita ini, begitu juga dengan readers yang tidak dengan senang hati membaca cerita ini.

Saking lamanya hiatus. Jadinya, author kakuuu banget buat bikin cerita. Btw, ada yang tau akun privateeyewriter gak? Itu aku. Haha, karena kelupaan password jadinya aku biarkan diriku untuk hiatus menulis. Sekarang aku ingin memulai hidup baru(?) disini.

Kembali ke cerita ini. Pada dasarnya, aku ingin cerita ini penuh dengan kisah romantisnya KyuMin. Tapi kayaknya belom dapet kisah romannya deh-_-

Yasudah, jangan lupa tungguin next chapternya yaa.

Readers yang baik, cantik, tampan. Jangan lupa review!

Arigatou!

Regards,