Anime : Haikyuu

Pairing : Daichi x Sugawara

Haikyuu bukan punya aku tapi ceritanya ori punya aku.

Warn: OOC, Typo, gaje

Enjoyy~

*

DUM..DUM

Dentuman suara bola yang menghantam lapangan memenuhi seluruh aula. Tak hanya di lapangan, tapi benturan akibat tangan dan bola yang saling bertemu membuat aula menjadi ramai.

"Daichi.."

Surai kelabu seperti awan mendung pada sore hari ini. namun di wajahnya justru menampakkan wajah secerah langit musim panas, memanggil sang kapten.

"Ya, Suga?"

"Umm.. Aku rasa kita sudah cukup latihannya. Sebentar lagi mungkin akan hujan"

"Kau benar. Baiklah"

CLAP!!

"Semuanya!! Berkumpul!!"

sang kapten mulai mulai memberikan perintah kepada anggotanya.

"Kita sudahi latihan sampai disini. Sebelum pulang jangan lupa untuk melakukan pendinginan terlebih dahulu"

"Daichi-san, aku ingin latihan sebentar lagi!!"

surai oranye dengan suara khasnya yang riang mengangkat tangannya dengan peluh yang becucuran, namun wajahnya belum terlihat lelah sama sekali.

"A-aku juga Daichi-san"

yang bersurai hitam tidak mau kalah. ia berdiri di samping Hinata dengan membungkukkan badan.

"Tidak bisa, sebentar lagi akan hujan. dan sepertinya akan hujan deras. aku tidak mau kalian pulang basah kuyup kemudian sakit. dan bolos latihan. bagi siapapun yang melanggar, akan kuhukum dengan berlari di tanjakan Miyagi yang terkenal curam sebanyak 50 kali!! Mengerti??!!"

sang kapten memberti senyum kepada anggotanya. bukan senyuman biasa, melainkan senyuman yang akan selalu bersarang di mimpi burukmu. Anggota yang lain hanya mengangguk dan gemetar ketakutan, sungguh Daichi-san benar-benar menakutkan kalau marah. Hinata dan Kageyama pun hanya mengangguk dengan cepat, ingin rasanya mereka bersujud di depan Daichi sekarang.

"Mou.. Tenanglah, Daichi peduli pada kalian. Bukannya benci pada kalian. benarkan? Da-i-chi"

sang wakil kapten memberikan senyuman ke-ibuan pada anak-anak lainnya, dan kemudian senyuman yang sedikit nakal kepada Daichi. membuat sang kapten menjadi salah tingkah. berusaha menyembunyikan semburat merah dipipinya.

"Huaaaa.. Suga-san. kau memang malaikat. aku yakin kau akan jadi ibu yang baikkk"

Hinata melompat dan memeluk Sugawara

"Eh? Ano.. Hinata. Terima kasih. Tapi aku laki-laki, kalau kau lupa"

Sugawara membalas pelukan Hinata dan mengelus surai oranye yang lembut itu.Membuat batin Daichi memberontak. bagaimana mungkin laki-laki bisa seperti ini. bahkan kadang dia lupa kalau Suga adalah laki-laki.

"hee.. Dasar bocah" terdengar sindiran dari si kacamata.

"Mau berkelahi denganku, Hah?!!"

Hinata mengepalkan kedua tangan mungilnya di depan Tsukishima. Suga hanya terkekeh melihat kelakuan dua middle blocker itu.

"Sudah..sudah. Semua pendinginan. lalu bereskan peralatannya!" Daichi mulai kesal.

"OSUU!!!"

*

"Daichi-san aku sudah selsai membereskannya. aku izin pulang duluan"

Ennoshita menghampiri Daichi yang sedang membaca menu latihan untuk besok.

"Oh ya. Terimakasih untuk hari ini. hati-hati di jalan.

aku yang akan menutup pintunya nanti"

"Baik, Daichi-san"

Ennoshita kemudian pergi meninggalkan Daichi sendirian.

"Eh? sudah pulang semua Daichi?"

Ternyata masih ada satu orang lagi yang belum pulang. Sosok pemain bernomor pumggung 2 itu habis membereskan peralatan di tempat penyimpanan. Ia menghampiri Daichi yang terlihat serius.

"Ah Suga.. Ya terakhir tadi Ennoshita pamit padaku. apakah kau sudah selesai?"

"Iya, aku juga sudah membereskan barangku"

"Oke, tunggu aku"

ZRAAASSHHH...!!!!

tiba-tiba ribuan tetesan hujan jatuh dari langit. sepertinya perkataan Daichi tadi menjadi kenyataan. hujan deras mengguyur pada malam ini. sedangkan dua orang masih terjebak di dalam sekolah tanpa ada yang membawa payung. ramalan cuaca memang kadang tidak selalu tepat. menyebalkan.

"Yah.. hujan. Daichi, apa kau bawa payung?"

"Aku tidak bawa. karena tadi ramalan cuaca bilang hanya hujan gerimis"

"Duh.. bagaimana ini. Aku juga tidak bawa. apakah kita harus menunggu sampai reda? sepertinya lama.."

Daichi keluar dari Aula dengan membawa barang bawaannya. Dia lihat hujan di luar sudah semakin deras. Kemungkinan membutuhkan waktu lama untuk reda. Ia pun menghampiri Suga yang berdiri di depan pintu aula. Si surai kelabu sepertinya kedinginan. Walau sudah memakai jaket club, tapi udara malam yang membuat suhu semakin dingin.

"Sepertinya tidak ada pilihan lagi, Suga. Kita harus menunggu lebih lama agar hujan reda. Lagipula besok sekolah libur, hanya ada latihan saja. Bagaimana kalau kita kembali masuk ke dalam? Di luar sangat dingin. Aku tidak mau kau sakit"

Daichi menarik lengan Suga untuk menuntunnya ke dalam aula. Saat menggenggam tangan Suga, tangannya sedingin es. Mungkin jari-jarinya pun mulai membeku. Namun tangan Daichi yang hangat mampu membuat tangan Suga kembali ke suhu normal. Saat menyadari berpegang tangan seperti itu, terlihat semburat merah di pipi putih Suga. Tentu saja Daichi mengetahuinya, membuat Daichi tersenyum diam-diam.

Setelah kembali masuk ke aula. Mereka duduk di lantai bersandarkan dinding coklat kayu. Tanpa saling melepaskan tangan yang berpanggutan, mereka duduk dalam ke heningan. Suasana pun menjadi canggung. Yang biasanya sang wakil kapten cerewet pun, saat ini bungkam. Daichi merasa tidak nyaman dengan suasana yang seperti ini pun mulai membuka suara.

"Em.. Suga, apakah kau kedinginan? Tanganmu sepertinya membeku"

"Ah tidak, aku baik-baik saja Daichi. "

Suga menunduk malu. Ia benar-benar tidak bisa menyembunyikan pipinya yang merona. Bahkan jantungnya pun terasa di gedor dengan keras. Berharap sang kapten tidak mendengarnya.

"Baiklah coba menghadapku"

Daichi memutar tubuh Suga sehingga saling berhadapan. Kedua tangan mereka saling berpangutan. Daichi mulai menggosok-gosokan tangannya ke punggung tangan Suga. Lalu menempelkan kedua tangan putih itu ke pipinya.

"Bagaimana? Sudah hangat?" Ia tersenyum lembut pada sang nomor punggung 2

"I-iya.. ha-hangat. Terima kasih Daichi.."

Ingin rasanya Suga berlari keluar lalu berteriak dengan kencang

'NIKAHIN ENENG BANG!! SEKARANG!!'

"Sekarang giliranmu. Tanganku jug sudah mulai membeku"

Akhirnya Suga melakukan hal yang sama sepeeti Daichi lakukan. Menggosok punggung tangan Daichi, dan menempelkan ke pipinya. Namun tiba-tiba kepala Sugawara ditarik kedepan sehingga dahi mereka bertubrukkan, dan hidung saling bertemu. Tentu saja Suga terkejut dengan perlakuan lelaki itu.

"Da-daichi??"

"Hei Suga.. Apakah kau mempunyai orang yang kau sukai?"

"E-eh. Yaa mungkin ada. Memang kenapa?"

Mata mereka saling menatap dalam kesunyian, Sugawara melihat sesuatu yang terpendam di mata coklat itu.

"Aku menyukaimu Suga.. Sejak pertama kita bertemu aku selalu memperhatikanmu, selalu tertarik padamu. Maaf mungkin ini terdengar egois. Tapi bisakah kau berhenti menyukai orang itu? "

Suga yang terkejut pun segera melepaskan tangan kekar itu dari tangannya lalu sedikit menjauh

TBC

~~~~~~~~~~~

yoo minasan.. ini pertama kali aku jadi author. dan fandom yg aku pilih daisuga. aku cinta banget ama mereka. fix. XD

mungkin awal-awal ratednya T dulu yaa. ke belakangnya mudah-mudahan berubah jd rated M.

aku juga ngerencanain mau bikin Mpreg kalo emg aku niat / gaada halangan nanti. wkwk :v

kalau nggak nnti aku buat di sequel/cerita yang berbeda.

RnR nya yaaa buat newbie. hehe

sankyuuu~