Kim Kyuna present,
Cho Kyuhyun, Lee Sungmin
Be My Doctor
KyuMin/BL
...
...
Part 1
...
...
"Sungmin-ah, kesini masuk! bagaimana sekolahmu tadi?"
Hening.
Aku tidak suka basa-basi. Aku benci harus bangun tidur di saat aku masih ingin tidur. aku benci belajar. aku tidak suka harus berjalan di sore hari. aku tidak suka ke sini. aku benci.
"Aigoo, kenapa hanya diam, eoh?"
namja itu menggandengku masuk ke dalam dan mengajakku duduk di sofa tempatku biasa duduk di sana. setiap rabu dan kamis sore. aku benci hari itu. seharusnya aku masih bermain dengan yang lain.
"Apa Seongsangnim memberimu pekerjaan rumah? bagaimana hapalan bahasa inggrismu tadi di sekolah?"
"Ne, hapalanku tidak buruk"
"Kau ingin minum apa? Hyung buatkan coklat panas ya?"
"Terserah Hyung saja"
Changmin Hyung masuk ke dapur, masih dengan senyumnya. Huh, dia orang yang baik. Eomma memintanya untuk menjadi guru privatku karena sebentar lagi aku akan masuk ke sekolah menengah.
prestasiku di sekolah biasa-biasa saja, aku tidak suka belajar. aku lebih suka menggambar dan bermain gitar. Eomma ingin aku menjadi seorang Dokter. aku benci itu. aku tidak suka dengan bau obat-obatan.
Changmin Hyung sendiri adalah seorang mahasiswa kedokteran. ku dengar dari Eomma, Changmin Hyung ingin menjadi dokter gigi. maka itu aku juga sering melihatnya membawa-bawa gambar-gambar gigi dan tulang-tulang. aku juga bisa menggambarnya, lebih baik dari Changmin Hyung malah. namja itu kadang sangat payah dan ceroboh.
Namun dia sangat baik, dia mengerti aku. sifatku yang keras dan tidak suka dipaksa. sudah tiga bulan ini aku belajar dengannya dan prestasiku meningkat tapi Changmin Hyung tidak pernah bilang itu semua karena aku belajar dengannya, dia selalu bilang itu semua hasil kerja kerasku. sepintar apapun seorang guru kalau muridnya tidak mempunyai niat belajar, ya semuanya tidak akan ada apa-apanya.
Aku tidak mengerti kata-katanya, aku hanya mengangguk dan semua beres.
Sejak kapan aku peduli.
.
.
.
"Sungmin-ah, coba kau kerjakan soal-soal ini ya, Hyung juga harus mengerjakan tugas. kita sama-sama belajar hari ini, jika sudah selesai Hyung akan memeriksanya"
"Ne Hyung" jawabku malas.
TINGTONG!
Kulihat Changmin Hyung tersenyum lebar, dia lalu pergi ke depan untuk membukakan pintu. sejurus kemudian aku mendengar suara terbahak Changmin Hyung dan satu orang lain yang berjalan di belakangnya. Siapa dia? teman Changmin Hyung? dan..
"Sudah kubilang Kyu, aku menyerah bagian ini. kau harus banyak membantuku"
"Kau hanya tidak pernah mencobanya pabbo dan.."
Dia menatapku. aneh. aku lalu mengalihkan pandangan dengan malas ke arah lembaran soal matematika yang Changmin Hyung berikan padaku.
"Kyu? Ah ya, kenalkan itu Sungmin. dia muridku yang kuceritakan padamu. Sungmin-ah, kenalkan ini Kyuhyun Hyung, dia teman kuliahku"
Aku hanya mengangguk sesaat dan tidak membalas senyuman lembutnya. aku benci semua hal tentang perkenalan.
mereka lalu duduk tidak jauh dariku. membicarakan hal yang tidak aku mengerti, menyebut bagian-bagian tubuh manusia dengan nama-nama kedokteran mungkin, entahlah namanya aneh dan aku tidak menyukainya.
"Sungmin-ah, apa sudah selesai?"
"Belum Hyung, aku tidak mengerti nomor lima. mengapa kau memberiku soal yang susah?" gerutuku sebal. Changmin Hyung terkekeh
"Itu pelajaran untuk mu di sekolah besok"
Aku tidak menjawab. Dia pasti memodifikasi soal-soal ini. aku menyerah.
"Bagian mana yang sulit? aku boleh membantumu?"
lagi-lagi orang bernama Kyuhyun menatapku dengan aneh. Changmin Hyung tidak pernah menatapku seperti ini. dan entah mengapa jariku langsung bergerak refleks menunjuk soal nomor lima. dia tersenyum lagi.
"Changmin-ah, kau teruskan saja. biar aku yang membantu Sungmin"
"Gomawo Kyu. Sungmin-ah, Kyu Hyung akan membantumu, dia mahasiswa paling pintar di angkatanku, dia..."
"Jadi seperti ini, untuk soal pecahan usahakan kau kerjakan dulu bagian yang diberi tanda kurung, kau sudah diajarkan mengubah bilangan penyebut bukan?"
Refleks aku mengangguk.
"Pintar" dia mengelus kepalaku dengan lembut. mengapa dia seperti Eomma ya? Eomma sering mengelus kepalaku.
"Gomawo" ucapku dan ini aneh, aku tidak suka dengan orang yang baru ku kenal. aku baru bicara pada Changmin Hyung seminggu setelah aku berkenalan dengannya..
.
.
.
Hari ini aku kembali datang ke tempat Changmin Hyung, karena ini hari kamis dan seperti biasa aku berjalan menyusuri gang dan sedikit menyebrang untuk mencapai rumah Changmin Hyung.
TIIN!
"Sungminie?"
Aku menoleh, panggilan apa itu? eh, Kyuhyun Hyung?
"Kau akan ketempat Changmin?" tanyanya. Aku mengangguk sekilas.
"Naiklah, aku juga akan ke sana. kajja"
dengan satu gerakan aku masuk ke dalam mobil. duduk diam setelah memakai selt belt. mobil ini sangat nyaman, sepertinya Kyuhyun Hyung adalah orang kaya.
"Kau tidak suka mengobrol ya?" tanya Kyuhyun Hyung. aku tersenyum tipis.
"Tidak juga"
"Hmm. Eomma-mu ingin kau kuliah kedokteran?"
"Ne"
"Kalau begitu kau harus banyak belajar, kau ingin menjadi dokter apa?"
"Aku tidak ingin menjadi dokter, Eomma yang ingin aku menjadi dokter"
Kyuhyun Hyung tidak bertanya lagi, dia diam. Aku perlahan menoleh ke arahnya, wajahnya teduh dan terus menatap jalan yang ada di depan kami.
kami tidak bicara lagi. aku juga tidak tahu harus bertanya apa padanya, Kyuhyun Hyung lalu memarkir di depan rumah Changmin Hyung. Aku turun dari mobil dan memencet bel tapi tidak ada jawaban. kulihat Kyuhyun Hyung masih sibuk dengan ponselnya menghubungi seseorang.
"Kyuhyun Hyung.." panggilku
"Oh? Ne? Kenapa Sungminie?"
"Itu.. Changmin Hyung tidak ada"
"Sebentar ya"
Kyuhyun Hyung lalu mengutak-atik ponselnya sampai terdengar dia bicara dengan seseorang, kukira itu Changmin Hyung.
"Ya! kau dimana imma! Aku dan Sungmin sudah ada di depan rumahmu"
Ada jeda sebentar sebelum Kyuhyun HYung kembali menjawab dengan ekspresi sebal "Arraseo, awas saja pulang terlambat"
sambungan itu terputus, Kyuhyun Hyung berjalan ke arahku sambil menekan angka password.
"Sungminie, Changmin Hyung ada urusan dengan kekasihnya. kau tidak keberatan untuk menunggunya dulu? aku juga harus menunggunya padahal dia yang memintaku datang. dasar anak itu"
Kyuhyun Hyung bermonolog sendirian sambil melepas sepatunya dan masuk ke dalam, menaruh tas dan beberapa buku di sofa. aku hanya duduk seperti biasa di tempatku.
"Kau ingin minum apa? biasanya Changmin Hyung membuatkanmu apa?" tanya Kyuhyun Hyung
"Emm, coklat panas"
"Huh? aish anak itu, makanan manis tidak baik ketika belajar, akan menurunkan konsentrasimu. aku buatkan jus saja ya?"
Aku memutar bola mataku, sejak kapan aku peduli dengan semua itu?
"Terserah Hyung saja" jawabku asal.
.
.
kami hanya diam, sesekali kulihat Kyuhyun Hyung sedang asik dengan game yang ada di PSP-nya. dia sudah besar tapi memalukan seperti itu. Aku tengah mengerjakan tugas sekolahku tapi ada satu soal yang membuatku pusing.
"Mengapa menatapku seperti itu?"
aku terkejut. darimana Kyuhyun Hyung tahu kalau aku menatapnya?
Dia terkekeh lalu meletakkan PSP-nya dengan sembarang. mendekat ke arahku dan mengelus kepalaku "Bagian mana yang sulit? Eum?"
Aku tersenyum malu. wajahku panas. Kyuhyun Hyung membuatku salah tingkah dengan tatapannya. dia mencubit pipiku dengan gemas.
"Aigoo, mengapa diam?"
"Aku tidak mengerti question tag Hyung"
"Ah, ini.."
Kyuhyun membaca sebentar buku bahasa inggrisku lalu mengangguk dan tersenyum kepadaku, lagi. "Ini seperti kau meyakinkan pernyataanmu. begini, Kyuhyun Hyung is so handsome, isn't he?"
Aku tertawa keras. Kyuhyun Hyung menggaruk kepalanya.
"Aku bukan memuji diriku sendiri Minnie, memang question tag seperti itu"
"Aku mengerti Hyung tapi mengapa kau harus berkata kalau kau tampan? tidak ada yang lain? misalnya Changmin Hyung has a ugly nose, doesn't he?"
"Memang aku tampan" jawabnya percaya diri.
Aku tertawa lagi "Iya kau sangat tampan Hyung" pujiku tulus
"Dan kau sangat manis"
Aku masih tersenyum saat Kyuhyun Hyung mengelus pipiku dengan lembut. Dia menatapku dengan dalam, membuatku merasa nyaman dan tenang. Kyuhyun Hyung pasti seorang kakak yang baik.
.
.
.
Aku benci Eomma, aku sangat membencinya. Setelah Appa menikah lagi semuanya menjadi menyebalkan. Eomma tidak pernah lagi mengizinkan aku bermain sepulang sekolah, dia terus menyuruhku belajar dan belajar. aku kesal sekali. hari ini aku sengaja tidak pulang ke rumah juga tidak ke rumah Changmin Hyung. Aku hanya berkeliling sendirian sampai aku tahu, aku sudah tersesat.
aku duduk di sebuah bangku taman, bagaimana jika ada orang yang akan menculikku nanti? ini semua salah Eomma, coba saja terus memaksaku belajar. menyebalkan.
TRASHH!
Hujan. Huwaa, bagaimana ini? Aku menjadikan tasku sebagai payung lalu berlari ke arah pohon, sebelum aku sampai ada tangan kuat yang menarikku, mengajakku berlari ke tempat lain. Aku terkejut namun setelah aku melihat wajahnya, aku tersenyum. Kyuhyun Hyung. dia mengajakku masuk ke dalam mobil.
"Hyung, mengapa bisa di sini?"
"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu, mengapa kau di sini? ini bukan daerah rumahmu kan?"
AKu terdiam menunduk.
"Kau pergi dari rumah, eoh?"
Aku tidak menjawab. kulihat Kyuhyun Hyung tersenyum sambil mengusapkan handuk kecil ke wajahku yang basah juga ke rambutku. Dia sangat baik, dia sangat tampan.
"Aku tidak mau pulang Hyung"
"Eum? lalu kau ingin kemana?"
"Terserah tapi aku tidak ingin pulang"
Dia tidak menjawab. Kyuhyun Hyung mengemudikan mobilnya ke arah yang tidak pernah kulewati sebelumnya hingga kami sampai di sebuah lingkungan dimana banyak rumah-rumah padat dan anak-anak bermain.
"Kita ke tempatku saja ya? aku butuh bantuanmu"
"Eum? Bantuan apa Hyung?"
Kyuhyun Hyung mengajakku turun lalu menggandeng tanganku, tangannya hangat. belum lagi dia memakaikan jaket di tubuhku karena bajuku basah. sangat hangat. aku suka ini.
Banyak anak kecil yang kemudian berlarian ke arah Kyuhyun Hyung dan memeluknya. Kyuhyun Hyung menyapa orang tua yang ada di sana juga. Aku hanya diam di tempat, beberapa anak-anak itu ada yang menatapku dengan aneh.
"Dokter Prince, siapa dia?" tanya seorang yeoja kecil kepada Kyuhyun Hyung. Aku menatapnya dingin. anak aneh.
"Kenalkan, ini Sungminie. dia adikku. Dia dokter Princess kalian. Sungminie pintar menggambar dan bermain musik. kalian pasti suka"
Huh? Princess Dokter? konyol. "Hyung, aku tidak bisa..." tolakku cepat
"Kau ingin pulang sekarang Minnie?"
"Aniya.."
Kyuhyun Hyung sepertinya mengancamku. aku sebal. namun sejurus kemudian aku melihatnya memeriksa nenek dan kakek yang ada di sana. Kyuhyun Hyung juga memeriksa anak kecil yang sangat bawel tadi, juga teman-temannya.
Kyuhyun Hyung memeriksa tensi darah dan kadang memberikan suntikan kepada para orang tua. Kyuhyun Hyung juga memberikan obat, memeriksa ibu hamil, menggendong bayi, mengajak anak kecil yang lain bermain. Kyuhyun Hyung terlihat sangat bahagia.
Ada rasa kesal dibenakku. Kyuhyun bisa menjadi dokter yang hebat karena dia tampan, pintar, juga memang ingin menjadi dokter bukan? lalu bagaimana denganku? aku tidak suka semua ini.
ada seorang anak kecil yang menangis dengan keras di sampingku. rupanya dia takut diperiksa oleh Kyuhyun Hyung. Ibunya kebingungan, Kyuhyun Hyung juga masih sibuk dengan yang lain.
"Hei bocah, kau sakit gigi?"
Dia mengangguk masih menangis.
"Kau suka permen?"
Dia mengangguk lagi. "Aku juga suka tapi aku tidak pernah sakit gigi, Eomma ku selalu menyuruhku menyikat gigi setiap hari, tiga kali sehari meskipun aku sangat benci itu"
Dia tidak mengerti dengan kata-kataku. aku bisa menangkap dari tatapannya. menyebalkan.
"Kau tidak suka sikat gigi?"
dia menggeleng
"Pantas saja, kau nakal!"
akhirnya aku menunjuk ke arah replika gigi yang ada tidak jauh dariku. Aku membawa anak itu kesana "Kau lihat? gigimu rusak seperti ini kalau tidak menggosok gigi. kau mau?"
dia menggeleng lagi.
"Kalau begitu periksa gigimu. Kyuhyun Hyung hanya akan memeriksanya. Lihat, dibagian ini gigimu berlubang, Kyuhyun Hyung akan menambalnya, menutup lubang itu agar tidak tampak lagi dan kau akan sembuh"
"Aku bisa makan permen lagi?"
"Tentu, tapi jangan lupa sikat gigimu"
Dia tertawa memamerkan giginya yang ompong dan berlubang, ada juga giginya yang hitam. membuatku tertawa lebar. Aku kembali menatap Kyuhyu Hyung, dia masih sibuk menimbang berat badan bayi kecil. dia sangat kewalahan.
.
.
.
"Kau senang?" tanyanya kepadaku sepanjang perjalanan pulang
"Tidak juga" balasku singkat
"Bukankah menyenangkan mengajak mereka bermain sambil memeriksa kesehatan mereka?"
"Kyuhyun Hyung pasti sangat senang karena kyuhyun Hyung ingin menjadi Dokter bukan?"
"Tidak"
"Huh?"
"Aku tidak ingin menjadi Dokter. sama sepertimu, sejak dulu aku tidak ingin menjadi Dokter tapi Eomma-ku memaksa."
"Kau bohong, jangan menipuku hanya karena aku anak kecil" jawabku kesal.
"Aku tidak berbohong, tanyalah pada Changmin Hyung"
Aku diam tidak menjawab.
"Aku benci Eomma-ku, dia terus memaksaku menjadi dokter sampai aku pergi dari rumah dan bertemu dengan seorang kakek yang jatuh di jalan, aku berteriak minta tolong namun tidak ada yang mendengarku, akhirnya aku membawa kakek itu pelan-pelan ke sebuah klinik. Dokter di sana memeriksa kakek itu dan berkata 'terima kasih nak, kau menyelamatkan nyawa kakek ini, pasti kau ingin menjadi dokter yang hebat bukan?'"
Aku diam tidak menjawab.
"Minnie, aku tahu kau senang dengan anak-anak itu. Kau tergolong anak yang tidak mudah bercerita pada orang lain. kau bisa bercerita padaku atau Changmin Hyung. menjadi dokter itu menyenangkan karena bagian yang menyenangkan adalah kau bisa menolong orang lain. aku sudah tahu rasanya, kelegaan yang membuatmu ingin terus belajar dan belajar aghar kau bisa menolong orang lain"
.
.
Kyuhyun Hyung membawaku ke Apartemennya karena aku masih tidak ingin pulang. sudah kuduga dia adalah orang kaya dan aku tidak habis pikir kalau Kyuhyun Hyung dulunya juga tidak ingin menjadi dokter.
Aku duduk di sofa, Apartemen ini besar dan semua yang ada di sini sepertinya mahal. Aku melihat Kyuhyun Hyung menaruh tas dan barang-barangnya. dia duduk di sebelahku. aku sedikit mencuri pandang. Kyuhyun Hyung sedang memejamkan matanya, dia sangat tampan sekali. Wajahnya, tunggu.. Kyuhyun Hyung pucat sekali.
"Hyung, kau sakit?" aku mendekat. Kyuhyun Hyung tidak menjawab. dia tetap memejamkan matanya. refleks aku mengangkat tanganku dan menempelkannya di kening Kyuhyun Hyung. panas sekali.
Kyuhyun Hyung kehujanan tadi, dia bahkan tidak memakai jaket. hanya memakai bajunya yang basah seharian. Aku panik. lalu apa yang harus kulakukan?
"Kyuhyun Hyung..." panggilku cemas
"Minnie.."
Dia mengigau memanggil namaku. Aku segera berlari ke dapur, menuang air dingin dan mengambil handuk kecil di kamar Kyuhyun Hyung. Aku segera mengompres keningnya, sambil menunggu, aku mengorek tas Kyuhyun Hyung dan menemukan banyak obat di sana.
mana obat penurun demam? aku membuka catatan Kyuhyun Hyung, di sana ada data anak-anak kecil yang tadi dia periksa juga obat apa yang dia berikan. aku menemukan jawaban.
paracetamol.
Aku langsung mencari obat itu dan menemukannya.
"Hyung, minum ini dulu Hyung"
Kyuhyun Hyung perlahan menelan obat itu lalu kembali terbaring lemah di sofanya. Aku terus mengganti handuk kecil itu dengan air yang lebih sejuk agar panasnya hilang. sampai aku sendiri tidak tahu kalau aku sudah jatuh tertidur.
.
.
Aku membuka mataku. Aku berada di sebuah ranjang tempat tidur. ranjang ini sangat lembut. Seketika aku ingat Kyuhyun Hyung yang tengah demam tinggi. aku ingin bangun namun ada tangan yang menahan tubuhku. Kyuhyun Hyung..
dia memelukku dengan erat.
"Hyung.."panggilku
Wajah itu menatapku dengan teduh, tatapan matanya sama seperti pertama kali kita bertemu, sangat lembut dan membuat nyaman.
"Kau sudah sembuh Hyung?"
Kyuhyun Hyung mengangguk "Gomawo Minnie"
Dia mengelus pipiku, wajahku memerah. namun ada sejuta kelegaan ketika aku memastikan demam itu memang sudah turun. Aku berhasil menolongnya.
"Kau dokter kecil yang hebat" pujinya. Aku menunduk.
Kyuhyun Hyung mengangkat daguku hingga kami saling menatap, dia memiringkan kepalanya hingga bibirnya menjangkau bibirku.
Apa ini? dia menciumku. menekan bibirku dan sedikit menjilatnya. aku kewalahan namun juga tidak bisa menolaknya. Kyuhyun Hyung menahan daguku dan terus menekan bibirku.
"Eungghh.."
Aku melenguh. Kyuhyun sedikit menggigit bibir bawahku, membuatku membuka bibirku dan dia kembali memagutnya. aku tidak mengerti apa yang terjadi apalagi ketika Kyuhyun Hyung memasukkan lidahnya ke dalam mulutku. aku tersedak.
Dia berhenti, melepaskan bibirnya, menatap wajahku yang memerah dan tersengal karena kehabisan nafas. Kyuhyun Hyung terkekeh.
"Kau maukan menjadi dokterku? selamanya.."
"Hyung.."
TBC
Ini...
Aduh gajenya..
Devi dan Echi semoga ga kecewa ya hehe
Ini buat ahjumma qnan juga~
Kkkkk~
See ya next part
Disini umur Kyu 20 tahun dan umur Sungmin 11 tahun hehe
Review ya?
