Tambahan dikit dari stori Autumn saia. Iseng karena nemu puisi bagus^^.

Setting cerita ini adalah waktu seminggu Sakura ngadepin komanya.

Yang blom baca Autumn, ayo bacaaa…^^(iklan tiada henti).


Der Doppelganger

.

.

The night is quiet, the streets are silent,

.

.

Aku merapatkan sweater rajutan merahku hingga aku tidak merasakan lagi dinginnya angin malam yang menusuk kulitku. Tidak ada satupun suara yang mengiringi langkah kakiku yang terseret di sepanjang jalan. Tubuhku melemah. Aku menyadarinya. Entah sejak kapan aku tidak lagi mampu menahan kerusakan yang terjadi di dalam tubuhku. Semua pelajaran dan keahlianku tentang ninjutsu medis seolah menguap begitu saja. Entahlah, aku sudah tidak menginginkannya lagi. Tanpa terasa, kakiku membawaku ke suatu tempat yang sudah lama tidak lagi kudatangi. Tempat di mana beberapa waktu lalu kupikir aku akan mengunjunginya dan dia akan ada di sana.

.

.

My beloved lived in this house;

He left the town a long time ago,

But the house still stands in the same place.

.

.

Rumah itu berdiri tenang di tengah kesunyian. Sinar bulan yang berwarna putih pucat meneranginya seperti lampu sorot di atas panggung, seperti menunggu seorang tokoh utama yang akan muncul di sana. Tetapi hanya kesunyian. Dia sudah pergi dan tidak akan pernah kembali lagi walaupun rumah itu tetap berada di sana seolah menunggunya pulang. Mataku terpaku pada seseorang yang berdiri di depan pintu. Dia berdiri diam seolah menunggu seseorang akan keluar dari dalam rumah itu.

.

.

Somebody stands there, too, and stares upward

And wrings her hands with the force of her pain;

.

.

Sosok itu memakai pakaian berwarna merah yang sama sekali tidak asing bagiku. Kulitnya tampak putih pucat di bawah cahaya samar bulan dan rambutnya yang pendek menyentuh lehernya tampak berwarna merah muda pucat. Dia berbalik dan menatapku datar. Aku hanya mampu menatapnya dengan terkejut saat awan yang menghalangi bulan perlahan berarakan menyingkir menampakkan sinar pucat hijau matanya.

.

.

I'm horrified when I see her face—

The moon shows me my own likeness.

.

.

Wajah itu, wajah yang selamanya tidak akan pernah bisa kulupakan. Wajah milikku. Tubuh milikku. Berdiri di sana menatapku dengan mata hijauku seolah aku adalah orang yang paling patut dikasihani.

.

.

You Doppelganger, you pallid fellow!

Why do you mimicking my lovesickness,

That tormented me here

So many nights long ago?

.

.

Kenapa kau harus muncul dan menunjukkan betapa menyedihkannya aku? Kenapa kau harus memperlihatkan kelemahanku? Aku sudah cukup menyalahkan diriku atas kesalahanku. Karena akulah seseorang di tempat ini tidak akan pernah kembali lagi. Atau semua itu belum cukup? Aku tidak akan pernah bisa membuatnya kembali. Lalu, untuk apa lagi aku kembali? Untuk apa lagi aku mendatangi tempat ini kalau dia sudah tidak akan pernah kembali lagi?

Aku tidak akan pernah kembali lagi. Aku tidak akan pernah lagi memandangi rumah ini dan mengharapkannya kembali. Dari pada mengharapkannya kembali ke tempat ini, aku lebih baik pergi ke tempatnya sekarang berada.

Tamad

*dilemparin readers*


Hehe….

Namanya juga cuman tambahan, eh istilahnya apaan yah? Ini pertama kalinya eyke masukin puisi ke dalem stori. Jadhi…. Maaph kalo kesannya amat maksa skali en rada aneh(banget).

Mo njelasin tentang Der Doppelganger atou Doppelgaenger. Arti bebasnya, kembaran kali yak??!!. Ada kepercayaan yang bilang, waktu kita ketemu dengan doppelganger kita, artinya kita udah deket ma maut. Hehe… gitu dah^^

Puisi ini ditulis oleh Heinrich Heine en saia ngerubah beberapa (bedaure Herr Heine!). Seharusnya puisi ini sudut pandangnya seorang laki-laki, tapi karena aku mo buat untuk Sakura, sudut pandangnya kuganti jadi cewek^^. Skedar tambahan, versi asli puisi ini berbahasa Jerman en jadi Ost. Persona-trinity soul^^ (ngiklan!).

Ja, mind to review? ^^