Prolog

Ditengah hamparan bunga mawar hitam, dirinya tertidur lelap. Hembusan angin yang lembut pun makin membuatnya terbuai kedalam mimpi yang tak ada akhirnya. Entah sudah berapa lama dirinya tertidur disana. Puluhan tahun? Ratusan tahun? Entahlah. Ia tidak ingin memikirkan hal macam itu. Saat ini, yang ada dipikirannya hanyalah satu, tidur.

Ia lelah. Tak ingin memikirkan apa – apa selain menikmati kedamaian yang akhirnya ia dapatkan. Toh, sudah tak akan ada yang menunggu dirinya. Harusnya tak masalah jika ia terus tidur ditempat ini. Tempat ini indah karena dikelilingi mawar hitam yang aromanya begitu memikat. Ia tak perlu takut akan sinar matahari yang menyengat karena singgasana telah diambil oleh bulan merah bersama langit hitamnya. Ia juga tak perlu memikirkan hal lain yang membuat kepalanya pusing. Ia hanya perlu berbaring dan terlelap, selamanya jika memang bisa.

Karena semua tugas yang diberikan padanya telah selesai.

"...ki..."

Sampai sebuah suara terdengar ditelinganya. Ia mengerang pelan tatkala suara bisikan itu berhembus ditelinganya.

"...ki..."

Siapa?

"...ki, buka matamu..."

Kenapa... aku harus membuka mataku?

"Kau harus bangun. Kau belum boleh tidur didunia ini."

Dengan perlahan kelopak matanya terbuka, menampilkan warna biru yang sama dengan langit disiang hari. Bersamaan dengan itu, hembusan angin menjadi lebih kencang hingga menerbangkan kelopak mawar hitam disekelilingnya. Seperti ditarik oleh sesuatu, ia bangkit dari tidurnya dan mulai melangkahkan kakinya. Ditengah hembusan angin dan kelopak mawar hitam yang terbang disekelilingnya, ia terus berjalan tanpa tahu tujuannya. Namun, kedua kakinya seperti tahu harus kemana ia melangkah.

"Sa, itterashai," ujar suara itu untuk terakhir kalinya.

Tangannya terjulur kedepan, seolah ingin menggapai apa yang ada dihadapannya saat ini. Aroma manis mawar hitam yang tadinya memenuhi dirinya kini berubah dengan aroma asing, yang anehnya ia rindukan. Aroma yang sangat ia rindukan tengah mengelilingi dirinya. Tanpa sadar, sudut bibirnya tertarik keatas dan membentuk sebuah senyuman diwajahnya.


Itterashai : Selamat jalan


Yahoo minna~ akhirnya dengan segala usaha jerih payah yang kuharap tidak sia - sia, bisa menghasilkan sequel fanfic ini. Fyuh... ternyata butuh perjuangan juga ya walopun cuman mikir sana kemari buat cerita dari awal ampe akhir. Sebagai bonus, Author gaje ini akan langsung ngasih 2 chapter sekaligus hehehe. Hitung - hitung sebagai pengganti side story yang kagak rampung mengingat udah tua dibangku sekolah.

Okelah, kalo gitu kita lanjut baca chapter 1 dan 2 ya minna~

Oh, mengingatkan untuk minna yang baru baca, kusarankan baca squel sebelumnya. Biar nantinya nggak bingung. Dan satu lagi, mungkin minna udah pada tau kalo Author ini suka telat banget updatenya. Tapi, jangan khawatir. Disegala kesibukan yang ada pasti bakal update. Tentunya dengan dorongan (kalo perlu terror saya) dari minna~

Udahlah, daripada ngoceh nggak jelas lebih baik langsung lets go