A Forced Marriage
M-Rated, PG-17, YAOI (Hunhan; Baekyeol slight)
Genre: SchoolxMarriage Life, Hurt/Comfort, Angst(?), Comedy, Smut
Length: Chaptered
Dedicated For: Hunhan Indonesia YAOI FF Giveaway
Author: KSewl31
Main Cast: Oh Sehun, Luhan
Support Cast: Find out soon!
Are you ready?
KSewl31 Present:
Chapter 1: Why Should I?
"Oh Sehun yang populer di sekolah, begini ya ternyata kalau di rumah?"
Luhan membuka matanya. Seberkas cahaya dari celah jendela menusuk tajam ke arah matanya. Ia mengerjap, menerka-nerka apakah ia tahu kamar ini sebelumnya.
Iapun melihat ke sekitar, mendapati seorang pria berkulit albino dengan dada telanjang tidur membelakanginya. Oh Sehun.
Luhan tahu, ia harusnya tidak kaget dan membiasakan diri. Bangun di samping Oh Sehun. Seperti ini.
Luhan bangkit dari ranjangnya yang masih dihiasi bunga-bunga khas pengantin baru yang wangi. Duduk sebentar, merentangkan kaki seraya melakukan stretchingpaginya. Membayangkan apa yang terjadi sebelum ia dapat terbangun di sisi Oh Sehun.
Tuxedo pengantin, kue yang besar, gelas-gelas bir, ucapan selamat dan tetesan airmata haru dari semua orang. Pernikahannya tadi malam.
Dan, em, malam pertama yang aneh.
Oke, Luhan akui malam pertama mereka adalah yang paling aneh dari yang pernah ia bayangkan. Tidak ada tawa canda, seks yang menggairahkan, atau hal lainnya yang biasa dilalui pengantin-pengantin lain. Lebih tepatnya, malam pertama yang harusnya dinantikan dan tak terlupakan itu diisi dengan kecanggungan.
"Em, hai? Sepertinya sekarang kita akan jadi sangat dekat, ya?" sapa Luhan dengan senyuman hangatnya. Oh Sehun hanya meliriknya dari belakang sofa apartment yang ayahnya belikan. Sehun berdiri, mengambil langkahnya dan merentangkan tubuhnya di ranjang king-sized putih mereka. Luhan mulai gugup.
"K-kau tidak mau membersihkan diri dulu?" tanyanya lagi, tanpa basa-basi. Jujur saja, hanya untuk berbagi tempat tidur, pria itu sudah sangat enggan, apalagi dengan orang jorok seperti Oh Sehun?
"Cerewet." balas pria albino itu singkat.
"-^- Itu karena kau bisa mengotori ranjang kita,"
"Kita? Siapa? Kita!? Maksudmu aku? Siapa bilang kita akan tidur bersama? Kau akan tidur di sofa itu," tunjuk Sehun.
Luhan melotot. "Yang benar saja-^-"
"Memangnya aku bercanda?" ujarnya. Ia membuka tuxedo pengantinnya, menggantungnya di belakang pintu dan masuk ke kamar mandi.
"Ya! Oh Sehun—"
'Sehun mandinya lama juga,' pikir Luhan. Ia pikir Sehun adalah orang yang mandinya cuma semenit-dua menit, mengingat wajah Sehun yang lucu seperti kucing dan, ya, tidak suka air.
BLAM.
Sehun keluar kamar mandi dengan separuh bagian bawah tubuhnya ditutupi handuk putih. Baru kali ini, Luhan melihat kulit asli albino Sehun tanpa diterpa mentari sekalipun, ditambah lagi abs-nya yang mulai terbentuk, bagian dadanya!
"Sehun, kenapa kau banting pintunya?"
"-^- Itu terserah padaku. Kenapa kau cerewet sekali, sih?"
"Dan kenapa kau bertelanjang dada seperti ituuu~ pakai bajumu!"
"Hanya ada sebuah ac. Panas... di kamarku biasanya acnya tiga," -^- Luhan terdiam. Rumahnya di China bahkan tidak dilengkapi sebuah ac sekalipun. "Hei, karena ini adalah apartment yang di belikan ayahku, ini adalah apartmentku," sambungnya. "Dan, aku punya beberapa aturan yang harus kau tepati,"
Luhan mengerjap. Orang ini, kenapa aneh sekali, sih?
"Aturan pertama. Ini adalah pernikahan terpaksa, artinya, pernikahan palsu. Kau tidak boleh mengenalku di sekolah, ya, pura-pura tidak kenal juga boleh, lah. Tapi bukan berarti di rumah kau mengenalku. Itu juga tidak. Tidak ada satupun orang di sekolah yang boleh tahu akan pernikahan ini. Bisa hancur nanti orientasiku sebagai ketua dewan siswa. Termasuk guru-guru sekalipun. Jangan pernah mencariku, telepon atau apalah kecuali darurat,"
"Tapi aku sudah menceritakannya pada Baekhyun," ujar Luhan.
"Ya, kecuali sahabat bodohmu itu, lah. Aku tidak ambil pusing," katanya. Lagipula ia berpikir bahwa ia juga lupa memberitahu Chanyeol, sahabatnya. "Aku bisa mengantarmu sampai perempatan dekat sekolah, disuruh ayahku. Tapi selebihnya, kau bisa jalan sendiri,"
"Tidak usah, aku bisa jalan kaki dari rumah," balas Luhan.
"Baguslah. Dua, jangan melarang satu sama lain untuk pacaran atau berhubungan seksual dengan orang lain, kecuali itu mengganggu," lanjutnya. "Tiga, aku akan tidur di sisi kiri. Kita akan membagi batas tempat tidur dan kuharap tidurmu tidak merepotkan-^- Empat, jangan paksa aku untuk berbicara kalau aku tidak mau,"
Dan masih ada ratusan syarat aneh lainnya. Oh Sehun itu benar-benar aneh. Aneh dari apa yang diekspektasikannya pada Oh Sehun yang menjadi idola seluruh sekolah.
"Sehun, tapi kau benar-benar akan membiarkanku tidur di sofa?"
"-^- Dengar, ya. Aku tidak melakukan yang namanya tidur satu ranjang dengan orang asing. Mengerti?"
Sehun bangun belakangan, melihat sebelahnya sudah bangun terlebih dulu. Tak butuh waktu lama untuknya menyesuaikan keadaan sejak ini bukan pertama kalinya ia berkunjung ke apartment ayahnya.
Sehun mencium badannya. Masih wangi. Tanpa mandi, ia berdiri dan segera mengambil tas dan kemejanya. Terlalu malas untuk sekolah, sebenarnya. Mau bagaimana lagi? Rapat dewan siswa dimulai lima menit lagi dan ia baru bangun sekarang. Sebagai seorang dewan siswa yang baik, atau, yang diidolakan banyak orang, Sehun tak ingin imagenya hancur hanya karena ia telat bergabung dalam rapat.
Sehun berjalan sambil memasang kemejanya yang masih berantakan. Beruntung, apartment ayahnya ini tidak dibatasi pintu apapun kecuali kamar mandi sehingga –untuk orang yang sangat terburu-buru seperti Sehun sekarang ini, tidak merepotkan.
Tunggu. Sehun mencium sesuatu dari ruang makan. Baunya lezat, sangat lezat. Ia menemukan seseorang berambut cokelat madu yang membelakanginya, terlihat sibuk dengan sesuatu. Luhan.
"Sehun? Pagi! Duduklah, aku sudah menyiapkan sarapannya untukmu!"
Sehun terdiam. "Mungkin aku lupa menyebutkannya padamu. Aku tidak makan makanan dari orang lain, maksudku, selain orang-orang tertentu saja. Aku tidak terbiasa makan masakan yang seperti itu. Jadi tidak usah repot-repot memasakkanku atau ya, membelikanku makanan atau hal yang sejenis itu,"
"T-tapi aku sudah memasaknya— ini punyamu dan ini punyakku,"
"Ya, kau bisa makan keduanya,"
Luhan melongo. Menatap orang yang sedang memakai sepatu putih itu dan bertanya-tanya dalam hati, kenapa orang itu begitu aneh. Dan, tega.
"Kalau kau mau berangkat, hanya kunci pintunya dan pembantuku akan masuk kesini dan merapikan kamar ini nanti. Tidak usah khawatir,"
Luhan memakan sarapannya, dan membereskan kamarnya sendiri. Ia tidak ingin merepotkan siapapun.
'Sehun bahkan tidak bilang kalau ia berangkat,' pikirnya.
Tapi, kemudian, satu ide muncul ke dalam pikirannya.
'Bibi pembersih kamar, silakan makan! Semoga kau menyukainya~" tulis Luhan di secarik kertas. Lalu ia menempelkannya pada tudung saji di meja makan mereka, yang menaungi sarapan yang ia buat.
"Dari minimarket, ke kiri, lalu kau ambil kanan. Kiri lagi lalu lurus dan perempatan... dari situ sudah dekat sekolah"
"Ya. Sedikit lagi aku akan sampai, Chanyeol," ujar Sehun memutus telepon. Tahu jalannya akan sesulit ini, ia pasti tak akan menyutujui ide ayahnya untuk memilih tempat tinggal di apartment itu. Biasanya, hanya dengan langsung keluar kompleks mewah dan ambil lurus sudah akan sampai di sekolahnya.
Merepotkan.
"Apa? Tidak, Appa. Aku tidak bisa melakukannya,"
"Sehun, dengarkan Appa,"
"Aku tidak bisa menikah dengan orang yang tak kukenal, Appa,"
"Sehun, kau sudah semakin besar dan kau adalah satu-satunya penerus perusahaan ini. Tolong, mengertilah,"
"Tapi, Appa... kenapa harus anak seorang anak tukang kayu yang bahkan, uh, beda negara dari kita?"
"Jadi, waktu Appa pergi ke China dan sedang melihat-lihat proyek di sana, ada seorang jahat yang hampir menusuk ayah dengan pisau,"
"Lalu?"
"Tepat sebelum ia melakukannya, muncullah si tukang kayu ini,"
"Apa yang dia lakukan?"
"Tertusuk,"
"Demi Appa?"
"Ya. Yang lebih lagi, dia tidak mau di bayar sekalipun diluar uang medisnya,"
"Gila! Dia bahkan mengorbankan nyawanya cuma-cuma!"
"Maka itu, Appa berjanji akan menikahkanmu dengan anaknya sepuluh tahun dari kejadian itu, kebetulan, malah, ternyata anaknya bisa berbahasa Korea dan sekolah di sini karena beasiswa,"
"Tapi Appa, tetap saja—"
"Percayalah. 'Dia' adalah orang yang baik, dan sepuluh tahun itu adalah waktu yang lama, Sehun. Kau bisa bersiap-siap,"
Sehun menghela napas.
Itu sepuluh tahun silam. sebelum ia menjadi anak yang nakal dan pembangkang seperti sekarang ini. Jauh dulu sebelum kejadian brengsek beberapa tahun lalu yang terjadi diantara ia dan ayahnya.
Mungkin kalau ayahnya memohon-mohon padanya seperti saat itu sekarang ini, mungkin kalau ayahnya memaksakan pernikahan itu sekarang, ia hanya akan menggebrak meja dan kabur dari rumah, yang tentu saja –ayahnya tidak akan merelakannya.
Bahkan kalau diingat-ingat, awal mula kebencian besarnya pada Luhan adalah dari ayahnya sendiri.
"Sehun, ini Luhan. Luhan, ini Sehun,"
"Hei, Sehun, kan? Kita sekelas!" suara ceria fasih berbahasa Korea menyapa Sehun.
Oh, Sehun bahkan tidak pernah mengingat anak ini di kelasnya.
"Jadi, sudah kenal akrab, dong? Baguslah," sahut ayah Sehun. Ayah Luhan juga terlihat tersenyum hangat.
"Jadi, kau mau tipe tuxedo yang mana? Konsep gedungnya? Buket bunga?"
"Terserah kau."
"Bagaimana kalau baby's breathe? Aku suka baby's breathe. Apa kau juga suka?"
"Cerewet."
"Luhan!"
Yang dipanggil mendongak. Seseorang berambut cokelat-hitam berlari memanggil seraya menepuk bahunya.
"Baekhyun!"
"Kau datang siangan hari ini. Hehe, pasti semalam menyenangkan, ya? Apa yang kalian lakukan?" tanya Baekhyun sambil senyum-senyum.
"-^- apanya yang menyenangkan. Aku datang siang karena beres-beres apartment dulu, bukan bangun siang enak-enakan," balas Luhan.
"Aku tahu perasaanmu. Aduh, Sehun pasti orang yang sangat kasar saat-saat pertama, ya? Sudahlah, nanti kau akan terbiasa, kok! Uh, tadinya aku ingin berkunjung ke apartment kalian, tapi, eh, tidak jadi, deh! Aku sudah membayangkan bau anyir menyengat dengan sisa-sisa putih di banyak ruangan! Hii~" celotehnya.
"Baek-^- apa yang kau bicarakaaan~"
Korridor sekolah terlihat lebih ramai dari biasanya. Kalau sudah seperti ini, biasanya ada hal baru terjadi atau hal yang menggemparkan seisi sekolah menjadi topik pembicaraan.
"Hei, Luhan! Bukannya kita belum masuk masa-masa ulangan?"
"Memang belum,"
"Lalu kenapa orang-orang berkumpul, ya!? Hei, ini bukan ulangan Inggris kan? Ah, apa peduli. Belajar atau tidak belajar, aku pasti dapat nol-^-"
Penasaran, tentu saja. Topik apa lagi kali ini yang marak dibicarakan satu sekolah?
"Hei, permisi," Luhan dan Baekhyun berusaha masuk ke dalam kerumunan orang. "Ada apa? Kenapa semua orang berkumpul?"
"Krystal Jung, si diva, menetapkan incaran barunya!" Son Naeun, kelas 2-A, menjawab.
"Wah, kali ini siapa, ya, orang sial itu? Krystal, kalau suka orang, kan' parah. Sampai dibuntutin kemana-mana, kalau gagal dapat nanti dia minta ayahnya yang konglomerat drop out si orang dari sekolah. Ckckck" celoteh Baek lagi.
Luhan berkeringat. Hatinya berdebar-debar seakan merasakan sesuatu.
"Oh Sehun, kelas 2-C! Eh, sekelas kalian, kan? Wah, hati-hati deh. Jangan sampai dekat-dekat sama si Sehun itu. Nanti kalian ikut kena dampaknya, loh! Eh, duluan, ya!" kata Naeun.
Luhan dan Baekhyun, keduanya sama-sama terpaku. Kaget, bimbang, dan hal-hal lainnya memacu jantung mereka. Luhan berusaha untuk tetap diam, meski hatinya sudah gemetar membayangkan apa yang terjadi kalau Krystal, si psikopat itu tahu bahwa dia dan Sehun, em, -tinggal satu atap dengan status yang legal.
"Krystal tadi pagi bilang loh. Katanya kali ini pasti dia dapet. Mana mukanya yakin banget, lagi. Kayaknya udah rencanain dari waktu yang lama, deh,"
"Gila! Sehun lagi, Sehun lagi! Siapa sih yang ga suka dia! Baru kemarin, Jiyeon 2-B, terus, Seulgi 1-D, sampe senior-senior, kayak Seohyun 3-A, nyangkut semua!"
"Ah, cemburu banget. Jones,' sih."
"Aku juga rela jadi gay demi Sehun,"
"Kwanghee, diamlah. Kau menggelikan,"
"Memangnya Sehun pernah pacaran?"
"Tidak tahu. Memang orang sedingin Sehun bisa pacaran? Gimana, kali ya?"
"Bayangin aja Sehun sama muka cewek tersensor lagi senyum-senyuman! Idih, geli!"
"Bayangin muka Sehun lagi ngeden' di toilet aja susah. Gila, muka apa triplex tuh. Datar banget. Gaada bedanya!"
"Ih, Sehun tuh sebenernya baik, tahu... kalian aja tuh,"
"Huuu, bela terus, tuh!"
"Aku juga tidak suka Sehun, dia sombong dan suka tebar pesona. Ih,"
Berbagai komentar positif dan negatif terus bermunculan di seluruh penjuru sekolah. Sehun dan Chanyeol yang baru keluar dari ruang rapat, langsung turun ke kerumunan di korridor mendengar nama Sehun dibicarakan.
"Weee, apaan, nih? Sehun, tuh! Eh, apaan, sih! Masa kami selaku dewan siswa di sini belum tahu, sih? Hei beritahu!" ujar Chanyeol, dengan gayanya funkynya, memaksa orang-orang mendengarkannya.
Sehun stay cool, masih dengan kedua tangan tertopang di depan dadanya.
"Apa? apa tadi? Krystal? Krystal Jung? Sama Sehun? Sehun? Kau masih suka wanita? HAHAHAHA!" tawa Chanyeol memecah seisi sekolah. "Kenapa tidak ada yang tertawa?"
-^-" kata Chanyeol, yang malah, menimbulkan seisi sekolah berbisik-bisik, membicarakannya.
Sehun malah memerhatikan dua sosok lain yang tertawa-tawa di samping papan pengumuman besar yang ditempel di korridor khusus untuk nilai-nilai ulangan.
Luhan. Si cerewet idiot.
"Semuanya, bubar! Lima menit lagi bel masuk, ayo, cepat! Chanyeol, bantu aku. Jangan asik tertawa," suruhnya, masih stay cool. Tidak berkomentar dengan kasus Krystal yang menimpanya.
"Ah, eh, oh, iya. Kenapa aku malah tertawa! Ayo pada bubar! Kalian semua memenuhi korridor seperti semut bagi-bagi sembako HAHAHAAHA"
Chanyeol-^-
Luhan tidak bisa memperhatikan pelajaran, jujur. Hatinya terus saja memikirkan kegelisahan bagaimana dan apa yang harus ia lakukan jika Krystal sampai tahu statusnya dengan Sehun.
Luhan melirik jam, melirik Sehun yang duduk di sebelah kiri depannya, lalu melirik jam lagi. Bosan. Apa mungkin ia, siswa teladan yang biasa memperhatikan pelajaran kali ini malah memikirkan kondisi pribadi, jadi bosan? Mau bagaimana lagi. Memperhatikan sekarang sepertinya juga akan sia-sia karena mulai dari tengah-tengah.
Duh, aku belum sempat mencatat, malah diapus. Apa nanti pinjam catatan Baekhyun saja, ya? Pikir Luhan, menengok Baekhyun yang duduk di sebelahnya sedang tertidur pulas. -^-
Sehun juga tidak diam. Ia terus memikirkan harus pergi kemanakah ia pulang sekolah nanti. Luhan sepertinya bukan tipe orang yang suka pulang telat kalau tidak ada sesuatu yang ia perlukan. Dan Sehun sendiri, terlalu malas untuk langsung pulang dan bertemu Luhan lagi.
Sementara, ia takut mulai dibuntuti oleh Krystal. Bukan takut pada dirinya sendiri, tidak. Tapi pada pria berambut cokelat madu yang mulai kemarin tinggal bersamanya.
Ah, masa bodoh.
Tanpa diperhatikan, jari-jari Sehun mengetik setiap keypad ponselnya, mencari nomer telepon seseorang.
"Halo, Youngmin? Ya, ini aku. Belikan aku tiga puluh mobil baru dan seratus plat berbeda. Tugasmu adalah mengantarkan mobil berbeda ke apartment untukku sekolah setiap harinya. Ya, tentu. Kau bisa meminta uangnya pada Appa. Ah, ralat. Hanya mengambilnya karena ia juga tidak akan peduli, ngomong-ngomong. Oke, terimakasih,"
Bel pelajaran berakhir. Syukurlah. Luhan sudah sangat pegal duduk di kursinya tanpa memerhatikan hal apa yang sedang dibahas. Ia membangunkan Baekhyun dari tidurnya dan beriringan menuju kantin.
"Gila, aku tertidur berapa lama, ya? Guru sejarah itu mengapa sangat membosankan, sih? Auh," keluh Baekhyun. "Eh, kau murung. Kenapa? Memikirkan hal tadi pagi, ya?"
Luhan mengangguk. "Sebenarnya, aku sangat takut-^- kau tahu kan orang itu tipe yang seperti apa?"
"Oke, kita panggil dia x. Mulai sekarang kalau aku bilang x adalah dia, ya! Aku tahu kau pintar jadi mungkin kalau aku bilang x kau akan terpikir angka matematika. Kalau kau ingin menggosip kau harus punya nama panggilan untuk orang yang kaugosipkan, mengerti? Itu sangat penting karena— aduh!"
Seseorang berambut hitam pekat yang menaruh kedua tangannya di belakang kepalanya menyenggol Baekhyun.
"Eh, eh, sori, sori sori. Kau tak terlihat, bro! Hehehe, wassup!?" Park Chanyeol, si penyenggol, malah tertawa berseri sambil memekarkan kelima jarinya didepan wajah Baekhyun, untuk tos.
Baekhyun memukul asal tangan Chanyeol. Lumayan panas, gosipnya dan diganggu oleh tangan raksasa yang menyebalkan.
"Hei, ini tangan!? Kecil banget! Ini tangan orang atau tangan cicak!? HAHAHAHA!" ujar Chanyeol sambil memegang jari Baekhyun, seperti menemukan keajaiban dunia ke delapan.
"Kau sudah menyenggol dan sekarang mengejek!" protes Baekhyun.
"Eh, eh, udah, udah. Mari berdamai! Kita kan teman sekekas! Wassup!?"
"Wassup-wassup mulu kayak masuk. Minta maaf, lah! Kau pasti mendengarkan apa yang kau bicarakan, ya!? Ngaku! Kau menguping kami!?" pinta Baekhyun.
"Oke deh. Kan aku yang salah. ADUH, PARK CHANYEOL DIRIMU BAIK BANGET YHA HAHAHAHA. Maaf. Tadi beneran tak terlihat. Ini juga gara-garamu, pendek unyu-unyu gitu hahaha. Lagian, gosipin orang di tempat rame gini ah hahaha tidak mungkin temanmu mendengarnya. Eh lagipula, kau bicara dengan siapa? Tidak ada siapa-siapa. Kau gila ya!?" tanya Chanyeol sambil melihat sekeliling.
"Kan ada Lu—Eh, Luhan mana!? Eh tadi disini! Yahhhh kau sangat menggangguku, Park Chanyeol!-^-" Baekhyun asal pergi, mencari Luhan dengan menggerutu meninggalkan Chanyeol yang kebingungan.
Dasar aneh. Pikir Chanyeol.
Ceklek.
Sehun membuka pintu kamar. Terlihat Luhan sedang belajar dengan serius di meja belajarnya. Sehun sedikit lega, setidaknya Luhan tidak melanggar teritori dan batas-batas-pakai-tidak-pakai yang sudah ditentukannya.
"Sehun? Kau sudah pulang?" tanya Luhan tanpa membalikan badannya.
"Mmmm," jawab Sehun malas seraya melempar tasnya ke sembarang tempat.
"Apa kau punya catatan sejarah tadi pagi?"
"Mmmmmmm"
"Syukurlah! Boleh aku pinjam? Kupinjam, ya, yaaa? Aih, aku sudah mencari ke seluruh orang di kelas dan tidak ada yang mencatatttttt aku hampir gilaaa aku benar-benar tidak mengerti apa topik yang di bicarakan tadi, duh, bagaimana jika nilaiku jelek? Bagaimana jika peringkatku turun? Jika beasiswaku dicabut? Sehun aku takut sekaliiii~" celoteh Luhan. Sehun tidak mendengarkannya, malah berjalan ke arah meja belajarnya yang terletak di sebelah meja belajar Luhan.
Tapi tidak sengaja Luhan mendorong kursi belajarnya ke belakang, bermaksud memutar ketika Sehun lewat di belakangnya!
Eh.
Untung Sehun, dengan sigap, menangkap kursi Luhan sebelum memutar terlalu jauh atau membuat roda kursinya mengenai kakinya.
Hanya saja, ia tidak sadar bahwa ia menangkap Luhan dengan cara yang, em.
Dipeluk.
Dan bukan hanya sekadar kursinya.
Dum bas dum bas dum bas
Hati keduanya berkicau. Tidak tahu siapa yang memulai, dan tidak ada yang bisa mengakhirinya lebih dulu.
To be continued.
Greetings:
Hello!
Okay. First chapter has been published. Yeay!
Btw this is for Hunhan Indonesia's YAOI FF Giveaway. Tapi smutnya belom masuk chapter ini, ya! mungkin nanti chapter 2 atau 3 mulai ada.
I choosed this idea yang bisa dibilang pasaran lah, but pastiii banget ini kontennya beda sama yang lain. Suer!
So, for a little introduction:
Sehun.
Orang yang dulunya baik, tapi jadi sombong gara-gara insiden dia sama ayahnya yang belom dijelasin. Kalo tentang forced marriagenya dia sama Luhan itu dia ga masalah-masalah amat, Cuma tentu aja ganjel dong bayangin kita gatau apa-apa terus diforced nikah sama stranger-^- yakira-kira begitulah.
Luhan.
A kind-hearted person, berusaha bikin keadaan rumahtangganya sama Sehun itu kayak rumahtangga orang biasa. Sahabatan sama Baekhyun dari pertama sekolah di Korea. Nanti di bahas lebih lanjut! Wihii~
EH, and by the way, I do putting Chanyeol and Baekhyun inside the story as a slight couple!
Chanyeol
Ciri-ciri dewan siswa yang g4wL gitu. Semua mesti dia tau. Terus kalo ketawa yaallah jangan anggep remeh. Suaranya cem orang-orang ngebass gitu makanya sampe sekarang jones ya sok kalo ada yang mau:'3
Anyway, special character for Chanyeol here, dia ngomong gua-lo sendirian! Yay!:'v
Baekhyun
Calon ibu-ibu kosidahan yang kalo gosip gabisa diganggu gitu (galah) sama hebohnya sama Chanyeol, suka ngerusuh, plus tebar tidur di segala pelajaran makanya nilainya merah terus (hokinya, Chanyeol aktif jadi kepilih jadi dewan siswa. Baekhyun engga:p) chapter 1 Baekhyun sebel banget nih sama Chanyeol. Tapi chapter selanjutnya gimana yaa?
Okay, that's all from now, mind to review something? I need a huge supports and critics:'3 you can ask me anything! I'll welcome you:3
Sewl you again!
KSewl31
