Fool Love, Fool Soonyoung
Jihoon x Soonyoung
.
Hanya cerita tentang perjuangan Jihoon memberikan kode ke Soonyoung agar namja itu sadar bahwa Jihoon suka padanya. Karena Jihoon terlalu gengsi untuk memulai.
.
.
.
Happy Reading ^^
.
.
.
Sebagai sesama namja, menurut Jihoon Soonyoung adalah namja yang baik, lucu dan perhatian. Soonyoung adalah tipe pacar idaman, ditambah dengan wajahnya yang tampan. Lengkap sudah.
Tapi di luar semua itu, Jihoon juga mendapati sisi negatif dari Soonyoung, yaitu tidak peka. Contohnya saat Jihoon bertanya tentang siapa orang yang dia sukai sekarang, ia malah menjawab,
"Aku menyukai kamu, karena kita sudah berteman sejak lama. Juga Seungkwan, karena dia baik dan pintar bernyanyi. Aku juga menyukai Seokmin, dia pria yang sangat lucu. Chan juga, dia adalah adik yang menggemaskan."
Dan Jihoon hanya mengusap wajahnya kasar saat mendengar jawaban itu.
Jihoon itu menyukai Soonyoung, tapi ia terlalu malu jika harus menyatakan cinta duluan. Jihoon adalah tipe namja 'hard to get'. Tapi Soonyoung ternyata 'harder to get'. Jihoon sudah hampir putus asa. Ia ingin menyerah saja dan membiarkan Soonyoung dan otak gilanya tapi apa daya Jihoon yang telah terlalu suka pada namja itu.
Jihoon dan Soonyoung sudah berteman sejak masih junior high school, mereka class mate. Dan entah takdir macam apa yang membuat mereka lagi-lagi satu kelas di senior high school.
Jihoon sebenarnya sudah bosan berteman dengan Soonyoung, karena dia inginnya Soonyoung jadi kekasihnya saja. Tapi Soonyoung terlalu bodoh untuk menyadari setiap kode yang Jihoon berikan. Ada satu moment yang membuat Jihoon habis kesabaran hingga rasanya ia ingin menendang namja itu tepat di wajah, yaitu pada saat valentine kemarin. Jihoon memberikan Soonyoung cokelat dan menuliskan inisial 'J' di notenya, tapi saat melihat cokelat itu Soonyoung langsung saja berlari pada Jun dan memeluknya sampai hampir mati. Apakah cuma Jun satu-satunya manusia yang memiliki nama berinisial J di dunia ini?
Sangat menyebalkan, kan?
Mau mengatakan cinta langsung tapi harga diri Jihoon terlalu tinggi untuk melakukan yang seperti itu. Ataukah tunggu sampai kesabarannya habis, mungkin saja ia akan berteriak di depan wajah Soonyoung bahwa ia suka padanya.
Jika harus menceritakan semua perjuangan Jihoon memberikan kode ke Soonyoung, itu akan sangat lama. Dan ia bisa terlambat ke sekolah jika harus mengingat itu semua.
Hari ini Jihoon terbangun pagi sekali karena salah stel alarm. Ia ingin kembali tidur tapi tak bisa, jadi ia hanya diam merenung sampai ia tak sadar bahwa sekarang sudah jam enam lewat tiga puluh. Ia pun bangkit dan segera bersiap ke sekolah.
Ttok Ttok..
Sedang asyik dengan seragam sekolahnya, Jihoon dikejutkan oleh suara pintu yang diketuk. Ia lalu menoleh dan saat itu pula seorang namja dengan santai melenggang masuk ke kamarnya, dan duduk di atas ranjangnya yang baru saja ia rapikan. Ia ingin menyapa, tapi terlalu malas jadi ia hanya diam dan melirik setiap pergerakan namja itu.
"Pagi, Jihoon. Aku kebetulan lewat dan melihat jendela kamarmu sudah terbuka lebar, jadi aku singgah. Ternyata memang kau sudah bangun, tapi tumben kau bangun sepagi ini?"
"Hngg..." Jawab Jihoon singkat. Ia sebenarnya masih malas untuk memulai percakapan dipagi hari begini, tapi karena itu Soonyoung jadi ia menyahut.
Iya, itu Soonyoung. Mereka memang sudah lama saling mengenal, dan orang tua Jihoon juga sudah mengenal Soonyoung dengan baik. Tinggal menetapkan tanggalnya saja. eh?
"Lalu?" Soonyoung bertanya lagi.
Jihoon menghela nafas, "Entah." Jawabnya, tak kalah singkat dari sebelumnya. Ia beranjak dari depan cermin dan mengemas bukunya.
"Bohong." Tuding Soonyoung.
"Tidak."
"Hmm... Kau pasti mimpi basah semalam."
Jihoon tersentak mendengar tebakan aneh Soonyoung, ia menoleh pada namja itu dan menatapnya setajam mungkin.
"Karena tidak nyaman dengan celanamu yang basah jadi kau terbangun. Iya, 'kan?"
Soonyoung tetap berceloteh, tak sadar bahwa ada sepasang mata yang sedang menatapnya tajam. Ia baru berhenti saat sebuah buku melayang dan medarat di kepalanya.
"Aak.." Soonyoung memekik kesakitan.
"Jangan asal bicara." kata Jihoon.
Tapi Soonyoung hanya tertawa menanggapinya, lalu melempar kembali buku yang baru saja mendarat di kepalanya kepada si pemilik.
"Kalau ucapanku salah, kau tidak mungkin semarah itu padaku."
Jihoon berdecak, "Terserah padamu sajalah." pasrahnya.
Soonyoung itu banyak bicara, ia seperti tak pernah kehabisan stok kata-kata di otaknya.
"Jadi, siapa yang menjadi objek dalam mimpimu? Apakah aku mengenalnya? Apakah dia artis, atau model? Ataukah dia orang yang kau sukai?"
Jihoon terdiam. Membahas soal mimpi basah, sebenarnya Jihoon itu agak terlambat mendapatkannya. Ia baru mimpi basah saat tahun kedua junior high school. Dan lagi, ia jadi ingat pengalamannya saat dulu ia mimpi basah. Moment pertamanya masih normal, karena ia masih memimpikan seorang perempuan tapi ia tak mengigat wajahnya. Yang aneh adalah kali kedua ia mimpi basah ia memimpikan Soonyoung. Waktu itu Jihoon masih sangat polos, ia belum mengerti masalah seperti itu. Tapi yang ia herankan, ia namja dan objek dalam mimpi erotisnya adalah namja juga. Jadi ia searching di internet, dan disitulah ia mengenal istilah gay. Dan saat itu pula, Jihoon merasa dirinya itu memang menyimpang karena semakin hari ia merasa semakin tertarik pada Soonyoung.
Ya, Jihoon mulai menyukai Soonyoung saat namja itu hadir dalam mimpi erotisnya. Jadi mendengar Soonyoung yang membahas masalah mimpi basah, ia tidak bisa untuk tidak mengingat mimpinya waktu itu. Dan hal itu membuatnya malu sendiri.
"Ayolah, jangan malu-malu."
Jihoon tersentak, Soonyoung tiba-tiba sudah berada di sampingnya dan memasang wajah mengejeknya yang menyebalkan tapi sangat tampan.
Ttuk.
Jihoon memukul kepala Sonyoung dengan keras.
"Objeknya adalah orang yang ku sukai. Puas?"
Soonyoung terkejut, tapi sedetik kemudian ia sumringah mendengar jawaban itu.
"Jihoonie, kau menyukai seseorang? Wah, siapa orang malang itu, Jihoonie, katakan padaku." rengeknya.
"Kalau aku bilang bahwa objek dalam mimpiku itu adalah kamu, apa yang akan kau lakukan?" Terang Jihoon. Ia penasaran apa reaksi Soonyoung kali ini, semoga saja otak batunya bisa sedikit mencair. Jawabannya sudah jelas sekali bukan, bahwa orang yang Jihoon sukai itu Soonyoung.
Soonyoung melongo, mata sipit dan bibirnya membulat.
"Aku?"
Jihoon mengangguk kecil, matanya menyipit memperhatikan ekspresi terkejut Soonyoung yang secara perlahan mulai menampilkan cengiran lebarnya.
"Aku tahu aku tampan dan juga seksi, jadi menurutku hal itu wajar saja. Aku yakin bukan hanya kau yang pernah memimpikanku." Ujarnya percaya diri, sambil menyisir rambutnya dengan jari dan berlagak sok tampan.
Jihoon mendengus sebagai responnya. Ia sudah menduga hal ini.
"Tapi siapa orang yang kau sukai itu, Jihoon? Ayolah, aku sangat penasaran."
"Soonyoung, kau sangat bodoh." Umpat Jihoon, kesal. Tanpa memperdulikan wajah memelas Soonyoung, ia Ialu mengambil tasnya dan beranjak meninggalakan Soonyoung.
Lihat, kan? Soonyoung itu bodoh. Apa Jihoon menyerah saja?
.
.
.
Pendek? Ah~ maaf, ini baru perkenalan kok. Kemarin rencananya mau bikin ini jadi oneshoot tapi entahlah... pas sampai sini kok rasanya pengen cut di sini, dan jadilah...
Semoga tidak mengecewakan, ya.
Kritik, saran dan segala jenisnya saya terima dengan lapang dada.
Ok, see ya
