Ada suatu peristiwa yang selalu dirahasiakan Yamazaki Sousuke secara lahir batin. Rahasia memalukan—walau bukan untuk dirinya sendiri—yang mampu merusak citra pun nama baik untuk orang yang bersangkutan.
.
.
.
[ HAH ]
Free (c) Ouji Kouji, Kyoto Animation. Fiksi ini dikarang garekinclong demi asupan, tidak untuk komersiil.
Gaul convo.
Yamazaki Sousuke / Mikoshiba Momotarou
.
.
.
Waktu itu, Sousuke pulang dari kegiatan rutin lari malam-malam. Menghampiri vending machine setelah lima putaran lapangan menjadi suatu kebiasaan. Sekaleng minuman isotonik menjadi pemulih tenaga sampai badan terasa fit kembali.
Sousuke mendengar lantunan musik khas dering panggilan telepon dari saku hoodie.
"Hm?"
Ada sebaris nomor asing yang tak terdaftar menjadi atensi janggal Sousuke. Tegukan air sedikit menemani kepala Sousuke yang tengah berpikir jauh.
Siapa yang malam-malam begini mengusik kegiatan rutin Sousuke dengan meneleponnya? Kalau Rin mungkin Sousuke mau maklum, biasanya kakak sulung Matsuoka Gou itu sering ngidam aneh-aneh menjelang tidur, jadi sering menitip sesuatu agar dibelikan Sousuke.
Kemungkinan besar nomor ini bukan milik Rin. Buat apa dia ganti nomor?
PIP. Sousuke, dengan nyali sekuat hiu paus berenang mengarungi samudra, menekan tombol hijau pada layar ponsel dan menempelkan layar pada telinga.
"Ha—"
Setelah itu, Sousuke menyesal harus mendengarkan desahan orang asing dengan durasi dua menit tanpa iklan.
(Untuk mewaspadai mendengar "desahan" itu lagi, Sousuke menamai nomor asing tersebut dengan 'Orang Koplok'.)
.
.
.
"Aduh, si Momo cs mana lagi?"
Acara minum-minum sehat (sehat, serius. Mereka minum di resto keluarga tanpa ada menu bir di dalamnya. Masih ada anak-anak dalam tim renang Samezuka, soalnya) yang digelar untuk usaha pengakraban satu sama lain hampir dimulai, tetapi beberapa anggota yang diharuskan datang malah belum menampakkan batang hidung. Sampai Matsuoka Rin selaku ketua tim renang marah-marah selayaknya gadis PMS melampiaskan emosi.
"Makanya tadi gua suruh berangkat bareng saja! Pakai pisah rombongan lagi! Pada gatau apa pada kebelet makan!?"
"Udah, Rin. Paling mereka nyusul bentar lagi. Cepet pesen makannya, perut gue udah mulai demo sampe mau ada aksi bakar juga."
"Heran gue sama imajinasi lo!"
Sementara Rin berdebat dengan anggota yang lain, Sousuke tiba-tiba mengajukan bantuan untuk meredam kecemasan kapten rambut jambon ini.
"Rin, coba kutelepon si Momo," suara berat Sousuke memecah suasana perang menjadi agak lembut. Hati Rin yang mulanya bergemuruh mulai tenang seiring waktu.
"Boleh, boleh. Coba sana telepon."
"Mana nomornya?"
"YAH SURIPTO. Kirain punya."
Rin menyalurkan ponselnya kepada Sousuke agar si teman sekamarnya ini mencatat sendiri nomor Momotarou.
"Oke, udah kucatet," Sousuke menyerahkan kembali ponsel Rin, bersamaan dengan menekan tombol panggil, "Ri—"
Tapi tampang Sousuke mendadak bengong setelah melihat layar ponselnya sendiri. Tangan yang masih memegang ponsel Rin hampir melemas, untung si empunya gerak cepat—hingga ponsel yang jatuh dramatis itu tertangkap tanpa lecet sekalipun.
"GILA LO SOSKE MASA HAPE ORANG DIBANTING-BANTING!? ORANG TAJIR MAH BEDA GINI YA!?"
Jeritan amarah yang diciptakan dari pita suara Rin sama sekali tak tertangkap pendengaran Sousuke.
Malah suara desahan yang ia dengar tempo hari terngiang-ngiang kembali dalam benak, mengalahkan segala suara gaduh dalam ruangan ini.
Nama 'Orang Koplok' muncul di layar Sousuke setelah dirinya memasukkan digit nomor Momotarou dari buku kontak di ponsel Rin.
Begitu panggilan tersambung, Sousuke bingung untuk menyahut.
["Halo? Kak Sousuke?"]
Sousuke sibuk melamun, tanpa menyadari ponselnya sendiri disambar Rin untuk memarahi juniornya yang telat mendatangi acara minum-minum.
Yang menjadi pikiran Sousuke ini hanya satu,
Apakah Momotarou …
[ sign, ffn user garekinclong ]
