Disclamer : Masashi Kishimoto
Warning : OOC, ranjau typo, Gaje, alur kecepetan/kelamaan, dan kekurangan lainnya
Dingin,
Semuanya terlihat biru, hanya sedikit cahaya yang bisa masuk, butiran-butiran putih lembut berjatuhan. Aku semakin memasukan tangan ku kedalam saku jaketku. Mengingat ini adalah bulan november, sepertinya tanganku akan mengacak-acak isi lemari mencari mantel mantelku yang entah sudah robek dan mungkin sudah kekecilan. Entahlah, aku selalu mengeluh bila musim ini datang, aku merasa bahwa musim ini adalah musim yang sial bagiku.
"HINATA!" Aku memutar menghadap seseorang yang memanggilku, neji-nii.
"Nani? Neji-nii?" Wajahku sedikit menampakan rasa sebal karna diganggu.
"Hanabi-hanabi-chan...!" Nafas neji-nii tersenggal senggal. Raut wajah kesalku hilang terganti dengan raut wajah khawatir. Tanpa menunggu ucapan neji-nii yang terpotong aku langsung berlari masuk kedlam rumah, meninggalkan pemandangan belakang rumah yang mungkin terlihat indah bagi setiap orang karna pemandangan itu berupa kebun dipenuhi ilalang yang ditumpuk salju belum lagi ada beberapa pohon sakura yang ditutupi salju disana indah bukan.
Aku berlari menuju kamar hanabi, suara batuk hanabi terdengar. BRAAKK kugeser shooji yang menutupi kamar hanabi "Hanabi-chan" Teriaku. Posisi hanabi telentang batuknya semakin keras neji-nii menepukan bahu hanabi. Edaran mataku bergerak suntikan antibiotik itu yang kucari, ketemu akhirnya kusambar obat itu hingga dengan cepat kumasukan antibiotik itu kedalam tabung suntikan dengan gerakan cepat kutusakan suntikan itu ditangan hanabi. Nafasku tersenggal senggal, batuk hanabi semakin mengecil syukurlah kulepas tusukan suntikan itu tanganku bergerak-gerak mengelus dahi hanabi "Tidurlah." Matanya tertutup. Aku dan neji-nii bergerak menjauh takut bila didekat hanabi tidurnya akan terganggu. " Antibiotiknya akan habis." Kuputar putar tabung antibiotik yang isinya tidak ada setengah. "Ya Tuhan." Neji-nii memukul dahinya, kutemukan raut kesal sedih kecewal diwajahnya. "Uangnya habis, atau tidak cukup." Mulutku mulai mengeluarkan kata kata yang bisa dibilang sedikit oh tidak mungkin sangat menyakitkan bagi neji-nii, mengingat satu-satunya orang yang mencari uang disini adalah neji-nii, tapi kata-kata itu sudah biasa kukeluarkan jadi, kemungkinan neji-nii tidak akan marah. "Sudah kubilang aku harus bekerja. Pekerjaanmu tidak mencukupi keuangan kita neji-nii!" Aku kesal sudah beberapa kali aku katakan itu tapi Neji-nii tak pernah mengijinkannya. "Aku akan berusaha." Suaranya kecil seperti bisikan. "Berusaha berusaha berusaha, itu yang kau ucapkan. Kau hanya mau berusaha sendiri kau tidak mau aku membantumu. Kau lihat ulahmu sekarang hanabi semakin parah keadaannya." Suaraku membesar, aku sudah tak tahan rasanya aku ingin sekali mengeluarkan semua itu sekarang. "aku akan pinjam uang." " Kita tinggal ditempat yang sepi, kita hanya punya satu tetangga dan itupun sudah pergi jauh sekarang! Kau tau itu! Dan sekarang dengan mudahnya kau bilang akan pinjam uang. Kau bodoh neji-nii!" yah, rumahku berada didekat hutan kyoto, yah walaupun seperti ini tapi rumahku tidak jauh dari kampus sekitar 1 jam dengan jalan kaki, cukup bisa menghemat uang. "Aku akan pinjam pada bosku." "Bosmu yang kolot itu. Dia pelit neji-nii kau mau tidak digaji untuk membayar hutangmu padanya. Hahaha aku sih tidak mau." "Lalu kau mau apa?" "Aku Cuma mau bekerja." "lalu kuliahmu?" "Itu mudah." " jika kau lelah." "aku tak pernah lelah." " Bila kuliahmu terganggu?" "Itu tak akan terjadi." "Kau keras kepala." "Itulah aku. Jadi bagaimana?" "Siapa yang akan menjaga hanabi-chan." "kita berjaga bergantian." "Yasudah terserah kau saja." Akhirnya neji-nii mengijikannya. Dia beranjak pergi meninggalkan ku dan hanabi tapi, langkahnya berhenti saat ku memanggilnya. "Neji-nii. Arigatou." Dia melanjutkan langkahnya tanpa menengok kearahku, tiba-tiba pertahananku melemah setetes air bening jatuh dari mataku. 'Tuhan, lindungi kami, sertai kami. Jangan jadikan kami orang-orang yang lemah. Dan aku mohon, tolong jangan beritau kedua orang tua kami yang ada disurga bila kami seperti ini. Aku tak mau mereka melihatnya. '
.
.
.
.
TBC
A/N : Hai, salam kenal semuanya. Aku baru disini, dan sebenernya aku udah lama dalam hal membaca fanfic Cuma berani nulisnya ya sekarang ini. Ini fanfic pertamaku, pernah si nyoba sekali tapi fanfic nya kuapus dan gak ku share karna akunya kurang pd. Dan sekarang dengan malu malu aku persembahkan ini buat para readers. Emang sih ini karya masih bisa dibilang jauh dari kata bagus. Dari diksi, summary kata katanya banyak yang buruk. Tapi, mudah-mudahan kalian bisa seneng dan menerima karyaku dengan ikhlas hihi^^ yasyudahhhlah aku berharap banyak yang ngereview dan mau berbagisedikit ilmu tentang FF disini . TERIMAKASIH, bila ada salah salah kata Gomenasai.^^
