Strawberry In The Wonderland – Eh?
Disclaimer
Bleach: Bukan punya Uki tapi Kubo-sensei
Gerimis Mengundang juga bukan punya Uki
IPod n Spongebob Squarepants bener2 bukan punya Uki
Fic Ngaco ini Uki yang punya
Rate : T buat amannya aja mungkin berubah di chapter2 berikutnya
Warning : Gaje, Abal, GaYuz (Garing dan jaYuz), Ngaco, OOC, (nanti) OC
Summary :
Tahukah kau bila dirimu telah membawa sesuatu yang sangat berharga bagi ku...? Kenapa kau pergi ke tempat yang tidak dapat ku jangkau? Hanya sampai disini sajakah Rukia? Tidak... Jodoh takkan lari kemana... Oke Uki akui kalo Uki jelek bikin rangkuman ataupun sinopsis .. RnR pliss...
Chapter 1: Gerimis Mengundang
Sejak kehilangan kekuatan shinigaminya plus ditinggal pergi oleh Rukia, hari-hari seorang Ichigo Kurosaki seperti kapal yang kehilangan arah, bagai layangan yang telah putus benangnya dan hanya bisa mengikuti kemana arah angin berhembus. Makan tak mau, tidur tak nyenyak, bahkan buang angin pun sungkan.
Hidup segan mati tak mau.
Sepanjang hari matanya terus menerawang jauh entah apa yang dilihatnya dan menghela nafas panjang. Sang ayah, Isshin hanya bisa meratapi poster isteri tercintanya sambil menangis tersedu-sedu. Wajah Ichigo yang dulu menampilkan kesegaran seorang siswa SMU telah hilang berganti menjadi raut wajah penuh derita melebihi wajah penuh beban pribadi milik Squidward.
Tidak ada lagi lagu-lagu milik Padhayangan Project, Panas Dalam, Harapan Jaya, The Upstairs, Saykoji ataupun Bang Haji Rhoma bertengger di IP*d-nya. Ya, kini seorang Ichigo Kurosaki hanya mendengarkan lagu-lagu MeTal (Mewek toTal), MoBil (eMo laBil), MeloDi (Mellow abaDi) dan sederet lagu pengantar bunuh diri lainnya. Seorang penyiar radio bahkan nekat hampir bunuh diri di tengah siarannya gara-gara Ichigo terus menerus me-request lagu-lagu penuh penderitaan tersebut dengan cara meminum kalpanax jika saja sang produser acara tidak segera menghentikannya.
Para sahabat Ichigo hanya bisa mengurut kaki –eh dada melihat tingkah laku Ichigo. Ichigo sekarang selalu dipenuhi aura negatif dan suram sampai kombo Keigo dan Chizuru tidak bisa membuat Ichigo bereaksi apapun. Begitu suramnya hingga Hollow pun enggan mendekat. Sungguh Gresik (AN: Malang udah umum disebut, sekali-kali daerah lain juga donk ).
'Aku tidak bisa terus begini. Bagaimanapun caranya aku harus bertemu dengan Rukia' batin Ichigo sambil berjalan gontai sepulang sekolah, udara sangat panas siang itu. Lesu, Ichigo melihat sekelilingnya, hampa.
"Ahhh..! Rukiaa..! Aku rindu padamuuuu...!" teriak Ichigo frustasi.
"DIAAMMM..! Gue lagi sakit gigi eh elu malah tereak-tereak mo tak' sambel ya hah...!" longok seorang emak-emak dengan koyo di kedua rahangnya dari jendela rumah di sebelah Ichigo sambil mengacung-acungkan ulekan yang telah bernoda cabe + terasi. Ichigo langsung ber-shunpo ria meninggalkan TKP secepatnya saat emak-emak itu telah mengambil ancang-ancang siap melempar ulekannya.
Ichigo kabur. Ulekan meleset ke jendela tetangga. Perang Bharatayudha jilid dua pun dimulai.
"Haah..hah... *ngatur nafas* gila..hampir aja" ujar Ichigo pada dirinya sendiri. Setelah nafasnya kembali teratur barulah ia sadari bahwa dia telah salah jalan dan... rintik-rintik gerimis turun dengan lebatnya (?) dengan halilintar yang saling menyambung.
'Sungguh sial hari ini.. hampir dilempar ulekan sambel sama emak-emak sarap (AN: ntar kualat kamu Ichigo, ngatain emak-emak) udah salah belok pas di tikungan, eh hujan pula..'. Ichigo pun segera mencari tempat berteduh. Didapatinya sebuah rumah besar yang sedang dibongkar karena telah lama ditinggalkan.
'Mungkin mau dibangun ruko baru' pikirnya. Ichigo mengedarkan selebaran –eh pandangannya di antara puing-puing dan alat-alat berat yang sedang tidak dipakai. Tidak sengaja ia melihat sebuah buku diantara reruntuhan dinding dekat kakinya. Dipungutnya buku itu dan sedikit dibersihkannya dari debu dan puing.
Tampaklah buku yang lumayan tebal *buanget* yang telah cukup lama, halamannya menguning dan sedikit telah berbau jamur. Entah mengapa buku itu begitu menarik perhatiannya. Di cover depan buku tersebut tertulis 'Statistika Bisnis' –eh salah 'Advance Magic Vol.3 For Intermediate Level (Not For Sale)'.
'Buku yang menarik. Bawa aja toh ga ada yang punya' pikirnya. Seketika itu juga gerimis nan lebay itu berhenti, Ichigo memasukkan buku itu ke dalam ranselnya dan meninggalkan tempat itu menuju rumahnya. Tidak disadarinya sepasang mata mengawasi gerak-geriknya.
"Aih..aih~.. pemulung jaman sekarang cakep-cakep ya~.." kata tante-tante girang yang rumahnya persis disamping rumah tempat Ichigo berteduh tadi.
Bersambung..
"Kusangkakan panas berkepanjangan... rupanya gerimis... rupanya gerimis... mengundang... Dalam tak sedar ku kebasahan ~..." – Gerimis Mengundang Sung by SLAM
Fic pertama Uki yey *ugh malunya...*.. harap maklum jika dirasa ada yang kurang namanya juga baru. Title chapter ngembat judul lagu orang. Kalo ga ada yang tau nama2 kota yang telah disebut silahkan buka atlasnya hehehhehehhee. Review n Kritik dipersilahkan tapi jangan terlalu pedas ya Uki sih sukanya kritik rasa barbeque. Flame silahkan tapi pake api kecil supaya matangnya merata dan tidak mentah di dalam (lho?) ... :P BTW ada yg penasaran..?
