Naruto © Masashi Kishimoto
Obsession © Devilojoshi
Pairing : Sasu|chibiNaru
Rated : M
Warning : Pedofilia | Insect | Yaoi |Shonen-ai | Lime/Lemon | Miss Typos | Kurang pendiskripsian | Alur kecepetan | Two shoot | Dll
"Don't Like, please Don't Read"
.
.
.
Di rumah kediaman keluarga Uchiha. Rumah yang sangat megah nan mewah. Semua perabotan kelas atas, kediaman dengan arsitek ternama, dengan ukiran di setiap sudut ruangan yang berkelas. Di ruangan ini tinggal sebuah keluarga kecil yang sangat dingin, tapi tidak dengan satu orang. Satu orang yang ceria, dan tersenyum hangat bagaikan matahari yang menghangatkan bumi di saat pergantian musim. Bahkan tak kala orang di rumah ini mencair ketika melihat orang itu, orang yang bahkan paling muda di antara semua anggota keluarga itu. Seorang anak kecil yang baru menginjak umur 4 tahun. Seorang anak kecil yang baik dan ramah terhadap semua orang. Anak kecil yang memiliki rambut pirang cerah, berkulit tan, wajah sangat manis -walau sebenarnya dia adalah seorang bocah laki-laki, wajah yang manis semakin terlihat manis tak kala adanya sebuah tanda lahir berbentuk kumis kucing yang melekat di masing-masing pipinya, dan tubuh yang munggil nan imut –membuat siapa saja yang melihatnya, semakin terpesona karena keindahan malaikat kecil itu. Naruto Uchiha itulah namanya, anak dari pasangan Itachi Uchiha dan Shion Uchiha. Malaikat yang ternoda karena seorang iblis dingin di keluarga itu. Iblis berbentuk manusia sempurna dengan hati yang sedingin es, Sasuke Uchiha.
.
.
.
"Naruto," Panggil Shion dari luar kamar Naruto. Clek, pintu kamar itu pun terbuka. Muncullah sosok Shion –ibu dari empunya kamar dari luar. Wanita cantik dengan rambut pirang itu pun masuk dengan perlahan ke dalam kamar itu. Dilihatnya ada seorang anak kecil yang masih tidur dengan nyenyaknya di bawah selimut orange di atas kasur ukurang double size itu. Wajah anak kecil itu sangat manis sewaktu tidur. Bagaikan malaikat kecil yang baru saja turun dari kayangan dan sedang tertidur terterpa cahaya matahari yang masuk ke kamar itu. Shion terus saja memperhatikan wajah anaknya yang manis itu dengan seksama. Wajah yang sedikit berbeda dengan dirinya dan Itachi. Kata dokter, Naruto mengalami masalah gen dalam tubuhnya oleh karena itu, Naruto sedikit berbeda dengan dirinya dan Itachi. Walau begitu tapi dirinya sangat menyayangi Naruto.
"Enng.." Terdengar lenguhan halus dari Naruto yang masih tertidur. Tubuh kecil itu menggeliat dan berbalik untuk menghindari cahaya matahari yang menerpa wajahnya. Cahaya itu masuk dari gorden yang sedikit transparan, apalagi mengingat warna gorden itu orange –semakin membuat sinar matahari semakin jelas.
Shion tersenyum melihat tingkah anak semata wayangnya itu. "Naruto sayang, ayo bangun." Kata Shion sambil mengusap rambut pirang cerah Naruto dengan lebut. Naruto mulai melenguh lagi dan mengejap-ngejapkan matanya. Lalu menggisik matanya dengan tangan munggilnya –membiasakan dirinya dengan cahaya dan melihat siapa yang baru saja menariknya dari alam mimpi yang damai dan indah.
"Enngh...Kaa-chan, Nalu macih ngantuk~." Kata Naruto manja sambil menggeliat kecil masuk kembali dalam selimut tebal orangen dengan gambar rubah berekor sembilan lucu miliknya. Shion hanya tersenyum lalu mengelus kepala Naruto dengan lembut lagi, "Naruto, ayo bangun. Nanti Sasuke oji-san akan datang dari Inggris." Kata Shion lembut. Naruto masih menggeliat di bawah selimutnya. Menghela nafas sedikit, "Nanti Naru gak dapet oleh-oleh dari oji-san loh." Kata Shion membuat Naruto keluar dari selimutnya dan memandang ibunya –lucu. Wajahnya yang baru bangun tidur dan rambutnya yang acak-acakan membuatnya semakin lucu.
"Nalu bangun. Jadi Nalu dapet oleh-oleh 'kan, Kaa-chan?" Kata Naruto sambil menunjukan mata kucingnya. Shion menganguk kecil sambil tersenyum lalu memangku Naruto ke kamar mandi untuk dia mandikan.
.
.
Sementara di luar.
"Sasuke akhirnya kau pulang juga." Kata Fugaku –ayah Sasuke- sambil memeluk putra keduanya yang baru saja pulang dari Inggris untuk belajar di sana. Sasuke baru saja menginjak umur 21 tahun dengan lulus dari Universitas Oxford jurusan kedokteran. Sasuke tergolong anak yang jenius karena di umur yang baru 21 ini, dirinya sudah mendapatkan gelas professor. Dirinya memang bercita-cita untuk menjadi seorang dokter ahli jantung. Dan selain kejeniusannya, dirinya juga mempunyai segala hal yang kaum Adam inginkan -ketampanan. Ketampanannya bahkan bisa membuat banyak wanita ataupun laki-laki Inggris bertekuk lutut dihadapannya hanya untuk melakukan 'one night stand' dengannya. Yah, dirinya terkenal dengan 'penakluk one night stand', mengingat semua orang yang menginginkan dirinya pasti hanya mendapatkan hal itu. Dan perlu kalian ingat, dirinya masih belum mau memberikan hatinya pada siapapun karena suatu hal. Suatu hal yang sangat tabu di dunia.
"Hn, dimana semuanya?" Tanya Sasuke dengan dingin sambil melangkahkan kakinya menuju rungan tengah. Sedangkan Fugaku menyuruh para pelayan untuk mengambil barang-barang yang di bawa Sasuke lalu mengikuti Sasuke. "Jangan bawa bungkusan berwana orange itu. Bawa kemari." Perintah Sasuke pada pelayan perempuan dengan rambut berwarna merah muda dan bermata emerald, Sakura. Sakura membawa bungkusan yang tadinya ingin dia bawa bersama rekan pelayannya ke kamar Sasuke, tapi karena Sasuke melarang akhirnya dia menuruti perintah Sasuke. Sasuke mengambil bungkusan itu dengan kasar, lalu kembali berjalan meninggalkan Sakura yang kembali membawa semua barang Sasuke bersama rekannya. Sedangkan Fugaku sudah terlebih dahulu berjalan di depan Sasuke.
.
"Ah~ otouto, akhirnya kau pulang juga." Kata Itachi sambil memeluk dan menepuk punggung Sasuke. Sasuke adalah adiknya satu-satunya jadi tentu saja dia sangat menyayangi Sasuke. Yah walau adiknya itu 'sedikit' dingin dan sinis padanya, yang entah kenapa. Padahal dulu adiknya tersayang itu tak terlalu dingin padanya.
"Hn." Jawab Sasuke datar.
"Okaeri, Sasuke." Kata Mikoto –ibu Sasuke- sambil memeluk anaknya yang baru saja pulang, setelah sekian lama berada di Inggris.
"Tadaima, Kaa-san." Kata Sasuke 'sedikit' lembut pada ibunya. Ya, di antara semua orang. Hanya ibunya yang bisa mendapatkan 'sedikit' kelembutan Sasuke. Mengingat Sasuke sangat menyayangi ibunya ini.
"Dimana yang lain?" Tanya Sasuke ketika melihat hanya ada ayah, ibu dan kakaknya. Sedangkan keponakan dan kakak iparnya tak ada.
"Shion sedang mengurus Naru-chan." Jawab Itachi sambil meminum tehnya. Sekarang mereka sedang bersantai di sofa panjang ruang tengah keluarga. Tak ada yang mulai pembicaraan di antara mereka, karena mereka memang keluarga yang tak bisa saling mencairkan suasana. Hanya hening di antara mereka. Sampai suara cemreng membuat mereka semua mengalihkan perhatian.
"Ohayou~." Teriak Naruto sambil berlari ke Itachi yang sedang duduk lalu memeluk Itachi di bagian perut karena tingginya yang masih pendek. Itachi sedikit kaget dengan adanya Naruto yang tiba-tiba saja menerjangnya, mungkin karena terlalu larut dalam keheningan. Untung saja dirinya sudah meletakkan kembali gelas teh miliknya tadi. Itachi memeluk Naruto lalu mencium pipi chubby Naruto, Naruto tersenyum lalu mencium pipi Itachi. Berlari ke Fugaku dan Mikoto yang duduk bersebelahan lalu melakukan hal yang sama seperti kepada Itachi.
"Maaf, tadi aku baru selesai memandikan Naruto." Kata Shion baru muncul dari belakang Sasuke. "Ah, Sasuke kau sudah datang. Okaeri." Kata Shion sambil tersenyum ramah pada Sasuke lalu duduk di sebelah Itachi.
Naruto yang masih duduk di pangkuan Fugaku kembali ke ayah dan ibunya yang duduk berhadapan dengan Sasuke. Naruto duduk di pangkuan Itachi, dan melihat Sasuke dengan mata bulat birunya. Ya, karena masalah genetika Naruto jadi berbeda dari keluarga Uchiha yang lain. Dirinya berkulit tan berbeda dari Uchiha yang berkulit putih pucat. Dirinya bermata biru berbeda pula denga Uchiha yang memiliki mata onix tajam, dan ibunya yang bermata lavender tanpa pupil. Rambutnya pirang cerah berbeda dari ibunya yang berwarna pirang pucat dan Uchiha lainya yang berwarna hitam raven. Naruto benar-benar berbeda dengan Uchiha lainnya.
"Nee~, tou-chan dia ciapah?" Tanya Naruto sambil menujuk Sasuke dengan jari telunjuk munggilnya. Semuanya tersenyum melihat Naruto yang tidak mengenali Sasuke, padahal dirinya sangat menantikan kepulangan pamannya itu.
"Dia Sasuke oji-san, sayang." Kata Itachi sambil membelai rambut pirang cerah Naruto. Naruto memiringkan kepalanya, melihat Sasuke dari atas sampai bawah dengan mata bulat birunya. Setelah dilihatnya semua, Naruto tersenyum cerah lalu beranjak dari pangkuan ayahnya lalu berlari ke Sasuke. Sasuke yang mendapatkan hal itu kaget tapi dapat dia tutupi dengan muka stoicknya.
"Cacuke oji-chan~. Nalu dali dulu pengen ketemu oji-chan." Kata Naruto sambil memeluk Sasuke dengan erat lalu naik ke pangkuan Sasuke. Memeluk leher Sasuke erat lalu mencium pipi kanan dan kiri Sasuke dengan lembut dan tersenyum sesudahnya. "Ne~, oji-chan bawa oleh-oleh untuk Nalu?" Tanya Naruto sambil memiringkan kepalanya –imut- melihat Sasuke. Sasuke yang melihat itngkah lucu keponakannya itu hampir saja mimisan dibuatnya.
Ya, tanpa di ketahui oleh orang lain. Bahwa dirinya sebenarnya seorang pengidap pedofilia. Penyakit sexual yang tertarik pada anak di bawah umur, seperti Naruto. Di Inggris dirinya juga terkadang beberapa kali menyewa anak-anak yang di jual oleh seseorang di sebuah club malam. Walaupun banyak wanita di Inggris yang sudah dia 'jajal' tapi penyakitnya ini tak pernah bisa sembuh. Dirinya tak bisa melawan hormonnya saat melihat foto Naruto –sewatku bayi- yang di kirimkan oleh ibunya. Bahwa itu adalah anak dari kakaknya. Foto Naruto masih bayi didalam gendongan Itachi yang tersenyum. Semenjak itu Sasuke sedikit iri dengan kakaknya yang bisa dekat dan menggendong Naruto. Terkadang jika ia melihat foto Naruto yang selalu di kirimkan ibunya, dirinya serasa tak bisa mengendalikan dirinya. Lalu dirinya akan pergi untuk mencari pelampiasan hormonnya di club malam. Dan sekarang anak yang selalu dirinya impikan untuk 'melayaninya' setiap malam ada di pelukannya dan mencium dirinya. Rasanya dirinya tak bisa mengendalikan diri saat melihat muka imut Naruto –khas anak semumurnya. Tapi dirinya tak mungkin membiarkan semuanya tau tentang kelainannya bukan? Dia akan mencari sebuah kesempatan di saat semua orang tak akan ada yang tau untuk dirinya mendapatkan Naruto –SEUTUHNYA.
'OH! Lihatlah bibirnya yang munggil dan berwarna merah cerry itu. Terlihat sangat manis bila nanti aku cicipi dengan bibirku ini. Tubuhnya yang kecil dan munggil ini pasti akan menggeliat manis di bawahku nanti. Tubuh mulus yang terbungkus kaus berwarnya orang ini akan penuh dengan saliva milikku dan ku cicipi setiap incinya dengan bibir dan lidahku ini,' pikir Sasuke. Di luar dia hanya memandang Naruto biasa saja seperti pandangannya pada yang lain, tapi di dalam dirinya. Sekarang dirinya sedang menahan suatu gejolak, dan sebuah hasrat terpendam melihat Naruto kecil.
"Ne~, oji-chan bawa oleh-oleh untuk Nalu tidak?" Rengek Naruto sambil menggelembungkan pipi chubby dan bibir cerrynya di depan muka Sasuke. Sasuke yang mendengar suara cempreng itu terbangun dari lamunannya dan melihat wajah manit itu lagi. Tangannya bergerak untuk mengambil bungkusan orange yang tadi dia larang pada Sakura untuk di bawa.
"Ini untukmu." Kata Sasuke sambil memberikan bungkusan orange itu pada Naruto. Naruto yang di beri itu langsung berbinar dan mengambilnya. Setalah mengambilnya dirinya langsung pergi kepangkuan ibunya.
"Kaa-chan!kaa-chan! Ayo buka!buka!" Kata Naruto sambil mengacungkan bungkusan orang yang di terimanya dari Sasuke pada Shion.
"Arigato, Sasuke. Kau sudah jauh-jauh membawa oleh-oleh untuk Naruto." Kata Shion lalu mengambil bungkusan yang di sodorkan Naruto padanya itu. "Naruto, ayo ucapkan terimakasih pada oji-san." Suruh Shion. Naruto memutar tubuhnya menghadap Sasuke lalu membungkukkan badanya.
"Aligato, Cacuke oji-chan~" Kata Naruto dengan nada sing a song sambil tersenyum ceria pada Sasuke. Lalu kembali pada Shion yang sedang membuka bungkusan itu dengan hati-hati. Bungkusan berwarna orang itupun hilang menunjukan sebuah benda berwarna biru. "Wahh~ kelen. Nalu cuka cekalih. Nalu boleh langcung main 'kan, kaa-chan?" Tanya Naruto sambil menganbil benda yang ternyata adalah sebuah gundam keluaran terbaru. Dan itupun baru di pasarkan di Inggris dan negara sekitar, belum sampai di asia. Naruto mengambil gundam itu dan berlari kecil ke Sasuke.
"Cacuke oji-chan, ayo kita main." Ajak Naruto sambil menarik kain lengan panjang Sasuke. Sasuke dalam hatinya sedang menahan sebuah hawa nafsu miliknya yang sebentar lagi sepertinya tak bisa terbendung tapi berusah dia tutupi terus dengan tanpang stoicnya tentu saja.
"Baiklah, ayo kita main di kamarmu saja." Kata Sasuke sambil beranjak berdiri dengan memangku Naruto yang masih memeluk gundam yang masih terbungkus rapih di kardusnya. "Aku menganjak main Naruto dulu." Kata Sasuke pamit pada semuanya. Fugaku, Mikoto, Itachi dan Shion hanya tertegun karena keramahan Sasuke pada Naruto karena tak biasanya Sasuke ramah pada orang lain.
"Bukankah kau masih lelah, Sasuke?" Tanya Mikoto sambil melihata anaknya kuatir. Baru saja sampai di rumah setelah perjalanan jauh, pasti membuat Sasuke lelah. "Tidak apa, kaa-san." Jawab Sasuke lalu meninggalkan anggota keluarga lainnya.
Setelah Sasuke membawa Naruto ke kamar Naruto untuk di ajak main. Itachi mulai membuka mulutnya yang dari tadi keluh melihat keramahan dan kebaikan Sasuke pada anaknya itu. "Apa aku yang salah, tapi apa benar Sasuke sangat baik pada Naruto?" Tanya Itachi entah pada siapa. Fugaku, Mikoto dan Shion saling melempar pandangannya pada Itachi karena apa yang baru saja Itachi bilang itu memang kebenaran, mereka pun tak habis pikir kenapa bisa Sasuke segitu baiknya pada Naruto. "Mungkin Sasuke memang menyayangi Naruto." Jawab Mikoto pada Itachi. Itachi tertegun sebentar lalu membuang pikiran anehnya lalu mengangguk dan tersenyum, "Mungkin benar." Jawab Itachi. 'Yah, mungkin dan semoga.' Lanjut Itachi dalam pikirannya.
.
.
"Ne Cacuke oji-chan, pintal kaya tou-chan bica bikin (baca:merangkai) gundamnya." Kata Naruto saat melihat Sasuke merangkai gundam dengan cepat dan cekatan. Naruto terus melihat dengan berbinar dan tersenyum saat gundamnya sudah selesai. "Yee, celecai. Gundamnya baguc~" Kata Naruto sambil memeluk gundam itu. Sasuke hanya tersenyum melihat anak berumur 4 tahun di depannya itu. Lalu perlahan dia memangku Naruto untuk duduk di panguannya. Di sesapnya wangi rambut Naruto, turun ke leher kecil Naruto. Tanganya masih merangkul pinggang kecil Naruto. Naruto masih bermain dengan gundam barunya itu, tidak memperdulikan Sasuke yang masih menyesap wangi dari tubuhnya dan perlahan mencium puncak kepala Naruto.
'Wangi sekali,' Pikir Sasuke sambil melihat rambut pirang cerah Naruto dan menciumnya lagi. 'Aku tidak kuat! Aku ingin Naruto!' Pikir Sasuke lagi saat melihat leher Naruto yang terekspor membuat dirinya harus meneguk ludah beberapa kali. 'Jangan! Ini belum saatnya. Harus menunggu yang lain tak ada, baru aku akan mendapatkannya.' Pikir Sasuke lagi sambil menyeringai. Dirinya ingat akan membuat rencana untuk bisa berdua saja dengan Naruto di rumah besar ini dan menghabiskan semua hasrat dalam dirinya sebentar lagi. 'Ya, sebentar lagi.' Ulang Sasuke dalam pikirannya. Sekarang dirinya sudah menyiapkan rencana yang bagus untuk keluarganya. Dan dirinya mengajak main kembali Naruto di kamar itu.
"Itachi, Shion, kami pergi dulu. Kami pergi beberapa minggu ke depan." Ucap Mikoto sambil merapihkan pakaiannya. Sekarang Fugaku dan Mikoto akan mengadakan tour untuk perusahaan mereka yang di undang dalam tour perusahaan rekan kerja mereka, perusahaan Hyuuga. Yah kalau dipikir aneh memang, kenapa mereka bisa di ajak dengan tour oleh perusahaan Hyuuga itu. Mengingat yang dekat dengan pemilik perusahaan itu hanya Sasuke saja. Sasuke kenal baik atau bahkan bersahabat dengen pemilik perusahaan itu, Hyuuga Neji. Tapi mungkin karena Sasuke tak begitu suka dengan hal tour seperti itu makanya dari itu Mikoto dan Fugaku 'lah yang menjadi pengantinya. Lagi pula, ini adalah tour khusus para pemilik perusahaan dan keluarganya saja.
.
.
1 minggu kemudian.
"Shion, hati-hati di rumah. Aku akan kembali beberapa minggu lagi." Kata Itachi sambil pamit pada Shion dan Naruto –yang berada di pangkuan Shion- mengantar Itachi sampai masuk ke dalam mobil.
Itachi harus menangani perusahaan cabang Uchiha yang terancam bangkrut di Oto. Karena Fugaku selaku presdir sedang tak ada, jadi Itachi yang menjadi bawahan langsung Fugaku 'lah yang harus menangani semua masalah ini. Padahal beberapa minggu lalu perusahaan cabang di Oto itu mengalami kenaikan kinerja, tapi entah apa yang terjadi. Satu hari yang lalu Itachi mendapat laporan bahwa perusahaan itu akan bangkrut bila tak di tangani secara langsung. Dari semua laporan yang Itachi terima, perusahaan Inuzuka memberhentika investasinya pada perusahaan itu tanpa sebab jadilah perusahaan itu kurang modal dan menjadi seperti sekarang. Padahal Inuzuka Kiba adalah teman Sasuke di SMA dulu, tapi entah apa yang terjadi –mungkin perselisihan pribadi. Perusahaan itu memberhentikan modal yang masuk ke perusahaan cabang Uchiha di Oto tanpa sebab yang jelas. Yang di katakan hanya dirinya sudah tak mau menaruh modal di perusahaan Uchiha itu. Dan sekarang Itachi sedang akan meminta dan menggait kembali perusahaan Inuzuka itu kembali.
"Nah, Naruto. Kau tak boleh nakal di saat tidak ada tou-san ya!" Kata Shion saat memangku Naruto. "Ciap, kaa-chan." Jawab Naruto sambil menghormat dalam gendongan Shion, Shion hanya tertawa kecil melihat malaikat manisnya itu. Tanpa diketahui ada seseorang yang menyeringai dari dalam kediaman.
Saat Itachi pergi mereka segera kedalam rumah. Shion kembali ke pekerjaannya. Perlu kalian tau, Shion juga seorang desiner ternama. Dan sekarang dirinya sedang duduk di ruang kerjanya. Naruto sedang main bersama Sakura –pelayan kepercayaan sekaligus perawat Naruto. Sakura terus mengajak main Naruto dengan mainan Naruto yang banyak. Naruto terkadang tertawa saat Sakura menari bersamanya –mengikuti video. Naruto sangat dekat dengan Sakura, karena Sakura yang baik padanya.
.
Di tempat Itachi (dalam mobil)
"Semoga firasatku selama ini salah." Gumam Itachi sambil melihat ke luar jendela mobil. Sekarang yang ada dalam pikirannya adalah sebuah kejanggalan dari setiap anggota keluarga yang pergi satu persatu. 'Sasuke, aku harap bukan kau.' Pikir Itachi. Sebenarnya Itachi sedikit janggal dengan semua ini. Semua ini terlalu berturut-turut, dan dirinya juga sebenarnya dari dulu sudah mengawasi tingkah adiknya yang mulai aneh pada saat menginjak usia 19 tahun lalu. Dirinya pernah melihat Sasuke mencium seorang anak kecil yang kira-kira umurnya 5 tahun, saat dirinya mengunjungi Sasuke –di Inggris dulu- dan dirinya tak memberi tahu bahwa dirinya akan datang. Tadinya dia akan memberi kejutan pada adiknya tapi malah dirinya yang dikejutkan adiknya itu. Saat itu Sasuke mengelak bahwa dirinya itu 'lah mengigau, atau salah lihat. Dan dirinya tak mau mempermasalahkan semua itu. 'Shion, aku mohon tetap di sisi Naruto.' Harap Itachi, dirinya cemas pada anaknya itu.
.
.
.
"Sekarang semuanya sudah pergi. Tinggal wanita itu yang menghalangiku." Gumam Sasuke sambil melihat Naruto yang sedang di gendong oleh Shion masuk ke dalam rumah. Rasanya dirinya sangat benci dan tak suka, anak yang 'akan' menjadi miliknya itu di sentuh oleh orang lain. Tapi itu hanya sebentar bukan, karena sebentar lagi anak itu akan sepenuhnya menjadi miliknya dan dalam genggamannya. Tak ada seorang pun yang akan bisa mengambilnya kembali. Bahkan walaupun orang tua, kakaknya dan orang yang telah melahirkan anak itu sembah sujut di bawah kakinya lalu mencium kakinya, dirinya tak akan memberikan anak itu kembali. Dan di saat itu mereka akan merasakan rasanya kehilangan seorang malaikat yang akan menjadi milik seorang iblis. "Kau milikku, Naruto." Gumam Sasuke sambil menjilat bibirnya dengan gaya sensual. Meronggoh sesuatu dari sakunya yang ternyata foto Naruto dan menjilatnya. "Ya, kau milikku." Kata Sasuke lagi sambil menjilat lagi foto Naruto waktu masih berumur 2 tahun, dan sedang bermain sendirian dengan mainannya. Foto yang dulu pernah di berikan Itachi saat menengoknya di Inggri, dan saat itu hampir saja dirinya ketahuan sedang mencabuli seorang anak kecil yang di sewanya di bar dan dia bawa ke apartemennya.
"Tunggu saja." Seringaian Sasuke semakin lebar.
"Maaf anda sedang apa?" Tanya Sakura sambil terlebih dahulu membungkuk hormat dan melihat Sasuke yang memandangnya tak suka. Dalam mata Uchiha bungsu itu Sakura dapat melihat hasrat yang tinggi, tapi itu tak di tunjukan untuknya, Sakura tau itu. terlebih lagi, tadi Sakura sempat mendengar suatu yang di ucapkan Sasuke. Dilihatnya apa yang di pegang oleh Sasuke. 'Foto? Foto siapa?' Pikir Sakura sambil berusaha melihat dengan jelas foto yang ada di genggaman Sasuke itu. 'I-itu bukannya, Na-naruto?' Pikir Sakura kaget melihat foto itu adalah foto Naruto yang sedang main sendiri dan tersenyum dengan cerianya. "I-itu... bu-bukannya... Na-naru-?"
Sasuke yang tau apa yang dilihat Sakura langsung menyembunyikan foto yang ada di genggamannya tapi gagal karena Sakura sudah terlanjur melihatnya. . "I-itu... bu-bukannya... Na-naru-?" kata Sakura tapi terpotong oleh Sasuke yang segera memberikan kata-kata yang menakutkan untuknya. "Jika kau berani bilang, aku tak yakin hidupmu akan bahagia. Dan tak akan terjadi sesuatu yang mengerikan di keluarga ini karena kesalahanmu." Ancam Sasuke sambil membekap mulut Sakura erat –sangat erat sampai rasanya rahang Sakura sangat sakit- dengan tangannya. Sakura terlihat membelalakan matanya dan mengangguk ketakutan dengan kata-kata itu, apalagi di tambah dengan tatapan mata yang tajam dan seringaian setan yang keluar dari bibir Sasuke. "Bagus, tutup terus mulutmu." Kata Sasuke sambil melepas bekapan mulut Sakura lalu pergi meninggalkan Sakura yang masih shock.
Seperginya Sasuke, Shion dengan Naruto yang ada di gendongannya mendatanginya. "Sakura, tolong jaga Naruto dulu. Aku sedang ada kerjaan." Kata Shion sambil memberikan Naruto pada Sakura yang sempat langsung terbangun dari shocknya dan menerima Naruto. Sakura tersenyum pada Naruto yang tersenyum padanya. "Baik, nyonya." Kata Sakura. Shion langsung pergi ke ruang kerjanya dan Sakura segera membawa Naruto pergi bermain.
.
.
.
.
Tbc
Ne gomen minna, aku malah update ini. Ini two shoot berhubung Loshi gak pernah bikin two shoot jadi aku mau belajar bikin two shoot hehe..
Buat fic-ku yang lain dalam proses pengetikan, berhubung mau bikin yang lumayan panjang jadi ya, lama deh, hehe
Masih banyak banget cacatnya di fic ini dan bila ada kesalahan, atau tersinggung dengan fic ini saya mohon maaf. Jadi buat semuanya mohon bantuannya buat final fic ini..mohon bantuannya minna-san ^^
Kritik dan saran sangat di butuhkan..trims
Review
