Yunho dan Jaejoong, mereka adalah sepasang kekasih. Hubunganereka menginjak tahun ke-4 di bulan ini. Dan waktu empat tahun mereka rasa cukup untuk menjajakan hubungan mereka ke tahap yang lebih serius. Ya, mereka memutuskan untuk menikah. Lamaran sudah dilaksanakan dan tanggal sudah ditentukan. Tinggal menunggu waktu saja.
Hari ini mereka berdua pergi untuk mencari cincin. hitung-hitung sekalian berkencan, karena mereka sudah lama tak pergi bersama.
Mereka berjalan dengan bertautan tangan, sesekali terdengar tawa dari mulut mereka. Beberapa orang yang berpapasan menatap kagum pada keduanya, tapi baik Yunho maupun Jaejoong tak mempedulikannya. Mereka berdua memang pasangan yang sangat serasi.
"Yun-ie. Tokonya ada di sebrang sana!" Seru Jaejoong sambil menunjuk toko perhiasan dengan penuh semangat.
Jaejoong melepaskan tautan tangannya dengan Yunho, lalu berlari menyebrangi jalan tanpa melihat kanan dan kiri. Terlihat mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi mendekat ke arahnya. Jaejoong terpaku di tempat, ia sama sekali tak bisa menggerakan badannya.
"Joong-ie awas!" Teriak Yunho.
Yunho pun berlari ke arah Jaejoong. Mobil itu semakin mendekat. Yunho mendorong tubuh Jaejoong. Jaejoong pun tedorong ke tepi dan terselamatkan.
Tetapi…
"Yun… Yun-ie…"
Naas, Yunho tak selamat.
.
.
.
A year later
Jaejoong duduk di tepi atap gedung berlantai 5 yang sudah tak terpakai. Semenjak kematian Yunho setahun lalu, tak ada lagi keceriaan dalam dirinya. Semakin lama ia semakin terpuruk. Ia menyalahkan dirinya sendiri atas kematian Yunho setahun lalu.
"Yun-ie… maafkan Joong-ie. Jika saja aku tak ceroboh waktu itu… Jika saja aku tak menyebrang sembarangan waktu itu… Jika saja kau tak menyelamatkan aku waktu itu… Jika saja waktu bisa diulang…"
Bahunya bergetar. Air mata meleleh dari kedua sudut matanya. Isak tangis terdengar dari mulutnya.
Tiba-tiba di belakangnya terlihat sesosok pria misterius, ia berpakaian serba hitam dan menjinjing sebuah buku tebal di tangan kanannya.
"Apakah kau ingin mengembalikan nyawa kekasihmu?" Tanya pria itu.
Jaejoong berbalik, "Si-siapa kau?"
"Aku dewa kematian, namaku Ryuu."
"Bohong! Kau pasti bercanda!"
"Aku tak memintamu percaya padaku. Tapi yang jelas, aku bisa menyelamatkan nyawa kekasihmu. Kekasihmu yang meninggal tepat setahun lalu, ia tertabrak mobil demi menyelamatkanmu."
"Ba-bagaimana kau bisa tahu?"
"Karena aku dewa kematian. Jadi apakah kau ingin mengembalikan nyawanya?"
"Bisakah? Bagaimana caranya?"
"Aku bisa mengembalikan nyawanya, tetapi dengan satu syarat…"
"Apa syaratnya? Aku akan memenuhi syaratnya!"
"Syaratnya, waktumu di dunia berkurang satu tahun dari apa yang seharusnya."
Tanpa berpikir panjang, Jaejoong menyetujui syaratnya.
Yun-ie kita akan bertemu…
Lalu mereka berdua kembali ke satu tahun yang lalu.
.
.
.
"Jae… Joong-ie… bangunlah sayang. Jangan tinggalkan aku… kumohon." Isak tangis Yunho terdengar dari sela kalimatnya.
Tubuh Jaejoong tergeletak di jalan dengan penuh darah. Ia mati rasa. Tubuhnya tak bisa di gerakkan sedikitpun.
Ryuu berdiri di sebelahnya sambil membacakan kata demi kata dari bukunya.
"Kim Jaejoong, di sini tertulis bahwa kematianmu tepat satu tahun yang akan datang. Kau bunuh diri dari atap gedung lima lantai karena depresi atas kematian kekasihmu. Sekarang, mari ikut aku pergi ke tempat seharusnya berada."
.
.
.
END!
EHEHEHEHE
Cerita ini terinspirasi dari sebuah manga yang entah judulnya apa /?
Aku tau feelnya pasti ga dapet. Ya mau gimana lagi /sigh
CATFK sedang dalam proses pengetikan, tunggu saja.
Oke… last, find me on bbm 7676C1AC
SEE YA!
