Akashi kini menatap kekasihnya yang sekitar lima belas menit lalu, memintanya untuk bertemu di cafè tempat pertama kali mereka bertemu. Ia terlihat sangat berbeda. Pupil mata yang biasanya bersinar, kini terlihat kosong dan dingin. Bibir yang biasanya membentuk kurva ke atas kini hanya garis lurus. Gerakan badannya pun kaku dan lebih banyak diam, tidak seperti sebelumnya yang selalu salah tingkah atau membuat gerakan-gerakan kecil. Bahkan Furihata tak menyapa saat dirinya mendudukan diri didepan sang kekasih.
Insting Akashi langsung mengatakan ada yang tidak beres. Tak tahan dengan situasi yang diciptakan beberapa menit yang lalu, Akashi pun membuka pembicaraan mereka.
"Ada apa Kouki?" Tanya Akashi.
"Sei- Ah, Akashi-san, sebaiknya kita mengakhiri hubungan ini." Jawab Furihata.
Akashi membelakkan kedua matanya, bukan hanya karena kata-kata Furihata tetapi juga nada yang datar dan dingin, seolah-olah merasa tak ada yang salah dengan kalimat yang dilontarkannya. Dan juga dia tidak memangilnya dengan 'Sei-kun'.
Tenggorokan Akashi langsung mengering saat itu juga, bibirnya terasa sulit untuk dibuka, dan lidahnya pun mendadak kelu.
"Kenapa?" Tanya Akashi dengan nadanya yang normal, dirinya sudah terlatih untuk tenang dalam situasi apa pun.
"Kau akan mengetahuinya besok." Jawab Furihata
"Kau menyuruhku menunggu?"
"Tidak, ini akan menyakitkan jika aku yang memberitahumu alasannya dan juga aku yakin kita tak ingin ada kejadian yang tak menyenangkan terjadi, jika aku memberitahumu sekarang. Besok, ada seseorang yang memberitahumu." Jelas Furihata.
Akashi ingin mengumpat saat itu juga, pekerjaan yang akhir-akhir ini hampir menyita seluruh waktunya, ditambah dengan ucapan Furihata tadi. Ia pikir dirinya akan mendapat suatu hal yang mengangkat beban pikirannya jika bertemu dengannya, ia bahkan sudah menunda rapat penting. Akan tetapi, apa yang ia dapat? Ia bahkan secara tidak langsung disuruh menunggu jawaban yang ingin ketahui sekarang.
"Kurasa sekarang tak ada yang kita bicarakan lagi, Akashi-san. Aku pergi dulu." Lanjutnya, dan beranjak dari tempat duduknya.
Akashi hanya menatap tempat duduk yang kosong dihadapannya.
"Mungkin aku sebaiknya memberitahumu tentang ini. Sejak awal kita bertemu, aku tidak pernah menyukaimu." Ucapnya tepat disebelah Akashi, kemudian pergi keluar dari cafè itu.
Akashi tak mengejarnya, dia terlalu shock mendengar pernyataan yang baru saja dilontarkan oleh mantan kekasihnya.
Dari awal Furihata menghubunginya memang ada yang salah, seharusnya dia mengetahuinya. Sikap yang akhir-akhir ini kadang terlihat menghindarinya, pesan yang dibalas lebih lama, telepon yang kadang dimatikan atau diabaikan, dan pertemuan yang mendadak ini. Hal itu akan langsung hilang jika dia sudah bertemu dengan Furihata, dugaan, kecurigaannya, pertanyaan dan sebagainya menguap entah kemana.
Menyedihkan, ditempat mereka memulai hubungan, ditempat itu juga mereka atau lebih tepatnya Furihata akhiri.
Lalu, jika ia tak menyukainya, kenapa ia menerimanya dulu?
Uncovered Truth
Disclaimer : Kuroko no Basket milik Fujimaki Tadatoshi, saya hanya pinjam karakternya untuk dinistakan.
Story By : Baka Ikemen.
Genre : Romance (Picisan), Hurt/Comfort (Gagal), Drama (Murahan), dan sebagainya.
Pairing : AkaFuri.
Warning : Shounen-ai, BL, EYD tidak benar, sudah dipastikan OOC, AU, kecepatan alur tidak dapat dipastikan, love typo, dan kawan-kawannya.
If who people you love is your enemy
Enjoy '-')/
"Akashi-kun!" Panggil seseorang yang membuyarkan lamunan Akashi.
"Ada apa Satsuki?" Tanya Akashi.
"Sebentar lagi rapat akan dimulai."
"Baiklah."
"Etto, apa kalian baik-baik saja?" Tanya Momoi dengan raut muka khawatir.
"Kalian? Apa maksudmu dengan kalian?" Tanyai balik Akashi.
"Kalian, kau, Midorin, Mukkun, Ki-chan, Dai-chan, dan juga Tetsu-kun! Kalian aneh sejak awal, banyak melamun, bicaranya gak nyambung, dan membuat kesalahan dalam tugas! Untung saja hanya kesalahan kecil. Apa lagi Ki-chan, matanya bengkak dan tak ada suara ssu-ssunya." Jawab Momoi, yang sepertinya mulai frustasi dengan sikap rekannya sejak awal jam kerja.
Akashi diam mendengar jawaban dari Momoi. Mata heterokomnya menatap jam digital yang berada di dinding depannya, 03:32 P.M. Sudah lebih dari setengah hari dan Akashi masih terus mencari alasan Furihata memutuskan hubungannya.
Sejak kemarin setelah kejadian itu, ia tak bisa menghubunginya, pesan tak dibalas, telepon yang selalu terhubung dengan operator yang menandakan nomornya sudah tak aktif lagi, akun sosial media miliknya pun sudah dihapus, dan tadi pagi saat Akashi mendatangi apartemen Furihata, tetangganya mengatakan kalau dia sudah pindah seminggu yang lalu.
"Akashi-kun." Panggil Momoi.
'Kapan rapatnya dimulai?" Tanya Akashi, mencoba mengalihkan pembicaraan
"Ah! Lima menit lagi, kau duluan saa Akashi-kun. Aku harus mengambil data untuk rapat nanti." Jawab Momoi dan pergi meninggalkan Akashi di ruang kerja miliknya.
-Uncovered Truth-
Rapat kali ini sangat tertutup, hanya kepolisian khusus yang mengikutinya, termaksud Akashi, Kuroko, Kise, Aomine, Murasakibara, Midorima, dan Momoi.
"Baiklah, sepertinya aku hanya sedikit basa-basi disini." Ucap Nijimura, ketua kepolisian pusat di Tokyo.
"Kalian pasti sudah tahu Sant Marc, buronan yang internasional dengan Jepang sebagai pusat mereka. Sebelumnya mereka sudah membuat beberapa keributan di wilayah Osaka, Akita, Sapprono, beberapa kota, bahkan sudah mencapai luar negeri. Kejahatannya pun bermacam-macam, mulai pembunuhan, pencurian, perdagangan illegal, dan akhir-akhir ini juga melakukan percobaan illegal."
"Anggotanya tidak diketahui, setiap selesai dengan aksinya mereka akan menghilangkan jejaknya. Orang yang jika sudah selesai berurusan dengannya biasanya akan dibunuh, dan mereka tak segan-segan menghancurkan markasnya sendiri jika sudah diketahui oleh orang lain. Para kepolisian disetiap wilayah sudah berusaha mencoba menangkap mereka dengan berbagai cara tetapi itu semua gagal" Lanjutnya, dan sebuah seringai muncul diwajahnya.
"Akan tetapi, itu semua akan berakhir. Karena salah satu dari kita sudah mengetahui semua anggota dari kelompok keparat itu. Momoi, silahkan."
"Ha'i" Balas Momoi. Seketika lampu dalam ruangan itu dimatikan dan hanya lampu sorot proyektor yang menjadi sumber cahaya.
"Yang pertama adalah mereka berdua."
Sebuah foto dua pemuda yang terlihat sangat dekat. Terbukti dengan keduanya yang saling merangkul dan juga kalung yang berhiasan cincin yang sama.
"Di sebelah kiri, Kagami Taiga. Dari semua anggota Sant Marc dialah yang paling kuat dan juga disebut penjaga dari kelompok ini. Lahir di Jepang, kemudian saat SD pindah ke Amerika, dan SMA kembali ke Jepang. Dia mengusai semua ilmu bela diri, mulai dari menggunakan senjata sampai tangan kosong." Jelasnya, sambil menunjuk pemuda yang memiliki surai berwarna crismon, dengan manik mata berwarna senada, alis bercabang, kulit berwarna tan, dan sebuah cengiran diwajahnya.
"Di sebelahnya, Himuro Tatsuya beda satu tahun dengan Kagami. Lahir dan dibesarkan di Amerika, walaupun begitu kedua orangtuanya merupakan keturunan Jepang, dan saat SMA kembali ke Jepang. Keahliannya hampir mirip dengan Kagami, hanya dia dibawahnya dan sering mengunakan trik untuk mengecoh lawannya." Ucap Momoi sambil menunjuk yang lainnya. Dia memiliki surai berwarna raven denga poni yang menutupi mata kirinya, dibawah mata kanannya terdapat sebuah tahi lalat, dan ia memiliki senyum lembut seperti seorang ibu.
"Ketika telah menyelesaikan SMAnya, mereka kembali ke Amerika. Keduanya merupakan lulusan akademik CIA dengan nilai nyaris sempurna, dan pernah bekerja dengannya selama kurang lebih tujuh bulan." Lanjutnya.
"Kalau keduanya pernah bekerja dengan CIA, bukannya seharusnya sudah ketahunan dari dulu?" Tanya salah seorang dari mereka.
"Ya, memang seharusnya begitu. Aku juga mengkonfirmasi tentang ini dengan CIA, dan mengatakan mereka dulu mempunyai anggota Kagami Taiga dan Himuro Tatsuya. Namun, mereka menghilang saat melakukan suatu misi dan dinyatakan tewas karena menghilang saat melakukan tugas." Jawab Momoi.
"Informasi tentang mereka dan beberapa anggota lainnya hilang karena ulah seorang cracker, dan mereka menemukan pelakunya tewas dengan dugaan bunuh diri, supaya CIA tidak mendapatkan informasi darinya. Barang petunjuk pun dihilangkan olehnya."
"Himuro juga ahli dalam IT, saat bekerja dengan CIA dia bisa medetaksi lebih dari sepuluh craker dalam sebulan. Dan karena keahliannya ini, dia merupakan salah satu anggota yang memegang semua informasi dari social media yang dibutuhkan anggotanya."
"Selanjutnya, Sakurai Ryou." Ucap Momoi, dan sebuah foto berisi beberapa orang muncul. Salah satu diantarnya dilingkari, ia adalah pemuda bersurai coklat susu, terlihat canggung dan kaku saat difoto, ia juga mengenakan seragam Touou, salah satu SMA bergengsi di Tokyo.
Entah kenapa, sepertinya Akashi melihat Aomine kesal dan mengeram kecil.
"Walapun terlihat lemah, ia adalah satu pelaku dari percobaan illegal di desa terpencil, Afrika dan percobaan lainnya. Ia juga memiliki tingkat IQ yang tinggi. Ia ahli dalam bidang ilmu pengetahuan, menciptakan peralatan serta virus bagi anggotanya."
"Kemudian, Takao Kazunari." Lanjut Momoi, dan sebuah foto lain kembali muncul dengan pemuda berfoto close-up. Bersurai hitam legam dengan poni belah tengah, manik matanya berwarna keabu-abuan, dan sebuah senyum menawan terlukis diwajahnya.
"Lahir dan besar di Jepang. Keahliannya adalah bertarung dengan senjata, terutama dengan pistol. Ia juga memiliki eagle eyes yang mendukung keahliannya, pernah termaksud dalam salah satu 'Top five snipper', dan juga memiliki kemampuan berkomunikasi yang hebat, sehingga ia mampu membuat korbannya tanga sengaja memberikannya informasi." Jelasnya.
"Selanjutnya, Kasamatsu Yukio." Ucap Momoi, dan foto dengan tiga orang pemuda. Salah satu diantara mereka dilingkari dengan lingkaran merah. Pemuda itu memiliki surai dengan potongan pendek berwarna hitam, wajahnya menunjukkan ketegasan seperti layakannya pemimpin, manik matanya berwarna hitam, dan bibirnya hanya menunjukkan senyuman simpul.
"Diantara mereka semua, ialah yang paling tua. Bisa dibilang dia adalah ketua dari kelompok ini. Keahliannya adalah pertarungan tanda dan dengan senjata, serta kemampuan analisisnya."
"Dan yang terakhir, Furihata Kouki." Ucap Momoi, dan foto pun berganti dengan seorang pemuda dengan surai berwarna coklat bumi, dan pupil mata sekecil pinus dengan warna serupa, pipinya berwarna merah muda, dan senyum kaku.
Kedua mata Akashi langsung membulat saat itu juga. Tentu saja ia mengenal orang itu, bahkan sangat dekat, bahkan foto itu seharusnya berada di ponselnya.
"Secara fisik mungkin mirip dengan sakurai, tetapi bisa dibilang ia adalah pilar dari kelompok ini. Dia selalu memudahkan temannya untuk bergerak dan akan bertindak jika sudah waktunya. Keahliannya adalah bertarung dengan senjata dan juga kemampuan analisisnya." Jelas Momoi.
"Sakurai, Takao, Kasamatsu, dan Furihata merupakan teman dekat, mereka juga hampir mirip dengan Kagami dan Himuro. Mereka adalah lulusan akademi kepolisian Jepang dengan nilai yang nyaris sempurna, tetapi setelah kelulusan mereka semua menghilang." Lanjutnya.
Pikiran Akashi sudah tidak lagi terfokus pada penjelas Momoi yang dilanjutkan oleh Nijimura yang memberitahu rencana mereka selanjutnya. Mata heterokomnya masih menatap foto Furihata yang belum diganti, masih tak percaya dengan kenyataan yang diterimanya.
Hatinya merasa perih saat itu juga. Jadi inikah alasannya Furihata memutuskannya? Ia pasti sudah tahu bahwa Momoi akan memberitahu anggota kepolisian dalam suatu rapat, bahwa dia salah satu anggota Sant Marc. Dan apakahnya dirinya sudah diperalat untuk mendapatkan informasi tentang ini?
Ia pun menertawakan dirinya sendiri dalam hati.
Bagaimana mungkin, wakil ketua kepolisian pusat, Akashi Seijurou menyukai bahkan memacari lawannya sendiri?
-Uncovered Truth-
-END/TBC, Who can say?-
Seharusnya saya masih hiatus, tapi apa daya keinginan mengetik ff lebih kuat dari yang lainnya :')
Saya tau, mungkin kalian udah pernah baca ff yang sebagian besar jalan ceritanya seperti ini dengan fandom atau karakter yang berbeda. (._.)
Mungkin kalian gak tau 'Sant Marc' itu apa.
"Sant Marc : Cake dengan 2 lapisan krim, vanila dan coklat. Ini melambangkan 2 wajah dan kepribadan yang sama sekali berbeda."
Yah, setidaknya itu yang aku dapat dari salah satu komik yang kubaca.
Kritik dan saran yang bersifat membangun diterima, so mind R/R ? *innocent smile*
Baka Ikemen.
