PERJANJIAN HATI

.

.

© Santhy Agatha

.

REMAKE!

.

HAEHYUK

.

.

Cast : Lee Donghae - Lee Hyukjae - Choi Siwon - Cho Kyuhyun - Lee Sungmin

.

Warning : Genderswitch for Hyukjae / Sungmin / Kibum | REMAKE.

.

.

Note : Aku tekankan sekali lagi ini adalah FF REMAKE. Cerita ini aslinya HANYA MILIK 'SANTHY AGATHA' Seorang penulis Novel hebat. Aku hanya mengganti nama pemeran saja dgn HaeHyuk.

.

Enjoy ~

.

.

.

.

.

.

BAB 1

.

.

.

"Tak pernahkah kau mengerti? Hatiku ini sudah ada dalam genggamanmu, Lalu kau buang begitu saja..."

Bahagianya ketika jatuh cinta.

Hyukjae tersenyum sambil membaringkan tubuhnya dikamar sepulang kuliahnya. Siwon baru saja mengantarnya pulang, tadi mereka menghabiskan waktu bersama sepulang kuliah, berburu buku-buku lama, menonton dan menikmati es krim sebagai penutupnya.

Oh astaga. Hari ini sangat menyenangkan baginya. Meskipun Siwon tampak agak aneh dan murung tadi, tetapi Siwon bilang dia hanya sedang tak enak badan dan berjanji bahwa sepulangnya nanti dia akan langsung beristirahat agar kondisinya pulih.

Hyukjae mencintai Siwon, sangat cinta. Mereka menjadi dekat begitu saja seolah sudah ditakdirkan untuk bersama. Dan Hyukjae tidak pernah menyangka mereka bisa seserius ini. Dulu dia menyangka Siwon sombong karena berasal dari keluarga kaya, tetapi ternyata tidak.

Lelaki itu yang menyapanya duluan, bahkan sangat baik dan ketika pertama kali ke rumah Hyukjae, tidak ada sikap mencemooh atau pun menghina rumah mungil itu.

Status Hyukjae yang berasal dari keluarga sederhana tampaknya tidak masalah bagi Siwon.

Mereka sudah merajut impian untuk masa depan. Menikah dan punya anak, lalu berbahagia untuk selamanya.

Bahkan Siwon sudah menunjukkan keseriusannya dengan mengajaknya ke rumahnya, bertemu dengan ibunya. Meskipun sikap ibunya tidak bisa dikatakan ramah...

Hyukjae mengernyit, teringat betapa malunya dia ketika Ibu Siwon menolak untuk membalas jabatan tangannya.

Setidaknya Siwon bilang bahwa ibunya memang galak kepada siapa saja, bukan hanya kepadanya.

Ponselnya berkedip-kedip. Hyukjae segera mengangkatnya begitu melihat nama Siwon di layar ponselnya,

"Iya Siwon?"

"Aku baru saja sampai rumah." Suara Siwon diseberang sana nampak berbeda, membuat Hyukjae bergumam dengan cemas.

"Kau tampaknya sakit... Syukurlah kau sudah sampai rumah... Istirahatlah ya, supaya besok kondisimu membaik."

Hening... Seolah Siwon sedang mencari kata-kata.

"Hyukkie…?" Siwon bergumam ragu.

"Ya Siwon?"

"Bisakah besok kita bertemu di taman yang biasa? Besok aku tidak bisa datang kuliah, tetapi aku akan menunggumu di sana di sore hari. Kau menyusul ke sana ya."

Taman tempat mereka biasa bertemu itu terletak dekat dari kampusnya, Hyukjae hanya perlu berjalan ke sana. Dia tersenyum sambil membayangkan bahwa mungkin Siwon punya rencana romantis untuknya,

"Iya Siwon, aku akan datang besok."

"Oke." dan telepon pun ditutup di seberang sana.

Membuat Hyukjae mengerutkan keningnya atas penutup yang dingin dari Siwon, biasanya mereka mengakhiri percakapan dengan kata-kata cinta yang lembut. Tetapi kemudian dia menghela napas, Siwon kan sedang sakit, jadi wajar saja kalau sikapnya terasa berbeda...

Hyukjae menangis, sungguh-sungguh menangis mendengarkan alunan lagu itu dari pemutar musik miliknya. Hujan turun dengan derasnya di luar, tetapi sederas apapun hujan itu, tak akan bisa mengalahkan derasnya darah yang mengalir dari hatinya yang remuk redam, dihancurkan begitu saja oleh kekasihnya, tanpa ampun.4

Ingatannya melayang pada kejadian tadi sore yang berhujan, saat itu hanya ada dia dan Siwon, kekasihnya.

"Kita sudah tidak boleh bertemu lagi."

Hyukjae mengernyit dan mendongak menatap Siwon yang lebih tinggi darinya, "Apa maksudmu?"

dia benar-benar terkejut mendengar kata-kata Siwon itu.

Tadi dia datang menemui Siwon dengan senyum dan bahagia, mengira bahwa dia akan mendapatkan kejutan romantis dari kekasihnya. Dia memang mendapatkan kejutan. Tetapi ini bukan kejutan romantis.

"Aku sudah tidak bisa menemuimu lagi Hyukjae, maaf."

"Kenapa Siwon?" Hyukjae mulai gemetaran, menyadari bahwa semua ini benar-benar nyata.

"Kau tahu kenapa, aku sudah tidak kuat dengan desakan ibuku dan sebagainya, dia tidak menyukaimu... Kau tahu dia kolot, dia berdarah biru dan dia ingin aku mendapatkan pasangan yang sederajat..." Siwon menelan ludah, menatap Hyukjae dengan menyesal, "Maafkan aku Hyukjae, aku menerima pertunangan dengan Kibum. Selamat tinggal."

Hanya seperti itu, tanpa penjelasan apa-apa, tanpa pelukan perpisahan dan Siwon pergi meninggalkan Hyukjae dengan hati hancur.

.

.

.

.

.

.

.

Dua Tahun Kemudian.

Suara bel di taman kanak-kanak yang indah itu berbunyi. Hyukjae segera mengatur agar semua murid-muridnya duduk dengan rapi dan berdoa. Sangat susah mengatur anak-anak TK yang begitu aktif dan tak bisa duduk diam itu, tetapi Hyukjae senang, karena mereka adalah sekumpulan bocah tanpa dosa, yang penuh rasa ingin tahu dan kegembiraan murni dalam memandang dunia.

Selesai berdoa, anak-anak berjalan dengan rapi menyalami Hyukjae, lalu berhamburan menuju orang tua masing-masing yang sudah menunggu di luar.

Hyukjae merapikan tas-nya ketika ketukan di pintu mengalihkan perhatiannya.

"Selamat siang ibu guru, jemputan sudah datang."

Hyukjae tersenyum, menatap laki-laki yang berdiri dipintu ruang kelasnya dengan tatapan jahilnya,

"Selamat siang juga, apa yang kau lakukan di sini siang-siang Kyuhyun?" sambil meraih tasnya, Hyukjae menghampiri sang adik yang telah tumbuh dewasa menjadi lelaki yang begitu tampan.

"Aku tidak sengaja lewat sini sepulang mengantar teman kampus dan menyadari bahwa aku lewat taman kanak-kanak tempat Noona mengajar, jadi kupikir ada baiknya aku menjemput Noona daripada Noona harus naik bus."

"Naik bus sebenarnya juga tidak apa-apa." Hyukjae berjalan menuju parkiran, diiringi oleh Kyuhyun dan menghampiri mobil tua warna hitam, warisan dari memdiang ayah mereka yang sekarang dipakai oleh Kyuhyun ke kampusnya.

Mereka masuk dan Kyuhyun menjalankan mobilnya keluar dari halaman Taman kanak-kanak itu.

"Aku ingin minta bantuan Noona." Kyuhyun mengernyitkan keningnya sambil menatap ke arah jalanan yang ramai.

"Bantuan apa?"

"Tentang Sungmin."

Hyukjae ingat tentang Sungmin. Perempuan itu adalah teman kuliah Kyuhyun yang pernah diajak Kyuhyun ke rumah beberapa hari yang lalu.

Sungmin adalah perempuan cantik dan tentu saja anak dari orang kaya, pikir Hyukjae pahit, berusaha menahan goncangan masa lalu yang tiba-tiba menusuknya. Tentu saja dia anak orang kaya, Sungmin datang ke rumah mereka dengan mengendarai mobil sport keluaran terbaru yang harganya mungkin saja mencapai sepuluh kali lipat harga jual rumah mungil keluarga Hyukjae.

"Kenapa dengan Sungmin?" batin Hyukjae berteriak, dia sebenarnya tidak ingin Kyuhyun berdekatan dengan Sungmin.

Orang kaya selalu memandang rendah orang miskin. Itu fakta, itu pula yang dilakukan keluarga Siwon kepadanya dulu. Hyukjae hanya tidak mau Kyuhyun mengalami kekecewaan seperti dirinya sesudahnya.

Tetapi semua larangannya tertahan, dia tak tega mengatakan semua itu kepada adiknya yang sekarang sedang berbinar-binar matanya, mabuk kepayang kepada perempuan impiannya.

"Sungmin dan aku, kami saling mencintai dan berniat menjalin hubungan serius." Kyuhyun mendesah, "Tetapi ada masalah dengan keluarganya."

Hyukjae mengernyit. Pasti akan selalu ada masalah, ketika keluarga kaya menemukan anaknya berpacaran dengan keluarga miskin, pasti akan selalu ada masalah.

"Keluarganya mengundang kita dalam sebuah makan malam mewah di rumah mereka, pesta itu diadakan oleh kakak Sungmin, seorang pengusaha yang kaya raya... Kakaknya, ingin bertemu denganku dan aku... Aku agak ngeri karena desas desus yang berkembang, kakaknya itu sangat kejam dan jahat."

Kyuhyun menatap Hyukjae dengan tatapan memohonnya, yang selalu berhasil digunakannya untuk meluluhkan hati kakaknya,

"Kau mau menemaniku ke pesta itu kan ya?"

"Kenapa harus denganku?" Hyukjae merengut, mencoba berkelit.

"Karena kakaknya ingin bertemu dengan salah satu keluarga kita, kau kakakku satu-satunya, aku kan tidak mungkin mengajak ibu, penyakit rematiknya parah dan tidak bisa keluar malam."

"Apa yang ingin dilakukan kakak Sungmin? Kenapa dia ingin bertemu dengan salah satu keluarga kita?" Hyukjae menerka-nerka dan sebuah pikiran pahit berkecamuk dibenaknya, jangan-jangan si kakak itu ingin mencemooh dan menghina mereka di pesta itu?

"Yah... Aku adalah pacar Sungmin, kakaknya itu sangat protektif kepada Sungmin, mengingat sebelum-sebelumnya banyak lelaki yang mendekati Sungmin demi mengincar harta keluarga mereka, aku maklum kalau kakaknya ingin mengenal kita dan memastikan aku baik untuk Sungmin."

Tentu saja Kyuhyun baik untuk Sungmin. Hyukjae mengernyit, dialah yang akan maju pertama kali kalau ada yang meragukan kebaikan hati Kyuhyun.

Mereka berdua adalah anak yang dibesarkan dari seorang ibu yang berjuang seorang diri karena suaminya telah meninggalkannya dengan dua anak yang masih kecil.

Ibunya berjualan kue basah dan menitipkannya ke warung-warung. Hyukjae masih ingat ketika dia dan Kyuhyun sepulang dari sekolah dasar membantu sang ibu menarik wadah-wadah titipan dari warung-warung tersebut sambil berjalan kaki.

Dan hidup dengan keprihatinan dan kesederhanaan telah membuat Hyukjae dan Kyuhyun tumbuh menjadi pribadi yang bersahaja, mereka membantu sang ibu dengan bekerja sambilan untuk membiayai pendidikan.

Akhirnya setelah Hyukjae lulus dan menjadi guru sebuah TK, Kyuhyun mendapatkan beasiswa di sekolah teknik ternama di kotanya, dan kepandaiannya membuatnya mempunyai masa depan yang cukup cerah. Kepandaian otaknya, ketampanan fisiknya dan kebaikan hati Kyuhyun membuat Hyukjae yakin bahwa adiknya adalah pasangan paling sempurna bagi siapapun.

"Selamat datang." Sungmin menyambut Kyuhyun dan Hyukjae dengan bahagia di pintu, pipinya bersemu merah dan matanya berbinar ketika melihat Kyuhyun.

Hyukjae mengamatinya dan mau tak mau tersenyum. Bagaimanapun juga, Sungmin benar-benar tampak seperti perempuan yang baik dan sungguh-sungguh mencintai Kyuhyun.

"Terima kasih Eonni mau menemani Kyuhyun kemari," dengan sopan dan ramah, Sungmin menyalami Hyukjae,

"Mari silahkan masuk, pestanya sudah dimulai."

Pesta itu benar-benar pesta mewah yang elegan, yang memang diperuntukkan untuk kelas atas. Semuanya berpakaian indah dan syukurlah meski tidak mahal gaun hitam Hyukjae yang sederhana tampak begitu cantik dipakainya.

"Sendirian di sini?" seorang lelaki tiba-tiba sudah ada di sebelahnya dan menyapanya.

Hyukjae menoleh dan menemukan lelaki paling tampan yang pernah dilihatnya. Dengan rambut disisir rapi, dagu yang sudah dicukur bersih, dan pakaian yang sepertinya dijahit khusus untuknya, lelaki muda itu tampak seperti pangeran dari negeri dongeng.

"Tidak... Saya bersama pasangan saya." tiba-tiba Hyukjae merasa gugup.

Penampilan lelaki itu dan aura yang dibawanya entah kenapa membuatnya merasa gugup dan tiba-tiba saja ingin melarikan diri.

"Oh? Benarkah? Sepertinya aku tidak melihatnya." lelaki itu menatap ke arah Hyukjae tajam meskipun bibirnya tersenyum,

"Sungguh pasanganmu orang yang sangat ceroboh membiarkan perempuan cantik sendirian di sini."

Hyukjae mengernyitkan keningnya, "Maaf... Saya akan mencari pasangan saya."

Dengan buru-buru Hyukjae membalikkan badannya dan mencoba pergi, aura lelaki membuatnya gelisah tidak tertahankan lagi, cara lelaki itu menatapnya bagaikan harimau mengincar mangsanya.

"Hyukjae?"

Hyukjae langsung tertegun mendengar suara itu, suara yang dikenalnya, suara dari masa lalunya yang sudah bertahun-tahun berusaha dilupakannya.

Suara Siwon.

Dengan gugup didongakkannya kepalanya, dan tertegun, itu memang benar Siwon yang sama, hanya sekarang lebih tampan, lebih dewasa.

Dan hati Hyukjae luar biasa sakitnya mengingat kenangan itu. Ketika Siwon meninggalkannya begitu saja tanpa penjelasan apa-apa, karena dorongan keluarganya.

Hyukjae ingat sekali ketika itu ibu Siwon, seorang nyonya besar yang kaya raya tidak menyetujui hubungan Hyukjae dengan Siwon, karena Hyukjae hanyalah perempuan biasa, dari keluarga biasa, apalagi ibu Siwon sudah menyiapkan calon untuk Siwon, anak dari temannya, keturunan ningrat yang saat itu sedang menyelesaikan magisternya di Australia, bernama Kibum.

"Hai Siwon, apa kabar?" suara Hyukjae terdengar lemah, terlalu terkejut.

Siwon tersenyum miris. "Kabar baik Hyukjae, kau sendiri? Bagaimana kabarmu?"

"Aku baik." tiba-tiba saja Hyukjae ingin menangis, kenapa dia harus bertemu Siwon di sini? Siwon adalah satu-satunya lelaki yang tidak ingin ditemuinya di dunia ini, "Dimana Kibum?" tanya Hyukjae mencoba tegar.

"Ah, Kibum..." Siwon tampak salah tingkah, "Dia ada di sana, sedang berbicara dengan temannya, eh… Kami sudah bertunangan, tanggal pernikahan kami ditentukan 2 bulan lagi, segera setelah Kibum mengurus kepindahannya dari Australia, aku harap kau mau datang."

Bagaimana mungkin Siwon tega mengucapkan kalimat menyakitkan itu tanpa rasa bersalah sedikit pun? Tidak ingatkah dia betapa dia telah menyakiti hati Hyukjae dengan begitu kejam, meninggalkannya tanpa perasaan? Membuat Hyukjae akhirnya tidak bisa mencintai lelaki lain...

"Aku... Aku tidak bisa berjanji... Aku..."

"Siwon, teman-temanku ingin berbicara denganmu, dear." perempuan cantik itu tiba-tiba datang dan mengglayuti lengan Siwon dengan manja, dia lalu menatap Hyukjae dan mengangkat alisnya, "Eh... Siapa ini?"

Siwon tampak gugup dan menelan ludah. "Ini Hyukjae, teman kuliahku dulu, kami sudah lama tak bertemu dan kebetulan bertemu di sini."

"Oh." Kibum menatap Hyukjae dari kepala sampai kaki dengan pandangan meremehkan, "Aku pernah dengar dari ibumu kalau kau dulu pernah punya kekasih bernama Hyukjae yang kau tinggalkan, hmmmm..." Kibum tersenyum mencemooh, "Pantas saja kalau begitu, dia tidak selevel dengan kita, bukan begitu dear?"

Siwon tampak kehilangan kata-kata sedangkan Hyukjaw berdiri dengan muka merah padam atas penghinaan terang-terangan yang diucapkan dengan lantang tersebut.

Sebelum mereka dapat berkata-kata, sosok pria tampan yang tadi menyapa Hyukjae tiba-tiba melangkah mendekat dan mengamit lengan Hyukjae dengan mesra.

"Kau tidak mengenalkan mereka kepadaku, sayang?"

Hyukjae mendongak, mengernyitkan alisnya sambil menatap lelaki tak dikenal itu, apa katanya tadi?

Tetapi kemudian perhatiannya teralihkan oleh wajah Kibum dan Siwon yanv memucat, "Kau mengenal Tuan Donghae, Hyukjae?" tanya Siwon seolah tak percaya.

Pria bernama Donghae itu semakin mendekatkan tubuhnya pada tubuh Hyukjae,

"Tentu saja, Hyukjae adalah kekasihku, dan sepertinya kalian mengenalku ya?"

"Keluarga kami menjalin hubungan bisnis dengan anda Tuan Kevin." kali ini Kibum yang menyahut sambil tersenyum manis, "Sungguh suatu kehormatan bisa bertemu dan bercakap-cakap langsung dengan anda di sini."

Donghae ganti menatap Kibum dengan pandangan mencemooh, "Hmmm... Kehormatan bagimu juga mungkin bisa berbicara dengan kekasihku yang luar biasa ini."

Lalu Donghaetersenyum pada Hyukjae, tidak mempedulikan muka Kibum yang memerah karena jawaban kasarnya itu,

"Ayo sayang kita pergi, masih banyak tamu-tamu penting yang harus kita temui."

Kemudian Donghae membalikkan tubuh Hyukjae, membawanya dalam gandengan lengannya, meninggalkan Siwon dan Kibum yang berdiri dengan terhina di sana.

"Kenapa kau membantuku?" Hyukjae berbisik pelan setelah mereka menjauh dari pasangan Siwon dan Kibum.

Donghae tergelak dan kemudian melepaskan genggaman lengannya,

"Aku melihat seorang perempuan yang hampir dipermalukan oleh kekasih yang dengki, dan aku merasa harus turun tangan untuk membantu."

Kemudian lelaki itu mengulurkan tangannya, "Kita tidak sempat berkenalan tadi karena kau buru-buru kabur."

"Oh." pipi Hyukjae memerah, "Te...terima kasih atas bantuannya, aku..."

"Oppa?" kali ini suara Sungmin yang menyela.

Donghae dan Hyukjae menoleh serentak, dan berhadapan dengan Sungmin yang sedang bersama Kyuhyun.

Sungmin tersenyum ceria ketika melihat Hyukjae, "Ah... Kulihat Oppa sudah berkenalan dengan Hyukjae Eonni, kakaknya Kyuhyun... Eonni ini kakakku yang kuceritakan ingin berkenalan."

Sedikit terkejut atas informasi baru itu, Hyukjae melirik ke arah Donghae. Sekilas Hyukjae menyadari rona wajah Donghae yang hangat berubah menjadi dingin.

Apakah lelaki itu menjadi dingin ketika mengetahui bahwa Hyukjae adalah kakak Kyuhyun?

Hyukjae masih ingat cerita Kyuhyun bahwa kakak Sungmin ini sangat mencurigai orang miskin sebagai pengincar harta mereka.

Apakah kisahnya bersama Siwon akan terulang pada Kyuhyun? Dicemooh dan diremehkan hanya karena mereka berasal dari keluarga sederhana?

"Oh... Ini Kyuhyun yang kau ceritakan itu?"

Donghae berucap lambat-lambat dan kemudian membalas uluran tangan Kyuhyun, setelah selesai berjabat tangan, dia menoleh lagi kepada Hyukjae,

"Dan kau Hyukjae, kakaknya Kyuhyun... Senang berkenalan denganmu." lelaki itu mengulurkan tangannya kepada Hyukjae, dan mau tak mau Hyukjae menerima uluran tangan itu.

Seketika Donghae menggenggam tangannya yang mungil itu dengan kuat dan dominan, seperti mengisyaratkan sesuatu.

"Well, sepertinya kita akan banyak bertemu nanti Hyukjae," gumamnya penuh arti.

Nada suaranya ramah, tetapi entah kenapa Hyukjae merasa ngeri. Membuat Hyukjae bertanya-tanya apa yang ada di benak Donghae sebenarnya.

Mereka berdiri berempat sambil mengamati pesta.

Sungmin dan Kyuhyun berpegangan tangan dengan penuh cinta, sementara Hyukjae berdiri dengan canggung di sebelah Donghae.

Tiba-tiba musik lembut dansa dimainkan dan beberapa pasangan tampak turun ke lantai dansa, menikmati dansa romantis di antara kelap-kelip cahaya temaram dan suasana pesta yang elegan.14

Donghae menoleh ke arah Hyukjae dan memasang senyumnya yang paling manis, "Mau berdansa?"

Hyukjae tertegun, lalu menggelengkan kepalanya,

"Tidak... Aku tidak bisa berdansa," tolaknya cepat.

Tetapi Donghae menatapnya dengan keras kepala, "Oh ayolah, aku akan mengajarimu. Lagipula kau tidak kasihan kepadaku, aku tidak punya pasangan dansa." dan sebelum Hyukjae bisa menolak, lelaki itu sudah menariknya ke lantai dansa.

Donghae bohong. Dia bisa memilih banyak pasangan dansa kalau mau, dilihat dari banyaknya mata yang memandang Hyukjae dengan iri.

Hyukjae begitu gugup ketika Donghae dengan tenang melingkarkan tangannya di pinggang Hyukjae dan meletakkan tangan Hyukjae di pundaknya.

Lelaki itu membawa Hyukjae melangkahkan kaki dengan lembut, mengikuti irama.

"Lihat, gampang kan?" bisiknya sambil tersenyum, menatap Hyukjae dengan matanya yang tajam.

Hyukjae memalingkan muka dengan wajah merah padam, tidak tahan ditatap seperti itu. Dia hanya menganggukkan kepalanya dan kemudian memusatkan perhatiannya kepada gerakan dansa mereka.

Ketika tanpa sengaja Hyukjae memutarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, matanya bertabrakan dengan mata Siwon, lelaki itu sedang berdansa dengan Kibum yang sekarang berada dalam posisi membelakangi Hyukjae, membuat Siwon leluasa menatap Hyukjae.

Ada sesuatu di tatapan mata Siwon itu, sesuatu yang mirip dengan penyesalan dan kepedihan... Membuat dada Hyukjae terasa sesak.

Dia memalingkan kepala, dan mencoba untuk tidak menoleh ke arah Siwon lagi.

Seperti biasa Hyukjae melangkah keluar kelas setelah memastikan semua muridnya benar-benar pulang dalam jemputan keluarga mereka.

Taman kanak-kanak itu tampak lengang dan sepi. Yah biasanya yang membuat ramai adalah kehadiran murid-murid15kecilnya yang berceloteh riang kesana kemari.

Sekarang tinggal guru-guru yang sibuk merapikan barang-barang mereka diruang guru.

Hyukjae mendesah dan mengambil tasnya lalu melangkah ke lorong TK itu, entah kenapa sejak pesta itu batinnya kembali terasa sakit, sakit hati yang telah coba dilupakannya begitu lama.

Sakit hati karena kepedihan ketika Siwon meninggalkannya dengan kejam, kini semua itu kembali lagi.

Mungkin ini semua karena di pesta itu dia bertemu kembali secara langsung dengan Siwon, melihat langsungbagaimana Siwon sudah melupakannya dan berbahagia dengan tunangannya.

Pernikahan mereka dua bulan lagi...

Tiba-tiba saja batin Hyukjae berdenyut dan terasa sakit.

Kenapa hatinya sakit? Apakah dia masih menyimpan cinta itu kepada Siwon? Bahkan setelah dia dicampakkan dan dikhianati sedemikian rupa?

"Hati-hati, nanti kau tersandung."

Suara maskulin itu tiba-tiba muncul, tak disangka-sangkanya. Begitu mengejutkan hingga Hyukjae mengeluarkan suara pekikan kaget.

Dia mendongak ke arah suara itu dan menemukan Donghae, kakak Sungmin, sedang bersandar di tiang lorong taman kanak-kanak itu, masih mengenakan setelan jas kantornya yang elegan.

"Kenapa anda ada di sini?" tiba-tiba Hyukjae merasa waspada.

Donghae tersenyum misterius. "Ada yang ingin kusampaikan kepadamu, kalau kau tidak sibuk."

"Darimana anda tahu tempat saya bekerja?" kali ini perasaan Hyukjae di dominasi oleh rasa curiga, jangan-jangan lelaki ini sudah membayar orang untuk menyelidiki Kyuhyun dan keluarganya.

Donghae terkekeh melihat tatapan curiga Hyukjae, "Jangan menatapku seperti itu, aku tidak mengambil informasi lewat jalan belakang." dengan elegan dia mengangkat bahunya, "Aku mendapat informasi dari Sungmin bahwa kau bekerja di sini, dia sering bercerita tentang Kyuhyun dan tentang kau."

"Oh." Hyukjae tercenung, "Apa yang ingin anda sampaikankepada saya?"

Mendengar pertanyaan Hyukjae, tatapan Donghae berubah serius, "Mungkin kau bisa ikut aku ke suatu tempat untuk membicarakannya?'

Alarm peringatan langsung berbunyi di benak Hyukjae, mengingatkannya. Entah kenapa, meskipun tersenyum ramah, aura Donghae tampak mendominasi dan menyimpan sesuatu yang misterius. Hyukjae tidak mau pergi kemanapun dengan lelaki itu.

"Kalau memang bisa kenapa tidak kita bicarakan di sini saja?"

Donghae menatap tajam, kemudian sekilas tampak geli melihat ketakutan Hyukjae yang berusaha disembunyikannya dengan baik.

"Oke kalau begitu, meskipun aku sebenarnya ingin membicarakannya di tempat yang lebih pribadi."

Tatapannya berubah serius dan dalam sekejap auranya berubah dingin, "Begini Nona Hyukjae, aku ingin menawarkan sejumlah uang kepada keluargamu supaya kalian semua menjauhi Sungmin."

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

.

.

.

.

Bagaimana? Lanjutkan?