Annyeong! Moshi-moshi! Ola! Halo! :D
Ini adalah ff pertama Ailee yang berjudul...silakan liat sendiri dibawah :p *ketularan evil changmin . ff ini terinspirasi dari film yang berjudul sama, tapi kubuat YunJae versionnya
Karena ini ff pertama, aku harap semoga para readers sudi untuk mereview ff abal dan melanggar aturan ini, hiks :" flame diperbolehkan kok, asal jangan flame karakter yg ada di FF ini loh ya :D
baiklah daripada banyak cincong lebih baik langsung ke FFnya saja, ini diaaaaa
Title : Crazy Little Thing Called Love
Cast : Kim Jaejoong, Jung Yunho, dll
Chap : 1/ ?
Genre : Romance
Rated : T
Disclaimer : they're not mine. /sighs
Warning : boyxboy, alur kecepetan/kelambatan, bahasa tidak berpedoman pd EYD, bahasa tidak baku-_-
Summary : Kim Jaejoong, seorang murid Tohoshinki School yang culun diam-diam menyukai seniornya yang tampan dan populer, Jung Yunho. Segala cara Jaejoong tempuh untuk mendapatkannya. Apakah Jaejoong berhasil menaklukkan seorang Jung Yunho?
Suara tawa dan ocehan berbaur menjadi satu. Kini terlihat beberapa namja yang sedang berjalan di suatu daerah di kota Seoul. Sesekali mereka bercanda, tak peduli dengan orang yang melihat mereka dengan tatapan aneh.
Sekelompok namja itu pun masuk ke sebuah cafe kecil di pinggir jalan. Salah satu dari mereka segera mengambil tempat duduk didepan kaca agar bisa melihat pemandangan di jalanan. Pemandangan yang dimaksud tak lain tak bukan adalah Jung Yunho, namja kelas 9 yang sangat populer di sekolah. Bisa dikatakan mendekati sempurna karena tampan, cerdas, dan juga mahir dalam sepak bola. Di jalanan itu terlihat Yunho sedang memelankan laju motornya karena ada seorang kakek tua yang menyebrang.
"Oh..jadi ini sebabnya kenapa kau senang sekali kesini eoh?" ucap Junsu memecah lamunan namja yang sedang asyik melihat Yunho tadi. "Ah! Tidak..aku hanya bingung kenapa dia memakai motor berwarna pink, kan norak sekali untuk lelaki" elaknya. "Jangan bohong Kim Jaejoong! Lagipula itu kan warnanya merah-_-" kini Kyuhyun pun ikut angkat bicara. Namja bernama Jaejoong yang merasa di sudutkan itupun merunduk seolah berkata 'baiklah, aku mengaku kalau aku memang memerhatikannya!'
"Oi kalian mau pesan apa?" tiba tiba suara besar yang dimiliki oleh orang yang juga besar bernama Shindong *digampar* menginterupsi mereka.
"Aku americano!"
"Aku juga!"
"Aku air putih saja deh.." Kini Shindong menatap Jaejoong dengan heran. "Kau kesini Cuma ingin pesan air putih? Yasudah deh." Shindong pun memanggil pelayan dan segera memesan minuman.
.
.
.
.
.
"Jadi, apa bahasa inggrisnya tampan?" teriak seorang guru bahasa inggris nyentrik bernama Jessica Jung. Kini dia sedang mengajar di kelas Jaejoong, kelas 8B. Kelas yang terkenal karena kepintaran muridnya. Tapi sayang, kebanyakan anak anak dikelas ini adalah anak culun, termasuk Jaejoong, Junsu, Kyuhyun, dan Shindong.
"Handsome, seonsaengnim!" jawab murid-murid. Guru berambut coklat panjang dan bermake-up tebal itu pun tersenyum puas. "Bagus, kalau cantik?" tanyanya lagi. "Beautiful, seonsaengnim!"
"Jelek?"
"Ugly!"
"Pintar?
"Smart!"
"Bodoh?"
"Stupid!"
"Good job!" ucap Jessica sambil mengacungkan 2 jempolnya. Tetapi, ada satu hal yang baru saja membuatnya kesal. Bagaimana tidak? Saat dia tengah mengajar, Jaejoong dan kawan kawannya tengah asyik mengoper kertas kertas yang entah apa itu isinya (ceritanya surat-suratan gitu lho) satu sama lain.
"Ehem!" Jessica pura pura berdehem, menyadarkan Jaejoong, Junsu, Kyuhyun, dan Shindong yang sedang asyik dalam dunia mereka. "Mianhae seonsaengnim.." ucap mereka serempak. Jessica hanya mendengus kesal sambil mengibaskan rambut kebanggaannya itu. Mau terlihat elegan rupanya. "Tolong terjemahkan ini ke bahasa inggris Shindong-sshi..apa artinya.." Jessica menggantungkan perkataannya sendiri. Matanya yang tadi sedanng mendeath-glare Shindong, kini terfokus ke luar jendela. Ternyata Lee Donghae, guru olahraga yang disukai Jessica lewat di depan kelas, tak lupa ia menyunggingkan senyum kepada Jessica dari luar.
"Aku mencintaimu..." ucap Jessica yang jiwanya belum kembali karena terpana akan pesona Lee Donghae. "Eng.. I love you, seonsaengnim!" ucap Shindong gugup.
"I love you Lee Donghae!" secara tak disengaja, kalimat itu pun meluncur dari mulut guru bahasa inggris tersebut. Membuat seluruh murid membentuk huruf "O" di mulut masing masing. "Mi-mianhae.." ucap Jessica terbata-bata. "Baiklah, pelajaran sudah selesai, kalian bisa istirahat sekarang!" lanjutnya sambil tersenyum canggung lalu meninggalkan kelas. Sementara itu, anak anak kelas 8B masih terbengong-bengong atas kejadian tadi.
.
.
.
.
.
"Hei, lihat ini!" seru Kyuhyun bersemangat. Di tangannya terlihat sebuah buku yang agak lusuh. "10 cara membuat senior jatuh cinta padamu!" Kyuhyun dengan bangga menyebutkan judul buku itu. Tiba-tiba..
"EU KYANG KYANG!" suara tawa yang khas itu pun membahana ke seluruh penjuru kantin.
"Su! Ketawa jangan keras-keras! Bikin malu!" ucap Shindong. "Sudah culun, bikin malu lagi!" Kyuhyun pun ikut-ikutan. Sudah diberi tahu sebeumnya kalau mereka memang culun. Bahkan SANGAT CULUN. Kalau di sekolah bernama Tohoshinki School ini bisa dibuat peringkat anak terpopuler dari pertama sampai terakhir, Jaejoong dengan yang berkulit hitam kusam dan berkacamata, Shindong dengan badan gemuknya, Junsu dengan duckbutt dan suaranya yang melengking mirip perempuan, dan Kyuhyun, yang entah apa itu kekurangannya belum diketahui secara pasti, mungkin akan menempati peringkat 4 terbawah.
"Katanya cara-cara di buku ini amat ampuh lho, Heechul-ah saja berhasil mendapatkan Hankyung hyung setelah mengikuti cara yang ada di buku ini" kata Kyuhyun lagi. "Coba buktikan! Aku ingin lihat" rupanya, Junsu yang tadi tertawa karena judul buku lusuh itu sudah tertarik dengan buku yang dibawa Kyuhyun. Kyuhyun membuka buku itu dan membacanya sebentar. "Baik, ini adalah cara dari suku Indian. Jadi, kita harus melihat kearah seseorang yang kita sukai, lalu kita menyuruhnya melakukan sesuatu dari jauh. Seolah-olah kita menghipnotisnya, begitu." jelas Kyuhyun. "Aku masih gak ngerti Kyu.." ucap Jaejoong polos. "Ah kau ini! Sudahlah, nih lihat aku, aku akan mempraktekkannya". Kyuhyun pun memandang ke arah satu namja yang duduk agak jauh dari mejanya. Shim Changmin namanya, namja berperawakan tinggi dan tampan, dia sekelas dengan Yunho. Terlihat Changmin sedang mengobrol sambil memegang sendok makannya. "Makanlah..cepat makan!" desis Kyuhyun sambil menatap Changmin lekat-lekat. Beberapa detik kemudian..
"HYAA! Changmin hyung memakan makanannya!" Kyuhyun pun histeris sambil memukul meja makan kantin yang tak berdosa. 'Hipnotis'nya berhasil ternyata. "Kalau target melakukan apa yang kita suruh, berarti kita berjodoh dengannya!" ucapnya bahagia. Kyuhyun memang sudah 1 tahun belakangan ini menyukai Changmin, hanya saja dia belum berani untuk menyatakan perasaannya.
"Jae, cobalah yang tadi kulakukan!" ucap Kyuhyun. "Ah, aku tidak percaya hal-hal seperti itu..kan tidak masuk akal!" Jaejoong yang notabene paling pintar daripada teman temannya ini pun cari-cari alasan. Padahal dia setengah mati ingin mencobanya. "Aish, jangan selalu menggunakan otak encermu itu dong! Semua kan belum tentu masuk akal!" kata Shindong. Sementara teman-temannya asyik makan, Jaejoong pun mencuri-curi pandang ke arah Yunho yang duduk membelakanginya. "Menengoklah kesini..." ucap Jaejoong sangat pelan. Sudah 1 menit Jaejoong menatap Yunho. Tapi tidak ada tanda-tanda kalau Yunho akan menengoknya. Jaejoong mendesah pelan, 'mungkin kami memang tidak berjodoh' ucapnya dalam hati. Tapi tunggu! Salah satu teman Yunho terlihat mencolek-coleknya seolah berkata 'hey, ada yang sedang memerhatikanmu tuh!' sambil menunjuk-nunjuk ke arah Jaejoong. Sontak Yunho pun menengokkan kepalanya kebelakang dan..mata musang Yunho pun bertemu dengan mata doe milik Jaejoong yang terhalangi oleh kacamata minus. Kalau Jaejoong tidak malu berteriak sekarang ini, dia pasti akan berteriak sekencang-kencangnya dia mau. Sekarang, mari kita beralih ke meja Jung Yunho.
"Ya! Apa yang kalian lakukan terhadap makananku?" Yunho kaget ketika piringnya yang dipenuhi lauk pauk itu sudah bersih. Tentu saja teman-temannya mengambil kesempatan untuk mencuri makanan Yunho saat Yunho menengok ke belakang. "Ahaha, mianhae Yun, habis lapar sih" jawab Yoochun sambil cengar-cengir.
Yunho beserta kawan-kawannya termasuk kelompok anak populer di sekolahnya. Ada Yoochun yang pandai menciptakan lagu tapi terkenal playboy, lalu ada Siwon, si namja kaya dan juga ketua osis di Tohoshinki School, lalu Changmin, yaitu namja yang disukai oleh Kyuhyun tadi juga termasuk teman dekat Yunho, dan jangan lupakan Go Ara, dia adalah yeojya yang cantik, ramah, dan pintar. Sudah banyak namja yang menyatakan cintanya pada Ara, tapi Ara selalu menolaknya dengan alasan dia belum mau berpacaran. Mereka sudah bersahabat semenjak masuk ke Tohoshinki School.
.
.
.
.
.
"Oooo!" ucap Junsu, Kyuhyun, dan Shindong bersamaan. Mereka sedang serius membaca "10 cara membuat senior jatuh cinta padamu" bersama-sama. Sementara Jaejoong hanya memandang bosan teman-temannya itu.
"Jae! Kemari!" panggil Shindong pada Jaejoong. Shindong menunjuk nunjuk buku yang sedang dibacanya. "Buah mangga adalah buah yang romantis!" katanya. "Hah?" Jaejoong bingung. Apa yang romantis dari mangga? "Kalau kau mau mendekati Yunho hyung, kasih saja sesuatu yang terbuat dari mangga! Bisa saja itu kue mangga, atau yang lainnya" saran Junsu. "Benar! Lagipula kan kau jago memasak Jae!" kata Kyuhyun sambil menepuk-nepuk pundak Jaejoong. Huh, sebenarnya Jaejoong mau-mau saja sih, bahkan SANGAT mau memberikan sesuatu pada Yunho, hanya saja dia malu.
"Nih!" kata Shindong sambil menyodorkan mangga yang dicabutnya tanpa izin dari pohon mangga di taman sekolah. Sekarang ini mereka memang duduk di bangku taman sekolah, dan tepat di sebelah mereka ada pohon mangga yang lebat dan berbuah banyak. "Kalau kau malas memasak, kasih saja mangga nya sekalian!" tambahnya. Jaejoong meraih mangga tersebut.
"Jae! Lihat lihat!" kata Kyuhyun sambil memutar badan Jaejoong. Dan kini, Jaejoong melihat Yunho yang sedang berjalan menuju motornya. Sepertinya ia mau pulang sekolah. Sesekali ia tersenyum dan menyapa orang yang lewat di depannya. Mata Jaejoong berbinar-binar saat melihat pujaan hatinya itu. Dari cara berjalannya, caranya tersenyum, caranya memakai helm, caranya menaiki motor...semuanya membuat Jaejoong terpesona.
"OPPAAA~" suara manja menyebalkan membuat Jaejoong terpaksa berhenti dari kegiatannya yaitu mengagumi Jung Yunho. Sekarang dilihatnya yeojya dari kelas 8A, Tiffany Hwang dengan centil menyerahkan sesuatu kearah Yunho sambil tersenyum malu-malu. "Ini oppa, kue mangga..buatanku sendiri" ucapnya. "Wah, gomawo, jadi merepotkan, hehehe" kata Yunho tak enak. Sementara pipi Tiffany sudah memerah. "Ah, tidak kok oppa! Semoga oppa suka ya.." katanya lagi. Yunho pun tersenyum, "Hahaha, aku pasti suka kok, aku duluan ne? Annyeong" kata Yunho.
"ISH! Dasar menjijikkan!" marah Junsu sambil mengepalkan tangannya. "Seenaknya saja mendekati Yunho hyung-nya Jaejoong!" lanjutnya lagi. "Su-ie...Yunho hyung itu bukan-"
"iya-iya aku tau! Tapi kan akan menjadi milikmu!"
"itu juga kalau kau mau berusaha..."
"maka dari itu dekatilah Yunho hyung, jangan diam saja"
Jaejoong pun menunduk.
Perkataan teman-temannya membuat dirinya tersadar. Kalau tidak ada usaha, kapan akan berhasil? Bisa saja saat ini Yunho tidak tahu kalau Jaejoong menyukainya.
"Kalau aku sudah berusaha tapi tidak berhasil?" tanya Jaejoong. Teman-temannya terlihat berfikir.
"Ya usaha lagi, kalau masih gagal juga ya...cari saja yang lain!" ucapan Kyuhyun sontak membuatnya di deathglare oleh Shindong dan Junsu. "Mian..." katanya lemah.
"Sudah-sudah Jae, jangan sedih begitu dong" hibur Shindong. "Kami akan membantumu kok" lanjutnya. "Betul itu! Tenang saja" tambah Junsu. Jaejoong tersenyum kearah temannya satu persatu. Ah, ia merasa bersyukur sekali karena diberikan Tuhan sahabat sahabat seperti mereka.
.
.
.
.
.
Cuaca yang sedang panas membuat murid-murid Tohoshinki School kegerahan, sama halnya dengan Jaejoong, Junsu, Shindong dan Kyuhyun. Mumpung jam istirahat baru dimulai, mereka memutuskan untuk membeli pepsi dingin. Mereka berfikir pasti kedai pepsi masih sepi kalau mereka datang saat ini, ternyata mereka salah. Saat tengah mengantri, tiba-tiba namja yang terkenal berandalan di sekolah mereka, Taecyeon dan Nichkhun menyelak antrian dengan cara mendorong kasar beberapa anak yang sedang mengantri. "Ahjumma, pepsinya 4, ppali!" ucap Taecyeon tak memperdulikan anak yang tadi di dorongnya sampai jatuh. Sementara itu, Nichkhun hanya memandang remeh anak anak dibelakang mereka yang tadinya sedang mengantri tertib kini menjadi kacau.
"Ya! Kalian bisa mengantri tidak!" tiba-tiba terdengar suara marah dari antrian. Ternyata, Kim Jaejoong memberanikan diri menegur Taecyeon dan Nichkhun yang notabene seniornya itu.
Taecyeon menengok lalu memandang remeh Jaejoong. "Eh adik kelas, kau berani pada kami? Hahaha!" tawa Taecyeon dan Nichkhun keras. "Kau tidak ada apa-apanya bagi kami. Lagipula kan kami pemain inti tim basket sekolah, jadi terserah kami mau melakukan apa" ucap Nichkhun santai. Jaejoong yang tadinya berani merasa nyalinya ciut. Taecyeon dan Nichkhun adalah orang orang yang tak segan memukul orang yang berani pada mereka. Sudah banyak berita tentang perkelahian yang dibuat mereka. Dan satu lagi yang membuat Jaejoong takut, Nichkhun sedang membawa bola basket, siapa tahu Nichkhun mau melemparinya dengan bola?
"Ada apa ini?" suara bass pun terdengar ditengah tengah keributan kecil itu. "Taecyeon, Nichkhun, bersikaplah dewasa terhadap adik kelasmu." Jung Yunho rupanya. Dia pun mengambil 4 kaleng pepsi yang sedari tadi disiapkan Ahjumma pemilik toko untuk Taecyeon dan Nichkhun lalu membayarnya. Dengan langkah sigap ia memberikannya kepada Jaejoong. Kenapa Jaejoong yang diberikannya? Karena Jaejoonglah yang menjadi pusat kemarahan Taecyeon dan Nichkhun.
"4 kaleng cukup kan?" tanya Yunho sambil tersenyum pada Jaejoong. Tak tahukah ia kalau senyuman mautnya itu membuat Jaejoong salah tingkah? "Ah.. ne, cukup" ujar Jaejoong sambil menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal. "Yasudah, aku pergi dulu ya" ucap Yunho yang kembali membuat Jaejoong salah tingkah. Perlahan-lahan Jaejoong merasakan pipinya memanas. Pasti kedua pipinya memerah sekarang.
"Sialan kau Jung Yunho!" maki Taecyeon sambil menendang batu kerikil di hadapannya. Tak disadari, Nichkhun membisikkan sesuatu ke telinga Taecyeon, dan keduanya pun tersenyum sinis.
.
.
.
.
.
Kali ini sekolah telah sepi, jam menunjukkan pukul 4 sore. Seharusnya semua anak murid Tohoshinki School sudah pulang. Tetapi, masih ada beberapa murid di lapangan indoor sekolah itu.
"Heh pahlawan kesiangan! Kemari kau!" seru Taecyeon. Di belakangnya terdapat kawan-kawannya yang juga terkenal sebagai trouble maker di sekolah. Orang yang disebut pahlawan kesiangan itu tak mau kalah. "Lebih baik disebut pahlawan kesiangan bukan? Daripada disebut berandalan seperti kalian?" ucapnya berani. Kini satu pukulan melayang keras dari tangan Taecyeon menuju pipi sang pahlawan kesiangan itu. Belum puas satu pukulan saja, Taecyeon meninju perut lawannya itu. Tapi yang namanya pahlawan tidak akan menyerah. Sambil mengusap darah yang ada di ujung bibirnya akibat pukulan dari Taecyeon, ia meninju balik perut Taecyeon, bahkan lebih keras.
"BUAGH!"
"BUGH!"
"PLAK!"
Selama beberapa menit, suara itulah yang meramaikan lapangan indoor sekolah mereka. Darah pun mulai berceceran di lantai lapangan. Sementara itu, keadaan anak-anak yang sedang berkelahi disana sudah sangat mengenaskan, wajah penuh lebam dan luka-luka, ditambah lagi keringat yang membuat seragam mereka agak basah. Tapi ternyata, mereka tak menyadari masih ada sepasang mata yang memandang mereka dari kejauhan.
.
.
.
.
.
"Jaejoong-ah! Yunho hyung..." Junsu keluar dari area sekolah sambil tersengal-sengal. Dia sedang mengatur nafasnya. Mendengar kata "Yunho", Jaejoong pun langsung panik. "Su-ie! Ada apa dengannya?" tanya Jaejoong tak sabaran sambil mengguncang-guncang bahu temannya itu. Sekarang mereka baru saja mau pulang ke rumah, kenapa baru pulang? Mereka menunggu Junsu yang ternyata tadi harus ulangan susulan sampai sore. "Tadi saat aku selesai ulangan, aku melewati lapangan indoor, lalu aku mendengar suara ribut-ribut seperti ada yang berkelahi. Karena penasaran, aku mengintip saja lewat pintu yang sedikit terbuka. Dan ternyata Yunho hyung dipukuli oleh Taecyeon hyung dan teman-temannya.." jelas Junsu. Jaejoong menatap tak percaya pada Junsu, dia pun berlari kembali menuju sekolah. Teman-temannya mengikuti dari belakang. Jaejoong tak memperdulikan perutnya yang lama-lama sakit akibat berlari terlalu kencang. Setelah masuk ke lapangan indoor, Jaejoong hanya menemukan bercak-bercak darah. Tidak ada lagi perkelahian yang dimaksud oleh Junsu.
"Sudah terlambat.." ucap Jaejoong entah pada siapa. Terlihat gurat-gurat kekecewaan di wajahnya. Ke 3 sahabatnya hanya saling memandang. Mereka juga bingung ingin berkata apa.
"Tunggu..apa ini?" Jaejoong mengambil sebuah benda kecil berwarna putih dari lantai lapangan. Ternyata kancing dengan sedikit noda darah di ujungnya. Dengan sedikit rasa sok tahu, Jaejoong menyimpulkan kalau kancing itu milik Yunho. Segera saja ia memasukan kancing itu kedalam kantung seragamnya.
.
.
.
.
.
Keesokan harinya...
"Jangan minum?" ucap Han Sohee, umma Jaejoong. Di tangannya terdapat kaleng pepsi yang di tempeli tulisan 'Jangan minum'. Isinya juga tinggal setengah. Umma Jaejoong pun memasukkan kaleng itu kembali ke dalam kulkas sambil menggeleng-gelengkan kepala. Tiba-tiba dia menepuk jidatnya sendiri, "Astaga! Hari ini kan ada tamu yang datang! Kenapa aku bisa lupa ya?" tamu yang dimaksud oleh umma Jaejoong adalah turis yang akan menginap di hotel kecil miliknya. Ya, umma Jaejoong menyediakan jasa penginapan kecil di sebelah rumahnya. Walaupun kecil dan sederhana, tapi penginapannya bersih dan nyaman. Hotel atau lebih tepatnya losmen miliknya itu adalah peninggalan dari halmeoni Jaejoong. Setelah melakukan renovasi besar di losmen tersebut, losmen yang tadinya kelihatan tua sekarang kelihatan lebih segar dan nyaman. Biasanya, Jaejoong disuruh ummanya untuk menjemput turis yang akan menginap di losmennya. Entah itu disuruh menjemput di bandara, atau di stasiun kereta.
"Joongie!" panggil ummanya dari dapur. Tak ada sahutan. Biasanya Jaejoong akan langsung mendengar walau hanya dipanggil sekali. "Joongie!" panggil ummanya lebih keras. Masih tak ada jawaban. Ummanya yang sudah tidak sabar itu pun pergi meninggalkan dapur menuju kamar Jaejoong. Tanpa mengetuk, dia langsung masuk ke kamar Jaejoong yang tertutup.
"Joong-" belum selesai berbicara, Jaejoong yang semula duduk langsung berdiri dengan gugup. "Joongie ngapain saja sih? Umma panggil tidak jawab jawab!" marah ummanya. "Jo-joongie gak ngapa-ngapain, mian.." ucap Jaejoong berbohong. Padahal sedari tadi dia senyum-senyum sendiri melihat kancing baju Yunho. Sampai-sampai dihiasnya kancing itu dengan mulut dan mata memakai spidol, menjadikan kancing itu seperti tersenyum.
"Joongie, bisa tidak jemput Mr James ke stasiun?" tanya ummanya tanpa basa-basi, dan dijawab anggukan dari Jaejoong. Ummanya pun meninggalkan kamar Jaejoong. "Aku pergi dulu ne, Mr Button?" kata Jaejoong sambil tersenyum pada kancing putih tersebut, lalu menaruhnya di sebuah kotak kecil di atas mejanya.
.
.
.
.
.
Jaejoong dengan setia menunggu sambil membawa papan bertuliskan "Mr James" di depan dadanya. Beberapa saat kemudian orang botak pun menghampiri Jaejoong. Dialah Mr James yang ummanya maksud.
"Hello Mr James, welcome to Korea" sapa Jaejoong ramah dengan bahasa inggris. Jaejoong memang mahir dalam bahasa inggris, makanya dia bisa dengan mudah berkomunikasi dengan turis asing. "Follow me!" ucap Jaejoong kemudian. Ia dan Mr James bergegas menaiki taksi menuju ke losmen. Sesampainya di losmen, Jaejoong mengantarkan Mr James ke kamarnya, lalu memberikan kunci kamar yang akan ditinggali Mr James. Tak lupa ia membantu menaruh bawaan turis itu. Selesai sudah tugasnya. Eh, tunggu sebentar! Masih ada satu tugas lagi yang belum dikerjakannya. Memasak! Tadi ummanya sempat berpesan, setelah mengantarkan Mr James, dirinya harus ke dapur losmen untuk membuat makan siang para pengunjung.
"Nah, akhirnya kau datang juga!" ucap umma Jaejoong. "Masaklah kimchi dan bulgogi, yang enak ne?" Jaejoong mengangguk. Selain ada ummanya, ada juga dongsaengnya, Kim Taemin yang sedang asyik membaca komik Doraemon di dapur.
"Joongie masih bermain dengan kawan-kawan Joongie yang itu?" tanya umma Jaejoong membuka pembicaraan sambil memotong-motong daging ayam. "kawan yang mana?" tanya Jaejoong yang masih asyik memasak. "Itu lho, kawan-kawanmu yang culun! Junsu hyung, Kyuhyun hyung, dan Shindong hyung!" celetuk Taemin. Taemin memang sering berbicara sesukanya, tak jarang Jaejoong dan Taemin berkelahi. "Hush! Taeminnie kok bicara seperti itu sih? Itu artinya persahabatan Joongie hyung dan sahabatnya sangat baik" nasihat ummanya. "Iya sih, persahabatan mereka sangat baik. Lagipula siapa yang mau berteman dengan Jae hyung? Sudah culun, hitam, berkacamata lagi! Hiii!"
"Heh dongsaeng pabbo! Kau cari ribut rupanya?" Jaejoong yang sedang memasak pun mengamuk, ia mengangkat spatula yang digunakannya untuk memasak. Sepertinya ia berniat memukul Taemin dengan benda itu. Terjadilah pertengkaran kecil di dapur tersebut. Han Sohee selaku umma dari kedua anak itu pun melerai mereka. "Sudah-sudah! Joongie, pergilah kemanapun kau mau, dan Taeminnie, sekarang giliranmu membantu umma!" kata sang umma tegas. Jaejoong pun menjulurkan lidahnya kearah Taemin, sementara Taemin masih memberikan tatapan tak terima pada ummanya. Pasalnya ia paling tidak bisa kalau disuruh memasak.
"Aku pergi dulu ne umma, Taeminnie~" ucap Jaejoong riang.
.
.
.
.
.
Jaejoong berniat pergi ke taman kota di daerahnya. Sebelumnya, ia menyempatkan membeli ice cream vanila kesukaannya. Sesekali ia bersenandung kecil, dan juga tertawa mengingat bagaimana ummanya memarahi Taemin dan ekspresi wajah Taemin saat dimarahi. Haha, sangat lucu! Karena umma Jaejoong jarang-jarang memarahi Taemin. Tiba-tiba...
"BRUAGH!"
"AAA!" Jaejoong tersentak kaget sampai sampai ice cream vanila yang sedari tadi dimakannya kini jatuh ke jalanan. 'Aku bahkan belum memakan setengahnya!' batin Jaejoong sambil melihat ice creamnya yang tergeletak tak berdaya di jalanan. Dia mendongakkan kepalanya untuk melihat siapakah orang yang berhasil membuatnya terkejut, dan ternyata seorang namja baru saja jatuh; lebih tepatnya turun dengan cara melompat dari pohon yang lumayan tinggi. Ia tersenyum ke arah Jaejoong dan menyodorkan sesuatu di tangannya.
"Kau mau mangga?"
TBC~
FF macam apa ini, pendek banget-_-
mian readers (kayak ada yang baca aja-_-), aku bikin chap 1 sependek ini, aku gak kuat nulis panjang-panjang, maka dari itu aku salut banget sama author author yang bisa nulis sampe berpuluh-puluh ribu words... sedangkan ini ff aja cuma sekitar 3.000 an words :/ (Jaejoong: HUUUU PAYAH!)
biar aku semangat lagi nulis ff ini dan biar aku nulis chap selanjutnya panjang, aku butuh kritik dan saran (re: review) dari para readers.. tapi kalo gamau juga takpapa saya sebagai istri sah Jung Yunho tidak memaksakan kok *diamuk massa*
yasudah deh, Yunho udah nungguin daritadi mau ngajak dinner, byeeeeeee~ jangan ada yang iri ne?
x
Ailee Hamasaki
