Pernah dengar cerita rapunzel? Pasti pernah. Tidak, itu bukan hanya sekedar cerita. Karena cerita itu benar-benar nyata.
Baiklah. Akan ku ceritakan cerita tentang kehidupanku. Rapunzel.
.
.
Kuroko No Basket is not my own. It's written by Noburo Takagi-sensei.
Kurono No Basket!Manga and Light Novel is not my own as well. It's written by Fujimaki Tadatoshi-sensei.
But this fic is my own fic, with Tangled Disney plot-story
Hope you like it!
.
.
Pada suatu hari, tetesan cahaya matahari jatuh dari surga. Dan dari situlah, tumbuh sebuah bunga ajaib, yang memiliki kekuatan untuk menyembuhkan orang yang sakit dan terluka.
Tetapi sepertinya keberadaan bunga itu diketahui seorang nenek tua. Yang dari wajahnya bisa saja kalian kira sebagai nenek sihir. Mungkin kalian ingin mengingatnya. Karena nenek tua itu sedikit penting perannya. Sedikit.
Berabad-abad tahun berlalu. Disana dibangun sebuah kerajaan. Kerajaan itu dipimpin oleh raja dan ratu yang dicintai oleh masyarakatnya.
Dan sang ratu, akan melahirkan sebuah anak. Tapi ia jatuh sakit. Sangat sakit. Waktunya mungkin sebentar lagi.
Maka dari itu orang-orang hendak mencari, siapa tau mereka menemukan keajaiban. Atau kabar yang mereka dengar mengenai 'magic golden flower'.
Ah, kalian pasti masih ingat mengenai nenek tua itu bukan? Sudah kubilang dia sedikit penting. Sedikit.
Dibanding membagi hadiah dari sang matahari, ia. Aida Riko lebih memilih untuk menggunakannya untuk kepentingan sendiri, supaya awet muda.
Dan yang harus ia lakukan hanyalah menyanyikan lagu spesial.
"Flower, Gleam and Glow.
Let your power shine.
Make the clock reverse.
Bring back what once was mine.
What once was mine."
Aida menyanyikan lagu itu dengan cemprengnya. Kau mengerti maksudnya bukan? Dia nenek tua. Suaranya serak. Wajahnya keriput. Terdengar seram mendengarnya menyanyikan lagu itu untuk membuatnya menjadi muda.
Tapi benar saja, begitu ia selesai menyanyikan lagu itu, Aida tampak muda. Segar bugar. Suara serak, kulit keriputnya lenyap begitu saja. Bahkan ia pun terlihat seperti anak tujuh-belasan dengan rambut pendek bewarna coklat terang.
Aneh bin Ajaib, bukan?
Ia menutup bunganya itu dengan semacam tudung saji yang terbuat dari untaian daun yang dililitkan satu sama lain. Lalu ia kabur begitu mendengar banyak sekawanan orang pergi ke tempat itu.
Tanpa sengaja, ia menyenggol tudung saji itu sampai terjatuh, sehingga menampakkan bunga yang mencolok itu kearah para pengawal.
"Kami menemukannya!" Teriak salah satu dari mereka.
Dua pengawal pergi untuk memetik bunga itu sampai ke akarnya, karena mereka mungkin saja takut bunga itu akan mati.
Sedangkan, Aida melihatnya sambil merutuki kecerobohannya yang membuat nasibnya nanti bakal jadi tua bangka tanpa bunga itu.
Bunga itu pun direndam di dalam kendi air. Dan cahaya muncul dari kendi kecil itu.
Sang raja pun langsung meminumi sang ratu dengan air tersebut, perlahan. Dan sang ratu pun sembuh.
Dan lahirlah, seorang putri yang sehat, dengan surai emas yang mengkilau.
Dan Itulah aku. Rapunzel.
Untuk merayakan hari kelahiranku, Raja bersama-sama dengan ratu dan aku yang hanya bisa melihatnya, di gendongan ibuku tentu saja. Menerbangkan lampion terbang ke langit, dan detik selanjutnya diikuti oleh masyarakat sekitar.
Dan momen saat itu, semuanya benar-benar sempurna.
Hingga suatu saat, semuanya berakhir.
"Flower, gleam and glow."
Saat aku masih terlelap, aku mendengar seorang wanita bernyanyi. Karena, yah, kalian tau, aku masih kecil sekali untuk mengerti, aku kira itu ibuku, jadi ya sudahlah aku biarkan.
"Let your power shine."
Aku merasakan rambutku berubah menjadi emas yang lebih terang. Bahkan menyala, dan bertambah panjang! Apa yang terjadi dengan rambutku?
"Make the clock—" ia memotong rambutku sedikit, lalu terpekik kaget. Tapi dengan suara kecil, seperti bisikan.
Sedangkan rambutku yang dipotongnya berubah warna menjadi warna coklat sampai ke akar rambut. Cahaya dari rambutku pun mulai redup. Dan wajahnya pun terlihat kesal.
Wanita itu pun, menggendongku dan menculikku dari istana. Tapi mana kumengerti? Saat itu aku masih terlalu kecil untuk mengerti banyak hal. Ngomong saja mungkin masih remidi.
Pengawal kerajaan itu mencari dan terus mencari. Tapi mereka tak pernah menemukan sang putri.
Di hutan yang dalam. Di atas menara yang tinggi. Tanpa pintu. Oke ini gila, sungguh.
Aida membesarkanku disana layaknya aku seorang anak.
Ia menyisir rambutku dengan sayang, sambil aku menyanyikan lagu favoritnya yang biasa ia nyanyikan. Dan ya! Rambutku bercahaya dan bertambah panjang seiring waktu.
Aida telah menemukan 'magic flower' baru miliknya. Tapi kali ini, ia harus benar-benar, menyimpannya, agar jangan sampai orang-orang menemukanku.
"Kenapa aku tidak boleh pergi keluar? Untuk main mungkin?" Tanyaku.
Aida masih menyisir rambutku. "Diluar sana tidak baik, sayang. Banyak orang jahat dan egois. Kau harus tetap disini, karena disini aman. Mengerti?"
"Ya, Aida-san" jawabku sekenanya. Kenapa aku tidak memanggilnya mama? Dua hal. Satu, ia tidak ingin dipanggil mama. Dua, ia terlihat seperti kawin muda. Maksudku lihat wajahnya. Dan, tambahan. Sepertinya dia dicampakkan oleh pacarnya.
Tapi jendela menara itu tidak bisa menyimpan segalanya. Setiap tahun, kerajaan itu masih merayakan perayaan ulang tahun sang putri sambil terus berharap untuk kembalinya sang putri, kelak.
Dan, aku selalu melihatnya. Setiap tahun.
Lebih Menariknya lagi, tepat saat hari ulang tahunku pula.
