Furihata Kouki, sebuah dildo tengah tertanam di dalam anusnya. Tangannya sibuk menggerakan benda itu dengan liar—membuah tubuhnya yang penuh keringat mengeliat nakal terkena nikmat. Desahan tak urung terhenti, malah semakin menjadi-jadi. Sebuah nama pun sesekali terucap dari bibirnya. Nama seseorang yang sangat ia suka. Pemuda bersurai merah—Akashi Seijurou, kakak kelasnya di sekolah.


-000-

Kangen by Mantan Terindah

Kuroko no basuke by Fujimaki Tadatoshi

-000-


"Hnng—A-Akashi-san..."

Desahan kini berubah menjadi permohonan. Seakan tengah membayangkan Akashi sedang menghujam penisnya—dengan kencang. Titik kenikmatannya terus tertekan dengan keras, dan dorongannya pun semakin dalam. Furihata mungkin akan mencapai puncak, namun ia tak ingin secepat itu selesai. Kurang, ia ingin fantasinya lebih liar. Hanya begini saja tak akan membuatnya puas.

"Lagi Akashi-san..."

Dengan perlahan Furihata merubah posisi tubuhnya. Dari terlentang kini terkurap dengan kedua lengan bertumpu menahan beban tubuhnya. Doggy style, Furihata ingin mencobanya. Setelah bokong terangkat, dildo kembali digerakan. Cepat dan dalam. Furihata merasa keenakan. Terbukti desahannya meraung-raung dan deritan kasur yang terdengar seakan menjelaskan semuanya.

Terus Furihata lakukan hingga ia mencapai puncak kenikmatan.

"A-Aku—keluar—"Furihata mengalami ejakulasi pertama.

Tubuhnya langsung tersengat kenikmatan, nafasnya ikut tersengal-sengal. Ia butuh istirahat sejenak—ah, atau tidak. Furihata malah kembali melanjutkan aksinya. Dikeluarkannya dildo yang tertanam, dan menggantinya dengan dildo yang berukuran lebih besar. Sepertinya Furihata sudah menyiapkan semuanya. Ia tak berencana hanya bermain sekali jalan.

Itu tak akan memuaskan nafsunya.

"Akashi-san ngg—besar.."

Furihata kembali terlentang—dengan kedua kaki dibuka lebar—dan Dildo baru perlahan mulai dimasukan. Sedikit perih namun juga bercampur nikmat. Ini yang Furihata suka. Sensasi yang sama seperti yang sebelum-sebelumnya pernah ia rasakan.

"Akh—" dildo kini tertanam dengan sempurna di dalam anusnya. "A-Akashi-san kau lihat kan—"

[ Ya Kouki, aku lihat...]

Hm?

Sebuah suara samar-samar menyahuti. Di sebrang kasur nampak sebuah meja dengan laptop menyala diatasnya. Sudut pandang pas menghadap tubuh Furihata. Membuat seluruh kegiatan Furihata nampak pada webcam laptop yang menyala. Semakin didekati terlihat layar menampilkan wajah yang familiar. Surai merah, dan mata yang tegas tengah menatap Furihata tanpa istirahat. Wajahnya merah menahan nafsu yang hendak membeludak. Seakan ingin segera merangkak keluar layar dan menerkam Furihata saat itu juga.

Ya, Furihata dan Akashi sedang skype berdua—sedari tadi.

"Aka-shi-san...cepat pulang...pelatihan olimpiadenya jangan lama-lama..."

Furihata memohon dengan sangat, ditinggal kekasihnya seminggu membuatnya rindu tak terbendung. Kissmark yang terakhir Akashi berikan pun sudah mulai memudar. Ia ingin warna itu kembali merona terang.

Pantas saja tubuhnya haus sentuhan.

"Dua hari lagi Kouki...tunggu aku—"

"Kalau begitu tiap malam aku akan melakukan ini sambil skype denganmu."

"Tapi—"Akashi mengerang frustasi—ia begitu horny dan kesal karena tak dapat melepaskannya. Akashi tak pernah menyangka, meninggalkan sang kekasih seminggu penuh akan membuat kejantanannya mengeras tersiksa.

Sungguh ia ingin segera pulang sekarang—dan bermain dengan lubang sang kekasihnya yang 'nakal'.


-000-

End

-000-