Sasuke mencintai Hinata, namun Hinata dijodohkan oleh orang tuanya, begitu pula Naruto. Disisi lain, Sakura tidak sadar bahwa ia telah jatuh cinta kepada Sasuke. Saat Sasuke ingin melupakan Hinata, Hinata datang dan menginginkan Sasuke untuk kembali bersamanya. Dan Sasori mulai memasuki kehidupan Sakura saat Sasuke mulai mencintai Sakura.
Chance
Naruto © Masashi Kishimoto
Chance / Kei Nii-san
Pair : SasuSakuNaruHinaSaso
Rated : T
Genre : Romance and Hurt/Comfort
I hope you like it, happy reading :)
Air yang dingin jatuh mengenai permukaan kulitnya, membayangkan hal yang baru saja terjadi, laki-laki itu bersandar ditembok kamar kecil tersebut, ia bingung dan mengacak rambutnya frustasi.
Sasuke, laki-laki yang baru saja 'diputuskan' oleh gadis berambut panjang berwarna biru tua dengan mata mutiara. Entah kenapa, tapi Sasuke merasa sangat tidak rela.
Hinata adalah gadis yang memiliki hubungan paling lama dengannya. Biasanya, jika sudah merasa bosan, Sasuke akan memutuskan gadis-gadis yang sedang bersamanya. Tapi kini ia baru tau bagaimana rasanya diputuskan oleh gadis yang benar-benar ia cintai. Mungkin ini karmamu Sasuke, eh?
Flashback
Sasuke dan Hinata sedang berjalan menuju pusat perbelanjaan, Hinata memiringkan kepalanya, "Ke-Kenapa Sasuke-kun mem-membawaku ke sini?"gadis itu menatap wajah kekasihnya yang lebih tinggi dari dirinya itu, "Aku ingin membelikanmu sesuatu," Sasuke mengacak rambut gadisnya itu dengan pelan, Hinata menunduk.
"A-Ano Sa-Sasuke-kun.. aku ingin me-mengatakan sesuatu..."
Gadis itu terlihat gugup dan sedikit gemataran, Sasuke yang melihat itu menggenggam tangan Hinata,
"Apa?" Sasuke penasaran apa yang ingin dikatakan oleh Hinata sampai membuat gadisnya seperti itu.
"Aku ma-mau mengakhiri... hubungan kita..." Sasuke terbelalak, laki-laki itu tidak percaya, apa salahnya? Sasuke sudah berusaha menjadi yang terbaik untuk Hinata karena ia mencintai Hinata dari saat mereka masih di bangku Sekolah Dasar.
"Kenapa?" Sasuke mengeratkan genggamannya seakan jika ia melepaskan tangan itu, Hinata tidak akan kembali lagi, dengan pelan Hinata melepaskan genggaman tangannya, "Aku... dijodohkan oleh orang tuakudengan orang la-lain Sasuke-kun..." Sasuke menggeleng tidak percaya, "Dunia ini sudah modern, Hinata. Untuk apa kau menerimanya? Kau tidak mencintaiku? Kenapa tidak menolaknya?"
Hinata menunduk, "A-Aku tidak bisa me-menolak keinginan orang tuaku Sasuke-kun, kumohon te-terimalah... dan a-aku minta maaf Sasuke-kun.." Hinata berlari keluar meninggalkan Sasuke sendirian, sebenarnya ia ingin membawa Hinata ke tempat toko perhiasan, ia sudah memesan lama cincin dengan hiasan mutiara.
Laki-laki itu menuju rumahnya dan melupakan cincin tersebut, mungkin akan diberikannya pada pembantunya.
End Flashback
Merasa sudah selesai, Sasuke mengambil handuknya dan keluar dari kamar kecil, ia mengganti bajunya dan keluar dari Mansion Uchiha tersebut menggunakan mobilnya.
Ia tidak bosan untuk selalu mengunjungi tempat ini, taman masa kecilnya, tanamannya juga terlihat sangat ind- tunggu, kemarin saat ia datang ke tempat ini, tanaman tersebut masih terlihat gersang.
Apa ada yang baru saja menanamnya? Sejak kapan ia menyukai tanaman? Tanamannya juga terlihat masih sangat hijau. Sasuke terdiam sejenak, ia memutuskan tidak mau ambil pusing, mungkin seseorang menyimpan tanamannya disini atau mungkin tukang kebunnya yang menanamnya mengingat Sasuke sangat suka berada ditempat ini.
Laki-laki itu berdiri dan menepuk celananya, melihat ke atas langit yang perlahan berubah menjadi gelap, Sasuke yang baru saja berjalan menuju mobilnya yang tidak jauh terparkir. Laki-laki itu menghentikan langkahnya ketika melihat bayangan seseorang yang sedang berdiri, perlahan angin semakin kencang, Sasuke menatapnya tanpa ekspresi. Mungkin itu hanya halusinasiku saja, pikirnya. Ia pun mengendarai mobilnya menuju Mansionnya.
Melihat Sasuke pergi, orang tersebut menundukkan kepalanya, dalam tunduknya ia tersenyum.
Chance
Lorong sekolah terlihat ribut dengan teriakan-teriakan para gadis yang melihat Sasuke melewati mereka, Tanpa ketertarikkan, Sasuke hanya memandang lurus kedepan, sifat dingin serta sifat coolnya itu menjadi nilai plus bagi fans Sasuke.
"Sasuke-kunnn~"
"I love you Sasuke-kunnn,"
"Kyaaaaa Sasuke-kun!"
Sasuke tetap berjalan menuju kelasnya, namun, "Permisi permisi!" Naruto datang dengan tangan lurus kedepan dan melebarkan tangannya ketika dibelakang Sasuke. Gadis-gadis yang tadinya dekat dengan Sasuke mendadak mundur karena tingkah Naruto, saat diprotes, Naruto mengyengir, cengiran khasnya mau tak mau membuat wajah gadis-gadis tersebut memerah.
"Teme! Aku sedang badmood! Temani aku sebentar, aku mau membicarakan sesuatu," ia menarik Sasuke menuju atap sekolah, Sasuke hanya mengikut saja tanpa bicara sedikitpun. Gadis-gadis tersebut protes terhadap Naruto dan perlahan semuanya pun bubar.
"Teme, orang tuaku sangat- yah kau taulah, aku mengerti mereka menginginkan kebaikkanku kedepannya, tapi mereka sampai menentukkan jodohku! Aku tidak suka!" Naruto mengacak rambutnya frustasi, ketika mendengarkan kata 'menjodohkan' langsung menghadap Naruto.
"Menjodohkan?"
"Yap, mereka bilang tidak ingin aku memilih salah wanita nantinya, aku yakin aku bisa mendapatkan yang terbaik menurutku tanpa campur tangan mereka!"
"Apa marganya."
"Marga? Aku tidak tau, aku tidak ingin mencari tau lebih banyak tentang gadis itu,"
Sasuke kembali menyandarkan tubuhnya ke tembok dengan melipat kedua tangannya didada bidangnya,
'Apa yang dijodohkan dengan Naruto adalah Hinata? Hah, tidak mungkin!' pikirnya, Sasuke segera menepis pikirannya itu.
"Hey Teme, kelas sudah mau dimulai," Mereka berdua memasuki kelas, namun saat berjalan, tanpa sengaja Sasuke menabrak gadis berambut merah muda dengan kacamata dan rambut yang dikepang dua itu hingga terjatuh, buku-buku yang dibawanya pun jatuh berserakan, dengan inisiatifnya, Naruto membantu Sakura, nama gadis itu, merapikan bukunya,
"Gomenasai," ucap Naruto, Naruto menatap Sasuke seakan berbicara, 'Minta maaf juga!', tapi laki-laki tersebut pergi dan bergumam, "Menyedihkan." yang masih bisa terdengar jelas oleh Sakura maupun Naruto.
Meninggalkan Sakura sendirian, Naruto menunduk sejenak sebelum mengikuti Sasuke menuju kelas.
Sakura menunduk dan menggelengkan kepalanya, ia harus menuju ruang guru untuk mengembalikan buku-buku tersebut dan mengurusi suatu kepentingan.
Chance
Sangat sulit bagi Sasuke untuk melupakan Hinata, bagaimana mungkin ia melupakan gadis itu jika mereka selalu bertemu, bahkan satu kelas, dan juga pandangan Sasuke teralihkan dengan datangnya murid baru.
"Hari ini, kita mempunyai murid baru, silahkan masuk."
Gadis berambut merah muda yang baru saja ditabrak Sasuke, "Tidak menarik." Laki-laki itu mengalihkan pandangannya menuju buku yang sedang dibacanya.
Sakura diam-diam memperhatikan Sasuke, wajahnya memerah ketika tatapan mereka bertemu dan Sasuke dengan cepat mengalihkan pandangannya menuju hal yang lain, Sakura menunduk dan dengan menghela satu tarikan nafas, gadis itu memperkenalkan diri.
"Perkenalkan, nama saya Sakura, Sakura Haruno, saya berasal dari Oto, dan baru saja pindah ke Konoha sekitar 1 minggu yang lalu, mohon kerja samanya!"
Jujur saja, Sakura merasa sangat gugup, ia terus menundukkan kepalanya. "Baiklah, kau akan duduk di... sebelah Sasuke, yang duduk di pojok kanan," Sakura menundukkan kepalanya dan takut-takut menuju Sasuke. Takut kalau Sasuke tidak akan senang akan kehadirannya.
Perlahan, ia pun duduk disamping Sasuke, meskipun tidak ada tanda penolakkan dari sang Uchiha, tapi entah kenapa Sakura merasa tidak enak kepada Sasuke.
"Gomenasai,"
"Untuk apa."
Sasuke bertanya tanpa mengalihkan pandangannya, "A-Ano, aku hanya ingin meminta maaf," Sakura merasa sangat gugup ketika berada didekat Sasuke, padahal mereka tidak kenal, lebih tepatnya Sasuke yang tidak mengenal dirinya, dan bahkan rasa gugup ini melebihi perkenalan diri tadi.
"Jangan meminta maaf jika kau tidak bersalah."
Sakura yang semula menunduk, kini mengangkat kepalanya menatap Sasuke, gadis itu dengan pelan mengangguk dan mengambil bukunya.
Sepanjang pelajaran Sakura dapat mengerti apa yang disampaikan oleh Anko-Sensei, walaupun laki-laki berambut orange yang tadi membantunya mendapatkan nasehat oleh Anko-sensei,
"Naruto! Kau tidur dikelas lagi?!"
Naruto kaget dan terbangun secara tiba-tiba, matanya masih mengerjap tanpa belum sepenuhnya sadar, dan wajahnya terlihat berantakan, "Apa?" ia mengalihkan pandangannya ke seluruh arah kelas, semua murid menatapnya dengan tatapan, 'Lihatlah Anko-sensei!' namun sebelum ia melihat senseinya tersebut,
"Akh! Sakit!" telinganya sudah ditarik tinggi oleh senseinya itu, "Aku berjanji tidak akan tidur lagi! Tapi tolong lepaskan!" ujar Naruto dengan wajah memelasnya,
"Aku sudah mendengar janjimu itu sebanyak 20 kali Naruto. Hinata, sebagai sekretaris, tolong bantu sensei, bawa Naruto menuju kantor guru." Hinata menunduk dan mengatakan dengan pelan kepada Naruto, Naruto mau tak mau harus mengikuti Hinata jika tidak ingin Hinata terkena masalah juga.
Sasuke terlihat tidak senang dan Sakura menyadari hal tersebut, Sakura memilih untuk menuliskan apa yang ia ingat ketika Anko-sensei menjelaskan tadi. Walaupun ia bingung apa hubungan Sasuke dan Hinata.
Bel istiarahat sudah berbunyi, tak lama kemudian, Naruto kembali dengan memegang telinganya yang masih merah, "Teme! Eh? Kau, yang tadi itukan?" Sakura menganggukkan kepalanya.
"Kasihan sekali kau Teme, coba saja Hinata tidak pindah dari tempat duduk ini, kau pasti tidak akan kesepian,"
"Diam kau, Dobe."
Melihat Sakura sedari tadi diam, "Sakura-chan, boleh ya aku menambahkan kata 'chan' dibelakang namamu? Apa kau mengerti apa pelajaran yang baru saja dijelaskan? Kalau mau kau bisa meminjam catatanku," cengir Naruto setelah mengakhiri pembicaraannya,
"Catatannya tidak lengkap dan berantakan, hati-hati."
"Hey! Aku tidak seperti itu!"
"A-Ano, aku bisa meringkasnya dibuku, terima kasih sudah menawarkan,"
"Hah Teme! Gara-gara kau Sakura-chan tidak jadi meminjam bukuku!"
"Salahmu sendiri."
"Eh? Baiklah, Naruto, boleh aku meminjam bukumu?"
"Benarkah kau mau meminjamnya? Tapi aku hampir tidak pernah mencatat apapun, coba saja pinjam sama Te- Maksudku Sasuke, catatannya itu sangaaaaat lengkap, kau bisa dengan mudah mengerti."
Sasuke memberikan death-glare kepada Naruto, karena sudah biasa, Naruto hanya menanggapinya dengan cengirannya, Sakura sedikit takut dengan halus menolak pernyataan Naruto, namun tiba-tiba saja Sasuke mengarahkan bukunya kepada Sakura,
"Ma-Maaf, tapi apakah tidak apa-apa? Atau kau membutuhkanmu untuk belajar lagi?"
"Apa yang pertama kali aku katakan padamu."
"Jangan meminta maaf jika kau tidak bersalah..."
"Wow bahasamu boleh juga Tem- Aduh!"
Sasuke menjitak kening Naruto, laki-laki bermata saphire itu melipat kedua tangannya dan memajukan bibirnya seakan ia sedang mengambek, Sakura tertawa melihat hal tersebut dan Sasuke hanya menggelengkan kepalanya melihat tersebut.
Dari kejauhan, gadis bermata mutiara itu memperhatikan Sasuke dengan wajah murung, ia ingin Sasuke hanya terus bersamanya, meskipun mereka sudah tidak memiliki hubungan apapun.
TO BE CONTINUE
Maaf ya kalau chapter pertama ini terkesan datar-datar saja ._., dan terima kasih sudah bersedia membaca hasil karyaku yang masih sangat jauh dari kata sempurna, but big thanks yang memberikan review untuk chapter ini, aku menerima apapun komentar kalian, apapun itu, dan semoga saja moodku selalu baik *amin*, (aku gampang berubah mood orangnya .-.), mungkin bakalan aku update setiap hari minggu, semoga saja tepat waktu. (Sebenarnya maunya sih hari minggu kemarin, tapi karena jaringan kurang bagus jadinya hari ini *curhat dikit gak apa2 la ya*) Akuuu benar2 minta maaf ya kalau ada Hinata-lovers disini, soalnya karakter Hinata bakalan berubah-ubah dichapter selanjutnya, maaf juga untuk karakter lainnya jika tidak memuaskan. Ya maaf juga ya kalau namaku terkesan seperti tua? Atau apalah itu, and mohon bimbingannya, juga maaf jika ada kata yang salah, aku juga masih belajar. Terima kasih.
Sign,
Kei Nii-san.
