GRAVITATION © Murakami Maki

Fanfiction by Widzilla

pairing: Taki x Tatsuha

WARNING! Ini isinya ngeseks doang :p cuma plot aja xDD Jangan protes yah, kan sudah saya labelin M xD


Riuh suara para fans memanggil-manggil nama para personil band ASK.

Mengelu-elukan mereka begitu semangat dan ramai. Konser yang benar-benar megah di Tokyo Dome.

Sukses.

Penuh keringat dan air mata bahagia.

Shuichi dan Ryuichi berlompatan memberi karangan bunga dan bersulang dengan para kru lain memberi selamat. Ma-kun dan Ken-chan bisa saja mabuk sampai besok jika mereka tak berhenti minum-minum malam ini.

Tapi suasana bahagia ini siapa yang mau menghentikannya? Tidak juga oleh Aizawa Taki.

Shuichi mengajak semua orang berfoto bersama, begitu pula Ryuichi yang dengan semangatnya meminta Tohma dan Noriko turut bernain game yang diusulkannya, namun Suguru dan Hiro hanya bisa menurut sembari merasa game itu terlalu bodoh untuk dimainkan. Jangan tanya permainan apa yang diusulkan seorang Ryuichi Sakuma…

Usai pesta yang penuh dengan canda tawa, semua orang kembali ke rumah mereka masing-masing sambil berusaha tetap pada kesadaran karena banyaknya gelas bir dan sake yang ditenggak semua orang malam itu.

Begitu pula Taki.

Kepalanya nyaris tak bisa tegak. Bahkan di dalam taksi ia hanya bisa memberikan alamat apartemennya pada supir dan kembali tak sadarkan diri di bangku belakang.
Sang supir yang baik hati membangunkan sang vokalis ASK ketika sampai di depan apartemen.

"Ambil saja kembaliannya…" sambil teler, Taki memberikan beberapa lembar ribuan yen.
Bagi seorang selebritis sepertinya apalah artinya beberapa lembar ribuan yen.
Meski bukan itu yang diinginkan Taki setelah mendapatkan ketenaran yang ia impikan selama ini…

Setelah berjuang melawan mabuknya, Taki sampai di depan pintu kamar dan berusaha membuka kunci dengan pandangan mata yang nyaris berbayang-bayang tak henti. Kembali ia berusaha mengunci pintu setelah menutupnya dan sambil terhuyung menuju kamar tidurnya.

Sake yang ia minum tadi pasti belum hilang meski sudah pagi nanti.

Sang vokalis menjatuhkan tubuhnya dan akhirnya tak sadarkan diri penuh, tertidur pulas, tanpa perduli berganti pakaian dan membersihkan tubuh sebelumnya.


Benar saja. Pagi yang cerah membuat ruang apartemen Taki terang dengan sinar mentari yang masuk melalui celah tirai jendela.
Taki kembali berjuang melawan rasa pusing yang luar biasa di kepalanya.

Setelah minum obat, ia membersihkan seluruh tubuhnya. Hampir tak ada kata istirahat bagi Taki. Ia kembali harus pergi menjalankan jadwal yang telah tersusun padat dalam agendanya.

Satu hari penuh ia harus melakukan pemotretan, wawancara, latihan bersama band-nya serta mengaransemen lagu-lagu yang baru dikarangnya.

Begitu masuk studio, ia sudah harus menghadapi manajernya yang dengan panik berusaha membuat tegak kepala Ma-kun dan Ken-chan yang masih tak sadarkan diri setelah mabuk-mabukan semalam. Mereka berkali-kali mengeluh pusing, ingin muntah, mual-mual…

Tentu saja. Mereka minum sake lebih banyak daripada Taki dan yang lain.

Pemotretan dilakukan beberapa sesi. Ada untuk majalah, iklan poster, dan cover CD album. Wawancara juga dilakukan dengan beberapa wartawan dari majalah, tabloid, dan surat kabar yang berbeda dan waktu yang berbeda pula.

Dilanjutkan dengan latihan dan aransemen lagu bersama kedua sahabat Taki yang akhirnya dapat mendapatkan kesadaran mereka kembali setelah perjuangan sang manajer memberikan keduanya obat dan minum yang banyak. Kalau diperhatikan baik-baik, perut Ma-kun dan Ken-chan nampak sedikit kembung menonjol karena nyaris satu galon mereka tenggak atas paksaan sang manajer.

Taki Aizawa. Selebritis yang terkenal tidak pernah menampakkan senyumnya pada siapapun. Yang dikenal dengan sikapnya yang dingin dan serius. Mungkin hanya para personil ASK, Bad Luck, Nittle Grasper, dan beberapa kru yang jumlahnya segelintir yang bisa bercakap-cakap santai dengannya.

Sehari penuh itu benar-benar membuat Taki lelah. Nyaris beberapa kali ia melepaskan emosi. Namun amat sangat dimengerti oleh yang lain. Terutama Ma-kun dan Ken-chan yang sudah terbiasa dengan darah tinggi Taki.

Dan sebenarnya beberapa hal memang salah duo mambo itu…

Terutama karena jadwal mereka ngaret disebabkan oleh perjuangan sang manajer menyadarkan kedua personil ASK yang membuat pusing vokalisnya. Belum dengan kebiasaan kedua badut yang kadang tak bisa diajak serius sehingga lebih mengulur waktu.


"Otsukaresamadeshita…!"

Para kru saling berpamitan begitu hari penuh kesibukan itu usai. Taki turut membungkukkan tubuhnya pada mereka yang telah bekerja keras bersama-sama dengannya hari itu.

Langit gelap mulai terang karena lampu-lampu kota bersinar menyinari kegelapan malam. Suasana malam diramaikan dengan para pekerja yang hendak kembali ke rumah mereka setelah seharian bekerja dan melakukan kegiatan yang melelahkan. Sekian banyak bersantai menikmati hidangan di restoran dan warung makan yang buka menyambut mereka.

Taki memilih untuk langsung pulang ke apartemennya dengan taksi setelah menolak ajakan kedua sahabatnya untuk minum-minum sebelum pulang.

Ia berharap bisa langsung beristirahat dan menikmati suasana tenang di apartemennya yang sepi dan dingin.


Beberapa saat kemudian, Taki sudah mendapatkan dirinya sedang membuka kunci kamar. Lorong gelap apartemen sama sekali tidak membuat suasana hatinya menjadi lebih baik. Tubuhnya menggigil kedinginan setelah ditiup angin malam. Jaket dan syal yang dikenakannya sama sekali tak membantu.

Begitu ia membuka pintu, nampak seorang malaikat tanpa sayap memasang senyum yang menghangatkan hati Taki berdiri di hadapannya.

Malaikat berambut hitam mengenakan kaos putih yang Taki bisa kenali itu kaos miliknya nampak longgar pada sang malaikat.

Taki berdiri tanpa bisa menyembunyikan wajah terkejut.

Sang malaikat mendekat dan memeluk tubuh dingin sang vokalis. Memberinya ciuman kecil di bibir menunjukkan bahwa ia nyata berdiri di hadapan Taki.

"Selamat datang, Tacchi… Aku melihat konsermu kemarin dari televisi di Kyoto… kakakku sama sekali tak menginjinkan aku ke Tokyo kemarin dan ayahku memintaku menurutinya karena sudah membuatnya khawatir sejak aku menginap di rumahmu diam-diam selama tiga hari… Maaf…"

Bagai mantra yang menghangatkan hatinya, menyembuhkan jiwanya yang lelah, melupakan segala hal yang tidak menyenangkan di hari itu… Taki memanggil nama sang malaikat dengan nada bisikan yang mesra "Tatsuha…"

Tatsuha tersenyum lembut dan memeluk leher Taki. Tanpa ragu, Taki memeluk erat tubuh Tatsuha hingga kakinya terangkat tak menapak lantai.

Wangi sabun dari tubuh dan sedikit aroma deterjen dari kaos pada tubuh Tatsuha membuat Taki merasa di awang-awang. Ia tak sanggup lagi menahan hasratnya untuk memberikan ciuman begitu dalam pada sang malaikat.

Satu-satunya malaikat yang sanggup membuat sang Aizawa Taki tersenyum penuh kehangatan.

Tanpa ragu lagi, Taki menggendong tubuh Tatsuha dan membawanya ke kamar tidur, membaringkannya.

Bagai santapan malam yang begitu lezat, Taki melepaskan kain yang menutupi tubuh remaja berusia enam belas tahun itu dan menikmati kelezatan tubuh ramping Tatsuha dengan penuh gairah.

Sinar rembulan tak dapat menembus celah-celah tirai jendela kamar Taki, terhalang untuk mengintip kehangatan cinta kedua insan yang sedang beradu kasih penuh kerinduan.

Bagi Taki, Tatsuha seoranglah yang membuat apartemennya yang dingin menjadi penuh kehangatan. Membuatnya senantiasa merasakan bahwa ia memiliki rumah yang sempurna…

"Aku pulang, Tatchan…"