Disclaimer: Masashi Kishimoto
Chapter 1
Gadis itu berlari disepanjang koridor dengan membawa sekantung tepung terigu ditangannya. Rambutnya yang panjang telah tampak berantakkan, peluhnya mengalir disekitar pelipis wajahnya, tetapi ia tak peduli. Yang terpenting tepung ini sampai di pantry sekolah secepatnya.
Dari persimpangan koridor, seorang pemuda sedang menaiki skateboardnya dengan kecepatan tinggi. Ia tak melihat kearah depan karena kelas sudah begitu sepi.
"Awaass!" gadis itu berteriak, langkahnya terhenti dan secara otomatis menutup matanya.
Untung pemuda itu segera tersadar, berusaha secepat mungkin untuk berhenti. Tetapi pemuda itu sedikit terlambat, dia menabrak persis didepan gadis itu. Tabrakkannya pelan, tidak membuat gadis itu terjatuh, namun kantung berisi terigu ditangannya mengepul seperti asap.
"Uhuk... uhukk..."
Keduanya batuk bersamaan, tangan mereka mengipas-ngipas agar kepulan terigu itu cepat hilang.
Setelah benar-benar hilang, mereka baru menyadari bahwa jarak mereka teramat dekat. Wajah mereka yang semakin putih karena terigu tetap tak menyamarkan semburat merahnya.
"Maaf..." pemuda itu tersenyum simpul. Sejurus kemudian, dia melebarkan matanya. "Hinata."
Gadis itu mundur selangkah. Bagaimana bisa pemuda ini tahu namanya?
"Apa kau ingat aku?"
Gadis itu, Hinata, menyerngit.
"Aku Sasuke."
Hinata merasa kepalanya tiba-tiba terasa pusing. Sepertinya ia ingat, tetapi ia tak ingat. Maksudnya, ia telah lupa.
Hinata menggeleng. "Lupa."
Pemuda itu, yang mengaku bernama Sasuke tersenyum simpul kembali. Dia merogoh saku celananya. "Ini."
Hinata mengusap wajahnya dengan tisu yang disodorkan Sasuke, tak peduli bahwa seorang cowok yang membawa sesachet tisu itu sedikit konyol.
Setelah mengusap wajahnya sendiri dalam diam, dia mengarahkan tangannya kewajah Sasuke. Mengusapnya pelan.
"Wajahmu putih juga..."
Semburat merah diwajah keduanya semakin terlihat nyata.
"Ini... lap sendiri." Hinata menyodorkan tisunya dengan ekspresi kemalu-maluan, dan diterima tanpa banyak bicara oleh Sasuke. Hinata juga kembali menyodorkan sachet tisunya. "Terima kasih."
Hinata mengulum bibir tipisnya sejenak, kemudian berbalik, melangkah menuju pantry. Kali ini dengan langkah lambat, takut kejadian yang sama akan terulang.
Sasuke mengikuti langkah Hinata, perlahan agar gadis itu tak tahu dia mengikutinya. Lagi-lagi ia tersenyum simpul, walau gadis itu tidak mengingatnya sekarang, tetapi nanti... gadis itu akan ingat.
Sasuke yakin Hinata akan mengingatnya...
Karena Hinata gadis kecilnya.
*fyuh* sepertinya jika hanya pertemuan SasuHina kurang seru ya. Gimana kalau tambahin 'sesuatu' biar seru? Hehehe xD kira-kira apa ya? Kalau penasaran lanjutannya, yuk baca chapter selanjutnya! Ditunggu juga review-mu!
