LOVE ISN'T DISABLED
By : Hanarin No Himeko
Pairing : SasukexSakura
Warnings : OOC, AU,typos
Rated : T
Genre : Romance/Family
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Summary : Sakura Haruno, gadis cantik yang harus menerima perjodohan dengan Uchiha Sasuke yang buta. Bagaimanakah nasibnya?
.
.
.
Pagi telah mendatangi Kota Tokyo, masyarakat tengah sibuk melakukan aktivitas masing-masing. Mari kita lihat aktivitas gadis yang bernama Sakura Haruno.
.
.
.
Seorang gadis tengah melangkahkan kakinya menuruni tangga dengan tergesa-gesa, sesekali ia melirik jam tangan yang bertengger indah di pergelangan tangan kanannya.
"Kaa-san, aku berangkat dulu. Jaa ne," Teriaknya, lalu menyambar roti yang ada pada meja makan di tengah ruangan.
"Hati-hati Sakura-chan,"
Sakura Haruno, gadis berumur 16 tahun yang bersekolah di Konoha High School. Pandai, cantik, kaya, dan manis. Peringkat satu di sekolahnya. Ayahnya bernama Hiazhi Haruno dan ibunya bernama Mebuki Haruno. Rambutnya berwarna soft pink, memang aneh, mungkin hal ini bisa terjadi antara 1 dari 10 orang. Fenomena yang menakjubkan.
.
.
.
"Hah..hah..hah.." deru nafas Sakura terdengar jelas setelah berlarian menuju sekolahnya. Dikarenakan jarak rumah dan sekolahnya yang tidak terlalu jauh, maka Sakura memilih berangkat tanpa kendaraan pribadi.
Segera ia melangkahkan kaki mungilnya menuju kelasnya yang terletak di ujung koridor sekolah.
"Hey, Forehead." Teriak suara nyaring dari belakang Sakura, segera Sakura menoleh ke belakang dan mendapati sahabatnya tengah tersenyum ke arahnya.
"Tumben kau datang telat." Lanjut sahabat Sakura tanpa menghiraukan tatapan kesal darinya.
"Aku tidak telat Ino." Sahut Sakura ketus.
"Maksudku, tumben kau datang siang." Jelas Ino sambil melirik Sakura sekilas.
Sakura hanya mengendikkan bahunya lalu berjalan mendahului Ino menuju kelasnya.
Letak kelas mereka memang berbeda, karena Ino berada di kelas 12-2. Sedangkan Sakura berada di kelas 12-1.
.
.
.
KRING KRING KRING
Bunyi bel istirahat menggema di seluruh sekolah, dan para murid berhamburan keluar dari kelas. Dengan malas, Sakura melangkahkan kakinya menuju kantin untuk mengganjal perutnya yang sedari tadi berbunyi.
"Pig," teriak Sakura saat menyadari Ino berjalan jauh di depannya.
Sedangkan yang dipanggil segera menolehkan kepalanya lalu menghampiri Sakura.
"Forehead, ayo kita ke kantin, aku sudah lapar."
"Ayo."
.
.
.
"Ah..lelahnya." Sakura menghempaskan tubuhnya di kasur berukuran queen size miliknya. Setelah berbaring sekitar 10 menit, Sakura langsung beranjak dan mengambil handuknya lalu masuk ke kamar mandi.
10 menit kemudian…
Sakura keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang terlilit di tubuhnya. Dengan cepat ia melangkah dan mengambil beberapa pasang pakaian dari dalam lemarinya.
Saat semua sudah lengkap, Sakura keluar dari kamarnya lalu berjalan menuju ruang tamu hanya untuk sekedar menonton TV. Dilihatnya Kaa-sannya sedang duduk manis di sofa.
"Ah, kebetulan kau kesini Saku-chan." Ucap Kaa-san Sakura saat melihat anaknya duduk di sampingnya.
"Memang kenapa Kaa-san?" Tanya Sakura.
"Hmm, begini, Kaa-san akan menjodohkanmu dengan anak teman Kaa-san." Ucapnya yang sukses membuat mata Sakura membulat.
"A-a-apa!? a-aku bahkan tak mengenalnya." Ucap Sakura panic.
"Tenanglah Saku-chan, dia anak yang baik. Jadi kau tak perlu khawatir."
Sakura menghela napas kasar. Diliriknya Kaa-sannya sebentar, lalu ia berjalan memasukki kamarnya.
.
.
.
OTHER SIDE
"Aku menerimanya," ucap lelaki yang tengah duduk di sofa itu dengan datar. Sorot matanya kosong.
"Baiklah, pernikahan kalian 2 hari lagi."
"Hn,"
Ya, dia Uchiha Sasuke, lelaki berumur 21 tahun yang lahir dari keluarga Uchiha yang sangat terpandang. Parasnya tampan, mata onyx yang menawan, bibir tipis yang sexy, dan tubuh atletis. Sangat sempurna. Itulah gambaran yang tepat untuk seorang Uchiha Sasuke, tak dapat dipungkiri jika dia merupakan orang yang paling bahagia di dunia ini. Namun itu tidaklah lengkap dengan keadaan cacat yang ia miliki. Ia buta.
"Tou-san akan mengurus semuanya, jadi kau harus persiapkan dirimu, Sasuke."
"Hn,"
.
.
.
Sakura bangun dari tidurnya, segera ia menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Kebetulan hari ini adalah hari libur, jadi Sakura bangun lebih siang. Setelah selesai mandi dan memakai baju, Sakura segera melangkah ke ruang tamu.
"Saku-chan, hari ini kita akan pergi ke rumah tunanganmu." Ucap Kaa-san Sakura sambil membereskan ruang tamu.
Sakura menghela napas, sebelum akhirnya menjawab.
"Ya,"
.
.
.
Sasuke tengah berbaring di kasur empuknya. Sedari tadi pikirannya melayang-layang kemana-mana. Ia bingung, apakah nanti tunangannya akan menerima fisiknya yang cacat? Atau malah menolaknya lalu memutuskan tali pertunangannya?. Sasuke sendiri juga masih pusing akan jawabannya.
Setelah cukup lama ia berpikir, tiba-tiba seseorang membuka pintu kamarnya dan berjalan mendekatinya.
"Sasu-chan, sebentar lagi tunanganmu datang. Ayo persiapkan dirimu." Ucap Kaa-san Sasuke dengan lembutnya.
Sasuke bangun dari tidurnya lalu duduk bersila di atas kasur.
"Hn," setelah itu Sasuke berjalan menuju kamar mandi dibantu oleh Kaa-sannya.
.
.
.
Sakura telah selesai berdandan, ia mengenakan dress berwarna putih polos beserta beberapa aksesoris. Rambut panjangnya dibiarkan tergerai. Menambah kesan cute pada dirinya.
Ia berjalan keluar kamar, kaa-sannya telah menunggu di teras. Setelah sampai di ruang tamu, ia mempercepat langkahnya menuju teras. Setelah sampai di teras, mereka memasukki mobil dan melaju menuju kediaman Uchiha.
.
.
.
"Sasu-chan, kau tunggu di ruang tamu ya? Kaa-san masih ada urusan."
Sasuke hanya mengangguk lalu berjalan menuju ruang tamu sembari meraba-raba benda yang ada di depannya memakai tongkat supaya tidak tertabrak.
Setelah merasa sampai di ruang tamu, Sasuke duduk di sofa dengan tenang.
Tok Tok Tok
Terdengar pintu rumah kediaman Uchiha diketuk. Kaa-san Sasuke berlari untuk membukakan pintu. Senyum mengembang di wajah cantik istri dari Fugaku Uchiha ini ketika mengetahui siapa yang datang bertamu ke rumahnya-Sakura dan kaa-sannya.
"Ah, Mebuki-chan, apa kabar?" ucap kaa-san Sasuke sambil mempersilahkan Sakura dan kaa-sannya masuk.
"Baik, kau terlihat semakin cantik saja Mikoto-chan,"
"Kau bisa saja, Hm..Sakura? Kau cantik sekali." Ujar Mikoto sambil tersenyum memandang Sakura.
"Arigatou Mikoto baa-san,"
Mereka berbincang-bincang sambil berjalan menuju ruang tamu. Dikarenakan rumah keluarga Uchiha yang luas, jadi ruang tamu mereka cukup jauh dari pintu masuk.
Samar-samar Sakura dapat melihat lelaki berambut hitam legam dan sedikit mencuat tengah duduk di sofa.
'Jangan-jangan…'batin Sakura
"Nah Sakura, kenalkan, ini Sasuke." Ucap Mikoto sambil tersenyum lembut kearah Sakura. Sedangkan Sasuke tetap duduk manis di sofa sambil memegang tongkatnya.
"Sakura Haruno desu." Ucap Sakura sambil mengulurkan tangannya kearah Sasuke. Namun Sasuke hanya menggumamkan kata 'hn'. Dengan kesal, Sakura menarik kembali tangannya.
Setelah itu Sakura dan kaa-sannya dipersilahkan duduk oleh Mikoto.
"Ngh..Sakura, baa-san harap kau mau menerima Sasuke, walaupun ia-"
Mikoto menjeda sebentar kalimatnya, lalu menarik napas dan melanjutkan kembali kalimatnya.
"Buta," lanjut Mikoto.
Sakura menatap Mikoto tidak percaya, sedangkan Sasuke tetap terdiam dan Mebuki hanya tersenyum kearah Sakura.
"Jadi, Sakura?" Mikoto kembali melanjutkan kata-katanya setelah merasa tidak ada respon dari Sakura.
Sakura tersadar dari lamunannya. Segera ia menjawab.
"Ng..a-a-aku mau," Ucap Sakura pelan.
Mikoto tersenyum lega setelah mendengar penuturan Sakura.
"Sekarang kalian bisa menghabiskan waktu berdua," Ucap Mikoto sambil tersenyum penuh arti pada Sakura.
Mebuki dan Mikoto berjalan meninggalkan Sasuke dan Sakura berdua. Baik Sakura maupun Sasuke tidak ada yang bersuara. Setelah merasa bosan, Sasuke akhirnya membuka suara.
"Kenapa?" Ucap Sasuke pelan.
Sakura menautkan alisnya, lalu menjawab.
"Apanya?" Tanya Sakura.
"Kenapa kau mau menerima perjodohan ini?"
"Hm, aku hanya tidak ingin mengecewakan kaa-san."
"Hn,"
Akhirnya mereka kembali terdiam. Setelah beberapa menit mereka berdiam, Sakura membuka suara.
"Sasuke, kenapa kau bisa buta?" Ucap Sakura, namun setelah itu ia menutup mulutnya sambil merutuki dirinya yang sangat bodoh menanyakan hal itu.
"Maaf, aku tidak bermak-" belum sempat Sakura melanjutkan kalimatnya, Sasuke sudah memotongnya.
"Waktu itu aku mengalami kecelakkaan lalu lintas bersama kak Itachi, aku selamat tetapi aku mengalami buta permanen akibat pecahan kaca yang menancap di mataku, sedangkan kak Itachi, ia pergi untuk selamanya." Sasuke menundukkan kepalanya. Entah kenapa, Sakura mendekati Sasuke lalu memeluknya erat seolah ia merasakan kesedihan yang dirasakan Sasuke. Sontak Sasuke kaget akan perlakuan Sakura, namun ia membalas pelukan Sakura. Merasakan kehangatan yang selama ini ia inginkan.
"Aku turut sedih akan hal itu," Ucap Sakura sambil mengelus punggung Sasuke lembut.
Sasuke semakin mengeratkan pelukannya. Ia membenamkan wajahnya di lekukan leher Sakura. Menghirup aroma cherry yang menguar dari tubuh Sakura.
.
.
.
"Arigatou ne, Mebuki." Ucap Mikoto seraya membungkukkan badannya kearah Sakura dan Ibunya.
"Hahaha, Douitta." Jawab Mebuki sambil tertawa kecil.
Sakura hanya diam sambil memandangi ibunya dan ibu Sasuke yang masih asyik bercengkrama ria itu. Sesekali ia melirik Sasuke yang hanya diam di samping ibunya.
"Sakura, sampai jumpa besok."
Sakura tersadar dari lamunannya ketika ia mendengar namanya disebut.
"Ah, i-i-ya baa-san." Jawab Sakura cepat.
.
.
.
Sakura berbaring di kasurnya sambil memandangi langit-langit kamarnya. Entah mengapa, pikirannya melayang pada sosok yang baru beberapa jam lalu ia Sasuke.
"Dia tampan." Gumam Sakura sambil senyam-senyum tidak jelas.
"Tapi sayang, dia buta." Gumam Sakura lagi, dan seketika itu senyumannya memudar.
Ia mengacak rambutnya frustasi lalu memeluk guling di sampingnya. Sambil menggumamkan kata-kata yang tidak jelas.
.
.
.
WEDDING DAY
Sakura tengah mondar mandir di dalam ruang rias, ia merasa nervous setengah mati. Sebentar lagi ia akan menikah dengan Sasuke.
Sedangkan Sasuke tengah duduk manis di sofa yang ada di ruang riasnya. Jujur, Sasuke sebenarnya nervous juga. Tapi ia bisa menyembunyikannya dengan wajah datarnya.
"Saku-chan, cepat." Ucap Mebuki Haruno dari luar.
Sakura berjalan menghampiri ibunya dengan tampang ogah-ogahan. Sedangkan ibunya hanya menggeleng pelan melihat tingkah anaknya.
.
.
.
Sakura berdiri di dekat ibunya yang menyambut para undangan. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh gereja dan mendapati Sasuke sedang duduk di kursi dekat meja pendeta.
Ia tersenyum kecil menatap Sasuke yang terlihat sangat tampan hari ini. Tanpa pikir panjang, Sakura segera mendekati Sasuke.
"Sasuke." Sapa Sakura sambil duduk di samping Sasuke.
"Hn."
Sakura bingung harus memulai pembicaraan darimana, maka dari itu ia diam sambil berpikir apa yang harus ia bicarakan.
"Apa kau sudah siap?" Tiba-tiba Sasuke membuka suaranya, dan Sakura kaget dengan apa yang ditanyakan Sasuke.
"Te-tentu saja." Jawab Sakura.
Sasuke hanya mengangguk pelan lalu kembali terdiam. Setelah mereka sama-sama terdiam selama 15 menit. Ibu mereka menghampiri mereka.
"Sebentar lagi acara akan dimulai, ayo cepat." Ucap Mikoto sambil tersenyum.
Sakura hanya mengangguk lalu berjalan mengikuti ibunya. Sedangkan Sasuke masih terdiam di kursinya.
"Sasu-chan?"
Sasuke segera berdiri lalu dituntun oleh Mikoto untuk pergi ke atas altar.
.
.
.
Sakura berjalan dengan hati-hati bersama ayahnya menuju altar. Ia sudah sangat gugup sekarang. Bahkan ia tidak berhenti-berhentinya menghela napas. Sakura menatap Sasuke yang sudah berdiri di depan meja pendeta, ia tidak terlihat gugup juga tidak terlihat tenang. Sebenarnya Sakura bingung dengan ekspresi yang Sasuke tunjukkan sekarang.
Akhirnya Sakura tepat sampai di samping Sasuke, perlahan namun pasti Sakura lebih mendekatkan posisinya dengan Sasuke. Pendeta pun tersenyum lalu mulai menjabat tangan Sasuke.
"Apakah anda, Uchiha Sasuke, bersedia mengambil Haruno Sakura sebagai pasangan hidup anda, dan bersedia menemaninya selama hidup anda, dalam susah dan senang, dalam sehat ataupun sakit, kaya ataupun miskin, sampai selamanya?" Ucap sang pendeta.
"Ya, saya bersedia." Jawab Sasuke pelan namun tegas.
Sang pendeta pun melepas jabatan tangannya pada Sasuke lalu beralih ke Sakura.
"Apakah anda, Sakura Haruno, bersedia mengambil Uchiha Sasuke sebagai pasangan hidup anda, dan bersedia menemaninya selama hidup anda, dalam susah dan senang, dalam sehat ataupun sakit, kaya ataupun miskin, sampai selamanya?" Ucap sang pendeta persis seperti tadi.
"Ya, saya bersedia." Jawab Sakura mantap.
"Baiklah, silahkan mencium pasangan kalian." Ucap sang pendeta, dan Sakura bingung harus melakukan apa. Setelah berdiam sebentar, Sakura mendekatkan tubuhnya ke Sasuke dan mencium pipinya. Pipi Sasuke pun merona karenanya.
Tepuk tangan para tamu membahana di seluruh gedung gereja ini. Membuat Sakura tersenyum senang akibatnya. Sedangkan Sasuke hanya tersenyum tipis.
Hari ini, Sakura resmi menjadi istri Sasuke. Sakura resmi mengganti marga Haruno menjadi Uchiha. Sakura menjadi pendamping hidup Sasuke sekarang, besok, dan selamanya.
.
.
.
Sakura dan Sasuke berdiri berdampingan, sekarang saatnya untuk Sakura melempar bunga yang sedari tadi ia pegang.
1
2
3
Sakura melempar bunga kearah para tamu. Dan mereka pun mulai berebutan mengambil bunga tersebut. Sakura tersenyum, lalu melirik kearah Sasuke yang terdiam.
.
.
.
Disinilah Sakura sekarang, di rumah barunya dengan Sasuke. Ia duduk di atas ranjang. Sedangkan Sasuke, ia sepertinya sudah tertidur. Sakura mulai naik ke atas ranjang dan berbaring dengan posisi membelakangi Sasuke.
.
.
.
Pagi telah datang, Sakura tengah sibuk menyiapkan makanan untuk suaminya.
Setelah selesai menyiapkan makanan, Sakura berjalan menuju kamarnya dan Sasuke. Ia mulai membangunkan Sasuke dengan perlahan
"Sasuke." Panggil Sakura lembut sambil mengguncangkan bahu Sasuke pelan.
"Ngh.." Sasuke mendesah pelan.
"Sasuke," Panggil Sakura lagi, dan sukses membuat Sasuke terbangun dari tidurnya.
Sakura tersenyum lembut walaupun tidak dapat dilihat oleh Sasuke.
"Ayo sarapan," Ujar Sakura lembut.
Sasuke hanya mengangguk, lalu mulai bangkit. Lalu berjalan menuju ruang makan dengan dituntun oleh Sakura.
.
.
.
Sasuke duduk di kursi meja makan sambil melahap makanan yang disuapi oleh Sakura. Ia merasa dirinya tidak berguna. Seharusnya ia yang menjaga istrinya. Tapi, malah istrinya yang menjaganya.
Setelah Sasuke selesai makan, Sakura berjalan ke dapur untuk mencuci piring. Sasuke tetap terdiam karena menunggu Sakura. Tidak mungkin ia berjalan sendiri ke kamarnya tanpa dituntun. Bisa-bisa ia menabrak tembok.#dichidori.
.
.
.
Sakura telah selesai membersihkan meja makan dan mencuci piring. Sekarang ia berjalan mendekati Sasuke untuk mengantarnya beristirahat di kamar.
"Sasuke," Panggil Sakura sambil menepuk bahu Sasuke pelan.
Sasuke bangkit dari kursi. Namun sebelum mereka berjalan menuju kamar. Sasuke mengatakan sesuatu.
"Aku ingin mandi."
"Baiklah, aku antar ke kamar mandi." Jawab Sakura riang.
"Hn."
.
.
.
Mereka pun sampai di depan pintu kamar mandi.
"Sudah sampai, Sasuke."
Sasuke tetap diam.
"Ano…Sasuke, kenapa kau ti-"
"Aku tidak bisa mandi sendiri, kau harus memandikanku."
Mata Sakura sukses membulat mendengar penuturan Sasuke.
"A-a-apa? Kau bercanda'kan?" Tanya Sakura tak percaya. Sedari tadi ia terus meneguk ludahnya.
"Kau sudah menjadi istriku."Jawab Sasuke datar.
Sakura menghela napas pendek, diambilnya handuk yang terletak dekat dengannya.
"Baiklah." Ujar Sakura pasrah.
Mereka pun masuk kamar mandi, Sasuke membuka bajunya dibantu oleh Sakura. Namun, tiba-tiba Sakura berhenti.
"Ngh..Sasuke, kau bisa membuka celanamu sendiri'kan?" Tanya Sakura pelan.
Sasuke mengangguk pelan lalu mulai membuka resleting celananya lalu menurunkannya. Sakura segera memunggungi Sasuke.
"Sudah." Ucap Sasuke.
Sakura lalu berbalik menghadap Sasuke dengan mata tertutup. Betapa gugupnya dia sekarang. Bahkan yang membuat fic ini saja tidak tahu seberapa gugupnya Sakura -_-
DEG DEG DEG
Sakura semakin gugup saja saat Sasuke kembali berbicara.
"Aku mau mandi sekarang."
Sakura kembali meneguk air liurnya. Apakah yang akan ia lakukan sekarang? Ia benar-benar bingung.
"Ah…i-iya."
TBC
