"Dulu di akademi ninja kan tidak ada kelas fisika."

"Haduh, papah payah."

"Sejak kapan mereka menambahkan pelajaran fisika di akademi ninja" Naruto menggaruk kepalanya, bingung

Boruto juga menggaruk kepalanya, bapaknya sama sekali tidak mengerti tentang fisika atau kimia, padahal ada setumpuk tugas fisika di depannya, dan tugas itu harus dikerjakan sebagai syarat mengikuti ujian chunin. (GILA, sejak kapan ninja harus ngerjain tugas fisika buat syarat ujian chunin)

"Pah, papah kan Hokage, masak nggak ngerti tentang fisika? "

"Papah tahunya ekonomi, sosial, dan budaya, dan juga politik" Naruto menjawab dengan senyuman legendarisnya

"Seorang Hokage tidak perlu mengerti tentang fisika."

"Payah, kalau matematika, bisa?"

"Bisa"

"Diketahui dua buah lingkaran dengan pusat A dan B, dengan panjang jari-jari masing-masing 7 cm dan 2 cm. Jika jarak AB = 13 cm, maka panjang garis singgung persekutuan luar kedua lingkaran tersebut adalah..."

"Aduh, kalau garis singgung papah gak tahu"

"Yaelah, katanya bisa matematika"

"Bisa, tapi cuma materi yang ada di akademi ninja."

"Anjir, ini bapakku Hokage tergobl*k sedunia. Hokage macam apa yang nggak ngerti aljabar, atau garis singgung"

Boruto pengen banget ngeluarin kata-kata itu, saking mangkelnya, tapi dia tahu bahwa yang diterimanya berikutnya adalah Rasengan, Batu Nisan dan, sekeranjang bunga

Boruto memang termasuk anak yang cerdas di timnya. Dia paling pintar matematika dan fisika di timnya, hanya kalah sedikit dengan Shikadai, Si rangking 1 di kelasnya dulu.

Naruto? Kalau dibandingkan dengan dunia nyata, tingkat kecerdasan Naruto itu seperti anak kelas 6 SD. (Hanya berlaku untuk pelajaran matematika dan fisika, selain itu, dia sepintar anak kuliahan) Barangkali pas dia masih kecil dia nggak pernah dengerin penjelasan guru, atau mungkin Kakashi nggak pernah ngajarin dia matematika, Padahal Sasuke pinter banget matematika *digampar Naruto*

"Kalau, Biologi?"

"Bisa"

"Hmmm, Organ tubuh yang berfungsi untuk menyaring darah?"

"Ginjal"

"Kalau untuk memompa darah?"

"Jantung"

"Kalau saluran di telinga yang menghubungkan rongga telinga dan mulut?"

"Saluran Eustachius."

"Nah, papah ternyata pintar biologi, HORE"

Siapa yang ngajarin Naruto biologi? Tentu saja si ekor sembilan, atau Kurama.

Sebenernya Boruto pengen banget nanya soal serangan pain. Tapi nanti ruang tamu itu akan berubah menjadi gedung seminar, cuma kurang microphone sama speaker doang

"Ini jawabannya B" Naruto tiba-tiba menunjuk soal nomor sepuluh pada kertas Boruto

"Apa? B?"

"Iya"

"Bener?"

"Iya"

Boruto sendiri nggak yakin sama jawaban bapaknya,

"Ini jawabannya 1000 Newton, loh?"

"Iya memang 1000 Newton"

"Papah, yakin jawabannya B?"

"IYA JAWABANNYA B!!" Naruto berusaha menahan amarahnya

"Bukannya C, 2500 Newton"

"JAWABANNYA B, SERIBU NEWTON!!"

"Cara ngitung nya gimana?"

"Ini bocah campret kebanyakan bacod ya" Naruto berusaha menahan emosinya, ia tidak tega mengatakan anaknya seperti itu

Boruto mencoba menghitung kembali jawabannya, ternyata memang benar, seribu Newton.

"Eh, ternyata benar, jawabannya 1000 Newton" Boruto tersipu malu

Naruto berusaha menenangkan dirinya, dia tidak mau kena kasus KDRT, Hanya karena anaknya yang cerewet itu.

Mungkin lain kali, dia bisa minta Shikamaru mengajarinya matematika dan fisika.

Tapi sekarang ini, mungkin dia harus minta bantuan istrinya yang lebih pintar dalam matematika dan fisika dibandingkan dengan nya