Kata orang, belanja bersama keluarga itu menyenangkan.
"Oi tunggu!"
Sementara beberapa orang mengatakan itu hal yang merepotkan.
"Cih, kemana orang itu?"
Nah, menurutmu, pendapat siapakah yang benar?
BELANJA
story by : n quadrat
Naruto jelas milik Masashi Kishimoto
warning : typo, tidak sesuai EYD, masih nubie, dan berbagai warning lainnya.
Beberapa menit yang lalu.
"Malam ini mau masak apa Hinata-chan?"
"Apa ya? Naruto-kun ingin makan apa?"
"Ramen!"
"Tidak boleh Naruto-kun, sarapan tadi kan Naruto-kun sudah makan ramen."
"Kumohon Hinata"
"Ti-dak-bo-leh-Na-ru-to-kun"
Aku hanya bisa menghela nafas dalam. Kalau sudah seperti ini, aku sangat sangat sangat tahu bahwa Hinata tidak akan berubah pikiran. Jelas aku harus menunggu sebulan lagi hingga bisa kembali makan ramen. Ah, ngomong-ngomong, saat ini kami, aku dan istri ku, sedang pergi berbelanja kebutuhan bulanan. Bukannya Istriku manja atau bagaimana, tetapi dia sedang hamil 5 bulan, dan karenanya aku merasa wajib meninggalkan seorang bunshinku untuk mengerjakan tugas hokage sementara aku menemani Istriku berbelanja bulanan. Toh, aku seorang pemimpin desa juga butuh meluangkan waktu untuk keluarganya kan?
"Naruto-kun, apakah tidak apa-apa?"
"Eh? apanya yang tidak apa-apa Hime?"
"Meninggalkan pekerjaanmu sebagai Hokage."
"Secara teknis Hinata-chan, aku tidak meninggalkan tugasku sebagai Hokage."
"Karena kau meninggalkan bunshin mu? Tapi bukankah perasaanmu tidak berada disana?"
Oh, kita mulai lagi. Inilah topik tak terselesaikan milik kami berdua. Kalau aku dan Hinata berdebat, biasanya karena dua hal. Pertama, rasa ramen apa yang akan kita makan bulan depan? Dan kedua, apakah mengerjakan tugas Hokage menggunakan bunshin termasuk hal yang berperasaan atau tidak. Selain kedua hal itu, aku jamin, kami selalu setuju dan mendukung usulan satu sama lain.
"Ah, Hinata, bagaimana kalau kita memikirkan apa saja yang perlu kita beli?"
"Hmm, benar juga, kita kesampingkan dulu tentang bunshin."
Lega aku mendengarnya. Kalau diteruskan, bisa jadi sepanjang acara belanja kami akan meperdebatkan hal itu.
"Jadi, apa saja yang harus kita beli?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.
"Kita mulai dulu dari peralatan mandi."
Dan begitulah acara belanja kami berjalan lancar hingga...
"Ini gawat Naruto-kun!"
"Eh? ada apa Hinata-chan?"
"Ramennya.."
Ramen? Ada apa dengan ramennya? Refleks aku mengikuti arah pandangan Hinata.
"Kiamat"
RAMENNYA HABIS TERJUAL!
"Naruto-kun? Naruto-kun kau tidak apa-apa?" tanya Hinata sambil menarik lengan bajuku.
"Hinata-chan, serahkan ini padaku."
"Eh?"
Whuss! Aku berlari secepat yang aku bisa. tujuanku adalah meja kasir! Hanya demi menjaga nama baik Hokage dan keluarga Hyuga, aku menahan diri untuk menggebrak meja kasir dan mencoba bertanya baik-baik.
"Maaf, apakah semua stok Ramen benar-benar telah habis?"
"Biar saya cek dulu, Hokage-sama." kata pria muda penjaga kasir. Dia lalu mengalihkan perhatiannya kepada komputer kasir dan mengetik beberapa kode (mungkin kode barang atau sejenisnya, aku tak terlalu mengerti). Setelah beberapa saat, pria itu kembali menoleh pada dan...
"Stok Ramen di gudang persediaan kami memang sudah habis, paling lambat kami akan mendapatkan stok kembali, emm, kira-kira dua bulan lagi."
KIAMAT! Benar-benar kiamat! Untuk memperjelas saja, hari ini merupakan hari terakhir dalam bulan ini dan merupakan jadwal kami, aku dan Hinata, untuk makan ramen. Bukan ramen biasa lo! Tetapi Pemium Nabati Ramen! Kuulangi, Premium Nabati Ramen! Satu-satunya ramen yang diijinkan untuk kumakan oleh Hinata dan itu pun hanya sebulan sekali! Karena itulah, Premium Nabati Ramen (apapun rasanya) adalah makanan yang sangat berharga bagiku!
Sialnya, ramen jenis itu hanya tersedia di supermarket ini, supermarket pusat Konoha. Dan baru kali ini satu-satunya penjual Premium Nabati Ramen kehabisan stok! Sepertinya desa harus membantu industri kecil seperti pembuat Premium Nabati Ramen agar mereka bisa berkembang dan menjual produk mereka ke segala penjuru Konoha! Atau jika perlu segala penjuru dunia! Bahkan harus diusahakan agar distribusinya bisa mencapai dunia anime lain!
"Ah, Hokage-sama, tapi ini aneh."
Refleks aku menoleh, apakah masih ada secercah harapan?
"Memang stock di gudang memang telah habis. Tetapi sebenarnya, stock terakhir baru dikeluarkan dari gudang hari ini. Jika anda mendapati stock di rak habis, maka pasti pembelinya masih ada di supermarket ini."
"Bagaimana kau bisa yakin?"
"Di komputer, masih tertulis sisa tiga stock di rak, itu berarti pembeli yang mengambilnya belum membawa belanjaanya ke meja kasir. Tentu saja anda masih memiliki kesempatan jika bisa mene.."
"TAJUUU KAGEBUNSHIN NO JUTSU!"
Duar!
"Kyaa!"
"Ada apa ini?"
Ratusan bunshin muncul di dalam supermarket. Masih ada kesempatan! Dengan Bunshin sebanyak ini, menemukam pembawa Premium Nabati Ramen dalam supermarket terluas di Konoha bukanlah masalah. Yang perlu kulakukan adalah mencari dan bicara baik-baik. Yosh! Demi ramen!
"Bunshinku! Dengarkan aku! Saat ini ada tiga pembawa Premium Nabati Ramen di dalam supermarket ini! Tugas kalian adalah mencari salah satu dari mereka dan menempelkan tanda Hiraishin di keranjangnya! kalian mengerti?
"Yaaaaaa!" seru para Bunshin membahana.
"Ini demi jatah makan Ramen bulanan kita, jadi kerahkan seluruh kemampuan kalian! Berpencar!"
Dengan begini, pasti akan kutemukan Ramen itu! Mengacuhkan tatapan kaget dari para pembeli, aku mengucapkan terimakasih pada penjaga kasir dan mulai berlari mencari si pemegang ramen. Pokoknya harus kutemukan!
to be continue...
