The Note

Disclaimer : The Character in this fict is belong to Masashi Kishimoto

Rate : T (BAKALAN BERUBAH JADI M BUT FOR LANGUAGE)

Genre : Horor(?),Mystery(?) Romance.

A/N : Ini ff genre horror pertama saya, so…. Harap maklum. NaruHina Haters diharap pulang jika tidak ingin membaca ff ini. NO EYD ,(MISS) Typo, Gaje.

THE NOTE.

Pagi ini terasa begitu dingin. Bukan dingin seperti pagi biasa, tapi terasa sangat menusuk tulang. Aku Hanya bisa menyembunyikan kedua tanganku dibalik saku jaket yang ku pakai. Yah. Sekarang tepat jam 06.30 pagi, dan jalanan masih sepi, hanya terlihat orang-orang yang bersiap membuka toko mereka. Kini kaki ku terhenti di sebuah gerbang nan besar serta tinggi menjulang. Menjadi pembatas antara dunia luar dengan dunia penuh dengan ilmu. Dengan segenap kekuatan Hati aku mulai masuk menyusuri koridor sekolah itu. Yah . Nama ku Hyuga Hinata, aku seorang gadis yang hidup dengan mengandalkan kemurahan Hati seseorang. Aku gadis yang entah sejak kapan menjadi bahan favorit untuk di Bully. Maka dari itu setiap pagi aku selalu berdoa pada tuhan agar satu-persatu orang yang membully ku mati dengan mengenaskan, Permintaan yang kejam bukan? Tapi belum seberapa dengan penderitaan yang kurasakan selama 2 tahun ini. Semua itu terjadi Hanya karena aku menyelamatkan salah seorang temanku. Namanya Kiba, seorang pria dengan kaca mata yang selalu bertengger dimatanya. Saat itu ia tidak sengaja menyenggol seorang senpai yang terkutuk hingga minuman yang ia pegang tumpah mengenai seragamnya. Dan itu adalah Minggu pertama kami masuk SMA sampah ini, senpai biadap itu langsung menghajar kiba tanpa mendengar permintaan maaf pemuda itu, dan aku langsung menengahi mereka,namun saat aku menengahi mereka,senpai bodoh itu malah memperingati kepada seluruh siswa, "bagi siapapun yang berteman dengan gadis bodoh ini, maka kalian akan bernasib sama dengan bocah bodoh ini!" lalu ia pergi meninggalkan kami, dan 3 hari berikutnya Kiba pindah ke Osaka. Kalian bisa menebak bukan bagaimana keadaanku?.

Sekarang langkah ku terhenti tepat di neraka dunia yang diciptakan oleh si Uzumaki sialan itu. Kelas 2-1 terlihat begitu menyeramkan. Tidak ada siapa-siapa dikelas ini,itu karena tidak mungkin konglomerat-konglomerat itu datang pagi-pagi-lebih tepatnya- datang satu setengah jam sebelum pelajaran dimulai. Aku pun meletakkan ranselku di bangku belakang pojok kanan dekat jendela. Lalu aku pergi meninggalkan kelas menuju perpustakaan, karena Hari ini mereka memintaku untuk menemukan Materi tugas kelompok Biologi mereka, semua ada 6 kelompok, jadi aku Harus mencari 6 buku Biologi yang berbeda dalam waktu satu setengah jam sebelum bel pelajaran pertama berbunyi.

Kini aku sudah berada di perpustakaan, hanya berjarak 2 kelas dari kelas ku. Perpustakaan ini tampak sepi sekali. Hanya ada seorang petugas wanita yang berjaga seperti biasa. Tapi aku sangat penasaran melihat wanita itu. Setiap Hari ia selalu ada tepat waktu, ia tidak pernah tersenyum bahkan terlihat berbicara dengan orang lain sekalipun. Jika bisa aku deskripsikan ia mungkin lebih tua dariku 4 tahun, berambut blonde yang panjang dengan poni yang menutupi sebagian wajahnya, tatapan matanya kosong dan jarang sekali beranjak dari meja-tempat petugas perpustakaan. Aku berjalan mendekati petugas yang aku tau bernama ino.

"ah…etoo…apa Ino-san tahu di-dimana,dimana letak buku biologi untuk kelas 2?" tanya ku sedikit gugup.

"Maaf Kan Aku!" seru nya Asal dengan nada mencekam, aku pun hanya bisa meremas sisi rok ku untuk menghilangkan sedikit rasa takut yang kini menyerang ku.

"G-Gomen, tap-tapi apa anda bi-bisa me-menunjuk kan lorong buku biologi kelas d-dua?" Tanya ku lagi, sedikit menormalkan ekspresi ketakutanku. Tapi kini ia Hanya mengacungkan tunjuknya kearah sebuah Rak dekat jendela, dan Rak itu terlihat berdebu karena tidak pernah disentuh sedikit pun. Aku hanya bisa menelan ludah,pantas saja mereka tidak mau mencari buku itu sendiri!sialan!. Setahu ku, itu adalah Rak paling mengerikan di SMA ini,katanya itu adalah tempat dimana seorang siswi yang frustasi dan nekad bunuh diri dengan menyayat Nadinya serta menusuk perutnya dengan sebuah belati, katanya, ia juga meninggalkan sebuah catatan sebelum kematiannya tepat di rak itu. Entah apa isi nya aku juga tidak tahu.

Kaki ku mulai terasa gemetar saat mendekati rak itu,yap! Kini aku tepat berada di depan Rak itu dan dengan sesegera mungkin menyelesaikan urusan ku disini. Perlahan tapi pasti kini aku sudah mengumpulkan 5 buah buku biologi yang berbeda, dan kini harus mencari buku terakhir untuk kelompok Shion-san. Kini seluruh perhatian ku tersita pada sebuah buku yang terlihat bersinar di kerumunan buku usang. Buku itu juga terlihat lebih bersih dari buku-buku yang lain,dengan seluruh kebahagiaan yang aku punya, dengan senyum yang mengembang sempurna. Aku pun menyambar buku itu dengan cepat, namun kini senyum ku yang merekah harus kembali layu saat sebuah kertas putih yang terlihat usang terjatuh dari buku itu, terlihat setitik noda darah di lipatan kertas usang itu. Dengan sisa sisa keberanian, aku pun meraih kertas yang kini berada di samping sepatu ku, lalu perlahan membuka kertas itu 'apa ini..' batin ku menerka-nerka apa yang ada di balik kertas usang itu. Namun saat ingin membuka kertas itu tiba-tiba sesosok suara berbisik padaku. "akhirnya ku temukan kau" bisik nya dengan samar, namun terdengar jelas di telinga ku. Seketika kuduk ku meremang. Dengan perlahan namun pasti aku meninggalkan rak itu dengan cepat. Saat aku berlari menuju pintu keluar, tiba-tiba ino-san meneriaki ku, dan kini wajahnya terlihat sangat lega dan sulas senyum menghiasi wajah pucatnya. "Kuharap Kau membantunya! Aku bisa lega Sekarang!" begitu lah detail yang di katakan Ino-chan. Aku Hanya menatap penuh tanda tanya. Dan bergegas meninggalkan ino-chan tanpa menjawabnya.

[PUKUL 09.45]

Seperti biasa, sekarang adalah jam istirahat dimana semua penghuni kelas menghambur keluar dengan perasaan berbunga- bunga. Namun tidak bagi ku, aku Hanya bisa duduk di kelas dan memakan bento yang sudah ku bawa, aku tidak punya uang yang cukup hanya untuk sekedar membeli sebuah takoyaki di kantin, apalagi untuk membeli makanan yang mewah. Aku Hanya termenung setelah mengeluarkan bento ku, kini mata ku terfokus pada sebuah kertas usang yang kutemukan di perpustakaan tadi. Aku masih penasaran dengan isi nya. Dengan mengumpulkan semua keberanian, ku geser bento yang menghalangi kertas itu, lalu perlahan, aku membuka kertas itu. Kini angin berubah menjadi kencang, membuat jendela yang berada di samping bangku yang ku tempati menjadi terayun di terpa angin kencang. Mendadak kelas terasa aneh, kelas ini seperti berubah menjadi warna kusam, dan ini sangat aneh, seakan ini tidak nyata. Dan hanya dirikulah yang nyata di sini. Sesaat sunyi menyerang dan menghilang setelah sebuah suara yang tidak ku kenal.

"aku rasa si gadis bodoh itu akan menyerah sasuke-kun!" seru seorang gadis dari luar kelas. 'sasuke?siapa sasuke?' batinku yang masih duduk di tempat ku. Beberapa saat setelah suara itu, pintu kelas pun terbuka. Menampilkan seorang Pria dengan rambut ravennya serta mata nya yang berwarna onyx ia terlihat sangat tampan, namun terkesan dingin. Setelah pria itu, masuk seorang wanita dengan rambut blonde yang panjang hingga batas bahu, rambutnya di kuncir kuda dengan poni yang sedikit menutupi sisi wajah nya dan entah mengapa perasaanku mengatakan kalau gadis itu… "INO-CHAN" "ke-kenapa ada ino-chan di sini?" Pekik ku kaget. Namun Hebatnya mereka tidak mendengar ku. 'dimana ini?'

"Ino-berhenti seperti itu…. Aku masih belum puas!" jawab pria itu Dingin. Lalu duduk tepat di samping jendela, mata onyx nya terlihat menerawang kearah lapangan olahraga. Aku pun mengikuti kegiatannya, mata ku juga ikut menerawang ke objek yang di lihat pria bernama sasuke itu. Hanya ada seorang gadis di sana, gadis berambut softpink yang terlihat mengusap mata emerald nya, seragamnya sama seperti ku, Cuma tampak sedikit kotor, dan ada sedikit goresan di sudut bibir nya. Sejenak aku merasa terhenyak saat melihat kondisi gadis itu. 'kenapa ia terluka? Apa ia di hajar seseorang?'batin ku peduli, namun akhirnya pria berambut raven itu menghancurkan focus ku. Dengan sebuah gumaman yang ntah apa maksud nya.

"Aku akan memiliki mu sepenuhnya,SAKURA"

Dan wush! Tiba-tiba semua penglihatanku memburam, semua yang ku lihat menghilang dengan sendirinya berganti dengan sebuah ruang kosong yang kini terlihat normal kembali. Sesaat aku mengerjapkan mata ku dan…

"Hey Hyuga! Sekarang kau sudah berani mengabaikan perintah ku hah!?" tiba-tiba mata ku menangkap seorang Pria dengan Rambut blonde dan mata secerah langit itu menatapku murka, aku Hanya bisa menatapnya datar, apa yang harus kulakukan? Jika aku sudah tahu apa yang akan di perbuatnya pada ku. Mungkin kali ini dia akan membuang bento ku, atau menyuruhku untuk membeli 5 minuman berbeda di kantin, atau ia akan menghajarku?, apa peduli ku?

"G-Gomen Uzumaki Senpai, Aku- yang-yang bersalah….aku akan menerima Hukuman dari-mu.." Jawab ku pasrah, toh…melawan dan tidak melawan akan mendapatkan hukuman yang sama.

"huh!kalau begitu ikut aku ke atap dan kau akan menerima Hukuman mu di sana! Bersiaplah!" Jawabnya dengan seringai setan kemenangannya. Cih bangsat!. Apa kali ini ia akan menghajarku? What the Hell!.

"Dan Kalian! Semua! Jangan ada yang berani ikut ke atap jika kalian masih sayang dengan nyawa kalian!" ancam si Uzumaki Naruto senpai idiot itu. Argghhhh…..kenapa kau tidak menciptakanku sebagai pria dengan kekuatan super, kami-sama?agar aku bisa menghancurkan pria menyebalkan ini tanpa harus takut! Dengan sekuat tenaga nya ia menyeret ku yang belum sempat meletakkan kertas usang itu ke meja.

Tentu di sepanjang perjalanan menuju atap sekolah aku dan si senpai mijikai ini menjadi bahan tontonan menarik, bahkan ada yang sampai berani taruhan kalau aku akan di dorong dari atas atap sekolah. Dasar kalian! Aku harap kalian matilebih dulu dari pada aku. Akhirnya kini Kami sampai di atap sekolah dengan penjagaan super ketat dari algojo- algojo si Namikaze ini. Kini ia melepaskan tanganku yang telah terserang kesemutan akut.

"Hey Hyuga! Mendekatlah padaku!" perintahnya, sebenarnya aku sedikit takut jika kali ini aku di eksekusi terjun dari atap sekolah. Apa lagi asusmsi ku di perkuat dengan posisi Naruto Senpai yang berada di pinggir atap sekolah. Aku Hanya bisa menggeleng lemah kepada Naruto senpai dan dia membalasnya dengan tatapan bengis. Mau tidak mau, suka tidak suka, Harus mau dan Harus Suka, aku berjalan mendekat Naruto senpai.

"A-apa, Hu-Hukuman ku kali ini senpai?" Tanya ku sedikit bergetar. Kini sudah bisa kurasaan kalau wajahku mulai memanas menahan air mata. Namun dengan seketika ia membuka seragam nya, dan dengan secepat kilat pun aku berbalik membelakanginya.

"A-Apa yang akan Senpai Lakukan?" Tanya ku memberanikan diri.

Dengan cepat ia menyambar tangan ku untuk berbalik menghadapnya,masih dengan mata yang tertutup aku berbalik menghadapnya. Kini tangan ku diletak kannya di dadanya. Dan aku merasakan adacairan aneh yang membasahi dadanya, bau nya begitu menusuk ke hidungku aromanya seperti besi dan sedikit amis, perlahan aku membuka mata ku untuk melihat apa yang ku pegang, "Da-darah!" pekik ku kaget saat melihat darah yang kini ikut berlumuran di tangan ku, kini mataku menatap dada Naruto senpai dengan mata berkaca. Entah kenapa setiap melihat darah aku selalu bergetar dan menangis. Dengan reflex ku tutupi luka yang menganga di dada Naruto senpai dengan tangan ku, bisa kulihat ia meringis.

"N-naruto senpai, Kenapa –bi-bisa terluka?" Tanya ku Khawatir, dengan tangan yang masih berada di dada nya,ia Hanya tersenyum lalu mengeluarkan sesuatu dari Saku celananya. Segulung perban, obat luka dan antiseptic.

"Hukuman mu Hari ini adalah mengobati Luka ku…" jawab Naruto-senpai lalu duduk di lantai atap dan aku pun mengikuti nya.

Pertama aku membersihkan luka Naruto senpai dengan antiseptic. "aww…sakit…" ringisnya, lalu aku Hanya menatap nya dengan wajah datar "dasar senpai baka" gumam ku pelan. "apa?" tanya nya, sepertinya ia mendengar sedikit umpatan ku. "tidak ada," jawab ku. Lalu setelah darah yang menutupi luka Naruto-senpai memudar segera ku berikan obat luka pada luka itu dan menutup luka itu dengan perban .

"sudah selesai!" sorak ku dengan menangkup kan kedua tangan ku pelan. Naruto senpai Hanya menatap ku dengan tatapan geli.

"kenapa kau terlihat begitu bahagia?" Tanya Naruto senpai sok dingin.

"ah-anoo….Go-gomen, jika-jika itu mengganggu uzumaki Senpai…." Jawab ku sedikit takut. Lalu aku beranjak berdiri dari duduk ku jika saja tangan ku tak di tahan oleh Naruto-senpai…

"pakaikan seragam ku! Itu Hukuman untuk mu karena kau sudah memanggilku dengan nama kecil ku!" perintahnya lalu tersenyum setan.

"Tap-tapi,"

"aku Hitung sampai 3, ichi!,"lanjut nya

"b-baiklah.."

"NI!" aku berusaha duduk kembali

"ssssssssssssssaaaaaaaaaaannnnnnnnnn" dan kini aku sudah memegang seragam Naruto- senpai yang sedikit berlumuran darah.

"kau pintar!" puji nya dan lebih tepat nya ia menjatuhkan harga diri ku, kini satu persatu kancing Naruto senpaisudah ku pasang dengan sempurna dan Hanya tinggal 2 kancing teratas, Namun kegiatan ku harus terhenti saat Naruto-senpai mengambil kertas yang ku temukan di perpustakaan itu dari saku seragam ku.

"apa ini?" tanya Naruto senpai dengan mengayunkan kertas itu di depan mata ku.

"itu surat cinta…" balasku asal, aku kira dia tidak peduli dengan kertas itu. Seketika wajahnya berubah, entah apa arti tatapan nya itu. Memangnya aku peduli?

"hahaha!siapa yang berani mendekati mu setelah ancamanku di tahun pertama mu hah?" gelak nya dengan terpingkal-pingkal.

"aku akan membaca surat ini!" Ujar nya lalu memegang tangan ku yang tengah memasang kancing teratas seragamnya. Aku pun hanya bisa memberi isyarat lewat mata, seakan mata ku mengatakan " baca saja!"

Perlahan Naruto senpai membuka lipatan kertas usang itu, tiba-tiba angin bertiup kencang, langit yang tadinya cerah berubah menjadi kertas itu sudah terbuka dengan sempurna, Tangan Naruto senpai yang masih memegang tangan ku terasa berkeringat. Lalu ia mulai membaca isi kertas itu.

"Hari ini tepat tanggal 31 januari 2010 aku mengakhiri semua nya, bersama dengan bayi ini,kutukan, beserta semua rasa sakit yang di torehkan sekolah ini padaku, kau!hey kau yang membaca atau yang mendengar surat ini, aku memerintahkan kau atau kalian untuk menghancurkan kutukan yang ku buat sebelum aku mati, kutukan itu akan berhenti jika kau menemukan jawaban atas kematian ku!temukan dia!buat dia menerima Bayi ku! Jika kalian atau kau tidak bersedia maka terima akibatnya!Kalian akan menyusul ku!

_aku Haruno Sakura kelas 2-1_"

Akhirnmya Naruto senpai selesai membaca kertas usang itu, wajah Naruto senpai kini sama pucat nya dengan ku. Ia menatap ku lekat seakan meminta penjelasan..

"di-dimana kau mendapatkan kertas ini?" Tanya Naruto senpai memegang kedua tangan ku, kami duduk berhadapan. Keringat mengalir di pelipisnya,

"ak-aku, mendapatkannya di Rak buku biologi di perpustakaan" jawab ku takut, jujur saja aku belum pernah melihat Naruto senpai setakut dan sepanik ini.

"Kita sudah terikat kutukan itu!" teriak Naruto senpai Frustasi

Mendadak langit berubah makin menggelap seperti senja, tiba-tiba atap berubah menjadi maya dan semua itu kembali seperti tadi saat di kelas, kami masuk ke dunia kunci kutukan itu.

.

.

.

.

.

TO BE CONTINUED….

Hahaiiii! Author baru di ffnet nih! Hajimemashite! Watashiwa ila-des, Yoroshikouonegaishimas!

Ini ff pertama publish dan aku harap kalian suka! Arigatou minna! Mungkin akan lanjut jika kalian mau Review… Kritik saran di perlukan….banget oleh author baru… thank's to all review. Arigatou