Title : Love Is Feeling

Author : In Hyun

Genre :Romance, school life, family, hurt, comfort.

Main Cast : Byun Baek Hyun

Kim Jong In As Kim Kai

Oh Se Hun

Do Kyung Soo

Park Chan Yeol

Huang Zi Tao

Kris

Tae Hyung

And other

Pair : KaiBaek/HunBaek/KrisTao/KaiSoo

Warning : GS for uke, typo bertebaran di penjuru dunia(?) OOC.

Disclaimer : ini ide murni dari otak saya yang lagi senang nulis FF. Gak ada maksud buat menistakan cast yang saya paKai. Karena ini hanya imajinasi saya saja. Oh iya satu yang aku mau ingetin kisah eommanya Kai-RyeWook terinspirasi dari drama The Heirs

Mianhae jika ceritanya kurang bagus, soalnya saya masih baru di dunia perFFan

Aku harap para readers yang baca wajib komen, tau wajib kan :D harus ne. karena bagi seorang author komen itu berarti.

NO BASHHHH…

NO silent reader…

NO plagiat….

Bagi yang gak suka GS jangan baca. Tapi kalau tetap mau juga gak apa-apa XD

Ok gak usah banyak bacon(?) lagi let's read…

Capter 1

Bagaimana rasanya jika hidup yang kita jalani tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Apakah kebahagiaan seseorang dapat dilihat dari besarnya rumah yang ia miliki ataupun bagaimana luas dan indahnya pekerangan rumah tersebut. Bisakah hal itu menjamin kebahagiaan sang penghuni rumah.

Seorang namja paruh baya kini berdiri terdiam dalam kamar yang bisa diakatakan sangat luas itu menatap keluar jendela. Menampakkan betapa luas hamparan di luar sana. Sang namja berbalik takkala mendengar pintu kamar terbuka dengan kasar.

"ya oppa, tak bisakah kau memerhatikan apa yang terjadi disekelilingmu. Kenapa kau begitu tidak peka dengan apa yang terjadi dalam keluargamu" yeoja yang membuka pintu kamar itu mendengus kesal kepada namja paruh baya itu, yang diketahui adalah suaminya sendiri.

"kau hanya perluh diam, dan berlakulah seperti nyonya besar dirumah ini !" sang namja mendekati istrinya dengan perlahan. Umur yang sudah hampir menginjak 50 tahun itu masih memiliki tubuh yang kuat. Walaupun sudah nampak jelas kerutan dan rambut putih yang menghiasi kepalanya, sangat kontras dengan sang istri yang masih sangat muda. Jika di lihat istrinya harusnya menjadi keponakannya saja. Karena memang jarak usia mereka sangat jauh yakni 17 tahun.

di tempat lain yang begitu jauh dari kediaman tersebut, dengan suasana yang begitu berbeda. Namja tampan yang kini memiliki kulit eksotis tengah berkumpul di sebuah pantai dengan teman-temannya. Dia begitu berbeda dari yang lain, mereka memiliki kulit putih pucat dan warna rambut yang pirang. Ya, karena memang namja tersebut tidak berasal dari sana. Dia adalah seorang yang berkewarganegaraan Korea Selatan.

"hei Kai. You wanna join with me ? aku dan steve akan pergi ke bar malam ini. di sana Nicol akan mengadakan pesta" Kai, namja yang tadi dipanggil hanya menggelengkan kepalanya.

"no, thanks Josh. Nanti malam aku harus mengerjakan tugas dari Proffesor" Kai menolak ajakan Josh dengan sopan. Bukannya dia tidak ingin ikut tapi dia akan begitu cepat bosan jika berada pada pesta semacam itu.

Malam harinya, di dalam kamar. Kai tengah berkutat dengan bukunya. Besok Prof Bill akan mengumpulkan tugas mereka. Saat ini Kai memang masih duduk di bangku senior high school. Dia adalah salah satu pelajar internasional yang berada di New York. Sebenarnya ini bukan keinginannya semata. Namun kehendak dari orang tuanya, lebih tepatnya sang appa. Jauh dari orang tuanya saat masih berumur 10 tahun tidak perrah ia bayangkan sebelumnya. Walaupun semua kebutuhannya sudah sangat terpenuhi mengingat sang appa adalah konglomerat yang perusahaannya sudah sampai ke mancanegara. Kai membuka laci belajarnya, mengeluatkan sebuah jurnal tebal. Menulisakan beberapa kata yang kini ia rasakan 'BISAKAH KEBAHAGIAAN SESEORANG DIUKUR DENGAN HARTA YANG MEREKA MILIKI?'

"eomma ijinkan aku pergi besok ne? jebal" dikediaman senuah keluarga yang begitu sederhana harus dipusingkan dengan keinginan sang yeoja yeng tengah merengek ingin menemui appanya.

"Ya noona, kenapa kau ingin sekali pergi. Aku juga sama denganmu, merindukan appa. Tapi kau tahu sendiri, New York itu bukan tempat yang dekat. Itu di luar negeri noona" sang dongsaeng memang benar. Keinginan sang noona sungguh berat. Baek Hyun yeoja yang ingin pergi tersebut hendak menemui sang appa yang sudah pergi selama 8 tahun untuk bekerja.

"Tae Hyung benar Baek Hyun-ah. Lagipula eomma tidak memiliki banyak uang untuk membelikanmu tiket pesawat kesana kau juga harus sekolah kan?" sang eomma mengelus kepala sang anak, berharap Baek Hyun dapat mengerti.

"tapi eomma, appa sudah tidak ada kabar sudah 3 bulan. Aku sungguh khawatir, dan eomma tidak perluh khawatir uangnya sudah aku kumpulkan dari kerja part time yang selama ini kukumpulkan. Lagipula alamat tempat appa kerja sudah aku dapat dari kim ajuhssi" Baek Hyun masih berusaha membujuk eommanya.

"aku akan menjaga diri di sana eomma. Saat aku tiba, aku pasti akan langsung mengabari eomma. Aku juga sudah izin ke sekolahku selama beberapa hari" tambah Baek Hyun sepertinya rencana sudah ia pikirkan matang-matang.

"jangan biarkan eomma, nanti dia hilang bagaimana" Sergah Tae Hyung.

"Yaishh anak ini!" Baek Hyun hendak memukul kepala sang adik. Namun, terhenti saat sang eomma angkat bicara.

"baiklah eomma izinkan. Tapi kau harus langsung mengabari eomma" Baek Hyun langsung berhambur memeluk eommanya, kemudian memeletkan lidahnya kearah Tae Hyung.

"Ya noona, kau harus sampai dengan selamat. Juga sampaikan salam kami untuk uri appa"

"tentu saja dongsaengku yang tampan. Nah kalau kau bersikap seperti ini kau sungguh sangat menggemaskan" Baek Hyun mengacak surai sang adik yang dibalas gumaman sebal dari Tae Hyung.

'INILAH SEBABNYA AKU INGIN MEMILIKI BANYAK UANG AGAR APPAKU DAPAT KEMBALI DAN KELUARGAKU DAPAT HIDUP BAHAGIA'

Saat ini Baek Hyun tengah berada di airport New York. Dia sudah tiba beberapa menit yang lalu. Baek Hyun kemudian mengeluarkan handphone dari saku tas ranselnya, hendak menghubungi keluarganya yang ada di Seoul.

"yeoboseo eomma, ne aku baru saja tiba tapi belum bertemu appa. Tentu eomma, aku akan menjaga diri dan juga menyampaiakan salammu. Sudah dulu eomma, biaya telfon keluar nengeri sangan mahal. Nanti aku hubungi lagi" saat mematikan sambungna telfonnya dengan sang eomma. Baek Hyun kemudian berfoto dengan latar airport dibelakangnya dan mengunggahnya keakun twitternya tak lupa menuliskan 'wah aku seperti mimpi, sekarang aku benar-benar tengah berada di New York'. Baek Hyun lau mengklik tweet pada layar handphonennya.

"Appa !" panggil Baek Hyun ketika sampai di tempat kerja sang appa. Sang appa yang terkejut melihat kedatangan putrinya berlari menghampiri sang putri.

"Baek Hyun-ah, bagaimana bisa kau berada di sini. Bagaimana denga eomma dan dongsaengmu ?"

"appa, bisakah kita istirahat dulu aku sungguh sangat lelah setekah perjalanan jauh" Baek Hyun menggerutu pasalnya sekarang dia begitu benar-benar lelah.

"baiklah, kajja masuk" appa Baek Hyun menuntun sang anak duduk di tempat duduk yang kosong. Pengunjung kafe memang masih sedikit. Baek Hyun lalu menceritakan alasannya menemui appanya.

"mian, Baek Hyun-ah. Bukannya appa dia mau memberimu kabar hanya saja appa selarang sangat sibuk"

"gwenchana appa. Yang penting sekarang aku sudah sangat legah melihatmu baik-baik saja. Oh iya appa, apa ini tempat kerjamu?" Baek Hyun antusias melihat sekekliling kafe yang pengunjungnya keseluruhan adalah warga lokal.

"ne ! bos appa juga sangat baik. Oh iya, kau bisa menunggu appa dibelakang lalu kita kerumah appa" appa Baek Hyun lalu berjalan menuju dapur.

"appa aku bisa membantumu. Di seoul aku sudah terbiasa kerja part time. Biarkan aku membantumu ne"

"appa memberi tahu bos appa dulu"

Setelah mendapat izin akhirnya Baek Hyun membantu pekerjaan sang appa. Walaupun tanpa iming-iming gaji, karena memang Baek Hyun semata-mata hanya ingin membantu pekerjaan appanya. Lagipula pegawai di sini sudah cukup banyak. Akan sangat merepotkan jika harus menambah pegawai lagi.

"hai Steve, kau ingin pesan apa?"

"sepertinya capocino sangat nikmat jika diminum sekarang"

"alrihgt. Ya escuse me, I Want to order two capocino with half the sugar" Baek Hyun mencatat pesanan dari namja tadi, walaupun tidak fasih dan tidak terlalu mengerti bahasa asing. Namun Baek Hyun bisa menangkap apa yang namja kulit tan tadi minta. Baek Hyun juga sedikit senang ternyata ada orang yang bisa dibilang sama dengannya.

"wah she's so beautyfull. Ya Kai apakah gadis asia semua secantik itu. Aku jadi merasa ingin pergi ke tempat kelahiramnu" Kai hanya tersenyum mendengar pendapat sang sahabat. Memang benar Baek Hyun sangat cantik dan juga manis, Kaipun tidak meragukan sahabatnya. Matanya sungguh jeli bila sudah berhadapan dengan gadis cantik.

Baek Hyun membawakan pesanan Kai dan Steve tanpa sepatah katapun. Bingung juga apa yang harus Baek Hyun katakan. Setelah meletakkan capocino tersebeut di meja Baek Hyun hendak beranjak pergi. Namun Steve tiba-tiba memanggilnya dan mengajak ia berbicara. Cara pengucapan Steve yang begitu lancar membuat Baek Hyun tidak mengerti apa yang hendak bule itu katakan. Baek Hyun hanya memiringkan kepalanya tanda tak mengerti.

"temanku bilang kau sangat manis, dan dia ingin berkenalan denganmu. Apa kau ada waktu nanti malam" Kai yang mengerti bahwa pegawai yang ada di depannya ini tidak mengerti kemudian menerjemahkan maksud Steve.

"Oh maaf, saya baru disini. Dan saya bukan pegawai kafe ini, kebetulan saya hanya membantu appa" Baek Hyun menjawab juga menggunakan dengan bahasa korea, sedikit tidak nyambung dengan apa yang ditanyakan Kai.

"ya kau tidak mengerti bahasa Korea ya, aku bertanya namamu. Dan kau hanya menjawab dengna ya atau tidak atas ajakan temanku"

Baek Hyun tidak habis pikir, apa orang orang diahdapannya sudah gila. Mereka baru bertemu dan sudah berani mangajaknya keluar malam.

"mianhmanida tuan, tapi apakah ini tatakrama orang-orang yang ada di sini. Mengajak wanita keluar malam walaupun mereka baru pertama bertemu. Dan Kau bahkan berasal dari korea dimana tatakaramamu kau simpan. Dan maaf saya permisi"

Cih menyebalkan sekali, aku akan berpikir seribu kali unutuk sekolah di sini melihat bagaimana kelakuan mereka. Cara mereka bergaul sungguh sangat buruk.

"ya neo!" Kai meneriaki Baek Hyun, Steve yang ada di sampingnya tidak mengerti dengan apa yang terjadi hanya diam sambil memperhatikan sahabatnya berdebat dengan Baek Hyun.

"ada apa Baek Hyun-ah" appa Baek Hyun yang melihat sang putri datang dengan wajah tertekuk menghampiri Baek Hyun.

"ani appa. Nan gwenchana"

Sementara itu Kai duduk diam, memperhatikan gerak-gerik Baek Hyun yang sedang melayani tamu di kafe dengan senyum manisnya.

Aku sungguh penasaran dengan gadis ini. Suatu saat kita pasti memiliki waktu dan berkenalan selayaknya yang kau inginkan.

TBC

Hua aku udah buat lagi ff baru, padahal ff lama belum kelar. Tolong review habis membaca. Jangan budayakan silent reader.

Bow :D