Kemalangan Kano
.
.
.
.
Kagerou Project/Mekakucity Actors adalah milik Jin (Shizennoteki-P), bukan milik saya. Tetapi cerita ini adalah milik saya sepenuhnya.
.
.
.
.
Kano terbengong-bengong. Apa yang harus dilakukannya sekarang selain bermalas-malasan di sofa markas? Ah, seandainya saja ada teman bicara.
Aha! Kano ingat, kan ada Seto. Dia pun berjalan penuh rasa pe-de menuju tempat dimana dia biasa menemui Seto.
"Oi!"
Krik. Krik. Tak ada jawaban.
"Oiii ... Setooo!"
Krik. Krik.
"Umm ... Kano ngapain?"
Tiba-tiba Mary datang. Dia membawa setumpuk buku.
"Lagi nyanyi." jawab Kano sebal.
"Heee? Sejak kapan Kano bisa nyanyi? Hebat!"
Plok! Kano menepuk jidat. Umur sudah ratusan, tampang sudah sangat moe, punya jodoh yang selembut kapas-Seto, tapi masih saja mau dibohongin begitu? Kano gagal paham.
"Aduh duh! Aku nyariin Seto tuh. Mau ngobrol." kata Kano. Barulah Mary mengangguk mengerti.
"Oooh ... Seto lagi kerja ..." kata Mary. Kano langsung tepuk jidat lagi. Dia lupa soal itu.
"Ah! Udah deh. Aku ke dapur aja. Mau cari mangsa!" kata Kano.
"Ma-mangsa?!" kata Mary syok.
Plak! Plok! Kano nampar pipi. Dasar si Mary!
"Mau nyari snaaaack!" kata Kano, diikuti anggukan kecil Mary,
"Hmm ... Kukira apa." kata Mary, menuju beranda. Kano pun beranjak ke dapur.
.
.
.
.
"Hmmmm ... kok baunya enak?" kata Kano, mengendus-endus bau yang berasal dari dapur.
Oh! Ternyata Kido sedang memasak sup miso. Kano pun mulai ingin memakan masakan Kido secepat mungkin, padahal tujuannya ke dapur hanyalah untuk mengambil snack kering yang kemarin dibelinya di suparmarket.
Kano pun mulai menggoda Kido supaya dapat jatah makanan secepat dan sebanyak mungkin.
"Tsubomi~~" kata Kano, sambil berdiri dengan senyum manis di samping Kido,
"Apa?" kata Kido judes. Sebenarnya dia tahu tujuan Kano bersikap seperti itu. Tapi dia ingin memastikannya.
"Etto ... Aku mau ..." kata Kano, sok cute, supaya Kido terbujuk.
"Mau ini?" kata Kido sambil mengangkat tangan kirinya yang dikepalkan kuat-kuat, sementara tangan kanannya sedang mengaduk sup miso yang masih dimasak. Kano langsung sweatdrop, karena Kano tahu bahwa Kido menawarkan pukulan.
"Nee ... Bukan, Tsubomi ... Aku ingin ..."
"Oh, ingin ini?" kata Kido sambil menunjuk kakinya. Kano mengerti, maksud Kido adalah tendangan. Tapi Kano tak ingin tendangan maut Kido, dia masih sayang dengan tulang-tulangnya.
"Tsubomi ... aku ingin minta sup miso itu, bukan minta pukul atau minta tendang!" kata Kano, sudah capek berlagak sok cute dari tadi.
"Hmph. Tak boleh. Ini untuk makan siang dan makan malam. Kalau kau makan sekarang, kau takkan dapat jatah makan siang." kata Kido, sambil mengangkat panci berisi sup miso itu dari atas kompor dan menaruhnya di meja makan.
"Haaaa~~ jatah makan pagiku kan sedikit~~ jadi aku sudah lapar sekarang~~" kata Kano sambil mengelus perutnya.
"Lapar apanya? Kau kan makan enam potong pizza tadi pagi, masa sudah lapar?" kata Kido. "Aku saja makan tiga potong belum lapar."
"Kan perutku besar, jadi butuh banyak asupan makanan ..., sedangkan perutmu itu-"
Bukk!
Kano mendapat hadiah berupa pukulan yang menggunakan sendok sayur dari Kido. Kano pun mengelus kepalanya yang dipukul sendok sayur tersebut.
"Aaakh! Kamu enggak ada manis-manisnya! Biasanya kalo cewek PMS, barulah galak. Kalau kamu? Enggak PMS pun ga-"
Plak! Plak!
Kini Kano ditampar sendok sayur. Di pipi kanan dan kiri.
"Wawawaaaaa!" kata Kano.
"Hmm? Sakit ya?" kata Kido, mendekat ke arah Kano. Kano langsung ge-er, jadi pipinya memerah.
"E-eh, kamu mau-"
Kido mengelus pipi Kano dengan lembut. Kano pun blushing berat. Bisa-bisanya Kido seperti ini? Kerasukan apa dia?
Plak!
Kano sudah bahagia, namun perasaan itu langsung sirna karena Kido cuma membohongi Kano. Sebenarnya, setelah mengelus pipi Kano, Kido langsung menamparnya.
"Nah, kamu sudah kenyang makan tamparan, kan?" kata Kido.
Kano hanya mengelus pipinya yang merah. Merah karena ditampar, lho ya.
"Aku pulang!" kata Seto, tiba-tiba masuk dapur.
"Selamat datang," kata Kido, sambil membuat roti panggang. Kano ngiler lagi.
"Aku bawa bahan makanan buat besok. Uang hasil kerjaku ada sama Mary. Tagih dengan dia saja, ya!" kata Seto, sambil menaruh bahan makanan yang dibelinya di meja dapur. Dia pun keluar dapur lagi.
Kano pun dapat ide, dia mungkin bisa mendapat makanan sekarang juga kalau dia menaruh belanjaan tersebut di tempatnya, agar terkesan membantu. Bahasa sekarangnya adalah; modus.
Kano pun mulai menaruh belanjaan tersebut di tempatnya masing-masing, sementara Kido masih asyik membuat roti panggang.
"Hmm ... bisa kau ambilkan mentega?" kata Kido.
"Okeee!" kata Kano, sambil membuka bungkus mentega yang baru di beli Seto.
Brak!
"Kido!" seru Seto tiba-tiba mendobrak pintu, membuat bungkus mentega yang berusaha dibuka Kano langsung terbuka dan sedikit menteganya terjatuh ke lantai. Tapi Kano tak menyadari itu.
"Apa?" kata Kido sambil berbalik dan berjalan sambil membawa sepiring roti panggang menuju meja. Dan dia tak sadar ada mentega yang bisa membuatnya terpeleset. Dan akhirnya Kano sadar soal itu.
"A-awas!" seru Kano heboh. Refleks dia langsung menerjang Kido dan piring roti panggang langsung meloncat ke arah Seto dengan selamat, sementara ...
Plakk! Buagh!
"BODOOH!"
"Wadaoooow!"
Prang!
Apa yang terjadi, sehingga menimbulkan bunyi-bunyi absurd tadi?
Oh ... ternyata. Kano menerjang Kido sehingga Kido tak jadi terpeleset dan mereka berdua terjatuh ke lantai, dengan posisi Kano menindih Kido. Yang membuat Kido menampar Kano dan berteriak "bodoh" adalah ... mereka hampir saja berciuman. Kido masih blushing berat setelah menampar Kano, sementara Kano kesakitan karena ditampar. Dan bunyi pecah ... berasal dari jatuhnya piring berisi roti panggang yang dipegang Seto. Yap, karena Seto kaget dan blushing karena melihat kejadian barusan.
"Ehmmm ... Tak jadi deh, gak penting ..." Kata Seto sambil menjauh dari mereka dan meninggalkan dapur tanpa membereskan sepiring roti panggang yang dijatuhkannya tadi.
"Aaaargh! Seto brengsek! Gara-gara dia, mentegaku jatuh dan hampir saja membuat Kido jatuh dan membuatku mendapat sebuah bengkak di pipi kanan!" kata Kano dalam hati. Sungguh, dia sebal.
"Emmm ... Tsubomi ..." kata Kano, teringat sesuatu, "Aku dapat jatah makan siang, kan?"
"TIDAK SAMA SEKALI, BODOH!"
Buagh!
Kido menendang Kano keluar dapur. Kini, pantat Kano yang bengkak karena ditendang sekuat tenaga. Malang nasibmu, Kano.
.
.
.
.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
hai! salam kenal, saya sarasa suzhumiya, author baru di fandom ini~~
gimana fanfic pertama saya di fandom ini? saya sangaaaat suka kano x kido, habis mereka imuuut banget. masalah pendapat kalian tentang fanfic saya ini, silahkan tulis di review~~
oh iya. fanfic ini masih ada sambungannya lho! padahal awalnya saya mau bikin satu chapter aj, tiba-tiba saya dapat ide dan akhirnya mutusin buat bikin chapter keduanya~~
sekian dulu (saya bingung mau nulis apaan di sini), terima kasih, jika ada typo mohon dimaklumi, dan mohon kerja samanya~~ sampai jumpa di chapter kedua~~
