A/N: Gyahaha… entah kenapa niat untuk menistakan Mello dan Near kembali muncul di otak saya. Aduuuh, oke langsung aja… didedikasikan buat Fujisaki Fuun yang waktu itu minta dibuatin lagi-…- kali ini bumbu pertengkaran kayak kita di roleplay-an saya banyakin deh. Tapi di chap selanjutnya, soalnya ini masih chap pembukaan, jadi kurang greget.


Disclaimer :Death Note© by Tsugumi Ohba and Takeshi Obata

Story by: Kuas tak Bertinta

Pair: NearMello/MelloNear… who care?

Warning: OOC? Maybe… Typo(s)? of course… Shounen-ai? BL? Let's check it out!

Special for: Fujisaki Fuun

Inspiration by: Roleplay, kejadian-kejadian sekitar.

Summary: Kehidupan Mello dan Near selama di Wammy House. Si Mello yang tsundere nan labil didekatkan dengan Near kuudere yang sarkastik, apa jadinya?


Another Side in NearMello's Life

1. Namanya Near.

Waktu itu, Mello masih berusia sekitar 8 tahun. Kehidupannya di Wammy House, tempat ia tinggal masih aman, damai dan sejahtera tanpa ada gangguan dari si sial Near. Ya, kebahagiannya tetap bertahan sebelum si hantu putih itu datang ke Wammy. Ia masih ingat betul saat pertama kali si genius nomor satu Wammy itu datang…

Sepertinya ia dan Near memang ditakdirkan untuk selalu bersaing dan bertengkar setiap kali bertemu, dari dulu… sejak mereka pertama kali bertemu pandang.

Hari sudah malam, namun dengan tidak tau malunya Mello dan Matt sibuk menyelinap ke dapur panti. Sebenarnya Matt lebih memilih bermain game konsol kesayangannya sambil tidur-tiduran di ranjang kamarnya yang empuk daripada harus menjadi penyusup seperti ini. Namun ia berpikir… alangkah baiknya jika dia mengikuti anjuran hati nuraninya yang menyuruhnya menuruti saja kemauan si pirang Mello daripada dia harus menerima hadiah spesial yang tak diinginkannya dari Mello.

"Matt, sinikan karungnya! Dan kau jangan menarik-narik bajuku, tolol" Mello sedikit membentak Matt dalam nada bisikan pelan. Tangan kanannya sibuk mengobrak-abrik lemari makanan ringan dan tangan kirinya kini mengambil karung yang sebelumnya di bawa Matt. Memasukkan batangan-batangan cokelat rupanya.

"Mells, bisakah kau tak terlalu banyak mengambilnya? Aku tidak ingin menemanimu ke WC berkali-kali nanti… itu sangat menjijikan dan tidak elit," Matt berusaha membujuk Mello agar mengambil sedikit saja.

"Bisakah kau diam dan lihat saja?! Kau ingin aku bermain-main dengan game bututmu itu?!" Matt yang mengerti maksud 'bermain-main' bagi Mello hanya terdiam. Membayangkan sebuah kuburan penuh taburan bunga dengan nisan bertuliskan 'RIP my lovely Gameboy'. Okay, mungkin imajinasinya terlalu tinggi.

Setelah melaksanakan tugas sucinya, akhirnya mereka kembali mengendap-endap melewati ruang rekreasi. Lalu terus berjalan menuju asrama, melewati ruang utama. Saat di ruang utama, langkah Mello yang berada di depan Matt berhenti. Mello langsung memberi kode kepada Matt agar mereka berdua lekas sembunyi.

Ruangan itu tidak sepi, terbukti dari suara Roger dan Watari yang sedang bercakap-cakap, belum lagi lampu di ruangan itu yang masih terang-benderang. Mello dan Matt bersembunyi di bawah kolong meja, berdesak-desakan.

Terdengar percakapan Watari dan Roger, terdengar namun tidak terlalu jelas. Mello hanya bisa mendengar beberapa kata seperti 'daya tahan tubuhnya di bawah rata-rata', 'pembantaian oleh virus', dan 'tolong jaga dia' dari bibir Watari.

Mello yang penasaran terlebih lagi saat mendengar kata 'pembantaian' yang menurutnya menarik mulai mencuri-curi lihat. Pandangannya terfokus pada anak kecil yang kira-kira berumur 5 tahun. Ya, sebenarnya saat itu Near berumur 6 akan naik ke 7, tapi… karena tinggi badannya yang if you know what I mean, tidak perlu author jelaskan lagi, kan?

"Matt, sini! Lihat itu, bodoh! Sepertinya Watari kembali memasukkan anak baru ke panti ini!" Mello sibuk menarik-narik Matt agar ia melihat anak baru yang berada di samping Watari. Sumpah demi karung cokelatnya yang kini ikut terdesak oleh tubuh mereka berdua, Mello belum pernah melihat anak dengan kulit yang sangat putih dan rambut yang putih juga. Spesies barukah? Batin Mello polos.

Matt yang ikut penasaran menurut saja. Benar saja, matanya juga menangkap seorang anak kecil dengan pakaian yang agak lusuh dengan rambut putih.

"Mells, sepertinya aku sedikit mengerti arti penuaan dini yang dijelaskan saat kelas Biologi kemarin…" Matt malah melontarkan komentar yang tidak nyambung.

Setelah beberapa saat, akhirnya Roger menutup pintu ruang utama. Mello dan Matt kembali menyembunyikan diri dalam-dalam di kolong meja. Roger dan anak baru itu melewati meja tempat persembunyian Mello dan Matt tanpa rasa curiga.

Namun, karena tubuh anak baru itu yang terbilang pendek, maka pandangan matanya sedikit sejajar dengan kolong meja dan dengan sukses bertukar pandang dengan Mello yang saat itu tengah mengawasinya juga, mengawasi di tengah kegelapan kolong meja. Tatap dan tatap… Mello sedikit berjengit saat tertangkap basah oleh anak itu, apalagi dia dan Matt saat ini sedang dalam pose yang tidak elit.

"Roger… apa di Wammy tidak pernah di buru tikus-tikusnya?" anak itu bertanya kepada Roger tepat di depan meja persembunyian duo MelloMatt. Mata hitam anak itu melirik sekilas ke arah Mello. Mello yang langsung mengerti maksud 'tikus' langsung membulatkan matanya. Memberikan deathglare terbaik kepada anak sialan tukang ngadu itu. Sumpah! Kenapa hari ini dia harus melihat kejadian ini sih?! Seharusnya dia memilih tempat persembunyian lain saja yang lebih baik… dia benar-benar merasa sangat idiot sekarang.

"Tikus? Tentu saja Wammy tidak memiliki tikus, Near. Wammy ini panti asuhan elit. Kenapa kau bisa berkata begitu?" Roger yang sedikit kebingungan ikut berhenti dan mendekati Near yang semula berada tak jauh di belakangnya.

"Oh… bagaimana jika anda sesekali mengecek sekeliling Wammy saat tengah malam. Tikus-tikus itu mungkin sangat aktif pada malam hari," Near semakin berani. Matt yang baru mengerti sedikit terlambat dari Mello ikut panik. Sepertinya Near bukan anak kecil polos yang biasa. Mungkinkah perkataan Matt benar? Near adalah salah satu korban penuaan dini? Terbukti dari ucapannya yang penuh dengan kiasan aneh seperti 'tikus', dan 'berkeliaran', benar-benar seperti orang dewasa. Belum lagi panggilan 'anda' dan 'saya' dalam dialognya.

"Mells… anak itu benar-benar minta dihajar!" bisik Matt setengah kuat. Walau dalam hati Matt sedikit ragu apa benar Near adalah anak-anak berusia sekitar 5 tahun sungguhan?

"Diam, idiot! Roger berada tepat di depan kita!" Mello marah sembari menggenggam karung berisi makanan kebanggaannya dengan lebih erat. Tegang juga rupanya.

"Apa maksudmu, Near? Ini bukan waktunya untuk bercanda. Ayo! Kita ke kamarmu sekarang. kau pasti lelah habis dalam perjalanan jauh, makanya jadi berbicara tidak jelas begitu. Lagipula kau masih anak-anak," Mello dan Matt nyaris ingin bersorak karena kebodohan Roger. Tidak menyangka bahwa Tuhan masih berbaik hati menolong mereka dalam keadaan tak elit begini. Mereka merasa sedikit beruntung akan ketidak pekaan Roger.

"Ya, baiklah. Tapi sebelum ke kamar… sebaiknya anda memeriksa meja di samping saya ini dulu," jdeer! Mello seolah terpanggang hidup-hidup saat mendengar kalimat terakhir yang diucapkan dari anak bernama Near itu.

Goggles yang dikenakan Matt langsung melorot begitu saja. Oh, sepertinya Tuhan memang adil dan tidak pernah bersimpati pada pencuri-encuri nakal seperti mereka.

Roger menundukkan kepalanya dan menoleh ke arah kolong meja. Menatap kedua criminal Wammy itu dengan sedikit terkejut. Lalu segera mengganti rautnya menjadi raut penuh seringaian.

"Mello, Matt… keluar dari sana, dan ikut ke ruanganku, anak-anak manis…" ujar Roger dengan nada yang menakutkan. Tak menyangka bahwa mereka akan tertangkap secepat ini. Sepertinya bakat detektif Near sudah menonjol sejak kecil, bahkan dalam kasus konyol seperti ini. Ya, berbanggalah kau, Near.

Near hanya memasang wajah datarnya, menatap Mello dan Matt yang kini keluar dari tempat perlindungan suci mereka. Lain lagi dengan Mello yang kini memasang wajah panik dan melirik sadis ke arah Near. Matt hanya nyegir-nyengir ke arah Roger.

"Kalian akan aku beri hukuman karena belum tidur dan masih berkeliaran malam-malam begini. Ayo ikut aku…" oke! Fine! Mello segera menambahkan nama Near dalam blacklist-nya. Bahkan meletakan namanya dalam barisan teratas, lebih atas dibanding nama Roger ataupun Matt. Matt? Yang benar saja? Ya… mungkin kepolosan Matt cukup membuat namanya ikut tertoreh dalam blacklist Mello.

"T-tunggu Roger! Mells, karung cokelatmu kenapa kau tinggalkan di kolong itu?! sayang tau! Susah-susah kita mencurinya dari lemari dapur malah kau tinggalkan!" Matt, sepertinya walaupun kau memiliki kemampuan hacking dasar di usia dini, itu belum menjamin kecerdasan dalam menjaga rahasiamu, nak. Ya, mau bagaimana lagi… sepandai apapun otak mereka, anak kecil masih memiliki sisi yang polos bukan? Termasuk membeberkan rahasia temannya sendiri.

Mello semakin geram saat Matt mengucapkan hal bodoh itu. tangannya sudah gatal ingin menggetok kepala rekan tertolol di dunianya itu. sudah bagus Roger hanya mengira mereka belum tidur di tengah malam dan berkeliaran, bukannya mencuri juga, si tolol Matt malah memberi tahu kenistaan mereka dengan suka rela.

"Matt! Bisakah kau menyimpan ketololanmu dulu untuk sesaat?!" Mello mengumpat nista.

"Rupanya Wammy benar-benar memiliki tikus pencuri, ya? Ah, Roger… saya sepertinya bisa ke kamar saya sendiri. Bisakah anda memberi tahu nomor berapa kamar saya?" Near bertanya masih dengan wajah datarnya. Mello menahan keinginannya untuk menyetrika wajah datar anak sialan itu.

"Ah, ya… kamarmu nomor A 44, tepat di samping kamar kedua tikus curut ini…" Roger memandang sadis ke arah Mello dan Matt.

"Terima kasih, saya bisa ke sana sendiri…"

Baru beberapa langkah Near meninggalkan mereka, Mello tak bisa menahan jeritannya.

"NEAR TOLOL! BODOH! AKAN KUINGAT NAMA JELEKMU!" dan lengkingan nista Mello cukup membangunkan seisi Wammy yang semula terlelap.

"Dan kau, Matt! Urusan kita belum selesai!" Mello semakin membentak tidak waras. Matt, sepertinya selepas dari ruangan Roger, kau harus banyak berdoa kepada Tuhan di gereja panti nanti.

"Diam, Mihael Keehl! Sekali lagi kau membully anak-anak lain, aku akan menghentikan pemasukan stok Godiva mulai bulan ini."

Ya, memamng dari awal kedatangan Near sudah membawa bencana bagi kehidupan Mello, guys

Itu hanya sepersekian kejadian nistanya bersama Near. Mungkin author akan menceritakan kejadian nista yang lebih gila lainya di chapter selanjutnya.

(Owari for Chapter 1)


A/N: Ini chap tergaring dari sekian banyak ide saya buat NearMello. Tapi gapapa, kan baru pembukaan. Kenistaan Near Mello baru akan saya ungkap di chap selanjutnya. Oke, bubay Minna~ sampai jumpa di chap selanjutnya.

Mind to review?

Kuas tak bertinta