~. . . .~
.
.
.
Sumary : Kebersamaan Naruto bersama keluarga dihari libur
.
.
Disclaimer : Naruto dan kawan² milik Mamashi Kishimoto aku cuma pinjam
.
.
Warning : cerita gaje, ooc, alur cerita aneh dan ga masuk akal
Pair : Naruto x Mikoto.
Rated : T
.
.
Naruto : 26 tahun
Mikoto : 29 tahun
Sasuke : 3,5 tahun Sasuke anak yang ceria, cerdas agak aktif dan bicaranya masih aga cadel
.
.
.
Selamat membaca
.
.
Family
.
.
.
Disebuh komplek perumahan elit. Didalam rumah berlantai dua dengan lima kamar masing sudah ada kamar mandinya. Dibelakang terdapat kolam renang disampingnya terdapat taman kecil dan kursi ayunan. Seorang wanita bersurai hitam panjang hampir sempinggang dia adalah Mikoto Namikaze. Ia sedang sibuk memasak didapur untuk keluarga tercinta. Sebenarnya dirumah yang terbilang mewah tersebut. Ada beberapa maid tapi sang nyonya rumah ingin bagian malash dapur dia yang hendel serta mengurus kebutuhan sang suami. Sisanya dikerjakan para maid. Didalam kamar dinding bercat putih diatas ranjang berukuran king size terdapat tubuh pria dewasa terdengar dengkuran halus dan nafas teratur. Dan dikamar sebelah ada didalam kamar yang bernuasa serba biru itu diatas ranjang dengan seprai bermotif mobil. Ada sosok kecil yang sebetinya baru bangun dari tidur cantiknya ^_^. Bocah laki laki bersurai hitam acak acakan khas orang baru bagun tidur dengan mata sayu beriris langit malam. Bocah laki laki tersebut turun dari ranjang lantas mencari sang ibu. Ia turun kebawah tau dengan pasti dimana sang ibu berada saat ini
.
.
.
.
Didapur sang wanita sudah selesai memasak tinggal menatanya dimeja. Matanya melihat sang anak sedang berjalan menuju kearahnya dengan mengucek mata lalu menguap kecil memandangnya dengan pandangan sayu khas seperti orang baru bangun tidur. Senyum lembut terpatri diwajah ayunya saat melihat sang putra yang ada dihadanpannya kini lalu ia mengangkatnya karna melihat putranya menjulurkan kedua tangannya pertanda ingin digendong.
"Ohayo Suke chan" sapanya pada sang anak lalu mencium kedua gembulnya.
"Ohayo kaa chan. Mou kaa chan jangan pangil cuke dengan pangila cepelti itu cuke ini plia kaa chan" jawab sang anak dengan memanyunkan bibirnya kesal karna dipanggil dengan embel embel chan.
Sang ibu terkikik mendengar protesan dari sang anak. Lalu menjawil hidung kecilnya lalu mengelus pungung kecil anaknya yang sedang menyusupkan wajahnya didadanya
"Tou chan mana kaa chan?. . " tanyanya pada sang ibu.
"Tou chan masih tidur. Ne apa Suke mau bantuin kaa chan bangunin tou chanmu?. ."tanya Mikoto pada anaknya.
Mikoto lantas menurunkan sikecil dari gendongannya. Setelah mendapatkan anggukan kepala dari sang anak.
"Suke bangunkan tou chan lalu setelah itu kekamar mandi cuci muka oke. Kaa chan mau menata makanan dulu ya. . " ucap Mikoto sambil mengelus kepala anaknya.
.
.
.
Mikoto melihat sang anak yang mengacungkan jempolnya serta tersenyum lebar memamerkan gigi putihnya. Lalu kaki kecilnya berjalan menaiki anak tangga menuju lantai atas kamar orang tuanya. Setelah sampai dikamar yang dituju lantas memutar hendsel pintu dan mendorongnya. Dengan berlari kecil ia berjalan menuju ranjang yang terdapat pira dewasa disana lalu menaiki ranjang.
"Tou chan bagun.! cudah ciang caatnya bangun " mencoba membangunkan sambil tangan kecilnya menepuk pipi sang ayah.
Yang dibangunkan tak kunjung membuka mata berguman "hmm" lalu tidur lagi. Beberapa kali menguncang tubuh sang ayah dan memanggil manggilnya tak kunjung bangun juga. Tak kehabisaan akal ia bergerak menuju samping kepala sang ayah lalu memencet hidung bangir sang ayah sambil terkikik kecil. Karna kesusahan bernafas sang ayah membuka kelokak matanya dan menampil iris sephire yang indah akhirnya. Lalu melepaskan tangan kecil dari hidungnya dan duduk menghadap sang anak pura pura memasang wajah marah.
"Kau ingin tou chan mu yang tampan ini tewas ya" dangan tangan bersidekap didepan dadanya. (Baru bangun tidur sudah bernarsis ria -_-! )
"Abic tou chan cucah cekali dibangukan jadi cuke pencet caja hidung tou chan bial cepat bangun. Tou chan nacic dan tou chan tidak tampan yang tampan itu cuke. ."jawab sang anak dengan mengembungkan pipinya lalu menyisir rambut pantat bebeknya dengan jari disertai senyum percaya diri. (Tak sadar diri baru mengatai ayahnya narais ia juga bernarsis ria -_-!).
"Wah benarkah tou chan tak tampan" jawabnya dengan memasang wajah sedih. Mendapat angukan dari sang anak.
"Benal.! Tou chan itu jelek"ucapnya sambil menganguki ucapannya sendiri. Sudre tak mau mengakui ketampanan ayahnya.
"Kau harus dihukum Suke.! Karna sudah membuat tou chan hampir kehabisa nafas lalu menghina tou chan"ucapnya dengan mimik serius.
Sasuke memekik saat mendengar ucapan sang ayah dan bersiap kabur saat melihat senyum jail terpampang diwajah tampan ayahnya. Badan kecilnya terlebih dahulu tertangkap oleh tangan besar sang ayah lalu digeliti hingga ia tertawa begitu lepas.
"Hahaha. . . Cudah belhenti tou chan hahaha cacu cudah tidak kuat hahaha. ." Ucap Sasuke pada sang ayah disela sela tawanya. Sang ayah tak mengubris tetap mengelitiki Sasuke.
"Cuke. .menyelah haha . . .ampun . .ampun cuke menylah kalah. ." Ujar Sasuke memohon ampun dari sang ayah iringi tawa.
"Apa mantra ajaibnya suke"ujar sang ayah tetap mengelitiki badan kecil Sasuke.
"Tou chan ku yang tampan dan baik hati Suke minta maaf " ucap Sasuke dengam diringi tawa.
"Baiklah permintaan maaf diterima anak nakal" jawab sang ayah sambil mubit main main hidung kecil Sasuke lalu mencium kedua pipi tembemnya.
Sasuke tersenyum bahagia menikmati kebersamaan mereka dan mendapat perlakuan seperti ini dari sang ayah yang hanya bisa berkumpul dihari libur saja karna ayahnya sibuk bekerja. Meski sang ayah tetap memperhatikan dirinya meski melalui telefon atau videi call dan dia sangat bahagia mendapat ayah sepertinya meski jarang berkumpul. Sang ayah bergegas turun dari ranjang lalu melihat sang anak yang masih betah duduk diranjang.
"Ayo kita kekamar mandi lalu bergegas turun" ajak sang ayah pada Sasuke.
Sasuke mengulurkan kedua tangannya kedepan pertanda ingin digendong. Tersenyum kecil melihat tingkah manja Sasuke sang ayah segera mengangkat tubuh kecil Sasuke dan mengendongnya. Ia berjalan menuju kamar mandi yang ada didalam kamar.
"Kau manja sekali Sasuke"ucap sang ayah pada Sasuke sambil mengesekan pada pipi gembul sang anak dengan gemas.
"Cuke menyayangi tou chan" cicit Sasuke dengan menyembunyikan wajahnya yang memerah dileher sang ayah.
"Tou chan lebih menyanyangi mu mu bocah nakal" sambil menciumi perut anaknya.
Sasuke hanya terkikik mendapat perlakuan dari sang ayah lalu mengalungkan tangan kecilnya keleher kokoh sang ayah. Setelah selesai kekamar mandi mereka bergegas turun menuju meja makan dengan Sasuke digengdong sang ayah. Sesampanya disana Sasuke langsung didudukan dikursi yang khusus untuknya. Mikoto baru selesai menata makanan hendak menyimpan apron ditempat semula terpekik saat tiba tiba ada tangan kekar melingkar diperutnya ia kenal sekali siapa pelaku yang membuatnya kaget. Wajahnya menghangat karna dipeluk sang suami dari belakang.
"Ohayo anata" sapa Mikoto pada sang suami yang sedang memeluknya dari belakang.
"Ohayo tsuma. Mana morning kissnya?. ." Menjawab sapaan Mikoto sambil menbalikkan sang istri menghadap dirinya.
Mikoto melihat wajah tampan sang suami. Bersurai pirang cerah, hidung bangir. Mata birunya yang tajam tapi memancarkan kehangatan. Mata biru seindah langit yang selalu membuatnya terpesona setiap memandangnya, rahang tegasnya mengoda untuk selalu dibelai, bibir seksi yang selalu memberinya kecupan seteiap hari. ia adalah suaminya aka Naruto Namikaze. Naruto menundukkan kepalanya dan mencium lembut bibir sang istri tidak ada lumatan atau pun hisapan karna Naruto sadar saat ini ada dimana, bisa saja sewaktu waktu ada yang melihat perbuatan mesumnya. Wajah Mikoto memerah mendapat perlakuan romantis dari sang suami ( menurut Mikoto romantis tapi entah bagaimana menurut para pembaca). Naruto menyudahi ciumannya tapi tangannya tak melepaskan pelukaan pada pingang ramping sang istri. Iya tersenyum kecil melihat wajah tersipu sang istri yang menambah kesan manis diwajah cantiknya.
' wajah manis sekali jika sedang tersipu ingin rasanya membawanya kekamar dan membuatnya tak berdaya dibawah ku' pikir Naruto.
Naruto mengelengkan kepala untuk menghilangkan pikiran mesumnya. Ia menyelipkan anak rambut Mikoto. Mikoto makin tersipu suaminya ini selalu saja bersikap romantis jika mereka sedang berduaan. Ya seperti ulang tahun pernikahannya yang ketiga Naruto menyiapkan makan malam romantis ditaman dan tak lupa kembang api menghiasi taman tersebut berakhir dihotel berbintang milik keluarganya sendiri. Sedang sang anak diungsikan ke rumah mertua malam itu. Mikoto selalu dibuat takjub dan merona setiap melihat peelakuan Naruto.
"Apa kau tau tadi Suke membangunkan aku bagaimana caranya" Naruto melempar pertanyaan pada Mikoto.
Mikoto mengelengkan kepala. Didalam pelukan Naruto.
"Masa tadi Sasuke memencet hidungku sampai aku sulit beenafas" adu Naruto pada Mikoto. Dengan menyunkan bibirnya.
Mikoto terkikik mendengar aduan dari sang suami. Ya inilah suaminya terkadang seper
ti anak kecil yang suka mengadu ini dan itu tentang kejahilan sang buah hati. Dan lebih manja dari sang anak jika sedang lelah tentang pekerjaannya. Terkadang pemikirannya lebih dewasa dari pada dirinya. Mikoto mencium hidung mancung Naruto. Lalu melepaskan pelukan sang suami Naruto dengan tidak rela pun melepaskan pelukan sang istri.
"Kenapa tak mencium dibibir saja" protesnya sambil melepas pelukannya pada Mikoto.
Mikoto mencubit perut Naruto dengan wajah memerah mendengar ucapan sang suami. Lalu mengandengnya berjalan keluar dapur menuju ruang makan. "Sudah waktunya sarapan kasian Sasu chan sudah menunggu lama" jawab Mikoto tak nyambung mereka meninggalkan dapur dan ada juga berapa maid dengan wajah memerah saat melihat tingkah nyonya dan tuannya.
.
.
.
Sarapan sudah selesai setangah jam yang lalu menyantap sarapan sambil diringi celotehan dari Sasuke yang disahuti mereka terkadang tanya ini dan itu maklum diusianya saat ini ia mempunyai rasa ingin tau yang besar. Saat ini mereka sedang duduk diruang santai sambil menonton televisi kartun kesukaan sikecil. Mereka duduk disofa panjang dengan Sasuke duduk dipangkuan sang ibu Naruto duduk disamping Mikoto dengan salah satu tangan melingkar dibahu sang istri. Ya seperti inilah jika hari libur tiba Naruto menghabiskan waktunya bersama istri dan beberapa kali mengerjakan perkerjaannya dihari libur dan alhasil Mikoto marah dan mendiami Naruto selama satu minggu penuh tak menyapa sama sekali. Mikoto ingin kalau dihari libur adalah waktunya untuk bersama keluarga. Bukan sibuk bekerja seperti hari hari biasa sebenarnya ia juga khawatir bila Naruto sakit terlalu memforsir tenaganya tanpa memberi waktu tubuhnya untuk istirhat. Dan sejak saat itu Naruto tak pernah mengerjakan pekerjaan dihari sabtu dan minggu. Ia kapok tak ingin diabaikn sang istri lagi.
.
.
.
"Tou chan" panggil Sasuke sambil melihat sang ayah.
"Hm" jawab Naruto bergumam sambil menengok pada Sasuke dipangkuan istrinya tak lupa tangan lentiknya membelai surai hitam sang putra.
"Cuke ingin belenang belcama tou chan. ." pinta Sasuke pada sang ayah memandang Naruto dengan mata berbinar yang membuatnya tambah mengemaskan.
"Oke " mendengar jawaban dari sang ayah membuatnya lensung meloncat dari pangkuan san ibu dan melompat lompat serta senyum lebar yang membuat gigi putihnya terlihat. Mikoto terpekik kaget saat sang anak main lonpat saja bukan apa ia hanya khawatir Sasuke jatuh dan terkantuk meja didepan. Sasuke menerik tangan sang ayah lalu menyretnya kebelakang rumah menuju kolam renang yang ada dirumahnya. Naruto hanya mengelengkan kepala melihat tingkah sang anak. Mikoto melihat kepergian anak dan suaminya dengan senyum bahagia lantas berjalan menuju lantai atas.
.
.
.
Sasuke dan Naruto kini sedang berada dibelakan rumah mereka. Sasuke sedang bermain main dengan air dikolam dan Naruto mengawasinya disampin. Mikoto datang dengan membawa perlengkapan renang buat Sasuke serta celana renangnya. Mikoto menghampiri anak dan suaminya.
"Celananya sudah aku siapkan dikamar mandi bawah Naru kun"ucap Mikoto pada Naruto sambil melucuti pakaian Sasuke.
"Terima kasih hime chan" jawab Naruto dengan suara menggoda sang istri dan memberi kecupan kecil dipipi sang istri.
Wajah Mikoto sudah memerah karna digoda Naruto. Naruto masuk kedalam rumah dengan terkikik kecil melihat wajah tersipu Mikoto. Naruto sungguh heran melihat sang istri yang selalu memerah jika digoda dirinya jika sedang dimanja oleh dirinya. Naruto datang dengan celana ketat berwarna hitam diatas lutut dan bertelanjang dada. Wajah Mikoto menghagat saat melihat kedatangan Naruto. padahal ini bukan pertama kalinya ia melahat dada bidang Naruto serta perut sixpex dan kulit tan menambah keseksiannya.
.
.
.
Mikoto duduk dikursi memperhatikan sang suami yang sedang sibuk menjari Sasuke belajar berenang Sasuke mengunakan pelampung dikedua lengan kecilnya. Mikoto sendiri masih tak menyangka ia akan menikahi pria yang umurnya lebih muda darinya. Mikoto masih ingat dengan jelas bagai mana awal pertemuan mereka. Malam itu hari pertunangan sang sahabat merahnya bernama Kushina Uzumaki atau Namikaze lebih tepatnya dengan Minato Namikaze yang sekarang jadi suami sahabatnya. Minato adalah kakak dari Naruto Namikaze anak dari pasangan Jiraya Namikaze dan Tsunade Senju yang sekarang berganti Tsunade Namikaze. Mereka berkenal disana berbincang ini dan saling bertukar no telfon dan alamat email satu minggu kemudian Naruto mengukapkan cinta pada dirinya tapi Mikoto tak menangapi dengan serius ia pikir mungkin itu hanya sekedar cinta monyet karna saat itu Naruto baru kelas dua sma tapi Naruto pantang menyerah dan terus mengejar Mikoto dan meyakinkan bahwa ia serius dengan perasaannya sampai nekad memintanya pada kedua orang tuanya yaitu Madara Uchiiha dan Yume (oc) Uchiha saat Naruto baru kelas tiga sma tentu saja ditolak mentah mentah oleh sang ayah yaitu Madara. Karna Madara pikir Naruto terlalu muda dan tak menjamin kebahagian sang putri anak keduanya dari tiga bersaudara. Fugaku Uchiha anak pertama dan sibungsu Itachi Uchiha. Naruto yang notabennya orang yang pantang menyerah dan keras kepala berusaha meyakinkan kedua orang tua Mokoto bahwa ia akan membahagiakan putri mereka dan bersujud pada Madara. Akhirnya Madara menyerah saat melihat kesungguhan dimata Naruto. Dan Fugaku langsung protes terhadap keputusan sang ayah tapi Madara tak mengubrisnya. Madara meresrui bukan tanpa syarat Madara ingin Naruto berusaha mendiri tanpa mengandalkan perushaan sang ayah dan kekayaan kedua orang tuanya. Dan kembali lagi saat iya berhasil menjadi orang yang mampan dan menjamin kehidupan anak dan cucinya kelak. Naruto tersenyum bahagia mendengar ucapan dari Madar. Pada saat itu juga Naruto memberinya cincin bermata biru seperti warna matanya dan berpesan untuk menunggunya sampai berhasil dan akan datang meminangnya. Naruto belajar dengan rajin bahkan iya kuliah sambil memulai merintis karirnya ya dia mencoba membuat perusahaan sendiri bernama Rasengan corp yang bergerak dibidang properti den bantuan sepupunya Pein dan akhirnya iya berhasil membangun perusahaannya bahkan sekarng sudah membuka cabang dibeberapa kota tetangga. Ya Mikoto tak menyesal menikah dengan Naruto meski harus menunggu lama dan banyak yang menentang hubungannya dengan Naruto. Mikoto malah bersyukur mendapat suami seperti Naruto yang begitu penyayang dan dan romantis ia bahagia apalagi dengan kehadiran Sasuke buah hatinya bersama Naruto. Sasuke secara fisik memang cenderung mirip dirinya tapi kalau sifat sebelas dua belas dengan Naruto. Ya Mikoto bahagia dan Naruto mematahkan pendapat orang lain bahwa umur tak mematok kedewasaan bagi seseorang.
.
.
.
.
FIN
.
.
Ya ini cerita gaje yang kubuat setelah melihat lihat gambar Naruto dan kawan² dimbah google dan melihat gambar Sasuke kecil sedang memeluk Mikoto jadi terispirasi dan wala jadilah cerita yang gaje ini. Sasuke aku ubah karakter jadi anak yang ceria untuk mendukung alur cerita aja. Sekian sampai jumpa dikarya ku selanjutnya ^_^
Jangan lupa tinggalin komentar kalian tentang cerita ini dikotak riview dibah. . . ^_^
.
.
.
.
