This Feeling © (adeknya) Amee Clarissa

Naruto © Mas Macacih*?* Kishimoto

Genre : Romance

Rated : T maybe

Pairing : Shino x Ino

Warning : AU, OOC, VERY CRACK, GJ-nes dll

Huwaaaaah entah kenapa saya membuat pairing ini T__T Saya suka sama pairing ini tiba-tiba gara" adik-ku

Apakah mereka crack? Pastinya he he he

Cerita ini saya temuin dari folder adek saya,,

Dia suka nulis fanfic juga

Jadi di sini saya edit" diksi sama hurufnya dikit doang

xxXXxx

Bab 1 : This Feeling (Shino)

TENG ... TENG ...

Lonceng Konoha Senior High School itu pun berbunyi. Seluruh warga Konoha SHS menghela nafas lega. Akhirnya mereka bebas juga setelah terperangkap selama 8 jam-an. Beberapa murid langsung menyebar: ada yang langsung pulang, jajan ke kantin, duduk-duduk di koridor sekolah, dan ada yang masih berkutik di dalam lab atau kelas.

Yamanaka Ino –gadis dengan rambut blonde unik yang selalu dikuncir ke atas– melambaikan tangannya ke arah Haruno Sakura yang memilih untuk pulang duluan. Setelah Sakura menghilang di balik pintu berdaun dua itu, Ino kembali mengalihkan pandangannya ke lima orang di hadapannya: kelimanya sibuk dengan kesibukan masing-masing.

"Sepertinya tinggal kita saja di sini." Ujar Ino pada akhirnya.

"Jadi?" Kiba menyahut.

"Kapan cabut?" sela Rock Lee sebelum Ino sempat menjawab.

"Ya sekarang juga!" Ino mendengus kesal, "Memangnya kalian mau apa lagi?"

"Main dong!" celetuk Kiba diikuti anggukan Rock Lee.

Ino menggeram kesal, "Heh ... ingat! Di rumah gue kita hanya ngerjain tugas! Bukan main!"

Kiba hanya bisa melongos dan menghela nafas pasrah. Semangat Rock Lee untuk main pun tiba-tiba pudar. Rasanya mereka malas sekali.

"Ayo!" ajak Ino sambil menyelempangkan tasnya.

Ketiga orang yang sedari tadi diam -Sasuke, Shino dan Hinata- mengikuti langkah Ino yang kini sudah mulai berjalan keluar.

Kiba dan Rock Lee berpandangan sejenak lalu akhirnya mereka pun menyusul Ino.

xxXXxx

Ke enam orang itu kini duduk bersila di depan meja pendek berbentuk kotak yang besarnya lumayan. Saat ini mereka berada di teras rumah Ino yang lumayan besar sehingga mereka bisa leluasa memanjangkan kaki.

"Haaaah ...... sampai kapan tugas ini selesai?" keluh Kiba sambil mendongakkan kepalanya ke atas. Kakinya ia biarkan terlentang dan kedua sikunya menahan badannya.

"Kiba! Itu baru 2 halaaaaman?!" Ino mendelik, "Kau pikir waktu kita sebentar?" sambungnya sambil menatap Kiba kesal.

Kiba hanya melongos, "Iya Ino cantik ... Saya kerjakan sekarang juga." Dengan sangat terpaksa Kiba mengangkat dan memposisikan tubuhnya seperti temannya yang lain - duduk bersila dan tentunya serius mengerjakan tugas mereka masing-masing.

Hari ini ke enam orang itu sedang kerja kelompok. Anggotanya pun random. Acak. Kebetulan Ino mendapat kesempatan untuk sekelompok dengan si charming Konoha SHS alias Uchiha Sasuke, si kutu buku alias Aburame Shino, si pemalu Hinata, si alis tebal alias Rock Lee dan si pecinta anjing alias Kiba. Mereka semua dipilih Kurenai-sensei secara acak.

Mereka ditugaskan untuk mengunjungi suatu tempat pariwisata sampai akhirnya mereka memilih Museum karena tidak tahu tempat Wisata yang lain di Konoha lalu dilanjutkan dengan membuat laporan mengenai tempat tersebut.

Tugas ini tidak mudah. Mereka hanya diberikan waktu selama 2 minggu. Dalam 2 minggu mereka hanya memiliki waktu libur selama 4 hari ... Jadi mereka terpaksa mengerjakan laporannya sepulang sekolah.

Ditambah lagi mereka harus mempresentasikan tempat tersebut bak seorang Tour Guide. Kurenai Sensei -guru Bahasa- memang tidak pernah kehabisan ide untuk menguras tenaga murid-muridnya.

"Selesai." Gumam Shino singkat sambil membenarkan kacamata hitamnya.

"Hn." Sasuke menyusul.

"What?!!" mata Kiba membelalak, "Cepet banget kalian?!"

Hinata terkekeh melihat kelakuan Kiba, "Ki-Kiba-kun ... se-seharusnya kamu juga bisa cepat selesai."

"Yup. Coba liat Rock Lee ... Kurang semangat apa coba?" Ino terkekeh melihat Rock Lee yang matanya berapi-api karena semangat mengerjakan tugasnya. Sekejap, raut wajah Ino berubah menjadi serius, "Makanya Kiba, jika tugasmu tidak selesai hari ini juga maka laporan kita tidak akan beres ... " Ino menatap Kiba ... "jika tidak beres, maka kita semua akan dibunuh oleh Kurenai-sensei." Dan memberi death glare.

Kata "dibunuh oleh Kurenai-sensei" sama sekali tidak membuat Kiba takut. Yang membuatnya takut adalah ia dibunuh oleh Ino terlebih dahulu sebelum dimutilasi Kurenai-sensei.

Kiba menelan ludahnya, "I-iya." Ucapnya gagap lalu menunduk dan kembali mengerjakan tugas.

Ino langsung tersenyum puas, "Bagus!"

"Aku pulang duluan." Shino beranjak dari tempat duduknya.

"Apa?" ujar Ino heran. Ino yang duduk di sebelah Shino langsung menarik lengan Shino untuk duduk kembali, "Mau kemana?"

"Saya mau pulang," jawab Shino singkat.

"Lho? Masih jam 3 sore. Kita bisa main dulu ... "

Mendengar kata "main" konsentrasi Kiba kontan buyar, "Main?!!! Mau iku ... " namun kata-katanya menggantung akibat death glare yang diluncurkan Ino, "fine." Kiba kembali mengerjakan tugas.

"Saya banyak tugas." Shino masih berkata datar.

Ino memanyunkan bibirnya, "Ih, hidup lo tuh penuh keseriusan banget sih? Sekali-sekali gak ngerjain PR gitu, main kek, apa kek, ya gak, Sas? Lo mau nemenin gue main juga kan?" gerutu Ino lalu mengalihkan pandangannya ke Sasuke –menunggu jawaban–.

Sasuke mengangkat bahu, "Terserah." Ucap Sasuke cuek.

"Tuuuuh ... Sasuke aja mau." Entah kenapa Ino antusias banget.

" ..... "

Ino semakin tidak sabaran, "Ayo dooong!" ujar Ino terus-terusan sambil menggoyang-goyangkan lengan Shino. Sekarang ia memasang ancang-ancangnya yaitu; Puppy eyes no jutsu.

Melihat Ino yang memasang raut wajah yang dimelas-melasin, Shino menjadi berdebar hatinya*?*. Tiba-tiba saja jantungnya berdegup lebih cepat.

"Ya." Jawab Shino singkat pada akhirnya.

Ino tersenyum senang, "Yeee ... " tanpa Ino sadari, tangannya masih menggenggam lengan Shino. Justru hal itulah yang membuat Shino menjadi tidak karuan sedari tadi.

Ada perasaan yang aneh ... tapi ... Shino tidak tahu apa itu.

"Sasuke, kita mau kemana?" tanya Ino.

"Beli es krim?" usul Sasuke.

"Boleh." Ino menjawab mantap.

"Gue udah beres ... Gue boleh ikut dong?" tanya Rock Lee setelah melempar pensilnya entah kemana saking semangatnya.

Hinata juga telah selesai, ia kini mulai merapihkan alat-alat tulisnya.

Kiba hanya bisa cengo sambil meringis, "Ja-jadi gu-gue ditinggal sendiri di rumah lo yang horror gini?" Kiba berkata asal sambil menatap ke lima temannya tidak percaya. Kaya kereta express sih semuanya. Apa Kibanya yang kaya kereta belum diservice 100 tahun? Makanya lelet.

"Yang merasa belum GAK usah ikut. Finish your duty first." Ino menyeringai ke arah Kiba.

"Kok gitu sih?" protes Kiba.

Hinata menatap Kiba perihatin, "A-aku di sini saja, nemenin Kiba." Mungkin karena merasa iba kmelihat tampang Kiba bagaikan anak berumur 10 tahun yang gak diajak temen-temennya bermain, Hinata lebih memilih untuk menetap.

Kiba masih menggerutu tidak jelas. Akhirnya ia kembali menulis di atas meja, "Huh."

Ino tertawa, "Ha ha kaya istrinya aja kamu, Ta. Ya udah, gue berempatan aja yaa ... Mau nitip apa, Kib? Gue traktir deh!" Ino berusaha menghibur Kiba, hanya saja tawanya belum lepas dari mulutnya.

Kiba yang merasa terejek lebih memilih untuk jaga image, "Gue pake duit gue sendiri! Tapi gue nitip ... " ujar Kiba sambil merogoh sakunya. Matanya membelalak tiba-tiba ketika menyadari bahwa hanya ada beberapa sen di sakunya, "ng ... Ino ... gue gak ada duit ... jadi ... ya ... "

"Udah gak usah jaim, Kib. Sasuke beliin kok!" timpal Rock Lee.

Sasuke ingin menyela tetapi Ino udah lebih dulu berujar, "Iya, kita di sini dibayarin Sasuke semua kok!"

"Tapi ... "

"Tenang aja, Kib." Sela Rock Lee lagi, "serahkan pada Mas Sasuke."

Mendengar kata "Mas Sasuke" semua kontan -termaksud Shino- tertawa.

"Ck. Terserah," hanya itu yang keluar dari mulut Sasuke yang pada akhirnya ikut tertawa juga. Harusnya ia tidak memberi usul untuk membeli es krim.

Meskipun hanya tersenyum sekilas, Shino merasa senang hari itu. Lengan Ino terus melingkar di lengannya, tanpa Ino sadari –yang Ino sadari bahwa hal itu biasa–. Hanya saja kejadian itu akan terus teringat di pikirannya.

Sekali lagi ia bertanya,

Perasaan apa yang ia rasakan sekarang?

xxXXxx

TBC

Gimana...??

Pasti aneh T_____T memang belum jelas shi ceritanya

Jadi saya perlu dukungan para reader

Aneh gak ya cerita ini?

Kalo gak suka saia bisa langsung hapus kok !!

Lanjut gak nih?

Last word, review ... !!!