DISCLAIMER :: Bleach is Tite Kubo's own

My First Love

Kuro na~na~na's own

Genre :: Romance, Hurt/Comfort

Rate:: T

Warning! :: Gaje, Aneh, Abal, Typo(s),AU,OC

Unlike? Don't Read!

Minna-san~~

Kuro dateng lagi neh!

Ada yang kangen sama aku?

Readers :: IYUH!

Kuro :: Kok gitu? Huwee #nangis gaje#

Readers :: LOE GUE END!

Kuro :: Karepmu lah. Yo wes. . .

Gomen kalo ceritanya aneh, pasaran. Mo gimana lagi, masih anak kecil sih hahaha

ARIGATOU! #ga nyambung#


CHAPTER 1 :: Between Me, You and She


# Kuro na~na~na #

Perkenalkan namaku Rukia Kuchiki. Umurku 16 tahun, seorang siswi Karakura High School, kelas 1-F. Saat ini sedang berada di kantin bersama temanku, Rangiku Matsumoto.

"Kia. . . Rukia!" panggil Rangiku. Rukia rupanya sedang asik dengan pikirannya.

"Ah, ya?" kata Rukia kaget.

"Hayo? Lagi mikiran siapa?" goda Rangiku.

"Ah, enggak kok" elak Rukia.

"Halah, pasti dia lagi" tebak Rangiku.

"Nah, itu tau. Kenapa nanya?" tanya Rukia.

"Hmm, ya. Apa yang kamu suka dari dia sih?" tanya Rangiku.

"Aku nggak pernah tahu apa yang membuatku suka sama dia" jelas Rukia.

"Oh ya? Benarkah, Rukia?" goda Rangiku.

"Uhhh. . . Apaan sih?" kata Rukia tersipu malu.

Mereka berdua pun tertawa bersama-sama. Rupanya Hinamori menghampiri mereka.

"HEI? Kalian kalau bercanda ajak-ajak dong! Masa aku di lupain?" kata Hinamori sebal.

"Hehehe, maaf. Eh, Hinamori. Darimana?" tanya Rukia.

"Duh Hinamori kalau marah lucu deh. Coba si Pendek Perak itu melihatmu, pasti tambah kesengsem" goda Rangiku.

"Aha! Bener tuh, kata Rangiku" tambah Rukia.

BLUSSSH wajah Hinamori langsung memerah karena ucapan kedua temannya.

"Eeeh bukan 'Si Pendek Perak' tapi Shiro! Toushiro Hitsugaya" kata Hinamori membenarkan perkataan kedua temannya.

"Cieeee! Pacarnya di bela tuh! Ya, deh kita ngalah. Ntar kita di bilangin Toushiro lagi. Hahahahaha" tawa Rukia dan Rangiku membuat Hinamori tambah sewot..

TEEET . . . TEEEET. . . TEEEEET. Bel berbunyi tanda waktu istirahat sudah usai. Sesegera ketiga sahabat tersebut kembali ke kelas mereka. Kemudian masuklah Ukitake-sensei yang akan mengajar pelajaran Biologi.

"Ehem. . . Anak-anak, kita akan membahas soal kemarin. Tolong perwakilan dari kalian mau mengambilkan buku tugas di kantor saya. Hmm, nah Kuchiki tolong ambilkan ya, dan Kurosaki juga" jelas Ukitake-sensei.

Rukia yang mendengarnya, merasa senang karena dia bisa bersama dengan Ichigo,orang yang di sukainya. Kemudian Rukia dan Ichigo bangkit dari tempat duduknya. "Baik" jawab mereka bersamaan. Hinamori yang melihatnya hanya tersenyum dan Rangiku ingin mengejek mereka namun, ia tak bisa karena mulutnya sudah di bungkam Hinamori.

Sesampainya di Kantor,

"Ehm, mana ya, buku kelas 1-F hmm A, B. . . . F!. Akhirnya, Rukia menemukan bukunya. Dan sodara-sodara! Tangan Rukia dan tangan Ichigo saling bersentuhan.

"Ah. . . Maaf." ucap Ichigo.

BLUSSSHH. Seketika wajah Rukia langsung memerah, kemudian ia menundukkan wajahnya agar Ichigo melihat wajahnya yang merah karenanya.

"Rukia. . . Kau tak apa-apa kan?" ucap Ichigo khawatir.

"Enggak, apa-apa kok" jawab Rukia langsung dan mengalihkan pandangannya.

"Oh, aku kira kau kenapa-kenapa" ucap Ichigo lega.

'Uuh. . . Ichigo, bisakah kau tak membuatku tersipu? Tak tahukah kau aku hampir mati bila ada di dekatmu. Oh, Kami-sama, kenapa jadi begini? Kumohon buatlah waktu berhenti agar aku bisa menikmati kebersamaan ini'

"Ayo, Rukia!" ucap ichigo membuat Rukia sadar dari lamunannya.

"Ah, iya!" jawab Rukia segera.

Mereka berdua pun menuju ke kelas dalam diam. Rukia tidak berani memulai pembicaraan. Sehingga, ia memutuskan untuk diam juga.

"Hei, Kurosaki-kun!" sapa seseorang di belakang mereka.

Ichigo pun menengok ke belakang, menuju sumber suara tersebut.

"Ah! Inoue!" sapa Ichigo

"Kurosaki-kun mau ke mana?" tanya perempuan bernama Inoue.

"Aku? Aku mau ke kelas" jelas Ichigo.

"Kamu sendiri?" tanya Ichigo.

"Aku mau ke kantor Unohana-sensei" jawab Inoue.

Rukia yang sejak daritadi tak di gubris keberadaanya, hanya mendengarkan pembicaraan mereka.

"Lho, Kuchiki-san juga ada di sini?" tanya Inoue.

"Ah. . . Iya" jawab Rukia sekenanya.

"Sudah dulu ya! Buru-buru nih, Unohana-sensei bakal marah!" ucap Inoue mengakhiri pembicaraan. Kemudian Inoue berlari untuk menghemat waktu.

.

.

.

# Kuro na~na~na #

BRUUUK. Rukia menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur.

'Uhhh. . . Entah kenapa hari ini, sangat melelahkan. Kejadian tadi sungguh-sungguh membuat jantungku berdebar. Rasanya bahagia bisa dekat Ichigo. Untung aja, aku nggak pingsan, coba kalau pingsan? Mau di taruh mana mukaku? Dan tanganku tadi. . . bersentuhan dengan tangan Ichigo. . . Hangatnya. . . Ehmm. . . Ichigo. . Aku menyukaimu. Tapi, apa dia akan membenciku, bila aku menyukainya? Aku takut . . . Kami-sama, buatlah di jatuh cinta padaku. . .'

Hiks. . . Hiks. . . "Kami-sama, apakah aku bisa menyembunyikan perasaan ini lebih lama lagi? Bagaimana jika ia tahu bahwa aku mencintainya? Aku takut. . . dia membenciku" kata Rukia pada dirinya sendiri. Ia menangis dalam diam, ia tak mau ada seorang pun tahu ia sedang menangis. Setelah cukup lama ia menangis, akhirnya ia tertidur.

At Karakura High School. . .

KYAAAAAA! Kurosaki-kun! Ayo rebut bolanya!. "Kurosaki-kun, berjuang!. "Kurosaki-kun semangat! Teriak para gadis yang sedang menonton pertandingan basket antara Karakura High Schoool vs Hueco Mundo High School. Rukia dan Hinamori menikmati pertandingan, sedangkan Rangiku sibuk menyemangati sang idola, Gin Ichimaru. Tak henti-hentinya Rangiku meneriakkan nama Gin. Rukia dan Hinamori yang melihatnya hanya speechless.

"Gin! Ayo, semangat!" teriak Rangiku tak kalah dengan para gadis lainnya.

"Rangiku, semangat sekali" kata Hinamori.

"Ya, iyalah. Masa' mau diem aja. Lagipula Gin keren banget" jelas Rangiku.

"Daripada dia, cuma diem aja. Padahal pujaanya lagi pasang pose cool." lanjut Rangiku mengejek Rukia.

"Heh? Apa kamu bilang!" kata Rukia tidak terima.

"Hahaha, sudah-sudah" kata Hinamori menengahi pertengkaran mereka.

"Eh. . Eh, Rukia. Ichigo melihat ke sini" kata Rangiku.

"Mana-mana?" tanya Rukia tak sabaran.

Ichigo melihat ke arah Rukia. Tentu saja Rukia senang karena pujaannya melihatnya. Ichigo melambaikan tangannya. Rukia pun mengangkat tangan, ingin membalas lambaian Ichigo, segera ia mengurungkan niatnya. Karena ternyata Ichigo tak melambai padanya namun seseorang yang ada di belakangnya, Inoue Orihime.

"Inoue!" panggil Ichigo.

"Kurosaki-kun! Semangat ya!" teriak Inoue menyemangati Ichigo.

Ichigo hanya tersenyum. Rukia yang melihatnya, merasa sedih. Hinamori dan Rangiku hanya berdiam diri, melihat Rukia seperti itu. Kemudian Rukia langsung meninggalkan lapangan, menuju taman di belakang sekolah. Hinamori dan Rangiku pun mengikuti Rukia.

"Hosh. . . Hosh. . . " Rukia tersengal-sengal.

"Rukia. . . " kata Hinamori dengan nada sedih.

"Ahh. . . Aku nggak apa-apa kok" kata Rukia bohong.

"Aku mau sendiri dulu, maukah kalian meninggalkanku?" tanya Rukia.

"Ya. . . jangan berlarut-larut" kata Hinamori..

Rukia, akhirnya menangis sejadi-jadinya. Melihat orang yang disukainya menatap gadis lain. Tak ada orang yang tahu ia sedang menangis. Hanya Tuhan dan kedua temanya yang tahu, apa yang dirasakannya saat ini.

.

.

.


# Kuro na~na~na #

Canteen. . .

"Rangiku" panggil Rukia dengan wajah sedih.

"Hm, aba aba, Bubia? (ada apa, Rukia?)" kata Rangiku dengan mulut penuh makanan.

"Lebih baik kau telan makananmu dulu" kata Rukia.

Akhirnya Rangiku menelan makanannya. Dan bersiap menjadi pendengar yang baik.

"Rangiku, menurutmu apakah Ichigo menyukai Inoue?" tanya Rukia.

"Hah? Jangan bertanya yang aneh-aneh, deh"

"Tapi-".

"Hahhh. . . Dasar! Udahlah kaya gitu nggak perlu di pikir" ucap Rangiku.

"Daripada kaya gitu, mendingan kita makan aja deh" lanjut Rangiku mengalihkan pembicaraan.

"Iya sih, tapi ngomong-ngomong, Hinamori mana?" tanya Rukia sambil menarik kursi dan memesan makanan.

"Tau ah gelap. Paling-paling dia lagi sama Toushiro" jawab Rangiku.

"Oh . . . " Rukia ber'oh' ria.

"Yo!" sapa cowok nanas merah.

"Kita mau gabung, boleh?" tanya cowok rambut hitam.

"Boleh kan, Rukia~~" kata si rambut nanas ngejreng.

"Heh, kau Renji! Sejak kapan kau pandai merayu?" timpal Ichigo.

"Eh, si strowberry orange juga ada" ejek Rangiku.

"Kau. . " kata Ichigo mendeathglare Rangiku.

Rangiku yang di deathglare Ichigo hanya senyum gaje. Rukia yang melihatnya hanya tertawa.

"Hahaha, sudahlah Ichigo. Rangiku memang seperti itu" ujar Rukia.

"Ya. Hei, Rukia bisa-bisanya kau betah berteman dengannya. kata Ichigo sambil melirik Rangiku.

"Apa?" kata Rangiku cuek. Ia sedang asik berbicara dengan Kaien dan Renji.

"Hahaha, walaupun begitu Rangiku baik kok" ujar Rukia.

"Oh, iya? Mana si 'pendek itu?" tanya Renji menengahi pembicaraan Ichigo dan Rukia.

"Hmm, mungkin ia sedang bersama Hinamori" jawab Rukia.

"Enaknya, kalau udah punya pacar" kata Kaien.

"Hahaha, makanya nyari dong" sahut Ichigo.

"Halah, memangnya kamu udah punya apa?" tungkas Kaien.

"Hei, hei, tenyata kalian pada di sini" kata seseorang bertubuh pendek yang baru saja di bicarakan.

"Udah daritadi kalee" jawab Ichigo dkk kompak.

"Biasa aja kenapa? Telinga ku jadi sakit nih" kata Toushiro.

"Salah sendiri, pacaran mulu'" ujar Rangiku.

"Iya, mentang-mentang punya pacar" tambah Kaien.

"Sudah-sudah. Kami sedang mengerjakan tugas dari Aizen-senpai kok." jelas Hinamori.

"Tugas apa tugas?" goda Renji

"Hei? Kau itu. . . " kata Toushiro marah.

"Iya, kok. Tugas" kata Hinamori meyakinkan teman-temannya.

"Oh. Aku kira kalian pacaran" kata Kaien

"Siapa yang pacaran! kata Hinamori dan Toushiro bersamaan, malu tapi mau.

"Pacaran juga ga papa" ucap Rangiku.

"RANGIKU!" bentak Hinamori dan Toushiro dengan wajah semerah tomat.

Semuanya pun tertawa karena sikap Rangiku yang membuat Hinamori dan Toushiro malu. Ya, bercanda tawa membuat persahabatan mereka semakin erat. Tanpa disadari oleh Ichigo, Rukia sedang melihatnya tertawa. Yang membuat Rukia tersipu malu.

'Kami-sama, terima kasih kau telah memberiku kesempatan melihat Ichigo tersenyum bahagia.

Seandainya, aku yang membuatnya bahagia. Ichigo. . . Taukah kau melihatmu yang tersenyum seperti itu, sudah cukup membuatku bahagia'

# Kuro na~na~na #

Hari tetap berjalan seperti biasa. Kejadian yang tak terduga sering terjadi. Ada yang menyedihkan

ada juga yang meyenangkan. Seperti yang telah terjadi pada Rukia.

TAP. . . TAP. . . TAP. Bunyi derap langkah yang semakin cepat. Terlihat seorang cewek bertubuh semampai ( semeter ga sampai #plak) dan berambut hitam sedang berlari dengan wajah yang gembira. Menuju taman di mana biasanya ia dan kedua temannya menghabiskan waktu bersama

"Hosh. . . Hosh. . . Hosh" Rukia akhirnya sampai, nafasnya pun tersengal-sengal.

"Rukia! Kau itu habis ngapain sih?" tanya Hinamori.

"Paling-paling Ichigo" ucap Rangiku asal-asalan.

"Hah? Rukia apa itu benar?" tanya Hinamori heran.

"Hosh. . y. . ya" jawab Rukia masih dengan nafas tersengal-sengal.

"Bernafaslah dahulu lalu ceritalah" saran Hinamori.

Rukia pun mengambil posisi duduk diantara kedua temannya.

"Begini ceritanya. . ."


FLASHBACK 2 DAYS AGO. . .

Library. . .

' Ahh! Sial! Kenapa bukunya di tempat yang tinggi sih? Mana nggak nyampek lagi! Ughh. . . Kalau naik bisa nggak ya? 1. . . 2. . . 3. Yak! Bentar lagi '

Kemudian ada tangan besar yang mengambil buku tersebut.

"Hhhh. . . Kau itu. Bilang donk kalau butuh bantuan" kata pemilik tangan tersebut.

"I. . . Ichigo-"

Tiba-tiba Rukia kehilangan keseimbangan.

"W. . . Wa. . . Wa. . . Waaaaa!"

"He. . . Hei. . . Ruki-"

"HUWAAAAAAAA! ICHIGO, AWASS!

BRUUUUUKKKKKKKKK

"Aww. . . Sakiiit" rintih Rukia.

"Lho? Ichigo? Kau di mana?" tanya Rukia.

"Aku. . . di sini, Midget"

"Di mana?"

"Di bawah mu!"

Rukia menyingkirkan badannya dari Ichigo.

"Ma. . Maaf!"

"Iya. . . Nggak apa-apa kok" kata Ichigo sambil tersenyum.

BLUSSSH. Wajah Rukia pun memerah.

"Aww. . . Sakiit" rintih Rukia sambil memegang kakinya.

"Eh, kau kenapa, Rukia?" kata Ichigo khawatir.

"Kakiku. . ."

"Sini aku lihat"

"Wah, Rukia. Kakimu keseleo"

"Hah?"

"Iya keseleo. Lebih baik kau ku gendong ke UKS" saran Ichigo.

"Eh. . Eng. . . Enggak usah! Aku bisa jalan kok" tolak Rukia.

HUP! Ichigo menggendong Rukia ala bridal style. Rukia langsung memerah karena hal yang di lakukan Ichigo.

Di UKS. . .

"Rukia, kau di sini saja dulu. Aku mau ke kelasmu dulu. Aku akan bilang bahwa kau sedang sakit" ucap Ichigo.

"Ta. . . tapi- "

"Ya?" kata Ichigo meyakinkan Rukia dengan senyum manisnya.

Akhirnya, Ichigo keluar meninggalkan Rukia sendirian.

'Kami-sama. . . Terima kasih atas kejadian ini, sehingga aku bisa bersama Ichigo. Namun, hal ini akan membuatku semakin jatuh cinta padanya. Haruskah aku menyembunyikan perasaan ini lebih lama lagi? Apakah aku akan sanggup? Kami-sama, berikan aku petunjukmu'

END FLASHBACK

"Jadi gitu, ceritanya" kata Hinamori.

"Ya. Bayangkan aku bisa bersama Ichigo!" ujar Rukia senang.

"Hm. Lalu kakimu yang keseleo itu?" tanya Rangiku.

"Ini" kata Rukia menunjukkan kakinya yang keseleo

"Sakit tidak" kata Rangiku memijat kaki Rukia, dan sukses membuat Rukia merintih kesakitan.

"AWWWW" rintih Rukia.

"Sakit tahu!"

"Kalau kaya gitu kenapa masih bisa lari? Apa kau tak memikirkan kakimu?" tanya Rangiku.

"Hehehe" jawab Rukia cengengesan.

"Eh, Ichigo mana ya?" tanya Rukia.

"Mana kami tahu. Apa perlu kami panggilkan?" goda Hinamori dan Rangiku.

"1. . . 2 . . . 3. . . Ichi-"

"Apaan sih kalian berdua?" kata Rukia malu.

"Tapi Rukia, apa kau akan seperti ini terus? Apa kau akan sanggup menyembunyikan perasaan itu lebih lama lagi?" tanya Hinamori.

"Aku juga tidak tahu, Hinamori. Aku takut bila suatu hari nanti Ichigo akan mengetahui semuanya" jawab Rukia sedih.

"Kalau begitu, kenapa kau tak memberitahunya? Ya, aku tahu sih betapa sulit untuk mengatakannya"

"Hinamori, aku butuh waktu dan kesiapan hati untuk ini" ujar Rukia.

"Haaaaah, ya sudah terserah kamu. Tetapi suatu saat nanti kau harus mengatakannya. Rukia, kau tak ingin kan jika Ichigo membencimu?" kata Hinamori.

"Iya. Aku akan berusaha"

"Apaan sih serius amat. Ayo ke kantin aku lapar nih" kata Rangiku.

"Iya, iya dasar nggak sabaran!" ucap Rukia dan Hinamori.

.

.

.


# Kuro na~ na~ na~ #

"Hei Rangiku. Aku merasa kasihan pada Rukia"

"Ya, aku juga. Bisa-bisanya ia seperti itu. Apa dia tak merasa lelah memendam perasaan itu"

"Kau benar. Seharusnya dia mengatakannya. Lagipula belum tentu Ichigo akan membencinya"

"Yah seperti itulah Rukia. Padahal banyak cowok yang menyukainya, namun tetap saja hati Rukia untuk Ichigo"

"Ya. Ichigo, Ichigo, dan Ichigo"

Dan ternyata, Ichigo ada di belakang mereka, tidak sengaja mendengarkan pembicaraan mereka sedari tadi. "Oh. . ." Ichigo bergumam. Rangiku dan Hinamori terkejut, langsung menengok ke tempat Ichigo. Ichigo yang di lihat seperti itu merasa risih dan akhirnya pergi meninggalkan mereka berdua.

"Hi. . . Hinamori. . . apa dia mendengar pembicaraan kita? Nggak mungkin, kan?

"Mu. . . mungkin saja" jawab Hinamori gugup.

"Maafkan kami, Rukia" ujar mereka sedih.

.

.

Sementara itu. . .

'Mereka berdua ke mana ya? Kenapa mesti aku yang mencari mereka sih'

Rukia berjalan menyusuri koridor, mencari kedua temannya. Ia melewati Ichigo, dan tersenyum. Biasanya Ichigo akan membalasnya, namun ia malah memasang wajah dingin.

'Kenapa Ichigo menatapku dingin? Apa yang sebenarnya terjadi?'

Rukia melanjutkan mencari ke dua temannya. Akhirnya ia sampai di kantin.

"Hei! Kalian!" panggil Rukia dari kejauhan.

"Hei!" sahut Rangiku melambaikan tangan pada Rukia.

"Kalian kok ninggalin aku sih?" ujar Rukia setelah sampai di meja kedua temannya.

"Hahaha, maaf"

"Oh iya, Ichigo kenapa sih? Kok sikapnya jadi dingin" tanya Rukia.

"Mana kami tahu" jawab mereka sekenanya.

"Oh"

'Rukia, maafkan kami. Sebenarnya di sudah tahu tentang perasaanmu sehingga dia menjauhimu'

.

.

.

The Next Day . . .

Saat ini mereka sedang berada di kantin.

"Rukia, Ichigo sudah memiliki kekasih" kata Hinamori.

"Hahaha, kau bercanda" ucap Rukia tak percaya.

"Aku serius, Rukia".

"Pasti kau sedang bercanda"

"Iya, kok kami dengar sendiri" timpal Rangiku yang baru saja membeli minuman.

"TIDAK MUNGKIN!" bentak Rukia. Kemudian Rukia berlalu menjauhi kedua temannya.

"Maafkan kami Rukia" ucap mereka berdua.

'Mana mungkin, Ichigo memiliki kekasih. Setahuku dia tak pernah dekat dengan gadis di sini. Namun bisa saja. Apa lebih baik aku pastikan sendiri ya?'

Rukia pun bergegas menuju kelasnya. Namun ia tak menemukannya. Kata Renji, Ichigo sedang berada di taman belakang. Segera Rukia bergegas ke sana, memastikan apakah yang di katakan kedua temannya adalah benar.

Sesampainya di sana, ia disuguhi pemandangan yang sangat menyakitkan baginya. Melihat orang yang di sukainya berciuman dengan seorang gadis, gadis itu rupanya, Inoue Orihime. Mereka terlihat sangat bahagia, menunjukkan tanda cintanya melalui ciuman tersebut. Tangan Ichigo menyentuh pinggang Inoue dan Inoue mengalungkan tangannya di leher Ichigo. Sungguh hati Rukia terasa miris melihat ini. Rukia pun bersembunyi, tak percaya apa yang tadi di lihatnya.

'Tidak! Tidak mungkin itu Ichigo dan Inoue- mereka. . Mereka berciuman. . Kenapa? Kenapa?'

Rukia pun berlari menuju kamar mandi, mencoba menenangkan hatinya. Ia menangis dalam diam. "Ichigo. . . kenapa . . . " gumam Rukia.

Setelah merasa cukup tenang, ia kembali ke kelasnya, rupanya Unohana-sensei sudah masuk duluan dan memulai pelajaran.

"Rukia, dari mana kau?" tanya Unohana-sensei.

"Permisi, maaf saya terlambat masuk kelas" ujar Rukia sambil menundukkan wajahnya yang habis menangis.

"Ya sudah, duduklah" suruh Unohana-sensei.

Rukia melewati tempat Rangiku. Rangiku menatapnya heran.

TENG. . . TENG. . . TENG. . Pelajaran berakhir. Para siswa bersorak senang. Semuanya sibuk berkemas dan mulai keluar dari kelas. Tapi tidak untuk Rukia, ia masih saja diam. Hinamori dan Rangiku menghampiri Rukia.

"Rukia. . . Apa yang terjadi?" kata Hinamori cemas.

". . ." Rukia tidak menjawab.

"Rukia. . ."

"Maaf teman-teman. . ." setelah mengatakan kalimat itu Rukia berlalu meninggalkan mereka berdua.


At Rukia's Home

"Tadaima" sapa Rukia lesu.

"Okaeri, Rukia" ucap Hisana.

"Lho? Rukia kau kenapa?" tanya Hisana khawatir.

"Hn, tidak apa-apa"

"Rukia. . . kalau kau punya masalah, ceritakan padaku"

"Ya, kak." kata Rukia kemudian menaiki tangga menuju kamarnya.

BRUKKK. Rukia menjatuhkan dirinya ke ranjang. Merenungkan apa yang tadi dilihatnya. Tak terasa air mata Rukia merembes keluar. Rukia sangat menyesal telah menyukai- tidak tepatnya mencintai Ichigo. Ia merasa pengorbanannya selama ini sia-sia. Bagaimana tidak? Ia sudah lama mengenal Ichigo dan benih-benih cinta pun tumbuh di dalam hatinya. Namun ia tidak menyatakan, karena ia takut bila suatu saat nanti Ichigo akan membencinya dan menjauhinya. Sungguh menyakitkan bagi Rukia.

"Inikah balasan atas segala pengorbananku selama ini? Tak tahukah kau selama ini aku selalu tersiksa karena perasaanku padamu. Rupanya aku terlalu berharap lebih, untuk bisa memilikimu. Namun, ternyata hatimu telah menjadi milik Inoue. Kami-sama, jika Ichigo bukanlah takdirku mengapa kau pertemukan aku dengannya?"

"Bodohnya kau, Rukia Kuchiki.. ." gumam Rukia pada dirinya sendiri.

"Hiks. . . Hiks. . .Hiks" selanjutnya yang terdengar adalah isak tangis Rukia. Seharian ia tak keluar kamar. Ia lupa makan siangnya. Hisana yang khawatir dengan keadaan Rukia pun menghampiri Rukia ke kamarnya. Rupanya pintu kamar Rukia tak di kunci, Hisana membuka pintu itu sedikit. Ia melihat adiknya menagis. Akhirnyu Hisana memutuskan untuk tidak mengganggunya.

Pagi harinya, Rukia merasa pusing karena ia semalaman menangis. Tubuhnya panas, wajahnya pucat. Namun baginya, rasa sakit yang di rasakannya saat ini tidak seberapa dibandingkan dengan rasa sakit yang ada di hatinya.

At Karakura High School

"Rangiku, kok Rukia belum datang ya?" tanya Hinamori.

"Mana aku tau, semenjak ia tahu Ichigo punya pacar, sikapnya berubah"

"Rukia, apa yang terjadi?"

#Kuro na~ na~ na~ #

Bel pun berbunyi, pelajaran jam terakhir telah berakhir, para siswa pun berkemas-kemas. Hinamori dan Rangiku berencana setelah ini mereka akan menjenguk Rukia.

At Rukia's Home

TING. . . TONG. . . Bel rumah Rukia berbunyi sepertinya ada tamu.

CKLEK. . . Pintu pun terbuka. Rupanya Hisana yang membukanya.

"Permisi" kata sang tamu.

"Ya? Eh Rangiku dan Hinamori. Mau menjenguk Rukia ya?"

"Iya, kak"

"Silakan masuk" Hisana mempersilahkan.

"Kamar Rukia ada di lantai dua, pintunya berwarna violet" jelas Hisana.

"Oh, iya kalian mau minum apa?" tambah Hisana.

"Ah, tidak perlu repot-repot, Kak. Kami cuma sebentar kok"

Kemudian mereka menuju kamar Rukia

TOK. . . TOK. . . TOK

"Masuk"

"Hai, Rukia" sapa mereka berdua

"Hai" balas Rukia.

"Kau sakit?"

"Ya, begitulah" jawab Rukia seadanya

"Apa karena Ichi. . . go?" tanya Rangiku pelan, ia takut melukai perasaan Rukia.

". . ."

Rukia membenamkan kepalanya di antara lututnya. Hiks. . . Hiks. . . Hiks. Selanjutnya yang terdengar adalah isak tangis Rukia. Tubuh Rukia bergetar, sepertinya ia sedang menahan sakit dan perih yang ada di hatinya. Sungguh, malang nasib Rukia, mencintai tanpa dicintai.

"Hiks. . .Hiks"

"Rukia, maafkan kami, Ichigo sudah tahu tentang perasaanmu. Kemarin, kami membicarakan tentangmu, dan ternyata Ichigo mendengarnya. Mungkin itu alasannya mengapa ia bersikap dingin padamu dan menjalin hubungan dengan Inoue" sesal Hinamori.

"Dan mungkin, ia bertindak seperti itu, agar kau tidak mencintainya lagi" tambah Rangiku.

Rukia kaget, kemudian mengangkat wajahnya. Menatap kedua temannya. Lalu, ia tersenyum.

"Itu. . . bukanlah kesalahan kalian. Ini terjadi karena aku yang terlalu lama memendam perasaan ini. Dan ini memanglah sudah takdirku."

"Soal itu, biarkanlah ia bertindak seperti itu. Aku sudah menyerah tentangnya" tambah Rukia.

"Rukia. . . " ucap mereka berdua. Langsung memeluk Rukia.

"Maafkan kami. . "

"Hahaha, sudahlah kan aku bilang ini bukan kesalahan kalian" ujar Rukia menenangkan kedua temannya.

Acara saling berpelukan itu akhirnya berakhir, karena Hinamori dan Rangiku harus pulang, hari sudah sore.

"Kami pulang dulu ya, Rukia"

"Eng. . . teman-teman, maafkan aku. Kemarin aku membentak kalian" ujar Rukia menyesal.

"Iya. Cepatlah sembuh dan kau bisa kembali ke sekolah"

"Ya, terima kasih Hinamori, Rangiku"

"Maaf, aku tak bisa mengantarkan kalian"

"Tidak apa-apa. Santai saja"

"Daaah, Rukia!"

CKLEK. Pintu Rukia tertutup.

TBC

Separo dulu ya, sebenernya Kuro pengin bikin Oneshoot tapi nanti kepanjangan. Makanya di buat chapteran n sekalian coba-cobalah. . . Maaf kalau hasilnya kurang memuaskan. Kuro sudah berusaha keras agar ficnya disukai banyak orang.

GOMENASAI !

#bungkukdalem-dalem#

Kurosaki Na Na Na

REVIEW