Nijimura kesal melihat kekasihnya yang seharusnya datang sendirian itu sekarang malah datang ditemani seseorang yang paling tidak ingin dia lihat.
.
.
Kuroko no Basuke milik Tadatoshi Fujimaki
'Aniki' milik ShuuShou
Pairing : NijiHaiKei(?)
Warning : OOC, typo, eyd berantakan, cerita gaje
Happy Reading...
.
.
.
Nijimura melirik jam di tangan untuk kesekian kalinya.
"Tch. Kemana si berandal itu? Sudah kubilang agar jangan datang terlambat." Ia mengetuk-ngetukkan kaki tidak sabaran.
"Shuuzo." Sebuah suara tak asing datang dari belakang memanggil nama kecil sang kapten Teiko tersebut.
Datang juga kau.
"Kenapa lama sekali Shou-" Kalimat protesnya terhenti begitu melihat seseorang dengan jaket hitam dan kaos berdiri di sebelah Haizaki.
"Err- maaf aku terlambat. Kakakku memaksa ingin ikut."
"Hah?"
"Yo, Monyong." Tangan orang itu melambai santai ke arah Nijimura. Bibir berantingnya menyunggingkan senyuman menyebalkan yang membuat Nijimura ingin melayangkan tong sampah terdekat ke wajah itu.
Ya, tong sampah. Sepertinya itu cukup untuk dilemparkan ke wajah seorang pengganggu seperti Haizaki Keigo yang notabenenya adalah kakak satu-satunya dari Haizaki Shougo. Dilihat dari wajah keduanya cukup mirip. Namun ada sedikit perbedaan diantara keduanya. Kalau Haizaki memiliki rambut abu-abu dan bertindik di telinga saja, Keigo memiliki rambut berwarna hitam dan memiliki tindikan di kedua telinga serta di bibir bawah sebelah kiri.
Nijimura menatap malas. "Kenapa kau ikut kesini juga, Keigo?"
Yang ditanya hanya mengangkat bahu. "Tidak ada alasan khusus. Memangnya kenapa? Kau keberatan~?"
Tch. Pertanyaan bodoh. Mana ada orang yang tidak keberatan kalau kencannya diganggu? Dasar sial. Nijimura merutuk dalam hati.
Keigo bisa dibilang seorang brother complex. Ia sangat konsen terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan Haizaki. Namun pria bersurai raven itu selalu menyangkal jika dibilang punya cinta berlebih terhadap adiknya-si surai abu. Tapi apa namanya kalau bukan brother complex kalau setiap kali Nijimura dan Haizaki akan berkencan Keigo selalu saja datang mengganggu?
"Tentu saja sangat keberatan, A-NI-KI," Nijimura memberikan penekanan pada akhir kalimatnya. Wajah tampannya memunculkan senyuman manis namun dengan tambahan perempatan imajiner di pelipis dan aura hitam yang menguar di belakang. "Tidak bisakah kau membiarkan kami pergi berdua saja, huh?"
"Ah... sudahlah," Keigo mengibaskan tangan di depan wajah. "Aku tidak akan mengganggu kalian. Aku hanya ingin lihat kemana kalian kencan saja. Benar 'kan, Shou?" Tangan Keigo merangkul pundak Haizaki. Memangnya kau pikir aku akan membiarkanmu berduaan saja dengan Shou? Heh, selama aku disini kau tidak akan bisa, pelangi sialan. Keigo tertawa dalam hati saat melihat wajah Nijimura yang sekarang seakan ingin menelannya.
Haizaki hanya diam. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Salah menjawab bisa-bisa ia berakhir babak belur. Terjebak di antara mereka berdua rasanya seperti makan buah simalakama. Mau berpihak kemana akan sama saja. Kalau ia memihak Nijimura, Keigo pasti tidak akan tinggal diam dan nanti akan menghajarnya di rumah seperti yang sudah-sudah. Kalau ia memihak Keigo, bisa dipastikan Nijimura akan menghukumnya dengan hukuman yang membuat Haizaki tidak bisa berjalan dengan benar selama beberapa hari. Walaupun sebenarnya dia menyukai hukuman dari Nijimura. Sadis tapi manis.
Dasar bodoh. Apa yang kupikirkan?
"Tch. Sial" Haizaki memaki diri sendiri. Dan makian itu terdengar oleh kakaknya yang kini masih merangkulnya.
"Ada apa?"
"Tidak ada apa-apa." Haizaki melirik arah lain.
Tanpa aba-aba Nijimura menarik tangan Haizaki hingga terlepas dari rangkulan Keigo kemudian memeluknya dari belakang. Haizaki terperanjat.
"Pokoknya Shougo akan berkencan denganku hari ini dan nyamuk beranting sepertimu tidak boleh ikut, Keigo." Nijimura meletakkan dagunya di pundak Haizaki. Kedua tangannya melingkari pinggang ramping itu hingga membuat dadanya menempel dengan punggung si surai abu. "Hei, kenapa kakakmu keras kepala sekali?" bisiknya.
"Mana aku tahu? Dia sudah begitu dari dulu."
"Huh, dia mirip denganmu. Keras kepala. Sifat pencemburunya juga mirip." Nijimura meniupkan udara ke telinga Haizaki. Haizaki sedikit bergidik saat merasakan tiupan nafas Nijimura di telinganya.
"Aku tidak pernah cemburu. Dan jangan tiup telingaku, bodoh."
"Kau sering cemburu. Dasar tsundere." Nijimura manyun.
"Tch. Sudah berapa kali kukatakan padamu aku bukan tsundere."
"Mana ada tsundere yang mengaku?"
"Urusai." Haizaki mengulurkan tangan menarik poni Nijimura namun dibalas kecupan singkat di pipi kiri oleh sang kapten. Haizaki merona. Nijimura mengusap lembut pipi yang memerah itu. Ia paling suka warna pipi Haizaki saat ini. "Manis sekali." Nijimura tersenyum menggoda.
"Diam kau."
Perdebatan singkat sepasang kekasih itupun berakhir.
Keigo menyilangkan tangannya di depan dada. Dia tersenyum namun dengan senyuman yang dihiasi beberapa perempatan di kening dan pipinya.
"Oi, kalian berdua. Jangan membuat mataku sakit. Dan kau-" Telunjuk Keigo mengarah tepat ke wajah Nijimura. "Jauhkan tangan dan bibir monyongmu itu dari adikku kalau tidak mau kubuat wajahmu itu jadi lukisan abstrak."
Nijimura mengalihkan perhatiannya dari wajah Haizaki yang memerah. "Jangan menggangguku, Keigo. Dan, memangnya kau bisa melukis? Aku tidak yakin." Tangannya masih melingkari pinggang Haizaki.
"Heh, tentu saja bisa. Mau coba?" Keigo menyeringai. Pasti akan menyenangkan sekali melukis dengan menggunakan tinjunya sebagai kuas dan wajah Nijimura sebagai kanvasnya. Cat? Oh, tenang saja. Darah si monyong itu yang akan jadi catnya.
Nijimura balas menyeringai. "Boleh saja, tapi aku sedang malas meladenimu. Aku tidak mau mengotori tanganku dan merusak hari berkencanku dengan Shougo." Nijimura melepaskan pelukannya dan beralih menarik tangan Haizaki. "Ayo Shougo, tinggalkan saja kakakmu itu."
Haizaki hanya bisa pasrah.
Tapi tidak dengan Keigo.
"Tunggu dulu-". Ia pun menarik tangan Haizaki yang satunya. "Kau tidak akan pergi berdua saja dengannya karena aku akan ikut."
Nijimura mendecih. "Keras kepala," Namun beberapa saat kemudian ia tersenyum. "Setelah kupikir-pikir... silakan saja kalau kau mau ikut, aku tidak keberatan bermesraan dengan Shougo di depanmu." Sudut bibirnya sedikit terangkat. Menampilkan senyuman miring menyebalkan yang penuh arti.
Twitch
"Coba saja kalau kau bisa, monyong."
"Jangan meremehkanku, bibir anting."
Haizaki berdelusi melihat petir menyambar dramatis di belakang kedua orang itu persis seperti adegan di komik-komik yang pernah ia baca dan sekarang ia malah terjebak di tengah-tengahnya.
Ini akan merepotkan...
.
.
.
TBC strikes! /dilempar/
Yosh, Fanfic ini special written buat senpai pelangi dan aniki yang belakangan ini sering tawuran
Semoga kalian menyukainya
Chapter berikutnya bakalan diapdet kalo udah selesai. Tee hee~/dibuang/
Mind to RnR?
