Coffee Story

.

SUJU and EXO couple

.

Rate T

.

Warning : Typo(s), Yaoi, Boys Love

.

DON'T LIKE, DON'T READ

.

Chap 1

.

.


"Tempat ini bagus.. Sayang sekali kalau ditutup.. Untung ayahmu belum menjualnya." gumam seorang namja cantik, sebut saja namanya TEUKI.

"Iya, sayang.. Kau suka ?" tanya seorang namja yang lebih kekar, sebut saja namanya KANGIN.

"Hm ! Aku suka.. Tinggal sedikit dibersihkan, tempat ini pasti akan luar biasa." jawab Teuki.

"Ya, sayang.. Ayahku pasti akan senang kalau kita membuka lagi kafe kebanggaannya." Kangin memeluk Teuki dari belakang.

"Terima kasih, sayang.. Kau mau mememenuhi permintaan ayahku." Kangin mencium bahu Teuki.

Teuki membalikkan tubuhnya sehingga menghadap Kangin.

"Ayahmu adalah ayahku juga, sayang.. Aku telah menyayanginya seperti ayah kandungku sendiri.. Semoga dia bahagia di surga." Teuki mengelus pipi Kangin.

Kangin mencium bibir Teuki singkat, lalu mereka tersenyum.

"Baiklah.. Saatnya bekerja !" seru Teuki.

.

.


Teuki dan Kangin adalah sepasang 'suami – suami' yang baru menikah 3 bulan setelah 5 tahun berpacaran. Mereka bertemu di Amerika ketika sama – sama kuliah di universitas yang sama. Mereka bersahabat, saling mencintai, lalu menikah. Orang tua Teuki sudah tiada sejak Teuki masih duduk di bangku SMP. Ibu Kangin telah meninggal saat usia Kangin 10 tahun, dan ayahnya meninggal 3 tahun yang lalu.

Ayah Kangin adalah sosok yang sederhana yang menyayangi anaknya dan mementingkan pendidikan anaknya. Ayah Kangin awalnya membuka kedai kopi kecil – kecilan, lalu seiring berjalannya waktu kedai itu bertambah luas menjadi kafe. Dengan kerja kerasnya mengurus kedai kopi tersebut, Kangin bisa meneruskan pendidikannya ke Amerika.

Ketika ayah Kangin sakit – sakitan, dia sempat menutup kafe tersebut dan memberhentikan semua pegawainya. Lalu di permintaan terakhirnya sebelum meninggal, dia meminta Kangin dan Teuki untuk meneruskan usaha kafenya.

Kangin dan Teuki sekarang telah sukses. Kangin adalah seorang CEO di perusahaannya, sedangkan Teuki adalah sekretaris di sebuah perusahaan besar. Tapi, tiba – tiba Teuki teringat dengan amanat sang ayah mertua yang menginginkannya melanjutkan usaha kafenya tersebut.

Akhirnya, mereka menyempatkan diri untuk melihat kafe yang sudah tutup itu dan berniat merenovasinya. Teuki dan Kangin membawa beberapa orang untuk membantu mereka merapikan tempat tersebut.

.


"Tolong taruh meja dan kursi ini di sudut sana dan pastikan semua posisinya adalah yang terbaik untuk melihat pemandangan di luar sana." titah Teuki.

Kangin menghampiri Teuki.

"Kau lelah, sayang ?" tanya Kangin sambil mengusap peluh yang ada di dahi Teuki.

Teuki tersenyum sambil menggeleng.

"Tidak, sayang.. Ini menyenangkan." jawab Teuki.

"Kalau kau lelah, kau bisa istirahat sebentar.. Aku akan membeli minuman." usul Kangin.

"Tidak usah.. Lagipula, ini tinggal sebentar lagi." balas Teuki.

Ketika mereka sedang asyik mengobrol, tiba – tiba mereka melihat seseorang yang memperhatikan kafe dari luar.

"Kenapa orang itu ? Kenapa segitunya memperhatikan kafe kita ?" tanya Kangin.

"Tidak tahu, sayang.. Lebih baik kita hampiri dia." jawab Teuki.

.

"Maaf.. Ada yang perlu kami bantu ? Kenapa anda begitu serius memperhatikan kafe kami ?" tanya Kangin.

Orang itu tertegun.

"Kafe kalian ?" tanya orang tersebut.

Kangin dan Teuki mengangguk.

"Apa paman Kim menjualnya pada kalian ?" tanya orang itu.

Kangin dan Teuki mengerutkan dahi mereka.

"Paman Kim ? Kau mengenal ayahku ?" tanya Kangin.

"Ayah ? Jadi kau anak paman Kim ?" tanya orang itu balik.

Kangin mengangguk sebagai jawaban.

"Ya.. Dia ayahku, dan ini suamiku." jawab Kangin sekaligus memperkenalkan Teuki.

Lalu, orang itu membungkuk.

"Maaf.. Kenalkan, aku Park Chanyeol.. Aku tidak tahu kalau kau adalah anak dari paman Kim.. Lalu, kemana paman Kim ?" orang itu memperkenalkan diri.

"Bagaimana kalau kita mengobrolnya di dalam ?" usul Teuki.

Lalu, Kangin dan Teuki mempersilahkan Chanyeol masuk dan duduk.

"Maaf, Chanyeol-ssi.. Kami tidak bisa menyuguhkan apa – apa." ucap Teuki.

"Tidak apa – apa." balas Chanyeol.

"Oh iya, aku belum memperkenalkan diri.. Aku Kangin, dan ini Teuki.. Kami baru menikah 3 bulan yang lalu." Kangin memperkenalkan diri.

"Wah.. Jadi kalian pengantin baru ? Selamat untuk kalian kalau begitu.. Tapi, dimana paman Kim ?" tanya Chanyeol.

"Kau tahu ayahku ?" tanya Kangin.

"Ya.. Bisa dibilang, aku adalah pelanggan kesayangannya.. Sejak aku SMA, aku selalu mampir kesini untuk minum kopi buatan paman Kim.. Tapi, dia menutup kafe ini sejak 3 tahun yang lalu.. Aku tahu dia sakit, tapi dia tetap membuka kafe ini.. Katanya, ini bukan masalah uang tapi dia sangat menyayangi dan menghargai pelanggannya.. Menurutnya, orang – orang yang datang kesini adalah orang – orang yang mempunyai ceritanya masing – masing.. Dan dia akan dengan senang hati mendengarkan keluh kesah pelanggannya.. Makanya, aku merasa sayang sekali saat kafe ini tutup.. Lalu, aku tadi kaget karena kafe ini telah buka kembali." jawab Chanyeol.

"Ayahku sudah meninggal.. 3 tahun yang lalu.. Dan dia meminta kami untuk meneruskan usaha kafe ini kembali." jelas Kangin.

"Aku turut berduka cita.. Paman Kim adalah orang yang sangat baik.. Dia selalu membuat kopinya dengan hati dan cinta.. Itulah yang membuat pelanggannya tak bosan untuk datang kemari.. Paman Kim juga sering menceritakan anaknya yang sedang belajar di luar negeri.. Dia sangat bangga padamu." cerita Chanyeol.

Kangin tersenyum.

"Terima kasih telah menjadi pelanggan setia ayahku." balas Kangin.

"Sama – sama.. Bolehkah aku memanggil kalian 'hyung' ? Aku rasa kalian lebih tua dariku.. Hehe." tanya Chanyeol.

"Baiklah.. Panggil kami 'hyung'.. haha." jawab Teuki.

"Kalian akan membuka kafe ini lagi ?" tanya Chanyeol.

"Ya.. Kami sedang membereskannya dan akan merenovasinya sedikit." jawab Kangin.

"Hyung ! Jadikanlah aku salah satu pegawai disini.. Aku jamin kalian tidak akan kecewa karena memperkerjakanku disini.. Aku mohon." mohon Chanyeol.

Kangin dan Teuki mengerutkan dahi mereka dan saling menatap.

Lalu, Kangin dan Teuki mengangguk.

"Baiklah.. Kau diterima bekerja disini, Chanyeol-ah." kata Teuki.

Mata Chanyeol berbinar senang.

"Terima kasih ! Terima kasih, Teuki hyung ! Terima kasih, Kangin hyung !" seru Chanyeol sambil menjabat tangan Kangin dan Teuki.

"Kenapa kau ingin sekali bekerja disini ?" tanya Teuki penasaran.

"Itu.. Karena.. Aku sangat menyayangi paman Kim dan menganggapnya sebagai orang tuaku sendiri.. Dan juga aku bertemu dengan seseorang yang aku cintai di tempat ini.. Tapi, sekarang dia harus pergi dan aku tak tahu kapan dia akan kembali.. Aku berharap dia masih mengingat tempat ini sebagai tempat yang paling bermakna dalam hubungan kita." jawab Chanyeol.

"Aaawwwww.. Kau romantis sekali, Chanyeol.. Beruntung sekali menjadi orang yang kau cintai." puji Teuki.

Kangin mendelik.

"Ekhem !" dehem Kangin.

"Aishh ! Tenang saja, sayang.. Aku hanya mencintaimu." Teuki mengecup pipi kanan Kangin.

Kangin memutar bola matanya malas, lalu balas mengecup pipi Teuki.

"Aigoo.. Tolong jangan bermesraan di depanku ! Aku bisa iri.. Bisa – bisa aku tambah merindukan orang yang aku cintai." keluh Chanyeol.

Kangin dan Teuki tersenyum.

"Carilah yang lain kalau begitu." saran Kangin.

"Aku mencintainya, hyung.. Dan aku juga yakin dia mencintaiku." jawab Chanyeol sambil memperlihatkan sebuah cincin yang melingkar di jari manis Chanyeol.

"Kau sudah menikah ?" tanya Teuki.

"Hmm.. Begitulah." jawab Chanyeol sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Aigoo.. Dia sudah berisitri, sayang." ucap Teuki pada Kangin.

"Baiklah.. mulai besok, kau bisa bekerja." ucap Kangin.

"Kenapa besok, hyung ? Aku kan bisa membantu kalian sekarang.. Aku akan mengecat dinding sebelah sana." ucap Chanyeol.

Teuki dan Kangin tersenyum.

"Baiklah.. Terserah padamu saja." ucap Kangin.

Setelah itu, Chanyeol mengambil peralatan dan mulai mengecat dinding.

.

"Kau mulai bersemangat, sayang." Kangin merangkul Teuki.

"Ya.. Berkat Chanyeol.. Aku rasa, kita mulai punya harapan untuk membangun kafe ini kembali." jelas Teuki sambil memandangi Chanyeol.

"Iya, sayang.. Aku rasa dia anak yang baik.. Dia bisa membantumu kalau aku tak ada." ucap Kangin.

Teuki mengangguk.

"Setelah ini, kita harus mencari pegawai – pegawai baru." ucap Teuki.

"Baiklah, nyonya Kim.. Permintaanmu adalah kewajiban bagiku." goda Kangin.

Teuki tersenyum.

"Aku mencintaimu." bisik Teuki.

"Aku lebih mencintaimu." balas Kangin.


.

.

.

TBC

.

Gimana ? Mau dilanjut apa nggak nih ? Masih banyak couple yang mau aku munculin..

Maaf, belum bisa ngelanjutin ff yang belum selesai.. Malah bikin ff baru.. hehe..

Kalau banyak dari kalian yang pengen dilanjutin, aku bakal lanjutin ff ini.. tapi kalau nggak, ya berarti cukup sampai disini..

Makasih banyak.. ^^

Annyeong ^^